Saat menjelang pagi, kegiatan orang di kampung tak jauh dari bersih-bersih, termasuk para remaja di kediaman Nurdin,sepulang mengaji mereka bergegas membersihkan rumah sebelum berangkat bekerja termasuk Resa.Hari ini gadis remaja itu berangkat sendiri, karena Ika gak bisa masuk kerja, dikarenakan anaknya sakit. Resa merasa was-was. Ini pertama kalinya dia pergi sendirian.
"Apa aku gak usah masuk kerja aja kali yah. Tapi, masa ia baru sehari kerja udah bolos. Nanti kalau di keluarin gimana?" pikirnya.
Sambil menunggu angkot yang lewat, Resa mengambil HP di sakunya. Saat di buka, ia melihat pesan masuk dari Hasan dan Afif. Ia membuka pesan Hasan terlebih dahulu.
"Assalamualaikum Resa, selamat pagi, selamat beraktivitas, semoga harimu menyenangkan" dengan emoticon mengedipkan mata.
Resa tersenyum saat membaca pesan yang dikirimkan oleh Hasan. Biasanya Rizki yang selalu mengirimkan pesan seperti itu, tetapi entah kenapa, belakangan ini hubungan dia menjadi renggang. Andai Hasan tak di cintai adiknya, kemungkinan Resa akan membuka hati, dan menerimanya.
Saat berada dalam angkot, dia melanjutkan berbalas pesan. "Waalaikumsalam Kang, slamat pagi juga."
Kemudian ia membuka pesan dari seseorang yang tertera di layar ponsel itu.
"Assalamualaikum Res, saya lagi berada di kota intan, bisa minta alamat rumah kamu? Kalau sempat, nanti saya mampir mau bersilaturahmi, boleh?" tanya nya lewat pesan yang ia kirimkan.
"Waalaikumsalam A, boleh sih! Tapi hari ini saya lagi gak di rumah. Baru aja mau berangkat kerja ini, gimana ya?" tanya Resa.
"Oh, sekarang kamu udah kerja, Res? Ya udah, kalau gitu, belum rezeki saya untuk bersilaturahmi ke rumah kamu, mungkin lain kali aja, hehehe..." jawabnya,padahal dirinya kecewa karena rencananya tak sesuai dengan kemauannya.
"Iya, A, maaf yah. Resa gak bisa ijin, soalnya baru kemaren masuk kerjanya," jelas Resa merasa bersalah, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa.
"Iya, Res, gak papa. Mungkin bukan waktu yang tepat untuk bersilaturahmi sekarang," balas pemuda itu mengakhiri percakapan.
Setelah turun dari angkot, Resa mempercepat langkahnya tergesa, langkah lebar Resa bergerak seperti orang yang gak sabar, hingga sampailah di ruangan tempatnya bekerja. Dia menghembuskan nafasnya lega, namun masih merasa was-was karena kebanyakan karyawan di sana kebanyakan laki-laki, sementara orang yang di kenalnya tidak bisa masuk, otomatis dia hanya sendiri dalam kerumunan orang-orang yang belum dia kenal sama sekali.
Sedangkan tanpa di sadarinya, seseorang memperhatikan dia. Merasa gemas dengan tingkahnya yang kocar-kacir saat melintasi ruangan tempat mereka berada. Kemudian terkekeh menertawakannya, sebelum jam kerja di mulai Irfan naik ke lantai 3 tempat yang lain berkumpul, tetapi saat melintasi ruangan trimming, seseorang melihat gadis itu hanya sendirian. Kemana Ika? Padahal jam kerja sebentar lagi akan di mulai, pikirnya. Kemudian dia menghampiri gadis yang sedang sendiri itu, sebelum menyapa teman-temannya di ruangan sebelah.
"E hemm," Deh eman nya mengagetkan dia yang berbalik mencari suara itu berasal. Kemudian memalingkan mukanya ke arah lain setelah melihat siapa yang menghampirinya.
"Kamu sendirian? Bi Ika gak masuk?" Tanyanya di ambang pintu.
Gadis itu mengangguk, kemudian menggelengkan kepalanya, enggan untuk meladeni pertanyaan dari orang yang sedang berdiri menatap ke arahnya.
"Kamu gak pegel berdiri terus?"
"Nggak ko," Sahut Resa jutek.
"Bisa mundur dikit?" Pintanya dengan senyum usilnya.
Sedangkan Resa hanya mengernyitkan dahi tak mengerti, perasaan gak menghalang jalan orang kenapa harus mundur pikirnya menerka-nerka. Lalu berkata, "Kenapa?"
"Cantiknya kelewatan," Godanya yang membuat dia menjadi salah tingkah.
"Eh, itu ada apa di wajah kamu? Ko merah? Coba lihat di cermin deh," Usil nya yang belum puas mengerjai karyawan baru itu.
Dengan patuh, gadis itu menggeser kan tumbuhnya pada cermin yang berada di samping untuk memastikannya. Sesat ia melihat pantulan dirinya, gak ada yang aneh, keliatannya baik-baik aja pikirnya. Tak berselang lama, muncul pantulan pria yang berdiri di belakangnya lewat kaca. Resa tersenyum malu dan membalikkan tumbuhnya ke tempat semula.
"Cie, ada yang salting," Tunjuknya sambil melangkahkan kakinya untuk menemui rekan kerjanya yang lain.
