Merencanakan Masa Depan

Dalam perjalanan ke desa kaisar jiwa, di dalam gerbong karavan, Lin Feng duduk tenang dengan mata terpejam.

Di Ruang Cheat, Lin Feng menatap layar komputer. Dia mengetik di kolom pencarian SHOP [Tubuh Abadi Uzumaki], kemudian layar memunculkan harga Tubuh Abadi Uzumaki dan juga keterangannya.

[Tubuh Abadi Uzumaki] : 5.000.000 Koin Shop

[Karakteristik : Saat menggabungkan Tubuh Abadi Uzumaki, tubuh akan mengalami perubahan seperti memperluas penyimpanan kekuatan jiwa, meningkatkan regen kekuatan jiwa dan daya tahan tubuh, mendapatkan Mata Pikiran Kagura dan penyembuhan diri tingkat tinggi Note: Tidak ada efek samping seperti perubahan rambut dan mata]

(Ps: yang di maksud memperluas penyimpanan kekuatan jiwa adalah semisal protagonis memiliki kekuatan jiwa level 10, setelah menggabungkan Tubuh Abadi Uzumaki maka si protagonis akan memiliki cadangan kekuatan jiwa lebih banyak dari level yang sama)

Melihat harga Tubuh Abadi Uzumaki, Lin Feng menghela nafas berat: "Nol yang banyak sekali......... walaupun aku sudah menguasai Dewa Petir Terbang, yang kurang dariku sekarang adalah cadangan kekuatan jiwa dan memperluas sensorik"

"Karna luas sensor ku hanya 50 meter, yang berarti aku hanya bisa merasakan tanda teknik Dewa Petir Terbang terbatas sensor yang kumiliki"

"Dan karakteristik fisik klan uzumaki bisa menutup kekurangan dalam hal cadangan kekuatan jiwa dan sensorik." Menggelengkan kepalanya, Lin Feng melirik saldo yang dimiliki.

"10,000 Koin Shop, huh~ masih jauh dari cukup untuk membeli Tubuh Abadi Uzumaki. Andai saja aku mempunyai kekuatan yang cukup, aku akan menjual kertas peledak secara luas, tapi dengan kekuatanku saat ini, aku akan menjadi sasaran orang berkuasa....." Lin Feng berkata dengan sedih.

Walaupun menjual kertas peledak melalui penyamaran dengan teknik Tranformasi itu aman, tapi itu terbatas pada master jiwa di bawah level 40. Kalau dia menjual ke master jiwa di atas 40, maka akan terlihat penyamarannya. Bagaimanapun teknik Transformasi hanya bisa mengelabui master jiwa di atas level penggunanya sebesar 30 level.

Lin Feng menundukkan kepalanya dan mengepalkan tangannya dengan erat berkata: "Kekuatan.....hanya dengan memiliki kekuatan yang besar, orang-orang tidak akan ada yang berani memprovokasiku."

"Tapi..... Aku juga harus memberi alat penyelamat nyawa kepada orangtua ku, karena mereka adalah kelemahanku. Mungkin aku harus merekrut beberapa orang untuk melindungi Ibu dan Ayah, dan juga memulai rencana membangun kekuatan ku sendiri secara diam-diam di dunia ini."

"Bagaimanapun lawan ku adalah putra takdir dunia ini yang di lindungi Dewa di atas dan Dao Surgawi. Banyak fanfic novel yang ku baca di kehidupan sebelumnya tentang membunuh protagonis dengan mudah, tapi aku tidak mempercayainya, tidak mungkin segampang itu membunuh putra takdir di setiap dunia"

"Sudahlah, aku harus fokus meningkatkan kekuatanku terlebih dahulu." Lin Feng kembali mengalihkan pandangannya ke layar.

Dia menggeser mouse dan memilih Ninjutsu.

Daftar Ninjutsu tipe Sensor perlahan muncul, tapi hanya sedikit, Dia kecewa karna tidak ada ninjutsu tipe sensor yang di butuhkannya, hanya ada beberapa yang bagus tapi harganya tidak bisa di jangkau dengan saldonya saat ini.

"Selain Mata Pikiran Kagura yang bisa merasakan sekitarnya hingga 10 Km, ada juga ninjutsu yang digunakan Tobirama Senju. Kemampuan sensornya yang sangat jauh, bahkan bisa mendeteksi cakra Madara di tempat WW4 dari konoha."

"Sepertinya aku harus nabung." Dia bergumam lembut.

Lin Feng keluar dari Ruang Cheat.

Dia bisa membuka Item seperti batas suksesi darah(tidak semua) dll karena meningkatkan dari VIP 0 ke VIP 1 di Shop dengan isi ulang 10.000 koin emas jiwa, kalau mau menaikkan VIP ke level 2 harus isi ulang sebesar 1.000.000.

Lin Feng tidak bisa berkata-kata saat melihat syarat meningkatkan keanggotaan VIP ke level 2, Itu naik 100 kali lipat.

