Bab 3

"Mba Ana?", Naura menghampiri kakaknya yang sama-sama berada di rumah sakit.

Tampak wajah Ana yang begitu muram.

"Nau!", kata Ana. Tak lama kemudian, Gatan tampak keluar dari sebuah ruangan.

"Ada apa mba?", tanya Naura.

"Asha meninggal, Nau!", jawab Ana. Naura memicingkan matanya.

"Meninggal? Bukannya itu bagus mba?", bisik Naura. Ana melotot tajam pada adiknya itu. Gatan tampak mendudukkan diri di salah satu bangku.

Badannya lemas seperti tidak memiliki tulang. Lelaki itu menangis tanpa suara. Di sudut yang tak jauh dari sana, ketiga sahabat Asha pun sama-sama berduka.

Gatan kehilangan putrinya, dan tiga pemuda itu kehilangan sahabat yang sangat mereka sayangi.

"Samperin suami mu, mba!", Naura meminta sang kakak untuk menghampiri Gatan. Naura meraih tangan Gatan yang ada di pangkuannya.

"Yang sabar mas, mungkin ini yang terbaik buat Asha. Dari pada di dunia ini dia hanya menyusahkan dan membuatmu malu!", kata Ana.

Gatan menatap nyalang istri keduanya itu.

"Jaga bicara mu sialan! Asha putri ku! Darah daging ku!", bentak Gatan. Ana sampai terkesiap di bentak seperti itu.

Naura meraih bahu Ana dan mengusapnya pelan. Jangan sampai sang kakak salah bicara di situasi seperti ini.

Jenazah Asha di bawa keluar dari ruangan itu. Gatan kembali berdiri dan menghampiri tubuh yang tak lagi bernyawa.

Isakan itu terus mengiringi tubuh Asha yang akan di bawa ke ruangan kepengurusan jenazah.

Begitu juga dengan ketiga sahabat Asha. Mereka memang gahar setiap harinya, tapi melihat sahabatnya meregang nyawa yang tak wajar tentu sebuah pukulan yang sangat berat kan?

Di ruangan Aisha, perempuan itu sudah stabil. Bahkan ia sudah membuka matanya meski tampak ada raut kebingungan disana. Banyak sosok asing yang mengelilinginya.

"Aisha!", panggil Fazal pelan. Aisha mengerjakan matanya berulang. Sungguh, ia merasa aneh dengan panggilan itu padanya.

Sekilas mirip, tapi tentu berbeda.

"Siapa?", tanya Aisha. Fazal menoleh ke arah dokter.

"Kita bawa ke ruang rawat inap ya pak, nanti kita observasi lagu kondisi kesehatan nyonya Aisha."

Fazal pun mengangguk setuju. Mungkin karena sempat kritis dan mungkin mati suri, membuat Aisha melupakan dirinya.

Aisha merasakan ada yang aneh pada tubuhnya. Ada rasa perih di lengannya juga punggungnya. Karena seingatnya, versi Asha tentunya....ia sedang berada di toilet sekolah. Tapi sekarang???

Beberapa perawat mendorong brankar Aisha, tak lupa memasang oksigennya lagi agar Aisha tak kesulitan bernafas seperti sebelumnya.

Aisha alias Asha masih mencerna apa yang terjadi. Tubuhnya terasa lemah tak berdaya. Padahal biasanya, sekalipun sakit dirinya bahkan masih bisa melakukan apa pun.

Fazal mendampingi Aisha di sebelah brankar. Mereka akan membawa Aisha ke ruang rawat inap. Berhubung ruangan Aisha ada di lantai atas, mereka menggunakan lift khusus.

Dan tanpa sengaja Aisha menoleh ke brankar sebelah. Sesosok lelaki yang ia kenal sedang menangis tergugu.

"Asha...maafin papa ,nak!", Gatan menangis pilu. Tak jauh dari sana, Dion, Nikala dan Visnu pun terlihat sangat menyedihkan.

Sebenarnya apa yang terjadi? Papa? Dion, Nikala dan Visnu kenapa seperti itu? Lalu ...siapa yang papa tangisi?

Fazal melihat sang istri yang tengah menatap ke brankar yang ada di pintu lift sebelahnya.

"Jangan di lihatin!", kata Fazal pelan. Ia hanya takut jika Aisha merasa takut karena melihat sosok di bawah selimut itu yang sudah tiada.

Aisha menoleh dan menatap Fazal.

Dia siapa sebenarnya??

Seperti di adegan sinetron, tiba-tiba angin berhembus cukup besar hingga menyibak penutup wajah tubuh Asha.

Mata Aisha bergerak cepat. Sosok yang sedang di tangisi papanya juga ketiga sahabatnya adalah dirinya. Wajah Asha sudah pucat.

Bagaimana mungkin? Itu aku? Ngga! Ngga mungkin!

Aisha menolak kenyataan yang ada di depannya.

"Silahkan kalian naik lift yang di sana saja ya!", kata perawat pada ketiga sahabat Asha. Tak mau berdebat, ketiga sahabat Asha bergabung di lift yang sama dengan Aisha.

Air mata Aisha meleleh. Dia tak sanggup melihat sahabatnya sampai seperti itu menangisi dirinya.

Tapi apa mungkin mereka percaya kalau Asha yang mereka tangisi ada bersama mereka??

"Aisha?", Fazal menghapus air mata Aisha yang menangis menatap ketiga sahabatnya. Dion, Visnu dan Nikala menatap Aisha.

Entah lah, mungkin karena nama yang hampir sama membuat mereka reflek menoleh pada Aisha.

"Dion, Visnu, Nikala!", kata Aisha pelan. Bukan hanya mereka bertiga yang terkejut. Fazal pun cukup terkejut mendengar sang istri menyebut nama asing itu.

Merasa di panggil, Dion menatap Aisha intens.

"Kamu mengenal mereka?", tanya Fazal. Dia merasa heran, saat tersadar tadi sang istri tak mengenali dirinya. Tapi sekarang??? Bahkan Fazal saja tak mengenal tiga remaja itu.

Tak ada jawaban apa-apa dari Aisha yang terus menatap mereka.

"Kalian mengenal istri saya?", tanya Fazal pada tiga sahabat Asha. Mereka kompak menggelengkan kepalanya.

"Apa...gadis tadi sahabat kalian?", tanya Fazal yang sempat menyimak situasi di lift sebelah.

Ketiganya pun menganggukkan kepalanya.

"Apa dia sakit?", tanya Fazal kepo.

"Tidak. Asha meninggal saat berada di sekolah."

Jawaban singkat dari Nikala membuat dirinya di tatap tajam oleh kedua sahabatnya.

Ting! Pintu lift terbuka. Aisha di bawa ke ruangannya sedang trio sahabat Asha menuju ke tempat Asha akan di urus.

Aisha masih menangis. Semua benar-benar seperti mimpi. Kalau yang mereka tangisi adalah dirinya, lalu kenapa Asha ada di tubuh seseorang yang bernama Aisha?

Fazal menemani Aisha di ruangannya. Orang tuanya sudah lebih dulu pulang dan meninggalkan Fazal saja bersama Aisha.

"Kamu mau pakai hijab mu?", tanya Fazal. Pasalnya sang istri selalu memakai hijab sejak awal keduanya kenal.

Hijab?

"Ngga!", jawab Aisha lirih. Fazal menatap sendu ke wajah ayu gadis itu.

"Aku sungguh-sungguh meminta maaf Aisha! Tolong maafkan aku! Beri aku satu kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku!", kata Fazal meraih salah satu tangan Aisha.

Sebenarnya apa yang terjadi?

Aisha? Asha?!

Aisha reflek melepas tangan Fazal dari tangannya. Ia tak mengenal Fazal sama sekali.

Fazal menghela nafas panjang. Dalam hati Fazal memaklumi sikap Aisha yang sudah sewajarnya bersikap begitu. Apalagi kesalahan Fazal sudah sangat keterlaluan.

"Kamu siapa?", Aisha memberanikan diri bertanya.

"Sha, aku suami mu! Fazal Abidzar."

Hah? Suami??? Aisha menggelengkan kepalanya pelan. Ia tak percaya jika dirinya mengisi jasad seorang perempuan yang bersuami. Sedangkan dirinya saja masih belia, tujuh belas tahun!

"Sha, tolong beri satu kesempatan buat mas. Mas janji akan percaya semua kata-kata kamu. Kalau kamu mau kita pindah, ayo ...setelah keluar dari sini kita pindah rumah. Di mana pun, asal itu nyaman untuk mu."

Aisha menatap intens seseorang yang ada di hadapannya itu.

"Dan soal Naura, aku sudah mengakhiri hubungan ku dengannya. Jadi aku mohon, beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Kita mulai dari awal, ya?", Fazal menyentuh pipi Aisha. Tapi gadis itu reflek menampiknya.

Selama ini, tidak seorang pun yang berani melakukan hal seperti itu padanya sekalipun tiga sahabatnya.

Karena efek obat, Aisha pun kembali memejamkan matanya. Dan perlahan, ia pun larut dalam mimpinya.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Bersambung.....😊

terimakasih 🙏

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

seruuuu 👍

2025-04-17

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

waduh hodup lg tp di tubuh orang lain..smoga teman2 asha cerita gmn jahat x ana dan ceraikan iblis betina iru..tp siapa ya yg bunuh asha

2024-12-30

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Bab 1
3 Bab 2
4 Bab 3
5 Bab 4
6 Bab 5
7 Bab 6
8 Bab 7
9 Bab 8
10 Bab 9
11 Bab 10
12 Bab 11
13 Bab 12
14 Bab 13
15 Bab 14
16 Bab 15
17 Bab 16
18 Bab 17
19 Bab 18
20 Bab 19
21 Bab 20
22 Bab 21
23 Bab 22
24 Bab 23
25 Bab 24
26 Bab 25
27 Bab 26
28 Bab 27
29 Bab 28
30 Bab 29
31 Bab 30
32 Bab 31
33 Bab 32
34 Bab 33
35 Bab 34
36 Bab 35
37 Bab 36
38 Bab 37
39 Bab 38
40 Bab 39
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 54
56 Bab. 55
57 Bab 56
58 Bab 57
59 Bab 58
60 Bab. 59
61 Bab. 60
62 Bab. 61
63 Bab. 62
64 Bab. 63
65 Bab 64
66 Bab. 65
67 Bab. 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 71
73 Bab 72
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 94
96 Bab 95
97 Bab. 96
98 Bab 97
99 Bab 98
100 Bab 99
101 Bab 100
102 Bab 101
103 Bab102
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Prolog
2
Bab 1
3
Bab 2
4
Bab 3
5
Bab 4
6
Bab 5
7
Bab 6
8
Bab 7
9
Bab 8
10
Bab 9
11
Bab 10
12
Bab 11
13
Bab 12
14
Bab 13
15
Bab 14
16
Bab 15
17
Bab 16
18
Bab 17
19
Bab 18
20
Bab 19
21
Bab 20
22
Bab 21
23
Bab 22
24
Bab 23
25
Bab 24
26
Bab 25
27
Bab 26
28
Bab 27
29
Bab 28
30
Bab 29
31
Bab 30
32
Bab 31
33
Bab 32
34
Bab 33
35
Bab 34
36
Bab 35
37
Bab 36
38
Bab 37
39
Bab 38
40
Bab 39
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 54
56
Bab. 55
57
Bab 56
58
Bab 57
59
Bab 58
60
Bab. 59
61
Bab. 60
62
Bab. 61
63
Bab. 62
64
Bab. 63
65
Bab 64
66
Bab. 65
67
Bab. 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 71
73
Bab 72
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 94
96
Bab 95
97
Bab. 96
98
Bab 97
99
Bab 98
100
Bab 99
101
Bab 100
102
Bab 101
103
Bab102
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!