...Sejomblo-jomblonya orang jomblo, masih jombloan orang yang ngatain temannya jomblo, padahal dirinya sendiri juga jomblo...
...~Laura Keisha Givarro~...
Saat Rara keluar dari pintu utama dia sudah melihat mobil Sinta terparkir didepan rumahnya. Padahal ini baru jam delapan kurang dua puluh menit. Namun, Sinta sudah datang saja di rumah Rara. Rara pun berjalan menghampiri mobil Sinta lalu duduk di kursi penumpang sebelah kursi kemudi.
"Katanya jam delapan, ini belum jam delapan loh Sin," ucap Rara setelah mendudukkan dirinya di kursi penumpang sambil melirik jam yang melingkar sempurna ditangan kirinya .
"Iya, soalnya kakak gue tiba-tiba aja pulang. Yaudah Gue alasannya mau ke rumah temen," jujur Sinta lalu menginjak pedal gas melajukan mobilnya menuju ke bar langganan mereka. Setelah 15 menit melakukan perjalanan akhirnya sampailah mereka sebuah klub malam tujuan mereka.
"Ra Lo duluan aja Gue markirin mobil dulu," ucap Sinta sambil melirik Rara dengan ujung matanya yang fokus melirik ponselnya.
"Bareng aja lah. Gue lagi malas sendirian, entar dikira jomblo lagi," tanpa mengalihkan fokusnya dari ponsel genggam miliknya.
"Ck emang Lo jomblo kali," decak Sinta sinis.
"Sejomblo-jomblonya orang jomblo, masih jombloan orang yang ngatain temannya jomblo, padahal dirinya sendiri juga jomblo," sindir Rara.
"Ck gak jelas banget sih Lo, ngomong apaan coba," ketus Sinta kemudian menjalankan mobilnya menuju parkiran.
Setelah mereka memarkirkan mobil mereka pun berjalan bersama memasuki bar mewah yang sudah pasti harganya bisa buat membayar kost sederhana selama sebulan.
"Wee Ra udah lama gak ke sini," sapa bartender yang memang sudah mengenal akrab Rara dan Sinta.
"Sibuk," balas Rara singkat lalu mendudukkan dirinya disofa yang tersedia.
"Mau mesen apa nih kalian pada?" Tanya bartender itu.
"Biasa," sahut Rara lalu mengedarkan pandangannya ke setiap sudut Bar.
"Yaelahhh Ra. Lo kesini cuma buat minum jus lemon. Ngapain jauh-jauh ke sini kalo minum itu doang. Mending Lo ke cafe aja deh," cibir bartender itu sambil terkekeh.
"Bacot yang penting Gue bayarkan beres urusannya."
"Iya-iya terserah Lo aja. Kalo Lo pesen apa Sin?" bartender itu mengalihkan pandangannya menuju Sinta.
"Wine nya satu," sahut Sinta yang memang sudah terbiasa meminum alkohol jenis itu.
"Oke," bartender itu mengacungkan jari jempolnya lalu melangkah menjauh dari mereka.
"Gak bosen apa Lo setiap ke sini cuma minum jus lemon doang?" Tanya Sinta sambil terkekeh.
"Gak," sahut Rara acuh kemudian kembali mengedarkan pandangannya melihat sekumpulan manusia sedang berjoget ria menumpahkan segala kegundahan hati mereka. Dengan ditemani musik yang memekak gendang telinga. Tak berapa lama pesanan mereka pun datang.
"Silahkan dinikmati orderan cafenya mba," ucap bartender itu sambil terkekeh dengan ucapannya sendiri.
"Lucu ya he he he," Rara tertawa mengejek.
"Udah udah hus hus pergi. Jangan gangguin putri Gue," Sinta menggerakkan tangannya mengusir bartender itu. Bartender itu pun melangkah pergi masih terkekeh.
"Lo gak mau cobain ini Ra?" Tawar Sinta sambil mengangkat sebotol wine pesanannya tadi.
"Gak, makasih," balas Rara lalu mengaduk jus lemonnya dengan sedotan sebelum benar-benar meminumnya.
"Hmm okelah," ucap Sinta lalu meminum seteguk demi seteguk winenya hingga tandas.
"Lo gak bosen apa Lo setiap kesini cuma minum wine doang? " Rara mengulangi pertanyaan Sinta yang di lontarkan kepadanya tadi.
"Buat nenangin pikiran Gue Ra," balaa Sinta lalu meletakkan botol winenya yang sudah kosong.
Lalu memesan 2 botol lagi. Setelah pesanan Sinta datang, ka langsung meneguknya kembali hingga dia menghabiskan 2 botol wine sekaligus. Hingga hanya tersisa 1 botol saja.
"Sin udah Sin, nanti Lo bisa mabuk," tutur Rara mencoba menasehati Sinta yang mulai meneguk wine dari botol ke tiga.
Ya bagaimana pun cueknya Rara, Sinta tetaplah sahabatnya, dan selamanya akan tetap begitu. Jika Sinta khilaf maka Rara nya lah harus mengingatkan begitupun sebaliknya.
Namun, Sinta tak menanggapinya, dia malah asik dengan dunianya sendiri.
"Duh berabe ni urusannya," gumam Rara. Lalu meletakkan beberapa lembar uang seratus ribuan sebelum memutusan untuk kembali Ke rumah masing-masing .
Setelah itu Rara pun membantu Sinta berjalan karena sudah dalam keadaan sempoyongan karena terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
Padahal hanya tiga botol dia habiskan namun kenapa dia bisa sampai mabuk begini batin Rara.
Anjir dia kan biasa nya cuma minum satu botol lanjut nya dalam hati
...------...
"Ehh tu kayak nya cewek yang banyak fansnya di sekolah kita deh Lex, ngapain dia malam-malam begini ke bar," tunjuk seorang pria kearah Rara dan Sinta kepada temannya.
"Eh iya ya" ucap teman yang satunya. Ya mereka adalah Yogi dan kedua teman sekelasnya. Yogi yang baru saja memarkirkan motornya langsung menghampiri teman-temannya itu.
"Ada apaan ey?" Tanya Yogi sambil menepuk pelan pundak temannya.
"Tuh," sahut temannya sambil menunjuk Rara dan Sinta menggunakan dagunya .
Yogi pun mengikuti arah petunjuk dari dagu temannya itu. Dia memicingkan matanya melihat apa yang sedang mereka perhatikan. Dengan segera dia menghampiri orang yang sedari tadi teman teman nya lihat.
"Buset main pergi aja," umpat temannya Yogi.
"Udah lah Za kita masuk aja dulu. Entar dia kalo mau juga ngusulin kita,"
"Oke lah."
...------...
Yogi pun melangkahkan kakinya menghampiri Rara dan Sinta, "Woee!" panggil Yogi saat jarak mereka hanya terpaut beberapa langkah saja.
"Ehh Sinta kenapa tuh?" Lanjutnya saat dirinya melihat Sinta sedang dibantu berjalan oleh Rara.
"Berisik bantuin gue, kalo gak mau bantuin mending pergi," decak Rara sinis.
"Iye iye Gue bantuin. Bisa-bisa gue dimarahin Tante nih. Kalo tau gue melalaikan tugas," ucap Yogi mengambil alih Sinta dari Rara
"Tante?" beo Rara yang sedang difundung kebingungan.
"Sinta sepupu Gue," balas Yogi sebelum benar-benar memasukkan Sinta kedalam mobil milik Sinta.
"Lo anterin Sinta aja Gue naik taksi online," ucap Rara lalu membuka aplikasi taksi online diponselnya.
Reflek Yogi menggelengkan kepala sambil mengayunkan jari telunjuknya kekiri dan kanan didepan Rara.
"Gak gak, Lo ikut aja. Setelah nganter Lo Gue baru nganter Sinta. Kalo terjadi apa-apa sama Lo bisa berabe urusannya. Ntar yang ada Gue digebukin lagi sama Andi," ucap Yogi sambil bergidik ngeri membayangkannya setelah memasukkan Sinta dikursi belakang .
"Bacot," ucap Rara lalu masuk ke dalam mobil dan duduk dikursi penumpang sebelah kursi kemudi. Yogi hanya tertawa kecil kemudian mendudukkan dirinya dikursi kemudi lalu memasang seatbeltnya sebelum menjalankan mobilnya menuju kerumah Rara.
Di dalam perjalanan hanya ada keheningan dan suara beberapa kendaraan yang lalu lalang dijalanan. Karena tidak ada percakapan akhirnya Rara memutuskan memainkan ponselnya. Melihat beberapa pesan yang masuk diaplikasi WhatsApp nya. Banyak sekali chat masuk namun tak ada satupun chat yang Rara balas. Karena bosan memainkan ponsel akhirnya dia mengalihkan pandangannya melihat sisi sebelah kiri kaca mobil.
"Lo sering ke bar?" Tanya Yogi mencoba memecahkan keheningan.
"Lumayan," balas Rara tanpa mengalihkan pandangannya.
"ngapain lo ke bar?" Tanya Yogi kepo.
"Bukan urusan Lo," sahut Rara acuh.
"Anjir gue cuma pengen tau doang."
"Emang semua kehidupan gue Lo harus tau?" Tanya Rara sambil melirik Yogi menggunakan ujung matanya.
Skak Yogi bingung harus menjawab apa, "Gak sih."
"Tikungan depan belok kiri."
"Gue udah tau rumah Lo."
"Dari mana Lo tau? oh atau jangan-jangan Lo penguntit lagi?" Tuding Rara.
"Gue kan pernah main ke rumah Lo. Dulu sama kak Andi," sahut Yogi sambil sesekali melirik kearah Rara.
Rara pun hanya ber oh ria. Beberapa saat kemudian sampailah mereka dirumah besar milik Rara.
"Thanks," ucap Rara sebelum turun dari mobil. Yogi pun hanya menjawab dengan anggukan.
...TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Peri Cantik
cemangat kakak
2021-04-29
0