Episode 5. Perasaan Lein

Kuliah sesi kedua mereka hari ini akhirnya rampung. Sebelumnya Sarah mengatakan kepada Clara untuk akan bertemu dengan Lein, temannya terlebih dahulu sebelum pulang.

Clara duduk menunggu Sarah di kursi panjang dekat gerbang keluar. Ia merasa sangat bosan, karena dari tadi Sarah tidak juga kembali.

Banyak sudah mahasiswi lain yang menyapa dan mengajaknya pulang, tapi Clara yang sudah terbiasa setiap hari pulang pergi dengan Sarah menolak ajakan mereka.

Sementara itu di tempat lain terlihat Sarah sedang bicara berdua dengan teman laki-lakinya, Lein di perpustakaan kampus.

"Sar, ehm, kamu bisa kan ikut sama aku lusa? Please Sar, aku nggak punya cewek dan di acara itu harus bawa pasangan. Kamu mau kan ikut aku? Please," pinta Lein pada Sarah.

Ia sebenarnya agak ragu mengajak Sarah, tapi aturan acara itu memang mewajibkan membawa pasangan. Bingung juga sih, soalnya Lein nggak punya pacar, dan Sarah adalah satu-satunya teman perempuan yang dekat dengannya.

Sarah mendengus, menggeleng pelan sambil memegangi kepalanya. "Haduh, kamu ngapain sih pakai ikut acara kayak gini segala? terus aku lagi yang harus direpotin!" gerutunya, sedikit kesal.

Lein cengengesan, jari-jarinya menggaruk kulit kepala yang sebenarnya tak gatal. Tiba-tiba, ia meraih tangan Sarah. Sarah terperanjat.

"Hehe, awalnya aku cuma iseng ikut komunitas itu. Eh, sekarang setelah tanda tangan kontrak, aku mau keluar nggak bisa. Aku udah terlanjur masuk.

Please, Sar, mau ya, temenin aku," ujar Lein, membujuk Sarah dengan nada sedikit merengek. Lein terus mencoba meyakinkan Sarah untuk ikut bersamanya ke acara yang diselenggarakan komunitas tersebut

Sebenarnya bisa saja bagi Lein untuk tidak datang. Tapi resiko dari itu juga lumayan merepotkan. Ia harus membayar denda sebesar 3 juta dan minta maaf ke semua pemimpin komunitas.

Akhirnya ia putar otak dan teringat dengan Sarah. Ia membujuk Sarah untuk mau ikut bersamanya, meskipun ia ragu jika Sarah mau ikut bersamanya.

"Kamu tuh ya, kalau ada apa-apa mesti libatin aku!" seru Sarah, wajahnya mengerut kesal, jari telunjuknya menunjuk ke arah Lein.

"Maaf Sar, kali ini aja ya, please," pinta Lein.

Sarah berdecak lagi. "Terus di sana nanti aku harus pura-pura jadi pacar kamu gitu?" tanyanya, agak terpaksa.

Lein mengangguk. "Iya, tapi kalau mau jadi pacar beneran juga nggak papa sih. Aku kan suka sama kamu," katanya tanpa sadar.

Merasa keceplosan, Lein langsung menutup mulut, pipinya memerah malu.

"Masih aja ya?" Sarah menghela napas, tangannya terangkat untuk menyentuh pelipis. Kepalanya menggeleng-geleng kecil, seakan tak percaya.

Lein meraih tangan Sarah, kali ini dengan sengaja. Tatapannya serius, dalam, seakan ingin membaca isi hati Sarah yang masih enggan bertemu pandang. Sarah pun akhirnya menoleh, bertemu dengan tatapan Lein.

"Aku kan udah pernah bilang sama kamu kalau aku suka sama kamu dan berharap kamu mau jadi pacar aku. Tapi kamu selalu nolak, Sar. Kamu selalu bilang kalau lebih nyaman sendiri daripada punya pacar.

Ayolah Sar, tunggu apa lagi? apa yang kurang dari aku sampai kamu terus nolak aku? aku akan lakuin apapun kalau kamu mau nerima cinta aku," kata Lein dengan tulus.

Berharap pengungkapan perasaannya kali ini akan dibalas oleh Sarah dan ia pulang nanti sudah resmi menjadi pacar Sarah. Tapi itu masih menjadi teka-teki. Isi kepala Sarah tidak ada yang tahu.

Sarah menatap dalam pria di hadapannya. Bukan tatapan cinta atau perasaan yang sama seperti yang Lein berikan kepadanya. Tapi lebih tepatnya tatapan iba.

Sudah berulang kali Lein menyatakan cinta kepadanya dan memintanya menjadi kekasihnya. Tapi ia selalu menolak dengan alasan yang sama, yaitu lebih nyaman sendiri dan ingin mengejar cita-citanya.

Sarah mengira jika Lein sudah melupakan perasaannya kepadanya dan menyukai wanita lain. Tapi ternyata tidak. Pria tampan berdarah Inggris-Indonesia di depannya ini masih menyukainya.

"Aku ngerti kamu cinta sama aku. Tapi masalahnya aku nggak ada perasaan apapun sama kamu. Aku murni cuma nganggap kamu sahabat aku sama kayak Clara. Kamu baik sama aku, peduli dan perhatian. Tapi maaf, aku nggak ngerasain apapun saat sama kamu selain rasa sayang sebagai sahabat.

Aku masih mau mengejar cita-citaku dan bebas melakukan apapun yang aku mau. Aku juga masih mau membahagiakan kedua orang tuaku, jadi untuk urusan pasangan aku pikir belakangan. Maaf, Lein," jelas Sarah, suaranya lembut namun tegas.

Ia paham ucapannya pasti menyakitkan Lein, tapi jujur lebih baik daripada memberi harapan palsu. Biar Lein bahagia dengan pilihannya, bukan dengan dirinya. Sarah menarik napas panjang, setelah selesai berbicara.

Lein terus menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan ucapan Sarah. Tangannya masih erat menggenggam tangan Sarah, dan Sarah pun tak berniat melepaskan genggaman itu. Hangatnya terasa nyaman, dan Sarah menyadari hal itu.

"Apa kamu nggak ada perasaan cinta sama aku, Sar? Sedikitpun?" tanya Lein, suaranya sedikit terengah-engah. Tatapan matanya masih serius, dalam, seakan ingin menembus kedalaman jiwa Sarah.

Sarah hanya diam, menatap Lein tanpa berkedip. Lein pun membalas tatapannya, berharap menemukan secercah harapan di balik sorot mata Sarah. Namun, Sarah hanya menggeleng pelan dan mengalihkan pandangannya.

Ia melepaskan tangan Lein yang menggenggam tangannya dengan lembut, seolah tak ingin menyakiti hati Lein lebih jauh.

"Maaf, Lein," kata Sarah, suaranya terdengar lirih, "aku nggak bisa membalas perasaanmu." Kalimat Sarah terdengar tegas, namun tetap dibalut kelembutan, seolah ingin meringankan beban di hati Lein. Tapi kenyataannya ia justru menyakitinya.

Lein terperanjat, tentu saja. Ia sudah menduga Sarah akan bicara seperti itu, tapi tetap saja, mendengarnya langsung terasa menusuk. Hati Lein sakit, pedih. Matanya berkaca-kaca karena penolakan Sarah yang kembali ia terima.

Ia berbalik, memunggungi Sarah. Tanpa menoleh, suaranya dingin, “Lusa aku jemput di rumah, ya. Kita berangkat setelah Ashar.”

Sarah merasakan betapa dinginnya suara Lein, dan rasa bersalah pun membebani hatinya. Ia telah kembali mematahkan hati Lein. Tapi, jujur, Sarah belum siap menjalin hubungan dengan siapa pun. Ia ingin sukses dulu, ingin membahagiakan orang tuanya terlebih dahulu.

Lein pergi begitu saja setelah mengatakan itu, tanpa mengajak Sarah untuk keluar bersamanya. Sarah masih terpaku di tempat, termenung, hingga tersadar bahwa dirinya sudah terlalu lama di sana. Ia pun bergegas pergi.

Sesampainya di gerbang, ia mendapati Clara duduk sendirian, tampak mengangguk-angguk seperti mengantuk. Sarah menghampirinya.

"Ra, maaf ya, agak lama," ujar Sarah lembut. Clara, yang memang mengantuk, langsung tersentak dan menoleh. Senyum manis mengembang di bibirnya seraya berdiri.

"Nggak masalah kok. Yuk kita pulang!" jawab Clara. Sarah mengangguk. Clara pun memesan taksi online, dan mereka pulang bersama.

Bersambung ...

Episodes
1 Episode 1. Keluarga Cemara
2 Episode 2. Sahabatku Tersayang
3 Episode 3. Top Markotop
4 Episode 4. Terlihat Akrab dan Bahagia
5 Episode 5. Perasaan Lein
6 Episode 6. Blue Rose
7 Episode 7. Di Acara Blue Rose
8 Episode 8. Clara Mabuk
9 Episode 9. Kamu Memang Sahabat Terbaik
10 Episode 10. Chef Terkenal
11 Episode 11. Seperti Palu Godam
12 Episode 12. Mau Cerai
13 Episode 13. Kayak Anak Kecil
14 Episode 14. Papa Kamu Selingkuh
15 Episode 15. Apaa inii?!
16 Episode 16. Kamu Punya Aku
17 Episode 17. Karena Aku Peduli
18 Episode 18. The Penthouse 2
19 Episode 19. Kemunculan Antonio
20 Episode 20. Clara dan Antonio
21 Episode 21. Kamu Selalu Cantik
22 Episode 22. Kelakuan Grace
23 Episode 23. Kok Jadi Lein?
24 Episode 24. Ternyata Sepupu
25 Episode 25. Tidak Mungkin
26 Episode 26. Cuma Kebetulan
27 Episode 27. Kembali Erat
28 Episode 28. Tante Ellis?!
29 Episode 29. Hari Anniversary
30 Episode 30. Mamaku Juga Mama Kamu
31 Episode 31. Cinta Mati
32 Episode 32. Ellis dan Sarah
33 Episode 33. Batalin Rencana
34 Episode 34. Kedatangan Lein
35 Episode 35. Botol Mineral (Sarah & Lein Moments)
36 Episode 36. Perasaan Sarah
37 Episode 37. My Queen dan My Prince
38 Episode 38. Pamer Terus!
39 Episode 39. Untuk Pertama Kalinya
40 Episode 40. Rahasia Kita
41 Episode 41. Sedikit Iri
42 Episode 42. Gampang Baper
43 Episode 43. Maaf, Sar
44 Episode 44. Aku Janji
45 Episode 45. Rahasia
46 Episode 46. Milik Aku
47 Episode 47. Ini Nggak Adil!
48 Episode 48. Grace sama Antonio itu sepupuan
49 Episode 49. Ide Bagus
50 Episode 50. Renggang
51 Episode 51. Aku Kecewa
52 Episode 52. Terlalu Berharga
53 Episode 53. Aku Benci Sama Kamu
54 Episode 54. Main Api
55 Episode 55. Sekarang Kamu pulang!
56 Episode 56. Cewek Polos Itu
57 Episode 57. Ramalan Zodiak
58 Episode 58. Kamu itu Matahari
59 Episode 59. Kita PUTUS!
60 Episode 60. Berbagi Kebahagiaan (TAMAT)
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Episode 1. Keluarga Cemara
2
Episode 2. Sahabatku Tersayang
3
Episode 3. Top Markotop
4
Episode 4. Terlihat Akrab dan Bahagia
5
Episode 5. Perasaan Lein
6
Episode 6. Blue Rose
7
Episode 7. Di Acara Blue Rose
8
Episode 8. Clara Mabuk
9
Episode 9. Kamu Memang Sahabat Terbaik
10
Episode 10. Chef Terkenal
11
Episode 11. Seperti Palu Godam
12
Episode 12. Mau Cerai
13
Episode 13. Kayak Anak Kecil
14
Episode 14. Papa Kamu Selingkuh
15
Episode 15. Apaa inii?!
16
Episode 16. Kamu Punya Aku
17
Episode 17. Karena Aku Peduli
18
Episode 18. The Penthouse 2
19
Episode 19. Kemunculan Antonio
20
Episode 20. Clara dan Antonio
21
Episode 21. Kamu Selalu Cantik
22
Episode 22. Kelakuan Grace
23
Episode 23. Kok Jadi Lein?
24
Episode 24. Ternyata Sepupu
25
Episode 25. Tidak Mungkin
26
Episode 26. Cuma Kebetulan
27
Episode 27. Kembali Erat
28
Episode 28. Tante Ellis?!
29
Episode 29. Hari Anniversary
30
Episode 30. Mamaku Juga Mama Kamu
31
Episode 31. Cinta Mati
32
Episode 32. Ellis dan Sarah
33
Episode 33. Batalin Rencana
34
Episode 34. Kedatangan Lein
35
Episode 35. Botol Mineral (Sarah & Lein Moments)
36
Episode 36. Perasaan Sarah
37
Episode 37. My Queen dan My Prince
38
Episode 38. Pamer Terus!
39
Episode 39. Untuk Pertama Kalinya
40
Episode 40. Rahasia Kita
41
Episode 41. Sedikit Iri
42
Episode 42. Gampang Baper
43
Episode 43. Maaf, Sar
44
Episode 44. Aku Janji
45
Episode 45. Rahasia
46
Episode 46. Milik Aku
47
Episode 47. Ini Nggak Adil!
48
Episode 48. Grace sama Antonio itu sepupuan
49
Episode 49. Ide Bagus
50
Episode 50. Renggang
51
Episode 51. Aku Kecewa
52
Episode 52. Terlalu Berharga
53
Episode 53. Aku Benci Sama Kamu
54
Episode 54. Main Api
55
Episode 55. Sekarang Kamu pulang!
56
Episode 56. Cewek Polos Itu
57
Episode 57. Ramalan Zodiak
58
Episode 58. Kamu itu Matahari
59
Episode 59. Kita PUTUS!
60
Episode 60. Berbagi Kebahagiaan (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!