Rull melangkah perlahan ke dalam kuil yang sunyi dan gelap. Di dalamnya, ia melihat berbagai barang yang berserakan—tas, sepatu, dan barang-barang lain yang tampaknya milik orang-orang yang pernah memasuki tempat ini.
"Jadi benar... ada orang yang pernah datang ke sini. Tapi... di mana mereka sekarang?" pikirnya dengan rasa takut yang bercampur penasaran.
Dengan suara serak, Rull berteriak.
"Kuil misterius... Aku ingin mengubah takdirku... Tolong satukan aku dengan ibuku kembali, aku mohon..."
Hening. Tidak ada reaksi apa pun dari kuil itu.
Rull mencoba lagi, lebih keras, dengan air mata mengalir di pipinya.
"Tolong... Ubah takdirku... Satukan aku dengan ibuku... Aku tidak punya siapa-siapa lagi... Aku mohon, buktikan bahwa semua ini bukan mitos..."
Namun, sekali lagi, tidak ada jawaban. Tidak ada keajaiban.
Rull jatuh berlutut, tangannya menggenggam lantai dingin, gemetar.
"Sial... Sial... Mengapa aku masih seperti ini?! Aku mohon... tolong ubah takdirku!"
Air mata tak henti-hentinya mengalir. Ia merasa runtuh, seolah seluruh harapannya hancur menjadi serpihan kecil.
"Ibu... Kau benar. Semua ini hanyalah mitos... Aku tidak bisa mengembalikanmu. Aku tidak bisa... Untuk apa aku hidup jika tidak ada cahaya dalam hidupku?"
Rull terbaring di lantai kuil. Tubuhnya penuh luka, perutnya kosong selama berhari-hari, dan rasa dingin menusuk sampai ke tulang. Ia tidak lagi memiliki kekuatan untuk bergerak, bahkan bernapas pun terasa begitu berat.
"Apakah ini akhirnya? Apakah aku akan berakhir di sini?" ucapnya dengan suara lemah
Pikiran Rull dipenuhi oleh bayangan wajah ibunya—senyumnya yang hangat, pelukannya yang lembut, dan janji bahwa ia tidak akan meninggalkannya.
Dengan pandangan terakhir Rull berbisik.
"Ibu... aku sayang padamu."
Hujan di luar terus mengguyur, sementara di dalam kuil, keheningan menyelimuti tubuh Rull yang tak lagi bergerak. Kuil itu tetap bisu, seolah menjadi saksi diam bagi perjuangan seorang anak yang mencari keajaiban di tengah keputusasaan.
...****************...
Polisi dan tim penyelamat segera bergerak setelah mendapatkan laporan mengenai seorang anak muda berjaket merah yang nekat memasuki kawasan terlarang di hutan Semeru. Mereka membawa perlengkapan pencarian lengkap, menyisir area yang berbahaya meskipun hujan dan kabut tebal menghalangi pandangan.
Di luar area pencarian, Elsa berdiri dengan wajah penuh kekhawatiran. Bunga, Bobby, dan ibu Elsa tiba tak lama kemudian, tergesa-gesa mendekatinya.
"Elsa sayang, kenapa kamu bisa ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya ibu Elsa cemas
"Rull... Dia pergi ke hutan ini. Dia ingin mencari kuil itu, mencoba mengubah takdirnya..." Ucap Elsa menangis
"Apa?! Rull benar-benar pergi ke sini? Kenapa dia nekat seperti itu?" ujar Bobby terkejut
"Aku tidak bisa menghentikannya... Dia sangat terpukul setelah kehilangan ibunya. Dia percaya pada mitos itu dan berpikir kuil itu bisa membantunya." ucap Elsa
Ibu Elsa memeluk Elsa lebih erat.
"Sayang, ini bukan salahmu. Kau sudah mencoba yang terbaik untuk membantunya."
Bobby dan Bunga saling bertukar pandang, merasa sedih dan bersalah. Mereka menyadari bahwa ejekan dan tekanan yang Rull terima selama ini mungkin menjadi salah satu alasan dia sampai pada titik ini.
Sementara itu, tim penyelamat terus berusaha mencari keberadaan Rull di dalam hutan yang lebat. Mereka menyisir setiap sudut yang memungkinkan, tetapi cuaca buruk dan medan yang sulit memperlambat upaya pencarian.
"Anak itu tidak mudah ditemukan," ujar salah satu anggota tim penyelamat.
"Tempat ini luas dan berbahaya, apalagi dengan hujan seperti ini."
Setelah berjam-jam pencarian, mereka masih belum menemukan tanda-tanda keberadaan Rull. Akhirnya, dengan berat hati, polisi mengumumkan kepada pihak keluarga bahwa Rull kini dinyatakan hilang.
Mendengar kabar itu, Elsa menangis tak tertahankan di pelukan ibunya, sementara Bobby dan Bunga hanya bisa menunduk dengan air mata mengalir di pipi mereka.
"Rull..." bisik Elsa pelan, berharap keajaiban masih mungkin terjadi.
...****************...
Dua minggu berlalu
Sejak Rull dinyatakan hilang, dan berita tentangnya menyebar luas hingga ke seluruh sekolah. Suasana di sekolah berubah drastis. Murid-murid yang sebelumnya sering mengabaikan atau mengejek Rull kini dipenuhi rasa bersalah atas perlakuan mereka terhadapnya. Mereka menyadari bahwa ejekan, hinaan, dan tekanan yang mereka berikan telah menjadi beban berat bagi Rull, bahkan mungkin turut mendorongnya melakukan tindakan nekat itu.
Bahkan Zacky, yang dikenal sebagai murid populer dan sering memimpin ejekan terhadap Rull, tampak murung dan gelisah. Ia duduk di pojokan kelas, termenung, dengan pandangan kosong. Salah satu temannya mencoba menghiburnya, tetapi Zacky hanya menggeleng pelan.
"Si culun itu, dia menghilang?" gumam Zacky
Di tempat lain
Suasana rumah Rull kini begitu sunyi dan kelam. Rumah itu terlihat terbengkalai, dengan jendela yang tertutup rapat dan halaman yang mulai ditumbuhi ilalang. Tidak ada lagi tawa atau canda di sana—hanya keheningan yang menyayat hati. Tetangga-tetangga sekitar rumah hanya bisa menggelengkan kepala dengan penuh simpati setiap kali mereka lewat, merasa kehilangan seorang anak muda yang berbakat namun begitu terluka oleh keadaan.
Sementara itu, hutan Semeru kini ditutup total oleh pihak berwenang. Spanduk peringatan dipasang di setiap pintu masuk, memperingatkan siapa pun untuk tidak memasuki area tersebut.
"Area ini sekarang resmi menjadi kawasan terlarang, Kami tidak akan mengambil risiko lebih banyak orang hilang seperti anak muda bernama Rull." ujar salah satu petugas kepada wartawan.
Namun, meski dilarang, kisah tentang Rull dan pencariannya terhadap kuil misterius di dalam hutan itu semakin menarik perhatian masyarakat. Banyak yang berspekulasi bahwa kuil itu memang ada, sementara yang lain menganggapnya sebagai mitos belaka.
Di tengah semua itu, hanya satu hal yang jelas—kehilangan Rull telah meninggalkan luka mendalam bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang mengenalnya.
......................
Jika ada kesalahan typo atau sulit dimengerti silahkan komentar saja.
Terimakasih sudah membaca 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments