babb 6 Hari pertama bekerja

Seorang gadis remaja,begitu terlihat semangat pagi ini. Bagaimana tidak, pagi ini hari pertamanya masuk kerja. Meski hanya bagian trimming di sebuah konveksi kecil, dia merasa sangat bersemangat.

Kring.... Kring... Gegas Resa meraih HPnya yang berdering.

"Hallo... Assalamualaikum. Iya, bibi, saya sudah siap, saya kedepan sekarang," jawab Resa lalu melihat tampilannya di depan kaca. Ia mengenakan gamis berwarna ungu muda serta kerudung berwarna senada. Setelah memastikan penampilannya rapi, dia meraih tas kecilnya lalu keluar dari dalam kamar untuk berpamitan.

Di rumah hanya ada ibu tirinya, adik-adiknya juga sudah berangkat sekolah, sedangkan bapaknya sudah pergi bertani dari pagi.

"Mah, aku berangkat sekarang, Bi Ika sudah menunggu di depan," ujar Resa sambil menyalami tangan ibunya.

"Hemmm..." Gumamnya. Semahal itu kah berkata-kata? Tinggal jawab iya ke apa susahnya. Pikir Resa. Ibu sambungnya itu sangat irit bicara, tapi banyak bertindak. Iya bertindak, bertindak dalam mengendalikan anak tirinya.

Dia tersenyum getir dan menghembuskan nafasnya kasar. Nasibnya kurang beruntung. Di usianya yang masih kecil, dimana anak-anak seusianya mendapatkan perhatian juga penuh kasih sayang orang tua, tapi sepeninggal ibunya, dia harus kehilangan masa kanak-kanaknya. Berganti dengan kekangan yang mengharuskan bersikap dewasa sebelum waktunya.

Tetapi dia tetap bersyukur. Dibandingkan dengan adiknya, dia merasakan kasih sayang ibunya hingga usia 8 tahun.

Saat turun dari angkutan umum, Resa menatap bangunan di depannya. RIZA COLLECTION terpampang jelas di depan bangunan tersebut. Tidak seperti bangunan besar yang ada dalam pikirannya, bangunan itu lebih mirip rumah besar berlantai 3.

Dia melangkahkan kakinya mengikuti arah Mbak Ika, lalu Resa diperkenalkan pada Bu Amelia, pemilik konveksi tersebut.

"Pagi, Bu, ini Resa, yang saya rekomendasi kan kemarin sama Ibu," ujar Ika memperkenalkan Resa yang akan jadi rekan kerjanya.

"Iya, selamat datang, Resa, semoga kamu betah bekerja di sini," sambut Bu Amelia.

"Berapa usia kamu?" tanya Bu Amelia.

"18 tahun, Bu," jawab Resa cepat.

"Pantesan, masih terlalu muda untuk bekerja, tapi tidak apa, kerjaan kamu tidak terlalu sulit. Nanti Bibi yang akan mengarahkan mu," ujar Bu Amelia.

"Iya, Bu," jawab Resa juga Ika berbarengan.

"Hmmm, bagus, silahkan Mbak Ika kasih tau apa saja yang akan dikerjakan Resa," perintah Bu Amelia.

"Ayo, Res, ikut Bibi ke ruangan sebelah, Mbak tunjukkan kerjaan kamu," ajak Ika.

"Ini ruang trimming, tempat kita bekerja, di sebelahnya ruangan making, dan di ujung sana ada musola dan toilet. Sedangkan tempat cutting berada di lantai dua yang tadi kita lewatin," tunjuk Ika mengarahkan tempat-tempat yang berjejer di lantai 3.

Tepat pukul 08:00 pagi, semua staff memulai pekerjaan mereka masing-masing, begitu juga dengan Resa yang sedang diarahkan Ika. Ia diberi tugas untuk membuang sisa-sisa benang yang menjuntai.

"Seperti ini, Res," perintah Ika sambil memberikan contoh.

"Setelah semua ini selesai, nanti lanjut di setrika. Kamu pasti tahu caranya, kan?" tanyanya.

Resa pun mengangguk paham, lalu Mbak Ika melanjutkan arahan berikutnya, yaitu memasang label, dan yang terakhir met packing semua baju.

"sampai sini kamu paham "tanya ika  untuk memastikan arahannya di mengerti atau tidak

" Iya bi, saya paham "jawabnya

"Bagus kalau gitu, kamu pasti bisa,karena sebagian pekerjaan ini sudah biasa kamu kerjakan di rumah" Angguk ika meyakinkan

"Nanti kalau ada waktu senggang,bisa belajar menjahit sama mbak,kamu kan cepat tanggap,saat di arah kan, siapa tahu ada peluang untuk kemajuan kamu kedepannya

Sedangkan di ruangan making sedang riuh membicarakan kedatangan pekerja baru di bagian trimming,pertanyaan demi pertanyaan mereka lontarkan meskipun jawabannya tetap sama yaitu "BELUM TAHU" Mereka hanya bisa menunggu waktu istirahat tiba,karena di waktu itu mereka akan berkumpul dan bisa berkenalan dengan pekerja baru tersebut

"Ach... Jadi gak sabar nunggu waktu dzuhur tiba,rasanya waktu berjalan sangat lambat jika di nanti-nanti" Ujar si doni sambil melirik pada arah jam ding-ding yang berada di depannya

"Sampai sini kamu paham?" tanya Ika untuk memastikan arahannya dimengerti atau tidak.

"Iya, Bi, saya paham," jawabnya.

"Bagus kalau gitu, kamu pasti bisa, karena sebagian pekerjaan ini sudah biasa kamu kerjakan di rumah," angguk Ika meyakinkan.

"Nanti kalau ada waktu senggang, bisa belajar menjahit sama Mbak. Kamu kan cepat tanggap, saat diarahkan. Siapa tahu ada peluang untuk kemajuan kamu kedepannya," tambah Ika.

Sedangkan di ruangan making sedang riuh membicarakan kedatangan pekerja baru di bagian trimming. Pertanyaan demi pertanyaan mereka lontarkan, meskipun jawabannya tetap sama, yaitu "BELUM TAHU".

Mereka hanya bisa menunggu waktu istirahat tiba, karena di waktu itu mereka akan berkumpul dan bisa berkenalan dengan pekerja baru tersebut.

"Ach... Jadi gak sabar nunggu waktu dzuhur tiba, rasanya waktu berjalan sangat lambat jika di nanti-nanti," ujar si Doni sambil melirik pada arah jam ding-ding yang berada di depannya.

*****

Saat waktu istirahat tiba, seseorang naik ke lantai 3 untuk memberi tahu bahwa makan siang yang dia masak sudah siap. Semua karyawan pun berhenti dari pekerjaan mereka untuk istirahat, sholat, dan makan (iso ma).

"Ayo, Res, kita turun ke lantai satu untuk makan siang," ajak Bi Ika.

Resa bangkit mengikuti Ika di belakangnya, dia mengedarkan pandangannya sesat pada semua orang yang sedang berkumpul di tempat itu, hingga ia dikagetkan oleh teriakan salah seorang di antara mereka.

"Wadidaw... Masih muda bro, bisa cuci mata ini, ada karyawan baru mana cantik, manis lagi," ujar salah satu karyawan menepuk pundak Doni yang sedang asik menyantap makan siangnya. Doni pun hanya manggut-manggut mengiyakan ucapan Ifan.

"Neng cantik, kenalin saya bujang ter kece di antara para pria yang ada di sini," ucapnya narsis.

Sedangkan yang lain hanya menertawakan kenarsisan seorang karyawan cutting satu-satunya di tempat itu. Sedangkan Resa hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Namun lagi-lagi Resa merasa risih dengan seseorang yang selalu menatapnya tajam, memperhatikan gerak-geriknya sambil tersenyum dari pertama dia datang tadi pagi. Menurutnya, pria itu sungguh narsis.

Selesai makan, Resa pun bangkit dari tempatnya menuju musola untuk melaksanakan sholat dzuhur. Setelahnya, ia duduk di kursi yang berada di balkon, dia mengedarkan pandangannya, banyak kendaraan yang berlalu-lalang, hingga matanya menangkap keberadaan seseorang yang sedang duduk di atas motor, lalu ia memanggilnya.

"Heru... Kamu Heru kan ponakan nya Rizki ya?" Sapa Resa pada seseorang yang mendongak mencari asal suara yang memanggil namanya. Kemudian pria itu tersenyum saat melihat keberadaan Resa dan mengangguk tanda mengiyakannya.

"Kamu sedang menunggu seseorang?" tanya Resa karena ia melihat pria itu celingukan seperti sedang mencari seseorang.

"Iya, Res, aku disuruh jemput kakaknya Rizki," jawab Heru.

"Kamu sedang apa di situ, bukannya rumah kamu di desa sebelah?" tanya Resa.

"Ah... Iya, aku kerja di sini, Her, baru hari ini masuk kerja," jawab Resa.

"Gimana kabar Rizki, Her? Sudah lama kita gak ketemu," tanya Resa sendu. Resa merasa kehilangan sosok pria yang selalu menyemangati hari-harinya. Saat ini dia hilang kabar, entah kenapa.

"Emmmm... Rizki merantau ke Jakarta, Res. Kamu tahu kan?" jawab Heru tergesa-gesa, lalu ia menghidupkan motornya karena dia melihat seseorang di seberang sana melambaikan tangan kepadanya.

"Aku pergi dulu, Res.Aku udah di tungguin," pamit Heru dan menjalankan motor nya. Sedangkan Resa hanya menatap kepergian Heru, padahal masih banyak yang ingin ditanyakan perihal kekasihnya itu. Ia merasa sedih, akan kah dia kehilangan lagi seseorang yang dicintainya? Ternyata LDR an tidak semudah yang dikira.

Hingga Resa dikejutkan oleh anak kecil yang menghampiri dirinya.

"Hai... Teh, teteh karyawan baru ya?" tanya anak itu. Resa pun mengangguk.

"Kenalin, nama aku Riza, anaknya Ibu Amelia. Nama teteh siapa?" ujarnya memperkenalkan diri.

"Ach ya, nama saya Resa," jawabnya sambil tersenyum manis.

"Senang bisa berkenalan dengan teteh, semoga teteh cantik betah kerja di sini. Ngomong-ngomong, nama kita hampir sama, yah," ujar Riza dengan polos.

Resa hanya menangguk tersenyum pada gadis kecil yang berdiri di depannya. Dan gadis kecil itu berlari ke dalam, menghampiri para karyawan lain yang sedang berkumpul di sela istirahatnya.

Kemudian ia bertanya pada salah satu karyawan yang sudah membentangkan tumpukan kain di atas meja. "Lagi ngapain, Om? Ica perhatikan ko sibuk sendiri, padahal yang lain mah masih santuy aja!"

"Hemmm... Lagi ngejar target, Ca. Biar bisa pulang lebih awal," jelasnya yang masih merapihkan kain untuk membuat pola baju.

"Oh, gitu yah?" jawab Ica yang masih belum puas bertanya. "Iyah, Ca...?"

"Mmmmm, Om. Apa bedanya baju bikinan di sini sama bikinan orang lain?" tanya Ica dengan penasaran.

"Kamu liatkan? Waktu lagi bebenah nih kain, Om itu membentangkan kain dari ujung kanan sampai ujung kiri itu, sambil sholawat dan berzikir," jawabnya dengan santai.

"Oh, lebih islami yah?" tanya Ica lagi.

"Bukan, tapi Om takut salah," jawabnya lagi dengan muka usilnya dan tertawa.

____

Di tempat lain, setelah beberapa bulan Rima bekerja, akhirnya dia memutuskan untuk pulang karena di rasa uang yang dia dan suaminya kumpulkan sudah merasa cukup untuk membangun rumah kecil impiannya. Dia menghubungi Bapak Nurdin untuk memberi tahu niatannya.

"Assalamualaikum, Pak, aku besok mau pulang sama suami. Ada sesuatu yang ingin Rima bicarakan sama Bapa," tulis Rima dalam pesannya.

"Waalaikumsalam... Iya, nak, Bapak tunggu kepulanganmu," jawab Bapak Nurdin melalui pesan.

Kemudian Rima mengirimkan pesan juga pada adiknya untuk memberi kabar kepulangannya esok hari.

