Sang Ratu naik ke podium bersama putrinya.
"Hadirin sekalian, beri hormat kepada Ratu kita, Ratu Arendelle, dan Putri Tsaritsa!" seru seorang prajurit
Ratu Arendelle, dengan penampilannya yang anggun dan menawan, berdiri dengan penuh wibawa. Di sebelahnya, putri Tsaritsa terlihat cantik namun dengan sorot mata yang tampak kosong.
...----------------...
Arendelle : Ratu Kerajaan Clathria
...----------------...
Tsaritsa : Putri Kerajaan Clathria
...----------------...
Sementara itu, Rull, yang memanfaatkan situasi untuk mengambil makanan dari meja, dengan cepat menyelinap ke tempat tersembunyi.
"Fiuh, hampir saja ketahuan," gumamnya sambil melahap makanan
"Terima kasih, rakyatku tercinta, atas kehadiran kalian di hari yang penuh kehormatan ini. Hari ini, kita memperingati para pahlawan kita, mereka yang telah membawa perdamaian dan kemakmuran kepada wilayah ini. Berkat anugerah Dewa Aonghus, kita berdiri di sini, bersama, untuk memberikan penghormatan kepada mereka."
Rull mendengarkan pidato itu sambil memakan makanannya, namun perhatiannya mulai teralihkan. Matanya tertuju pada putri Tsaritsa.
"Jadi, dia putri dari kerajaan ini, tapi... kenapa wajahnya terlihat begitu muram?" gumam Rull heran
Saat Rull terus mengamati, tiba-tiba Putri Tsaritsa, yang sedang bertepuk tangan, menoleh ke arah tempat Rull bersembunyi. Pandangan mereka bertemu.
Ting...
Keduanya merasa seperti terkena kejutan.
"Agh, kepalaku... sakit sekali," rintih Rull
"Agh, kepalaku...," ucap Tsaritsa sambil terhuyung
"Tuan putri, apakah Anda baik-baik saja?" tanya Pelayan
"Tidak... aku baik-baik saja. Ini hanya sedikit pusing," Ucap Tsaritsa
Namun di dalam hati, baik Rull maupun Tsaritsa merasa bingung.
"Apa yang barusan terjadi?" pikir mereka berdua.
...****************...
Malam Tiba
langit di atas Kerajaan Irdlia dipenuhi lentera-lentera yang bercahaya, melambangkan harapan dan doa rakyat untuk sang Dewa Aonghus. Semua orang menyampaikan permohonan mereka dengan penuh harapan.
“Semoga hidupku indah bersama istriku,” ucap seorang pria sambil menerbangkan lentera
“Aku ingin menjadi kesatria yang hebat!” seru seorang anak kecil
“Semoga kedamaian selalu melingkupi region kita,” ujar seorang wanita
Ratu Arendelle dan Tsaritsa, juga turut menyalakan lentera mereka masing-masing. Sang ratu menatap lentera itu dengan harapan yang mendalam.
“Semoga kutukan anakku akan hilang sepenuhnya,” ucap sang ratu
“Semoga aku bisa mempunyai teman.” Ucap Tsaritsa
Lentera-lentera mereka perlahan terbang ke langit, menghiasi malam dengan keindahan yang memukau, Namun hanya lentera Tsaritsa saja yang perlahan membeku.
Dari kejauhan, Rull yang menyelinap di antara keramaian melihat pemandangan itu dengan kagum.
Namun, momen itu tak berlangsung lama. Prajurit kerajaan yang sudah lama mencari keberadaan Rull akhirnya menemukannya.
“Di sini kau rupanya!” teriak salah satu prajurit sambil
“Eh, hai,” ucap Rull
Tanpa ampun, Rull dilempar keluar dari area festival.
“Cepat pergi dari sini, bocah pengganggu...” bentak prajurit
“Ouch, punggungku,” keluh Rull
Tak jauh dari situ, dua orang lain juga dilempar keluar oleh prajurit.
“Cepat pergi dari sini, pengacau...” bentak prajurit
Seorang pemuda bernama Jack protes keras.
“Aku sudah bilang, mereka yang menggangguku makan, bukannya aku yang mulai duluan...”
“Jack, aku sudah memperingatkanmu untuk menjaga sikap,” ucap temannya Blade
Rull yang masih mengusap punggungnya mendengar perdebatan itu sambil berusaha kabur diam-diam. Namun, Jack melihatnya dan langsung menghampirinya.
“Hei, kau yang pakai jaket merah... Bantu aku mencuri makanan di sana,” ucap Jack
“Maaf, tapi aku…”
Tiba-tiba perutnya yang keroncongan justru menjawab lebih dulu dengan suara keras.
“Sudah ikut saja. Nanti kau dapat bagiannya...” ucap Jack
“Kau melibatkan orang lain lagi, Jack? Aku tidak akan ikut. Lebih baik aku pulang saja.” Ucap Blade
“Hei, Blade, kau yakin tidak ingin bertemu Putri Tsaritsa?” Ucap Jack
Dengan terpaksa, Blade akhirnya mengikuti rencana Jack, sementara Rull yang bingung hanya bisa pasrah mengikuti mereka.
Mereka berjalan menyusuri jalan setapak, sambil Jack menjelaskan rencananya.
“Baiklah, jadi begini, di istana ini ada beberapa celah kecil yang jarang diketahui prajurit. Celah-celah itu akan membawa kita ke halaman belakang istana. Di sana, kita bisa mengambil makanan tanpa ada yang menyadarinya. Yang penting, bergerak hati-hati.”
Blade memperkenalkan Jack kepada Rull.
“Dia itu Jack, teman serumahku. Kalau soal makanan, dia memang tak pernah ada habisnya, apalagi rencana-rencana nekat seperti ini.”
“Oh begitu,” jawab Rull
“Ngomong-ngomong, siapa namamu dan di mana kau tinggal?” ucap Blade
“Aku Rull, aku... tidak tahu di mana aku tinggal.”
“Astaga! Jadi kau ini yatim piatu, tanpa rumah?” Ucap Jack terkejut
“Yatim piatu? Aku tidak tahu. Aku tidak ingat siapa orang tuaku, atau tempat tinggalku. Yang aku tahu hanyalah diriku sendiri.”
“Astaga, Blade, kurasa dia ini korban perang atau sesuatu.” Ucap Jack berbisik
“Baiklah, Rull, Kau boleh tinggal di rumah kami. Lagi pula, kami juga sama seperti kamu.” Ucap Blade
“Sama seperti aku?”
“Ya, aku Blade, salam kenal.”
“Dan aku Jack! Senang bertemu denganmu, Rull.”
Jack dan Blade mengulurkan tangan mereka. Dengan sedikit ragu, Rull berjabat tangan dengan mereka berdua. Untuk pertama kalinya sejak ia tiba di tempat ini, Rull merasakan kehangatan dari orang-orang yang baru dikenalnya.
......................
Blade dan Jack akan menjadi tokoh penting untuk cerita kedepannya, mereka akan menjadi pendamping Rull di setiap perjalanannya.
Jika ada kesalahan typo atau sulit dimengerti silahkan komentar saja.
Terimakasih sudah membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments