babb 7 banyak yang mengagumi

Pada sore hari setelah pulang kerja,anak remaja itu berangkat mengaji bersama saudara-saudaranya yang lain. Di tengah perjalanan, Resa bertemu dengan Mail yang sedang berbincang dengan temannya. Ia hanya tersenyum menganggukkan kepalanya.

"Res, di tempat kerja kamu ada lowongan lagi gak? Kata nenek aku harus kerja bareng kamu," tanya Wati mengalihkan perhatiannya.

"Kalau ada pun, males aku, kerja bareng kamu. Masa kemana-mana mesti barengan terus, anak kembar bukan? Apa lagi kamu tukang rusuh, ujung-ujungnya aku juga yang di salahin kalau terjadi sesuatu," gerutu Resa dalam hati.

"Gak ada. Kemarin hanya membutuhkan satu orang," jawab Resa.

"Yah... Masa sih. Tadinya kalau ada kan enak kalau kerja bareng kamu," kata Wati.

"Iya, enak di kamu. Enggak di aku," batin Resa menatap pada lawan bicaranya.

Bagaimana Resa mau? Sedangkan Wati selalu merecoki Resa dalam segala hal. Dia selalu mengadu domba dirinya pada teman atau siapa pun yang dekat dengan dia karena iri. Sudah cukup kenyamanannya di rumah dia usik. Apa yang dilakukannya akan tetap salah di mana keluarga barunya. Dia tak bisa seperti adiknya itu, yang akan berontak jika tidak merasa bersalah, ya pasti akan dilawan. Sedangkan Resa hanya bisa diam, menerima apapun yang dituduhkan padanya.

"Teh, teh, cowok yang lagi sama Kang Mail itu kenapa sering nongkrong depan masjid sini ya, padahal kan dia bukan orang sini?" tanya Tina sambil melirik ke belakang tempat para pria berkumpul.

"Sok tahu kamu, Tin," jawab Resa santai.

"Iya, teh, aku inget ko, tiap kita berangkat ngaji, pasti ada dia di situ. Masa teteh gak tahu sih, orang tiap sore aku liat dia," bisik Tina.

Wati memicingkan mata pada kedua gadis di belakangnya, penasaran dengan apa yang sedang mereka bahas.

"Apa urusannya kita, Tin? Kalau dia sering nongkrong di situ," jawab Resa tak begitu peduli dengan pembahasan adiknya, karena suasana hatinya sedang menahan kesal pada saudaranya yang sedang berjalan di depannya.

"Sungguh enak makan konyal, apalagi di tambah sayur asem. Ayo, jangan mudah kesal, nanti wajahmu tambah asem," usil Tina berpantun,resa hanya mencebik dan mempercepat langkahnya.

Pada pukul 08:00 malam, Mail dan juga temannya masih berada di tempat yang sama. Saat melihat kepulangan Resa, Mail mengikuti sampai ke depan pintu.

"Kang Mail, ngapain ngikutin kita? Rumahnya kan di belakang, bukan di sini?" tanya Tina.

"Apaan sih, minggir kamu, anak bocah gak perlu tahu urusan orang dewasa," jelas Mail mengingatkan Tina.

"Res, Resa, tunggu, jangan masuk dulu. Itu ada teman yang nungguin dari sore, mau ngobrol sama kamu," cegah Mail pada Resa saat ingin masuk ke dalam rumah.

"Apaan sih, Kang? Aku gak kenal sama tu orang, ngapain ngajak ngobrol segala?" tanya Resa.

"Hayoo, aku bilang juga apa, teh. Di bilangin gak percaya, pasti tu cowok ada maksud. Sering nongkrong di depan," todong Tina.

"Ya makanya, minta waktunya sebentar, sekalian kenalan. Kalau kamu gak mau berduaan, saya temenin, gak usah takut. Kita ngobrol di teras saja, Akang udah ijin sama Mamah kamu tadi," tawar Mail meyakinkan Resa.

"Ya udah, boleh," jawab Resa pasrah.

"Sip, sambil nunggu Akang manggil Nathan, mending kamu buatin kita kopi hitam ya?" pinta Mail sambil pergi untuk memanggil temannya.

"Cie... Ada yang di apel'in," usil Tina dengan cengengesan.

"Apaan sih, dek? Jangan usil jadi orang, cepat itu ambilin kopi sama gulanya," ujar Resa setalah berada di dapur.

"Ini, aku kedepan duluan, mau lihat cogan (cowok ganteng) yang mau ngapelin kakak," ujar Tina berlari.

Resa membawa nampan yang berisi 2 kopi untuk tamu tak diundangnya ke depan. Terdengar suara tawa dari mereka yang sedang bercanda dengan Tina. Memang Tina itu gampang berbaur dengan orang baru, beda dengan Resa juga Dian yang pendiam, sulit untuk berinteraksi dengan orang baru.

"Wah, lihat, calon idaman mu ini, than, dingin dingin gini di suguhi kopi sama goreng singkong pula, mantap," ujar Mail mengambil nampan yang Resa sodorkan.

Resa duduk di sebelah Tina. Sesaat hening tanpa suara, mereka hanya saling lirik dan tersenyum penuh tanya.

Hingga di kagetkan oleh suara Mail, "Ayo, Nathan, bicara kamu teh, masa cuman diam aja, katanya mau mengenal lebih jauh, giliran udah ada di depan mata malah di diemin."

Nathan hanya tersenyum kikuk, mungkin ia bingung mau memulai dari mana.

"Hadeh, malah diem dieman," ujar Tina lalu bernyanyi.

Capek deh terserah kamu

Capek deh benci-benci aku

Capek deh masa bodo aku

Capek deh kamu kok gitu ih

Capek deh bete bete aku

Capek deh aku gak kuku

Capek deh capek capek aku

Resa menyenggol Tina sambil melotot memintanya untuk diam lewat sorot matanya.

"Kang, emang beneran mau sama Teh Resa? Gak asik ngobrol sama dia mah, paling jawaban nya iya iya aja, atau enggak cuman menganggukkan kepala dan menggeleng," usil Tina.

"Hahaha... Benar kamu, Tin. Mau jadi apa mereka,kalau sama-sama pendiam? Cakep aja gak menjamin kamu bisa menaklukkan hati orang than," timpal Mail yang mentertawakan 2 orang di depannya. Mereka sama-sama kaku, gak bisa basa-basi sama sekali. Yang asik ngobrol hanya Mail dan Tina saja. Mereka ber 2 hanya jadi penyimak.

Hingga Tina sudah merasa ngantuk, ia berpamitan untuk pergi tidur duluan. Tak lama, Nathan pun berpamitan karena di rasa sudah malam, takutnya Resa juga sudah ingin tidur.

"Hadeuh, gini amat ya nungguin yang ngapel? Mana pada diem dieman aja, katanya mau ngobrol, giliran udah di temuin malah kaya patung," ujar Mail sambil bangkit dari duduknya untuk mengantar kepulangan Nathan ke depan.

Setelah Nathan pergi, gegas Mail menghampiri Resa yang sedang membereskan gelas.

Sedangkan Wati berdecak kesal setelah mengintip dari jendela kamarnya. Iri dengkinya itu yang selalu menimbulkan rasa tidak suka pada orang.

"Bagus bener nasib si Resa. Di taksir banyak cowok, mana udah dapat kerja lagi. Padahal udah aku jelek-jelekin sama si Hasan juga, tetep aja dia masih di kejar-kejar para cowok sampai sekarang. Ibarat mati satu tumbuh seribu ini mah, apa si,istimewanya tuh anak?" sungut Wati berapi-api.

Gimana Res, kamu tertarik gak sama Nathan? Memang cakep sih, tinggi, putih, berkarisma, punya kerjaan tetap.Cuman ya itu, dia orangnya pendiam.Dia penasaran saat liat kamu beberapa hari lalu, saat ikut main kesini, tadi dia udah ngasih nomor hp nya sama si Tina," ujar Mail panjang lebar karena Resa hanya diam menyimak pembicaraan Mail tanpa menjawabnya.

Kemudian dia menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar. "Memang susah kalau bicara sama orang pendiam."

"Ya sudah, sana masuk, udah malam ini, Akang mau pulang aja," titahnya sambil berlalu pergi.

"Makan siang pake tempe, sore dikit pake jagung. Tampangnya memang oke, tapi sayang otaknya linglung," ujar Tina berpantun saat melihat kakanya masuk kamar.

"Maksud kamu apa, Tin? Di bilangin juga, jangan usil sama orang, nanti kalau di dengar orangnya kan gak enak," kata Resa.

"Teteh gak peka sih, Kang Nathan itu hanya diam seribu bahasa saat ada Teh Resa, padahal tadi sebelum Teteh kedepan,dia ikut nimbrung pembicaraan aku sama Kang Mail, malah sempet minta nomor hp, ya udah aku kasih no aku aja, Teteh kan udah banyak yang naksir ya," ujar Tina menatap pada Resa, mencoba menyembunyikan perasaan yang telah timbul pada sosok pria yang lagi-lagi tertuju pada kakaknya.

"Apa aku mundur aja ya, dari pada harus bersaing dengan kakak sendiri?" batin Tina berusaha menguatkan tekadnya.

"Suka-suka kamu ajalah, Tin. Toh, Teteh gak tertarik sama sekali sama tuh orang, hati Teteh masih terjaga untuk satu orang," timpal Resa.

"Halah, yakin? Emang masih suka tukar kabar, sampai kapan nunggu, umurnya aja masih 19 tahun, udah, terima yang pasti-pasti aja, misalnya,Kang Hasan gitu, kan cakep lebih dewasa lagi," ujar Tina.

"Udah,ach, kamu gak usah ikut-ikutan manasin, hati itu gak bisa di paksain, Tin, mau berpaut pada siapa juga gak ada yang bisa cegah" keluh Resa menatap sang adik dan membatin.

"Mana mungkin aku tega, menerima seseorang yang kamu sukai, Tin. Jangan kamu pikir Teteh gak tau. Sedangkan menyebut namanya saja, matamu berbinar bahagia."

Sebenarnya, dia juga merasa bimbang, hatinya masih mengharapkan Rizki, tapi mengingat hubungan LDR yang sedang dijalani mulai terasa hambar, membuat harapannya goyah. Mungkin dia bisa saja berpaling pada yang lain. Gak dipungkiri, Resa juga mulai mengagumi Hasan yang gigih mengejarnya.

Dia mengingat pesan Hasan sebelum pergi merantau ke ibu kota. "Assalamualaikum, Res, Akang mau pamit ke Jakarta, ada kerjaan di sana sama kakak."

"Mudah-mudahan sepulang dari sana kamu udah bisa nerima Akang ya, Akang udah siapin cincin untuk meng hitbah kamu, di tunggu yah, jangan berpindah ke lain hati."

Terpopuler

Comments

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

aku agak bingung, bukannya tina sudah punya suami ya?

2025-02-14

1

Msofa

Msofa

Ternyata bukan hanya 🐑 domba Garut yang diadu/Joyful//Joyful//Joyful/

2025-01-27

3

Taurus girls

Taurus girls

resa kalem ya. klo ada mslh mnding diem.

2025-01-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Liburan di desa
2 Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3 Babb 3 pengagum gadis desa
4 babb 4 Galau
5 Babb 5 Hanya satu macam
6 babb 6 Hari pertama bekerja
7 babb 7 banyak yang mengagumi
8 babb 8 Keahlian terpendam
9 babb 9 Prasangka baik
10 babb 10 Ketahuan
11 babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12 babb 12 Gak bikin ketar ketir
13 babb 13 gundah
14 babb 14 Orang baru
15 babb 15 Menghindar
16 babb 16 Bimbang
17 babb 17 Ungkapan penyemangat
18 babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19 babb 19 mood buster
20 babb 20 menghadiri acara pernikahan
21 babb 21 Kelakuan rendom Tina
22 babb 22 Pendekatan
23 babb 23 Mulai nyaman
24 Babb 24 Hanya di anggap beban
25 Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26 Babb 26 salah paham berujung tunangan
27 bab 27 Ada aja tingkahnya
28 bab 28 Berita yang mengejutkan
29 Babb 29 Speknya pria idaman banget
30 Babb 30 Masih berharap
31 babb 31 Titik terendah
32 babb 32 Terancam kandas
33 babb 33 Gunjingan orang
34 babb 34 Di antara dua pilihan
35 babb 35 Labil
36 babb 36 Merasa buntu
37 babb 37 Jalan jalan
38 babb 38 Rungkad
39 bab 39 Kembali bekerja
40 bab 40 Suasana yang beda
41 bab 41 Overthinking
42 babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43 babb 43 Omongan orang yang bikin down
44 babb 44 Anggap saja aku bahagia
45 bab 45 Rasa bersalah
46 bab 46 Hanya Allah yang tahu
47 babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48 bab 48 insecure
49 babb 49 Tingkah random resa
50 babb 50 kegundahan Resa
51 babb 51 Di awasi seseorang
52 babb 52 pendekatan keluarga
53 babb 53 Agak lain emang
54 babb 54 Dompetku kaya museum
55 babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56 babb 56 Kaya ATM
57 babb 57 sahur pertama
58 babb 58 Harus banyak ngalah
59 babb 59 ke rendoman Tina & wina
60 babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61 babb 61 Terbelenggu rindu
62 babb 62 Usil juga ternyata
63 bab 63 Bimbang
64 Bab 64 Hari raya
65 Bab 65 Tamat
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Liburan di desa
2
Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3
Babb 3 pengagum gadis desa
4
babb 4 Galau
5
Babb 5 Hanya satu macam
6
babb 6 Hari pertama bekerja
7
babb 7 banyak yang mengagumi
8
babb 8 Keahlian terpendam
9
babb 9 Prasangka baik
10
babb 10 Ketahuan
11
babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12
babb 12 Gak bikin ketar ketir
13
babb 13 gundah
14
babb 14 Orang baru
15
babb 15 Menghindar
16
babb 16 Bimbang
17
babb 17 Ungkapan penyemangat
18
babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19
babb 19 mood buster
20
babb 20 menghadiri acara pernikahan
21
babb 21 Kelakuan rendom Tina
22
babb 22 Pendekatan
23
babb 23 Mulai nyaman
24
Babb 24 Hanya di anggap beban
25
Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26
Babb 26 salah paham berujung tunangan
27
bab 27 Ada aja tingkahnya
28
bab 28 Berita yang mengejutkan
29
Babb 29 Speknya pria idaman banget
30
Babb 30 Masih berharap
31
babb 31 Titik terendah
32
babb 32 Terancam kandas
33
babb 33 Gunjingan orang
34
babb 34 Di antara dua pilihan
35
babb 35 Labil
36
babb 36 Merasa buntu
37
babb 37 Jalan jalan
38
babb 38 Rungkad
39
bab 39 Kembali bekerja
40
bab 40 Suasana yang beda
41
bab 41 Overthinking
42
babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43
babb 43 Omongan orang yang bikin down
44
babb 44 Anggap saja aku bahagia
45
bab 45 Rasa bersalah
46
bab 46 Hanya Allah yang tahu
47
babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48
bab 48 insecure
49
babb 49 Tingkah random resa
50
babb 50 kegundahan Resa
51
babb 51 Di awasi seseorang
52
babb 52 pendekatan keluarga
53
babb 53 Agak lain emang
54
babb 54 Dompetku kaya museum
55
babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56
babb 56 Kaya ATM
57
babb 57 sahur pertama
58
babb 58 Harus banyak ngalah
59
babb 59 ke rendoman Tina & wina
60
babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61
babb 61 Terbelenggu rindu
62
babb 62 Usil juga ternyata
63
bab 63 Bimbang
64
Bab 64 Hari raya
65
Bab 65 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!