Terpopuler

Comments

Aksara_Dee

Aksara_Dee

Irfan narsis beut dah ahh

2025-01-31

2

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

anak-anak hebat

2025-02-13

1

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

masih muda udah kerja,top nih 👍

2025-01-31

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Liburan di desa
2 Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3 Babb 3 pengagum gadis desa
4 babb 4 Galau
5 Babb 5 Hanya satu macam
6 babb 6 Hari pertama bekerja
7 babb 7 banyak yang mengagumi
8 babb 8 Keahlian terpendam
9 babb 9 Prasangka baik
10 babb 10 Ketahuan
11 babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12 babb 12 Gak bikin ketar ketir
13 babb 13 gundah
14 babb 14 Orang baru
15 babb 15 Menghindar
16 babb 16 Bimbang
17 babb 17 Ungkapan penyemangat
18 babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19 babb 19 mood buster
20 babb 20 menghadiri acara pernikahan
21 babb 21 Kelakuan rendom Tina
22 babb 22 Pendekatan
23 babb 23 Mulai nyaman
24 Babb 24 Hanya di anggap beban
25 Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26 Babb 26 salah paham berujung tunangan
27 bab 27 Ada aja tingkahnya
28 bab 28 Berita yang mengejutkan
29 Babb 29 Speknya pria idaman banget
30 Babb 30 Masih berharap
31 babb 31 Titik terendah
32 babb 32 Terancam kandas
33 babb 33 Gunjingan orang
34 babb 34 Di antara dua pilihan
35 babb 35 Labil
36 babb 36 Merasa buntu
37 babb 37 Jalan jalan
38 babb 38 Rungkad
39 bab 39 Kembali bekerja
40 bab 40 Suasana yang beda
41 bab 41 Overthinking
42 babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43 babb 43 Omongan orang yang bikin down
44 babb 44 Anggap saja aku bahagia
45 bab 45 Rasa bersalah
46 bab 46 Hanya Allah yang tahu
47 babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48 bab 48 insecure
49 babb 49 Tingkah random resa
50 babb 50 kegundahan Resa
51 babb 51 Di awasi seseorang
52 babb 52 pendekatan keluarga
53 babb 53 Agak lain emang
54 babb 54 Dompetku kaya museum
55 babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56 babb 56 Kaya ATM
57 babb 57 sahur pertama
58 babb 58 Harus banyak ngalah
59 babb 59 ke rendoman Tina & wina
60 babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61 babb 61 Terbelenggu rindu
62 babb 62 Usil juga ternyata
63 bab 63 Bimbang
64 Bab 64 Hari raya
65 Bab 65 Tamat
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Liburan di desa
2
Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3
Babb 3 pengagum gadis desa
4
babb 4 Galau
5
Babb 5 Hanya satu macam
6
babb 6 Hari pertama bekerja
7
babb 7 banyak yang mengagumi
8
babb 8 Keahlian terpendam
9
babb 9 Prasangka baik
10
babb 10 Ketahuan
11
babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12
babb 12 Gak bikin ketar ketir
13
babb 13 gundah
14
babb 14 Orang baru
15
babb 15 Menghindar
16
babb 16 Bimbang
17
babb 17 Ungkapan penyemangat
18
babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19
babb 19 mood buster
20
babb 20 menghadiri acara pernikahan
21
babb 21 Kelakuan rendom Tina
22
babb 22 Pendekatan
23
babb 23 Mulai nyaman
24
Babb 24 Hanya di anggap beban
25
Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26
Babb 26 salah paham berujung tunangan
27
bab 27 Ada aja tingkahnya
28
bab 28 Berita yang mengejutkan
29
Babb 29 Speknya pria idaman banget
30
Babb 30 Masih berharap
31
babb 31 Titik terendah
32
babb 32 Terancam kandas
33
babb 33 Gunjingan orang
34
babb 34 Di antara dua pilihan
35
babb 35 Labil
36
babb 36 Merasa buntu
37
babb 37 Jalan jalan
38
babb 38 Rungkad
39
bab 39 Kembali bekerja
40
bab 40 Suasana yang beda
41
bab 41 Overthinking
42
babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43
babb 43 Omongan orang yang bikin down
44
babb 44 Anggap saja aku bahagia
45
bab 45 Rasa bersalah
46
bab 46 Hanya Allah yang tahu
47
babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48
bab 48 insecure
49
babb 49 Tingkah random resa
50
babb 50 kegundahan Resa
51
babb 51 Di awasi seseorang
52
babb 52 pendekatan keluarga
53
babb 53 Agak lain emang
54
babb 54 Dompetku kaya museum
55
babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56
babb 56 Kaya ATM
57
babb 57 sahur pertama
58
babb 58 Harus banyak ngalah
59
babb 59 ke rendoman Tina & wina
60
babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61
babb 61 Terbelenggu rindu
62
babb 62 Usil juga ternyata
63
bab 63 Bimbang
64
Bab 64 Hari raya
65
Bab 65 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!