Laura

Laura

Bab 1

Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi. Namun gadis cantik ini masih saja bergelut dengan dunia mimpinya.

Bruakk

Andi menendang pintu kamar milik Rara dengan sangat keras. Sehingga dengan sekali tendangan pintu itu langsung terbuka. Namun gadis itu tetap saja memejamkan matanya. Andi pun menghampiri Rara dan berusaha membangunkan Rara dari tidurnya.

Andiansyah Givarro kakak pertama dan satu-satunya dari seorang adik yang bernama Laura Keisha Givarro. Atau yang paling akrab disapa Rara.

"Woee Laura Keisha Givarro bangun, ini udah jam 6, Lo masih asik molor aja, gak sekolah lo hah?!" teriak Andi sambil mengguncang-guncangkan tubuh adiknya itu. Karena tidak ada respon dari Rara sebuah ide kejahilan pun seketika muncul di otak Andi. Diraihnya gelas di atas meja. Kemudian memberikan sedikit ditangannya lalu menciprat-cipratnya ke muka Rara.

"Hujan hujan?" pekik Rara heboh. Andi yang melihat Rara kelabakan pun seketika tawanya pecah.

"Sialan Lo kak, ngapain Lo di kamar gue?" decak Rara dengan menatap sinis kearah Andi.

Seketika Andi berkacak pinggang, "Bangun WOYY, ini udah jam setengah enam lo gak sekolah hah, molor mulu aja lo."

Malas mendengar ocehan dari sang Abang Rara kembali memposisikan dirinya untuk kembali menyusul ke alam mimpinya.

"Bentar napa kak, gue masih ngantuk banget nih," sanggah nya. Namun seketika kakinya ditarik oleh Andi.

"Woee bangun, lo kalo gak bangun sekarang, gue tinggal nih!" tegas Andi masih menarik kaki adik nakalnya itu.

"Ah ampun kak lepasin kaki gue, oke-oke gue siap-siap sekarang," putus Rara yang sudah kalah.

"Gitu kek dari tadi gak ngerepotin orang," ucap Andi lalu melenggang keluar kamar dengan santainya seakan tak melakukan kesalahan apapun.

Sambil menggerutu Rara melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, "Sialan punya Abang satu aja kerjaannya gangguin gue mulu."

20 menit kemudian

Sambil melirik jam yang melingkar ditangannya Andi kembali berteriak heboh diruang utama,

"Woee Rara sialan buruan kita telat ntar, lama banget sih lo dandannya, kita mau sekolah woe bukan mau kondangan."

Sembari berjalan menuruni tangga Rara pun menyahut, "Sabar dikit napa kak, gue juga belum sarapan kali."

"Lama banget sih lo dasar siput, salah sendiri bangun selalu siang, kapok sendiri kan lo," celetuk Andi kesal.

Namun, Rara tidak menanggapinya, ia malah berlalu begitu saja menuju mobil mereka meninggalkan Andi yang sedang asik menggerutu tak jelas arah dan tujuannya.

"Ck adik laknat kau," umpat Andi lalu ikut berjalan menuju mobilnya. Di sepanjang perjalanan Rara terus memanyunkan bibirnya karena waktu tidurnya selalu saja diganggu oleh genderuwo disebelahnya ini.

Di sisi lain dia juga bersyukur Tuhan telah mengaruniakannya keluarga yang menyayangi dan peduli dengannya.

"Kenapa lo cemberut gitu terus hah?? Minta di tabok," cibir Andi sesekali melirik kearah Rara. Rara yang masih kesal pun hanya melirik sekilas lalu memilih memainkan ponselnya.

"Kalo orang ngajak ngomong itu di jawab," lanjutnya.

Seketika Rara pun menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Andi, "Lo ngomong sama gue?"

"Gak gue ngomong sama mbak Kunti yang duduk dibelakang Lo," decak Andi kesal. Rara pun hanya ber-oh ria lalu kembali menatap layar benda pipih yang berada digenggamnya.

"Dasar manusia kulkas," umpat Andi lalu memilih memfokuskan matanya ke jalanan.

Seketika senyum mengejek melengkung di bibir tipis Rara, "Makasih pujiannya."

"Dasar manusia stres, gak waras, kehilangan akal sehat," umpat Andi lalu menginjak pedal gas melajukan mobilnya agar segera sampai disekolah. Dia sudah tidak betah berlama-lama semobil dengan adiknya yang super menyebalkan ini.

...--------...

