"Jika aku boleh tahu, siapa namamu dan dari mana kamu berasal?" Ucap Tsaritsa penasaran
"Aku Rull, tapi aku... tidak tahu dari mana aku berasal."
"Oh, apa kamu ini korban perang?" Gumam Tsaritsa
"Korban perang? Apa maksudnya? Aku tidak ingat dengan kejadian perang," ucap Rull bingung
"Yah, itu tragedi yang memang lebih baik dilupakan," ujar Tsaritsa
Tsaritsa melirik kedua tangannya yang tertutup sarung tangan, dia seperti gelisah ketika melihat kedua tangannya.
"Apa tanganmu terluka saat kita bertabrakan tadi?" tanya Rull
"Tidak jangan khawatirkan diriku, aku lebih khawatir dengan dirimu. Apa kamu baik-baik saja saat kita bertabrakan, karena akan berbahaya jika kamu menyentuh ku walaupun secara tidak sengaja." Ucap Tsaritsa
"Maaf, aku tidak bermaksud untuk menyinggung, tapi, memangnya ada apa dengan dirimu dan juga tangan mu?" Tanya Rull
"Karena... sesuatu yang buruk bisa keluar dari tanganku." Ucap Tsaritsa pelan
"Sesuatu yang buruk?"
Rull memandang tangannya sendiri. Ia teringat kekuatan aneh yang muncul saat dia melawan monster.
"Apakah yang ada di tanganku juga sesuatu yang buruk?"
Perlahan, ia mengulurkan tangan dan mengeluarkan Black Iron yang muncul dari telapak tangannya.
Tsaritsa terkejut melihat itu.
"Hah! Kau... apa kau sama seperti aku?"
"Aku tidak tahu apa ini," jawab Rull menatap Black Iron di tangannya dengan kebingungan
"Tunggu... apa kau juga memiliki kutukan seperti aku?" Ucap Tsaritsa
"Kutukan? Apa maksudmu?"
Dengan ragu, Tsaritsa membuka sarung tangannya, memperlihatkan tangan birunya yang tampak seperti terbuat dari es.
"Ini adalah kutukanku, segala sesuatu yang aku sentuh... akan berubah menjadi es."
Rull terdiam, terkejut melihat tangan Tsaritsa.
"Jadi ini... yang kau maksud dengan kutukan?" gumam Rull
"Ya, Itulah sebabnya aku selalu memakai sarung tangan ini. Aku takut menyentuh orang lain... takut menyakiti mereka." Ucap Tsaritsa sedih
"Aku juga berpikir... mengapa harus besi hitam yang keluar dari tanganku?"
Rull memegang Black Iron nya. Tanpa sengaja, ia mematahkannya.
KRKKK...
"Ah tidak! Aku mematahkannya," ucap Rull panik
"Apakah rasanya sakit?" tanya Tsaritsa
"Ehh, tidak... tapi kenapa bisa patah? Tadi, saat aku melawan monster, besi ini terasa sangat keras," jawab Rull
Tsaritsa, yang merasa khawatir, tanpa sadar menyentuh tangan Rull.
"Biar aku periksa."
"Tunggu... Tsaritsa, tadi kamu bilang kalau segala sesuatu yang kamu sentuh akan membeku, kan?"
"Iya, itu benar."
"Lalu, kenapa kamu menyentuh tanganku?" tanya Rull panik
"Astaga! Aku menyentuh tanganmu! Maafkan aku, ini salahku, tidak... tidak... tidak... aku mohon jangan membeku..."
Namun kutukan itu tidak bereaksi apapun terhadap Rull.
"Eh... tapi aku tidak merasakan apa-apa."
"Kamu... benar-benar tidak apa-apa?" tanya Tsaritsa
Ia lalu mencoba menyentuh Rull sekali lagi, kali ini dengan lebih hati-hati.
Rull tetap tidak merasakan apa-apa, dan tubuhnya tidak membeku.
"Ini... benar-benar luar biasa... ada seseorang yang tidak terpengaruh dengan kutukan ku, aku... aku... tidak percaya, jadi seperti ini kah sentuhan manusia." Ucap Tsaritsa dengan wajah berseri-seri
"Eh? jadi ini pertama kalinya kamu menyentuh seseorang?" Rull bertanya bingung
"Ah, maaf atas tindakan ku, karena aku merasa sangat bahagia. Selama ini, aku kesulitan memiliki teman karena kutukan ini. Tapi kamu... kamu berbeda. Kamu tidak terpengaruh oleh kutukan yang aku miliki."
Tsaritsa tersenyum lembut dan mengulurkan kelingkingnya.
"Jadi, maukah kamu jadi temanku?" tanyanya dengan penuh harapan
"Teman?"
Rull merasa sesuatu yang hangat di hatinya. Ia mengaitkan kelingkingnya dengan Tsaritsa.
Tsaritsa tersenyum bahagia, dan mereka pun menghabiskan waktu bersama. Tsaritsa membawa Rull ke tempat tertinggi di istana, sebuah titik di mana mereka bisa melihat seluruh kota dan langit malam. Di sana, lentera-lentera terbang perlahan ke angkasa, menyebarkan cahaya yang berkilauan.
"Indah sekali, Cahaya-cahaya langit ini sungguh mempesona." Ucap Rull
"Itu namanya aurora. Aurora selalu muncul di malam hari. Aku sering menyaksikannya dari jendela kamarku."
"Aurora? Nama yang indah."
"Sebenarnya, di dunia ini ada banyak fenomena indah yang tidak semua orang ketahui. Region Irdlia, tempat kita berada, menyajikan aurora dan salju. Region Disturbia dikenal dengan hijaunya pepohonan yang memiliki akar hidup. Sedangkan Region Loyalty memiliki ruang bawah tanah yang luas dan misterius."
"Wow, hebat sekali. Darimana kamu tahu semua itu?" tanya Rull
"Aku membaca buku tentang dunia, di buku itu banyak cerita tentang keindahan dunia ini. Ahh... aku bermimpi ingin sekali menjelajahi dunia ini suatu hari nanti... kalau bisa, bersama kamu, Rull."
Rull menatap Tsaritsa, terkejut tapi juga tersentuh oleh mimpinya. Ia merasa, untuk pertama kalinya, ada seseorang yang benar-benar ingin berada di sisinya.
"Kalau begitu, aku janji, suatu hari kita akan menjelajahi dunia ini untuk mencari keindahan dan kebenaran tentang diriku" kata Rull dengan percaya diri
......................
Alasan mengapa Rull kebal terhadap kutukan Tsaritsa, dikarenakan kapasitas kekuatan yang Rull miliki sangat besar dan banyak, sayangnya Rull belum menyadari kekuatannya dan belum bisa membangkitkan kekuatannya.
Jika ada kesalahan typo atau sulit dimengerti silahkan komentar saja.
Terimakasih sudah membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments