Babb 2 Kegundahan gadis remaja

"Res, mau ikut gak? Teteh disuruh bantuin panen padi ini. Sebenarnya malas sekali, tapi disuruh menyusul ke sawah," tanya Rima.

"Hehehe... Yah, udah pergi aja sana," jawab Resa.

"Ya, makanya kamu ikut yuk," pinta Rima.

"Males lah, teh, takut item aku kalau kelamaan berjemur di sawah," keluh Resa cengengesan.

Tanpa dia ketahui, di halaman ada seseorang yang sedang memperhatikan gerak-geriknya. Rima pun menyadari keberadaan pria tersebut.

"Res, gimana? Sama cerita Nenek kemarin, kamu belum jawab loh," tanya Rima.

"Jawab apa, teh?" tanya Resa.

"Itu tuh pria yang membawa pistol untuk berburu ke gunung. Dari tadi ngeliatin kamu terus. Katanya, dia suka sama Kamu." tunjuk Rima dan menjelaskan dengan senyum usilnya.

Resa pun melirik ke arah yang ditunjuk Rima, kebetulan kaca rumah Neneknya tembus pandang, jadi siapa saja yang berada di luar bisa melihat keberadaan orang di dalam maupun keluar rumah.

Dia merinding sambil mengedikan bahunya, saat mengingat perbincangan dengan neneknya kemarin, bahwa dirinya telah dilamar seseorang, namun Resa tak begitu menanggapi pernyataan dari sang nenek, dan setelah mengetahui orangnya, tambah tak suka lah dia.

"Ogah, aku. Kaya gak ada pemuda aja, harus nikah sama duda. Yang mau kan banyak, lagian aku masih kecil, belum ada rencana nikah muda," tolak Resa sambil berlalu ke arah dapur.

Ternyata Nenek menyimak perbincangan mereka, lalu menasehati cucunya.

"Is... Anak gadis gak boleh bicara frontal gitu, gak baik, pamali, bisa jadi do'a. Apa lagi kalau orangnya dengar dan tidak terima sama ucapanmu itu," kata Nenek.

Gadis remaja itu hanya acuh tak menghiraukan ucapan neneknya, meskipun dalam hati dirinya merasakan takut karena perkataannya barusan. "Ach, mending main aja, dari pada pergi ke sawah takut gatal-gatal. Kemaren kan udah janjian mau jalan-jalan," pikir Resa berlalu pergi dari rumah neneknya.

"A Jack, lagi ngapain? Jadikan kita jalan. Hayo, jangan bohong loh, aku udah mandi ini siap OTW," tanya Resa setelah menghampiri sepupunya itu.

"Ach... Ingat ajah loe, gue kan iseng ngajakin lo jalan. Biar gak jadi nangis semalam," elak Jack.

"Yah, gak asik, masa harus ikut Teh Rima ke sawah sih?" keluh Resa menatap sendu pada sepupunya.

"Ya elah, ayo. Jangan cemberut gitu. Jelek tau, kaya bebek. Tapi... cuman pergi ke tempat teman aja gimana. Mau gak?" ajak Jack sambil menghidupkan motornya.

"Iya, a, gak apa. Yang penting! Aku bisa menghindar dari si duda itu," ucap Resa sambil naik ke atas motor.

"DUDA?" tanya Jack.

"Maksud kamu apa, siapa yang kamu hindari?" tanya Jack lagi.

"Mmmmm.... Itu anu a," ucap Resa kebingungan.

"Tanya aja sama Wa Ijah nanti. Males bahas itu," Resa enggan menjawab pertanyaan kakaknya, karena merasa kesal dengan orang yang sedang ia bahas.

Ternyata berada di toko yang mereka lewati. "Jack" sapa seorang pria di seberang jalan.

"Eh, iya," saut Jack seraya memelankan motor.

"Nantilah kesana... ada perlu sebentar," teriak Jack seraya menjalankan motor kembali.

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya sambil menatap motor yang melaju. Lain halnya dengan pria yang sedang duduk di sebelahnya, dia hanya memandang Resa penuh damba.

"Res, kamu masih ingat sama dia? Yang barusan itu kakanya teman sekolah SD mu dulu!" tanya Jack.

"Eummmm, dia? Yang dulu sering bantu ngajar mengaji di madrasah, ya?" tebak Resa.

"Iya, itu kamu masih ingat," jawab Jack.

Resa hanya menganggukkan kepala, sepertinya malas meladeni pertanyaan Jack. "Kamu kenapa, Res? Ko lesu gitu. Kayanya tadi semangat bener ngajakin jalan, kenapa sekarang BT?" tanya Jack lagi.

"Itu a, dia yang ingin aku hindari tadi berada di toko yang barusan kita lewati. Males deh aku liatnya," keluh Resa menekuk wajahnya.

"Walah,dia toh yang mau sama kamu," kata Jack sambil tersenyum usil.

"Kenapa gak mau sama dia, Res? Nanti, kamu jadi prang kaya baru kalau mau sama dia," tanya Jack.

"Ogah.." jawab Resa cepat.

"DUREN loh, duda keren. Beuh... tajir banget, Res," kata Jack.

"Ck... Udah deh, a. Jangan bahas dia mulu. Sebal aku," pinta Resa sambil memalingkan muka.

Sedangkan Jack hanya menggelengkan kepala, seraya menatap Resa dari kaca spion. Motor pun berhenti setelah sampai di tempat tujuan.

Setelah menghentikan motornya, Jack meminta sang adik untuk menunggunya. "Kamu tunggu disini bentar ya. Jangan kemana-mana," titah Jack.

"Iya, iya, cepetan sana. Jangan lama-lama," kata Resa.

Jack pun bergegas menemui temannya. "Woy... Mana bayaran gue?" pinta Jack pada teman yang sedang nangkring di halaman rumahnya.

"Eh, Jack, iya, sini..." ucap temannya sambil melambaikan tangan agar mendekat.

"Bawa siapa, bro, pacar?" tanya temannya balik.

Jack hanya menjawab dengan tawa kecil agar sepupunya tak kena usilan temannya juga.

"Ini.." sodor pria tersebut memberikan uang pada Jack.

"Gak mau ngenalin cewek yang kamu bawa itu, Jack?" tanyanya sambil menunjuk ke arah Resa yang berdiri di samping motor.

"Halah, jangan coba-coba ya. Ketahuan si Santi, bahaya loh," ucap Jack seloroh.

Berpamitan pada temannya itu, Jack kembali ke Resa. "Ayo, dek, naik. Kamu mau pergi ke perkebunan teh di Gunung Ci Maras itu, gak?"

"Nggak, a, pulang aja deh. Aku lagi gak mood main," jawab Resa.

"Beneran ini?" tanya Jack memastikan lagi.

"Bener, a. Ayo, jalan. Tapi, pulangnya jangan lewat toko yang tadi. Males aku kalau harus ketemu si duda itu," pinta Resa.

"Gak ada jalan pintas, Res. Kita hanya bisa melewati jalan yang tadi," jawab Jack.

Resa pun hanya menghembuskan napasnya dengan kasar. "Ya, udah deh, cepat jalan. Besok-besok, gak mau lagi aku pergi keluar," keluh Resa.

"Lah, kenapa? Bukannya pengen jalan-jalan? Ngapain liburan di sini, kalau hanya diam di rumah?" heran Jack sambil menjalankan motor.

Resa hanya menggelengkan kepala, malas. Jack menghentikan motor di halaman rumah. "Udah sampe. Sana, masuk. Aku mau ke tempat teman dulu," jelas Jack.

Resa turun dari motor dan berlalu masuk ke dalam rumah, gadis cantik itu duduk termenung. Pikiran nya terus berputar mengingat masa sulit yang dia lewati.

Dia senang bisa merasakan tinggal dekat bersama bapaknya, seperti yang dia inginkan. Tapi, tak bisa dipungkiri, gadis cantik itu haus akan kasih sayang yang tak ia dapatkan dari sang ibu. Sejak di usianya yang masih dini, ibunya meninggal karena penyakit paru-paru.

Apalagi saat tinggal bersama bibinya yang ringan tangan. Sekecil apapun kesalahan yang Resa lakukan, tidak ada ampun bagi dia. Resa hanya bisa pasrah dengan takdirnya.

Alih-alih mendapatkan kasih sayang dari bibi yang ia harapkan bisa menggantikan sosok ibu baginya, dia malah mendapatkan kekerasan di setiap hari yang ia lewati. Ditambah ucapan neneknya yang terngiang-ngiang waktu pagi tadi.

Dia menghembuskan napasnya berulang kali, berharap apa yang dia takutkan tidak akan terjadi di kemudian hari.

Lain hal dengan Tina yang sudah kembali ke mode periangnya, sedangkan Dian yang pendiam hanya jadi penyimak saja.

"Kang, mau tanya nih..." ujar Sabila saat kakak dan temannya menghampiri mereka.

"Boleh, tanya apa?" jawab Hasan sambil menjatuhkan bokongnya di atas kursi sebelah Sabila.

"Mmmm, singkatan dari perkedel apa, yah?" tanya Bila saat teringat pada menu sarapan nya tadi pagi.

"Persatuan kentang dan telur," jawab Hasan.

"Hahaha, iya juga, yah," imbuh Bila mentertawakan pertanyaan konyolnya, kemudian bertanya lagi.

"Kalau banjir?"

Hasan terdiam, lalu melirik pada Aceng yang di tanggapi dengan mengedik kan bahunya tak tahu.

"Mungkin... banyak njirrr," jawab Hasan.

"Ya Allah..." ucap Aceng yang mengusap tengkuknya, sedangkan Tina dan Dian sudah cekikikan di balik bekapan tangannya.

"Oh, kalau copet?" tanya Bila lagi.

"Comot dompet," jawab Aceng.

Hasan melirik pada Aceng dan berkata, "Masih musim, ya?"

Namun, di sela oleh pertanyaan Tina.

"Kalau Cuan?"

"Cari uang!" jawab Hasan.

"Wah, bisa aja jawabnya... Terus, kalau singkatan dari OTW apa?" tanya Bila lagi.

"Ok, tungguan we," jawab Hasan.

"Hahaha..." Akhirnya, tawa Tina pecah karena pertanyaan sepele dari Bila membuatnya terhibur dan melupakan kesedihannya.

Terpopuler

Comments

Dewii

Dewii

Semangat thor, makin di nikmati makin seru nih bacanya

2025-01-25

2

Erny Su

Erny Su

Aku pernah berada di posisi Resa tapi pria nya bukan berstatus duda🤭 semangat semangat

2025-02-04

2

Aerik_chan

Aerik_chan

pakai lengan panjang mbak biar nggak hitam

btw 1 iklan buat authornim

2025-02-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Liburan di desa
2 Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3 Babb 3 pengagum gadis desa
4 babb 4 Galau
5 Babb 5 Hanya satu macam
6 babb 6 Hari pertama bekerja
7 babb 7 banyak yang mengagumi
8 babb 8 Keahlian terpendam
9 babb 9 Prasangka baik
10 babb 10 Ketahuan
11 babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12 babb 12 Gak bikin ketar ketir
13 babb 13 gundah
14 babb 14 Orang baru
15 babb 15 Menghindar
16 babb 16 Bimbang
17 babb 17 Ungkapan penyemangat
18 babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19 babb 19 mood buster
20 babb 20 menghadiri acara pernikahan
21 babb 21 Kelakuan rendom Tina
22 babb 22 Pendekatan
23 babb 23 Mulai nyaman
24 Babb 24 Hanya di anggap beban
25 Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26 Babb 26 salah paham berujung tunangan
27 bab 27 Ada aja tingkahnya
28 bab 28 Berita yang mengejutkan
29 Babb 29 Speknya pria idaman banget
30 Babb 30 Masih berharap
31 babb 31 Titik terendah
32 babb 32 Terancam kandas
33 babb 33 Gunjingan orang
34 babb 34 Di antara dua pilihan
35 babb 35 Labil
36 babb 36 Merasa buntu
37 babb 37 Jalan jalan
38 babb 38 Rungkad
39 bab 39 Kembali bekerja
40 bab 40 Suasana yang beda
41 bab 41 Overthinking
42 babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43 babb 43 Omongan orang yang bikin down
44 babb 44 Anggap saja aku bahagia
45 bab 45 Rasa bersalah
46 bab 46 Hanya Allah yang tahu
47 babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48 bab 48 insecure
49 babb 49 Tingkah random resa
50 babb 50 kegundahan Resa
51 babb 51 Di awasi seseorang
52 babb 52 pendekatan keluarga
53 babb 53 Agak lain emang
54 babb 54 Dompetku kaya museum
55 babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56 babb 56 Kaya ATM
57 babb 57 sahur pertama
58 babb 58 Harus banyak ngalah
59 babb 59 ke rendoman Tina & wina
60 babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61 babb 61 Terbelenggu rindu
62 babb 62 Usil juga ternyata
63 bab 63 Bimbang
64 Bab 64 Hari raya
65 Bab 65 Tamat
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Bab 1 Liburan di desa
2
Babb 2 Kegundahan gadis remaja
3
Babb 3 pengagum gadis desa
4
babb 4 Galau
5
Babb 5 Hanya satu macam
6
babb 6 Hari pertama bekerja
7
babb 7 banyak yang mengagumi
8
babb 8 Keahlian terpendam
9
babb 9 Prasangka baik
10
babb 10 Ketahuan
11
babb 11 Awali pagimu dengan senyuman
12
babb 12 Gak bikin ketar ketir
13
babb 13 gundah
14
babb 14 Orang baru
15
babb 15 Menghindar
16
babb 16 Bimbang
17
babb 17 Ungkapan penyemangat
18
babb 18 Gak akan aku sia sia kan
19
babb 19 mood buster
20
babb 20 menghadiri acara pernikahan
21
babb 21 Kelakuan rendom Tina
22
babb 22 Pendekatan
23
babb 23 Mulai nyaman
24
Babb 24 Hanya di anggap beban
25
Babb 25 Kebingungan dan keraguan
26
Babb 26 salah paham berujung tunangan
27
bab 27 Ada aja tingkahnya
28
bab 28 Berita yang mengejutkan
29
Babb 29 Speknya pria idaman banget
30
Babb 30 Masih berharap
31
babb 31 Titik terendah
32
babb 32 Terancam kandas
33
babb 33 Gunjingan orang
34
babb 34 Di antara dua pilihan
35
babb 35 Labil
36
babb 36 Merasa buntu
37
babb 37 Jalan jalan
38
babb 38 Rungkad
39
bab 39 Kembali bekerja
40
bab 40 Suasana yang beda
41
bab 41 Overthinking
42
babb 42 Cobalah sadar bukanya terus sabar
43
babb 43 Omongan orang yang bikin down
44
babb 44 Anggap saja aku bahagia
45
bab 45 Rasa bersalah
46
bab 46 Hanya Allah yang tahu
47
babb 47 obrolan kocak yang membuat resa tersenyum
48
bab 48 insecure
49
babb 49 Tingkah random resa
50
babb 50 kegundahan Resa
51
babb 51 Di awasi seseorang
52
babb 52 pendekatan keluarga
53
babb 53 Agak lain emang
54
babb 54 Dompetku kaya museum
55
babb 55 Tak seindah Torabika cremy latte
56
babb 56 Kaya ATM
57
babb 57 sahur pertama
58
babb 58 Harus banyak ngalah
59
babb 59 ke rendoman Tina & wina
60
babb 60 It's Ok, I'm fine.. I have Allah
61
babb 61 Terbelenggu rindu
62
babb 62 Usil juga ternyata
63
bab 63 Bimbang
64
Bab 64 Hari raya
65
Bab 65 Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!