"Apa sih? Ngak ya, senyum itu kan ibadah, gak ada yang salah ko," Sanggah Resa yang merasa malu akan perlakuan pria itu.
****
Tak terasa waktu menunjukan pukul 15:00 sore hari, sebentar lagi jam kerja akan usai. Resa di kagetkan oleh kedatangan Ica.
"Teh, teh Resa bisa minta tolong?" Pinta Ica sedikit berteriak saat dia menghampiri keberadaan Resa.
"Eh, Ica, ngagetin aja," jawab Resa.
"Boleh, kalau teteh bisa, insyaAllah teteh bantu," kata Resa.
"Ini teh, aku ada tugas sekolah, di suruh buat kerajinan. Kira-kira teteh ada ide gak? Soalnya mama lagi gak ada di rumah, jadi di suruh minta tolong sama yang bisa aja, katanya," jelas Ica.
"Aduh, ca, bikin apa ya?" tanya Resa.
"Apa aja, teh, bebas ko. Kalau bisa, manfaatin bahan yang ada aja, teh. Ayo, kita lihat-lihat dulu," kata Ica.
"Eh, eh, Ica, bentar ini kerjaan teteh gimana, belum kelar," kata Resa.
"Gak papa, teh, udah di ijinkan mama. Ini besok aja, lanjutin nya," pinta Ica.
"Mmmm, bagusnya buat apa ya? Bahan-bahannya gimana, biar bisa nentuin apa yang bisa di buat," tanya Resa.
"Gampang itu, mah. Ayo, kita cari di lantai 1," ajak Ica menyeret tangan Resa agar mengikutinya.
Setibanya di salah satu ruangan yang dituju, Ica pun mendorong handle pintu membukanya dengan lebar.
"Ayo, teh, masuk. Siapa tahu ada yang bisa digunakan untuk membuat sesuatu," ajak Ica.
Resa pun melangkah masuk dan mengedarkan pandangannya ke semua arah dalam ruangan tersebut.
"Wah, ini mah bukan hanya untuk stok menjahit saja, ca, tapi udah kaya toko. Semua yang dibutuhkan tukang jahit ada, bener-bener lengkap," kata Resa.
"Emang, dulu sempat buka, cuman, semenjak nenek sakit-sakit, udah gak dibuka lagi, karena gak ada yang jaga," jelas Ica.
"Oh, pantesan," jawab Resa.
Saat berkeliling melihat benda-benda yang berjejer rapi di etalase, akhirnya dia memutuskan untuk membuat aksesoris baju atau mungkin hiasan untuk rambut, tergantung apa yang Ica sukai. Kemudian ia mengambil beberapa barang dari tempatnya, mulai dari resleting, renda, pita berukuran kecil dan besar, peniti, dan juga lem tembaknya.
"Kamu lebih suka hiasan rambut apa baju, ca?" tanya Resa sebelum dia mengerjakan apa yang akan dibuatnya.
"Suka dua-duanya, memangnya kenapa?" tanya Ica dengan penasaran.
"Ok, bagus kalau gitu. Teteh udah nemuin barang yang bisa kita gunakan untuk membuat aksesoris. Semoga kamu suka sama karya teteh. Kalau gak sesuai dengan keinginan kamu, nanti kamu bisa minta bantuan pada yang lain, gimana?" kata Resa.
"Iya, di coba dulu teh. Nanti kita putusin setelah jadi hasilnya bagaimana," jawab Ica.
"Kamu lebih suka bentuk pita atau bunga, ca?" tanya Resa.
"Haduh, Ica gak bisa nentuin teh. Soalnya Ica paling suka sama semua yang bersangkutan dengan aksesoris. Mau hiasan rambut atau sejenisnya, pasti Ica suka," jawab Ica seraya tersenyum kegirangan.
"Ya udah, teteh buatin beberapa macam. Nanti Ica boleh pilih mana yang mau Ica bawa ke sekolah. Tapi ini gak papakan kalau di buat ginian. Mamah kamu gak akan marah," tanyanya meyakinkan anak majikan nya itu.
"Gak bakalan, teh. Udah minta ijin ko. Santai aja," jawab Ica.
Ica duduk manis sambil memperhatikan kegiatan Resa dengan seksama. Sesekali dia tersenyum dan mengangkat jempol tangannya memuji hasil karya Resa.
"Wah, bagus-bagus teh! Ini, ini semua bentuknya lucu-lucu. Ica sangat suka!" ujar Ica sambil meraih satu-satu hasil karyanya Resa.
"Ya sudah, ini udah beres semua. Bisa kamu bawa. Teteh mau beres-beres sebentar lagi. Waktunya teteh pulang," kata Resa.
"Iya, teh. Silahkan. Makasih yah udah mau di repotkan. Ini, sebagiannya mau di simpan untuk koleksi Ica. Nanti Ica tunjukkin juga karya teteh sama mama," ujar Ica sambil meraih semua yang Resa buat untuk ia bawa ke kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Selly AWP
sumpah ngakak thooooor......bisa² nya kentut jd pantun 🤣🤣🤣🤣
2025-02-13
2
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa pinter buat aksesoris juga.
2025-02-14
1
Elisabeth Ratna Susanti
waahhhh godaan maut nih
2025-02-01
2