Setelah melalui perjalanan yang tidak melelahkan akhirnya mereka tiba di sekolah tercinta mereka. Gak sih bagi Rara sekolah hanyalah tempat pelampiasannya saja untuk menghilangkan kebosanannya. Rara pun membuka pintu mobil lalu keluar dan melenggang begitu saja tanpa menunggu abangnya yang Ter Ter itu terlebih dahulu.

"Ck dia kira gue supir nya apa. Main pergi pergi aja. Dasar adek gak ada akhlak," gerutu Andi lalu berjalan menuju kelasnya.

Dengan gontai gadis berwajah cantik itu melangkahkan kakinya menuju kelas.

Sesampainya dikelas, ia langsung mendudukkan dirinya dibangku tempat duduknya yang tepat berada disebelah.

Sinta Pramudita Zeon, sang sahabat sejatinya Rara. Mereka telah mengenal satu sama lain, sejak duduk di bangku SMP. Entah bagaimana ceritanya mereka bisa akrab, yang pasti sekarang mereka terlihat bersahabat.

"Kenapa Lo Ra? Baru putus cinta?" Ledek Sinta yang melihat sahabatnya datang ke sekolah dengan wajah muram.

Namun, gadis yang diledek itu hanya melirik kearahnya sekilas lalu memilih memainkan ponselnya kemudian memasang handset di telinganya.

"Njir gue di kacangin," celetuk Sinta yang kesal karena selalu saja dirinya di kacangin oleh manusia kutub di sebelah nya ini. Ya pagi ini Rara masih saja merasa kesal dengan kakak nya yang super nyebelin itu. Moodnya benar-benar dalam keadaan yang sangat buruk.

...------...

Setelah 3 jam lamanya mereka lalui karena dipaksa belajar. Akhirnya tibalah mereka di jam yang paling dinanti-nantikan oleh para siswa.

"Mau kemana lo Ra??" Tanya Sinta yang melihat sahabatnya melangkahkan kaki keluar kelas.

Rara pun memberhentikan langkahnya sejenak lalu menoleh ke arah Sinta, "Perpustakaan," sahutnya singkat lalu kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda menuju perpustakaan.

Tujuannya sebenarnya ke perpustakaan bukan seperti kebanyakan orang yang belajar atau membaca buku, melainkan dia hanya menumpang tidur. Menurutnya tidak ada tempat terindah untuk tidur selain perpustakaan. Dimana hampir semua siswa yang berada disitu adalah siswa dengan kadar kepintaran di atas rata-rata. Gak juga deng.

Sesampainya Rara di perpustakaan dia segera merebahkan kepalanya diatas meja yang telah disediakan di perpustakaan itu. Baru saja, ia ingin memejamkan mata namun...

"Perpustakaan bukan tempat untuk tidur!" cetus pria yang dapat diketahui asal suaranya berasal dari bangku yang berada di depan Rara. Rara yang merasa ada yang mengajaknya ngobrol pun mendongakkan kepala dan melirik kearah depan dan benar saja pria itu sedang duduk didepannya dengan buku yang berada ditangannya. Rara pun tidak jadi melanjutkan aktivitas tidurnya dia lebih memilih memainkan ponselnya.

"Kenalin Gue Yogi Fernanda Alvero," ucap pria yang dapat diketahui namanya adalah Yogi itu mengulurkan tangannya kearah Rara.

Yogi Fernanda Alvero, sosok yang dikenal seantero sekolah karena kepintarannya, eits jangan lupakan ketampanannya. Dia murid lama yang sempat pindah ke sekolah lain, lalu balik lagi kesini.

Namun, lagi lagi dan lagi Rara hanya melirik sekilas lalu kembali memfokuskan dirinya menatap layar ponselnya.

Sambil berdecak sebal Yogi kembali mengucap kan kalimat, "Kalo orang ngomong itu di sahut bukannya diem aja terus fokus ke ponsel."

Karena ini kali ketiganya dia berbicara namun tidak dijawab oleh gadis yang duduk didepannya itu.

Rara yang merasa kesal pun akhirnya memutuskan keluar dari perpustakaan dan berjalan menuju kantin menyusul sahabatnya yang sedang menikmati makanannya.

Sinta yang melihat Rara sudah duduk disebelahnya pun menghentikan sejenak aktivitas makannya lalu berbicara kepada Rara, "Katanya mau ke perpustakaan, gak jadi?" Tanya Sinta lalu kembali melanjutkan aktivitasnya memakan baksonya.

...TBC.....

Terpopuler

Comments

Aila✨

Aila✨

ceritanya seru kak🎉🎉

2020-11-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!