Part 7. Satu Regu!?

...Jaga kesehatanmu, jangan sakit. Kamu adalah alasanku kuat, jika kau lemah bagaimana aku bisa bertahan?...

...-Most Wanted vs Nerd Girl-...

***

Senyum Ratu kian mengembang sedari tadi, membuat suasana hati Raja kembali melonjak naik. Sudut bibirnya pun sedikit terangkat membentuk senyuman kecil yang sudah lama hilang dari wajahnya.

Wajah Raja sedikit memerah dan tampak salah tingkah. Bahkan, dirinya sampai kehilangan konsentrasinya. "Selamat pagi, kita mulai kembali kegiatan MOS siang hari ini."

"Selamat malam!" sahut para senior yang lain serempak, menciptakan tawa para junior sembari berbisik-bisik atas keteledoran Ketua OSIS mereka itu.

Menyadari akan hal itu Raja menepuk jidatnya, mengusap wajahnya. "Eh, sorry, ralat. Selamat sore, kita mulai kembali kegiatan MOS sore hari ini diawali dengan berdo'a."

Raja sempat melirik ke arah gadis yang membuatnya gagal fokus. Gadis itu masih tampak menyunggingkan senyumnya ke arahnya. Ia masih terheran apa yang membuat gadis itu melihatnya tanpa berkedip. "Berdo'a ... mulai," lanjutnya.

Raja kembali melirik ke arah gadis itu. Telihat gadis itu tengah menunduk memanjatkan doanya kepada Tuhan. Senyumnya terukir jelas di wajahnya detik kemudian ia melunturkan senyumnya sebelum ada yang menyadari, namun di balik itu ada seseorang yang menyadari akan perubahan diri Raja. Seseorang tersebut menghela napasnya.

Gue yakin lo suka sama dia dan gue yakin kalau rasa suka itu bakalan berubah menjadi rasa sayang, batin orang itu.

"Cukup," sambung Raja, serempak para siswa dan senior yang ada di lapangan kembali mendongak.

Pandangan Raja kembali menyapu junior-junior di hadapannya. Lagi-lagi pandangannya terkunci pada seorang gadis yang melihat ke arahnya. Ia beralih menatap siswa lain mengurangi rasa malu. "Hari ini kalian wajib mengikuti acara MOS dengan baik. Tidak ada alasan untuk kalian melanggar. Jika di antara kalian bersalah, maka kalian semua akan mendapat imbasnya!"

Raja melirik ke arah Nathalie, bermaksud memberikan kode untuk segera mengambil alih agar hari tidak terlalu malam. Nathalie yang mengerti lantas kembali menaiki panggung bersamaan dengan Raja yang kembali bergabung dengan senior lain.

Nathalie membacakan susunan kelompok kemah yang terdiri dari tiga siswa dan dua senior yang tentunya akan mendirikan tenda berdampingan.

Nama demi nama terdengar jelas dari bibir Nathalie, kini tibalah untuk kelas Ratu dibacakan. "Kelompok dua dari kelas sepuluh MIPA 3 yang terdiri dari empat siswa, yakni Alisya, Meyla, Niara, dan yang terakhir adalah ... Ratu. Sementara untuk senior di kelompok ini paling spesial, yakni Dylan dan Raja. Wow, beruntung sekali kalian!"

Puluhan siswi berteriak histeris merasa iri pada kelompok Ratu. Betapa beruntungnya Ratu bisa berkelompok dengan Raja dan Dylan, senior paling unggul di antara senior yang lain.

Akan tetapi, tidak berlaku untuk Ratu. Ia justru mengerucutkan bibirnya tidak suka dengan kelompok yang ia dapatkan. "Kenapa, sih, harus sama Kak Raja dan Kak Dylan? Males tahu," keluhnya.

"Yang lain ngarep lo malah ngeluh," sosor Niara.

"Baik. Semua sudah ingat siapa kelompoknya? Sekarang, silakan kalian berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Untuk para senior silakan bergabung dengan kelompoknya, ya. Acara akan segera kita mulai," jelas Nathalie.

Ratu berdiri dengan wajah masamnya, bersanding bersama dengan Raja. Wajah Raja tampak begitu datar, berkebalikan dengan Dylan yang sibuk menggoda Ratu.

Ratu tampak begitu kesal. "Bisa gak kalau gak usah gangguin Ratu!? Fokus aja sama tugas Kakak!" pekiknya.

Seulas senyum tercetak di wajah datar Raja. Detik kemudian senyum itu luntur, menyadari ada yang menatapnya sedari tadi. "Fokus kegiatan jangan hal lain," sindirnya.

Gadis itu terbatuk kecil, kemudian membuang pandangannya. Dylan mendorong Raja bermaksud agar dirinya berdiri di samping Ratu. Wajah Ratu memerah, suasana hatinya semakin memburuk.