Beberapa jam kemudian, kereta karavan berhenti. Pengemudi karavan menoleh ke belakang dan berkata: "Anak kecil, kita sudah sampai di Desa Kaisar Jiwa.'

Mendengar itu, Lin Feng turun dari kereta dan mendekati pengemudi sambil menyerahkan 10 koin perak berkata: "Terima kasih paman."

"Sama-sama" Pengemudi kereta menerima koin perak sambil menjawab dengan tersenyum.

Lin Feng berbalik dan melihat tulisan selamat datang. Dia menghirup udara dengan kuat "Aku akhirnya tiba di desa, sudah 1 tahun tidak terasa sejak aku meninggalkan desa ini."

Setelah itu, dia melangkah masuk ke desa dengan santai dan melihat sekelilingnya dengan penasaran. "Hmm..... Tidak ada yang berubah."

Penduduk desa melihat Lin Feng berjalan santai memandangnya dengan heran, penduduk A berbicara pelan pada orang disebelahnya.

"Hei siapa itu? Apakah dia penduduk desa ini?"

"Saya juga tidak tau, mungkin pelancong dari jauh."

"Mungkin juga dari keluarga kaya, lihat pakaiannya pasti mahal."

Lin Feng mendengar pembicaraan mereka menggelengkan kepalanya. Penampilan Lin Feng saat ini, ia memakai pakaian kuno ala timur berwarna biru langit, wajahnya yang putih juga tampan membuat dirinya terlihat berwibawa.

Lin Feng mengabaikan obrolan penduduk desa. Setelah beberapa saat berjalan santai, dia sampai di depan rumahnya, dia menatap pintu merasa gugup di hatinya. Menarik napas dalam-dalam, Lin Feng mengetuk pintu dengan lembut.

*tok tok tok*

"Ya sebentar." suara seorang wanita terdengar dari dalam. Lin Feng mendengar suara itu hatinya sedikit bergetar, mungkin bagi sebagian orang, 1 tahun tidak bertemu orang tuanya masih biasa. Tapi 1 tahun terasa amat lama bagi dia yang dulunya Yatim Piatu.

Langkah kaki terdengar dari dalam rumah, pintu pun terbuka memperlihatkan seorang wanita paruh baya. Wanita itu memandang Lin Feng dengan penasaran karna dia merasa akrab. "Siapa ya?"

"Ini aku ibu, anakmu Lin Feng." Lin Feng menjawab dengan lembut.

"Hah? Ka-kamu Lin Feng?." Lin Yi terkejut tapi langsung sadar dan memeluk putranya dengan semangat.

"Hei nak, sungguh kejutan buat ibu. Kamu berubah secara drastis bahkan ibu sampai tidak mengenalimu. Hanya dalam 1 tahun, kamu berubah banyak..... lihat tinggi mu, dulu kamu hanya setinggi pinggang ibu, sekarang sudah hampir setinggi ibu" Lin Yi dengan bersemangat memandang anaknya yang tumbuh dengan baik dan memeriksa tubuh putranya seolah takut ada yang salah padanya.

Adalah hal yang wajar jika ibunya tidak mengenali Lin Feng secara langsung, karna pertumbuhan Lin Feng emang besar.

Lin Feng dulu cebol, umur 6 tahun tingginya hanya 80 Cm tubuhnya sedikit kurus yang membuat orang tuanya khawatir. Di benua douluo umur 6 tahun dengan tinggi 80 cm emang langka.

Memandang ibunya yang bersemangat, Lin Feng juga merasa senang. Setelah pemeriksaan singkat, Lin Yi berkata dengan lembut "Ayo masuk dulu, ibu akan memanggil ayahmu di ladang. Kebetulan ini waktunya makan siang."

Beberapa menit kemudian, Lin Yi yang bersemangat menarik Lin Dong kebingungan ke rumah. "Ada apa sayang? kelihatannya cemas sekali." Lin Dong bertanya dengan ragu-ragu.

"Heh~ coba tebak siapa yang di rumah kita?" Lin Yi menjawab dengan nada misterius sambil terkekeh menutup mulutnya.

Lin Dong menggaruk kepalanya 'di dalam rumah? apakah....' dia memikirkan sebuah kemungkinan. tapi sebelum ia memikirkan tebakannya, pintu rumah terbuka.

Seorang Anak laki-laki muncul di pandangannya, anak laki-laki itu sedang duduk santai di kursi ruang tamu, saat mendengar pintu terbuka, anak laki-laki itu menoleh ke arah pintu dan melihat Lin Dong dengan tersenyum lembut.

"Ayah, lama tak bertemu."

Bab Berakhir

{Sekali Lagi Aku Ucapkan Selamat Tahun Baru semuanya. Terima Kasih yang sudah meluangkan waktu untuk membaca dan like novelku :) }

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***