Hari menghela nafasnya, mendapat kan hati Resa memang tak mudah baginya. Apa lagi dengan perbedaan usia yang terpaut jauh, dia harus pandai memikat gadis yang menurutnya masih labil itu. Tapi tak mengurungkan niatnya untuk bisa meluluhkan hatinya. Cinta tiba tak memandang pada siapa harus berlabuh, pikirnya.
Saat ini Resa sedang berada dalam boncengan motor yang melaju menuju arah pulang. Hatinya berdesir, kala berdekatan dengan pria itu. Padahal ia sudah memberi jarak dan menghalanginya dengan tas yang ia bawa. Ada perasaan aneh yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Untuk pertama kalinya dia di bonceng oleh seorang pria asing selain tukang ojek. Tak ada perbincangan sedikitpun dari keduanya, mereka hanya diam menatap lurus pada jalanan yang padat oleh kendaraan hingga tiba sampai tujuan.
Resa merasa sedikit lega ketika motor itu berhenti di depan rumahnya. Dia langsung melompat turun dari motor dan mengucapkan terima kasih pada Hari.
Di tempat lain, Tina sedang berjalan pulang dari tempat kerjanya, terlihat lelah dan kecapekan.
"Hadeh gini amat ya cari uang. Gajih gak seberapa cape sih, iya," keluh Tina, hari ini dirinya pulang telat karena harus memasukan stok barang ke dalam gudang penyimpanan.
Dia berjalan gontai setelah turun dari angkot, namun langkahnya terhenti dengan sapaan seseorang.
"Hai Tin, baru pulang yah? Gak ke pengajian dong?" Tanya temannya saat berpapasan di jalan.
"Iya nih, hari ini datang barang jadi pulang telat," jawab Tina.
"Kasian nyah, masih musim kerja?" Ledek teman yang satu lagi.
"Kaya kita dong masih remaja mah bebas main kapan aja," imbuh kedua gadis remaja sambil cekikikan .
"Oh yah... weekend kalian kemana? Healing? Rebahan di kamar...???" Tanya Tina, namun keduanya hanya saling lirik kemudian mengedik kan bahu bersamaan.
"Ahhh Mana keren...! Kaya aku dong tetap kerja, dari hari Minggu sampai Senin masih tetap kerja, tanggal merah pun tetap stay kerja, kalau kamu liat aku gak kerja,berarti aku sudah jadi orang kaya," kesal Tina merasa jengah dengan temannya, dia pun melanjutkan langkah kakinya menyusuri gang menuju rumahnya.
_________
Saat malam tiba, keramaian di rumah Nurdin ternyata belum usai. Setelah pencarian Wati 2 hari ke belakang, akhirnya dia ditemukan berada di Kota Bandung bersama seorang pemuda yang membawanya. Saat ini Wati berada di kediaman bapak kandungnya, dia merasa enggan untuk pulang ke rumah Neneknya.
"Gimana kang, kenapa Wati gak ikut pulang sama kalian?" Tanya Komala kepada suami dan kakaknya yang baru pulang menyusul Wati di kediaman mantan suaminya itu.
"Katanya untuk sementara dia ingin tinggal di rumah bapaknya. Mungkin dalam beberapa hari ke depan dia akan pulang ke sini," jelasnya pada sang adik.
"Terus bagaimana keadaan Wati? Dia baik-baik saja kan?" Tanya Komala lagi.
"Alhamdulillah, dia baik-baik aja. Ternyata dia pergi ke Bandung bersama kakak laki-lakinya si Ifan, anak dari istri ke-3 mantan suamimu," jawabnya lagi.
"Ck..." Komala mendengus kesal. "Kenapa si Wati bisa seakrab itu, meskipun satu bapak tapi lain ibu kan? Lagian dia gak pernah pergi mengunjungi rumah bapaknya, ko bisa mengenal si Ifan itu?"
"Lah mana tau aku. Mungkin sering bertemu di luar kali. Apa salahnya akrab dengan saudaranya sendiri ini. Makanya, anak itu jangan suka di manja. Gini kan, kalau ada maunya gak keturutan. Yang ada dia nekat," cerca nya.
"Ya kalau seandainya si Resa mau mengalah, gak mungkin juga si Wati nekat kabur kali. Dianya aja gak ngerti keadaan," tambah Komala.
"Pikiranmu itu loh suka kemana-mana, jangan dikit-dikit salahin yang lain. Kalau salah satu dari anak-anak ada yang salah ya di luruskan, jangan berat sebelah. Kita sebagai orang tua harus bersikap bijak," nasihat Nurdin pada sang istri.
"Iya itu betul,Kom. Kamu harus pandai-pandai mendamaikan keadaan, agar keadaan rumah tetap tentram damai,"
Saat pagi tiba rutinitas yang sama, pekerjaan yang sama dan di tempat yang sama,tangannya berkutat dengan pekerjaan, namun pikirannya berkelana, Resa menerawang pada kejadian kemarin sore.
"Kenapa berhenti teh,apa mau nyebrang, memangnya mau kemana dulu??" Tanya Sabila saat Resa menghentikan langkahnya
"Mmmmm, bukan san,tapi, tapi itu, di depan sana,aduh gimana yah," Ragu Resa saat melihat keberadaan Hasan di tempat bengkel yang ingin ia lewati,ingin putar arah pun percuma,karena tak ada pilihan jalan lain untuk ia lewati,ada rasa takut untuk bertemu dengan pria tersebut,ingin menghindar pun tak mungkin pikirnya
"Ada apa sih teh, gak ada yang perlu di takutin loh" Tanyanya merasa bingung dengan sikap sepupunya."ayo jalan" Ajak Sabila sambil menarik pelan tangan sepupunya, Resa pun mengikuti langkah Sabila sambil menundukkan pandangannya, berharap pria itu tak menyadari keberadaan dirinya
"Ternyata oh tenyata" Ucapnya saat menyadari keberadaan hasan kemudian melirik pada Resa" Kenapa ragu ragu, kalau mau lewat ya lewat saja gak perlu takut,dia sedang sibuk dengan pekerjaannya" Bisik Sabila sambil menggandeng lengan Resa di sebelahnya
Ketakutan nya ternyata salah.Resa merasa heran dengan sikap pria itu.dia tak mengejar atau pun menyapa seperti biasanya.tak mungkin jika dirinya tak terlihat saat lewat di depannya,karena rasa penasaran akhirnya Resa melirik kebelakang sekilas.memastikan dugaannya benar atau tidak, namun pria tersebut masih dengan posisi yang sama menundukkan pandangannya pada motor yang sedang dia betulkan ,semenjak kejadian di malam itu hasan tak pernah mengganggunya lewat pesan maupun hanya sekedar lewat ke depan rumah agar bisa menyapa dan melihat dirinya
"Baiknya memang seperti ini, aku tak mungkin menerima kang Hasan,demi menjaga perasan adik adikku.apalagi Wati juga menaruh hati padanya " Batin Resa mengikhlaskan sedikit perasaan yang pernah timbul dalam hatinya
Lain hal dengan Hasan, pria itu menyibukkan diri seolah olah tak melihat keberadaan Resa,dia bersusah payah untuk tidak menyapa gadis pujaannya,rasa kecewanya tempo lalu tak sebanding dengan rasa sayang pada gadis itu,namun dia ingin memantaskan diri untuk seseorang yang allah takdirkan bersanding dengannya di masa mendatang
"Maaf Resa,sebenarnya aku tak tega mengabaikan mu,namun dirimu sangat sulit untuk aku gapai,semakin ku kejar,kamu semakin menjauh,untuk sekarang biarlah seperti ini"
Ada perasaan sedih kala mengingat sikap hasan yang sekarang,dirinya dihantui rasa bersalah dengan sikapnya selama ini,mungkin akan menyakiti perasaan pria itu,tapi lebih baik dari sekarang sebelum perasaan yang pernah timbul semakin jauh pikirnya
Lamunan Resa terhenti kala seseorang menyodorkan 2 batang coklat Silverqueen di hadapannya.
"Buat kamu," gumam Hari yang langsung pergi tanpa menunggu ucapan sepatah katapun dari Resa.
"Apa ini?" Tanya Resa sambil membuka bungkusan plastik berwarna putih.
"Wahh, coklat!" Girang Resa menyunggingkan senyumnya sambil membolak-balik 2 buah coklat yang ia genggam di tangannya.
Sikapnya tak luput dari perhatian Hari, pria itu mengangkat sedikit sudut bibirnya, kemudian mengetik pesan yang ia kirimkan pada Resa.
" Makanlah, biasanya coklat akan mengembalikan mood agar kembali ceria."
Ting satu pesan masuk di ponsel yang tergeletak di pinggir meja, Resa mengusap layar ponsel dan membaca pesan tersebut, dia pun mendongak menatap dan menyunggingkan sudut bibirnya pada pria yang sedang duduk di depan meja mesin, kemudian mengucapkan terimakasih yang ia ketik lewat pesan.
"Dasar gadis labil, baru di kasih coklat aja se girang itu," pikir Hari mersa senang karena pemberiannya tak sia-sia.
"Eh, eh tunggu, ko dia bisa tahu aku lagi badmood yah?" Tanya Resa pada dirinya sendiri sambil menggigit coklat yang telah dia buka.
"Ahh, biarin deh, yang penting aku suka coklatnya, kapan lagi kan bisa makan coklat seperti ini?" Batin Resa, wajahnya seketika berseri-seri kala mengunyah setiap gigitan coklat yang ia dapatkan secara gratis.
Wkwkwk dasar katro, kaya yang baru pertama aja dapat coklat mana di kasih cowok lagi, lah emang ia di kehidupannya yang serba pas-pasan, sebuah coklat saja tak mampu dia beli, jika ada uang pun sayang kalau harus dihamburkan hanya demi sebatang coklat kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
masih membimbang
2025-02-16
1