Kini mereka mendengarkan intruksi dari Nathalie di atas panggung. Lima menit sudah berlalu, mereka diarahkan untuk segera menuju tanah lapang di belakang sekolah. Di sana juga terdapat hutan, tempat yang sangat cocok untuk area perkemahan.

Ratu berjalan di samping Raja dengan wajah masam. Ia masih merasa dongkol, selang beberapa menit mereka tiba di tempat yang sudah ditentukan.

"Buruan, tiga puluh menit untuk bersiap!" perintah Raja tepat di telinga Ratu.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit bagi Ratu dan kedua temannya untuk mendirikan tenda. Sedangkan tenda Raja sudah berdiri kokoh sedari tadi.

Setelah siap, Ratu dan kedua temannya duduk membentuk lingkaran kecil menikmati bekal makan bersama. Ratu ingin membagi bekalnya pada Raja yang sedari tadi duduk diam memandangnya.

Ia bangkit dari posisinya, berjalan mendekati Raja yang masih menatap dirinya. Ratu berhenti. "Kak, Kakak gak bawa makan, 'kan? Ratu bawa dua makanan, tadi Ratu sempat masak. Nih, Kakak makan aja. Nanti Kakak sakit kalau gak makan."

Raja hanya menatap datar ke arah bekal yang tersodor padanya. Ratu memutar malas bola mata cokelat terangnya. "Nih, terserah Kakak mau makan atau enggak. Tapi, lebih baik Kakak makan."

Ratu berbalik badan hendak pergi, namun Raja menahannya. "Lo di sini, gua makan."

Ratu terdiam mencerna maksud dari sang senior. "Oh, oke." Ia mendudukkan dirinya di batang pohon tumbang tepat di samping Raja.

Senyum ratu mengembang sempurna menatap Raja melahap bekalnya. Ia terkekeh kecil, tampaknya Raja benar-benar kelaparan. "Kakak belum makan, ya? Lain kali Kakak makan dulu, dong. Emang di rumah Kakak gak ada yang masakin?"

Raja menelan nasi goreng buatan Ratu sebelum menjawab, "gak."

Raja pun kembali melahapnya hingga tidak menyisakan satu bulir pun. "Makasih. Nanti gua cuci."

"Eh, gak usah. Biar Ratu aja yang cuci, Kak. Kakak gak gabung sama senior lain? Kak Dylan aja tadi ke sana, tuh!" tunjuknya.

Raja hanya menggeleng tak bersuara. Tangannya meraih air mineral yang ada di sebelahnya, meneguknya menyisakan setengah botol.

Ratu hanya menatap, memperhatikan apa yang dilakukan oleh Raja. "Kak? Terus Kakak ngapain minta Ratu tetap di sini?" Kedua alis Ratu saling berjumpa membuat Raja terkekeh.

Raja menutup wadah bekal Ratu. "Pengin aja. Sekarang lo pergi," perintah Raja membuat Ratu mengembuskan napas panjang.

Ratu mendengus kesal sembari menendang batu kecil di samping kakinya. "Ih, Kakak gak pernah diajarin cara berterima kasih apa? Ngeselin banget, sih!" Ratu berjalan menjauh dengan wajah berkerut.

Niara memiringkan sedikit kepalanya menatap bingung dengan sahabatnya itu. "Lo kenapa? Lo gak pa-pa, 'kan? Terus bekal makan lo kok habis? Bukannya tadi bekal pertama lo udan lo makan? Lo makan lagi? Serius lo? Setahu gue lo gak bisa makan banyak, deh," cerocos Niara menatap bekal Ratu yang sudah kosong.

Ratu menarik napas dalam-dalam mengembuskannya kemudian kembali menarik napas dan menahannya beberapa detik sebelum mengembuskannya. Jika menahan lebih lama mungkin ia akan menyusul orang tersayang ke alam lain. "Niara, tuh, tanya atau apa, sih!? Ratu lagi sebel, dongkol, marah, bete, kesel, ngambek, angry, dan badmood!"

"Sama aja itu, Cha. Intinya, mah, lo lagi badmood. Gitu, 'kan?" tanya Niara. "Jawab pertanyaan gue satu-satu, dong. Hehe ...."

"Jadi gini ...." Ratu menceritakan sedari awal hingga akhir.

Niara yang sedari awal menyimak, mengernyitkan dahinya. Ia merasa curiga dengan sahabatnya ini. "Lo suka sama Kak Raja, ya?"

Kedua mata Ratu membulat sempurna dibuatnya. "Eh, R-Ratu."

Terpopuler

Comments

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

Wkwkwk fokus raja fokus, jangan fokus ke ratu aja 😂

2025-01-10

1

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

ya kali Ratu makan sama wadahnya Niara

2025-01-10

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1. Hukuman
3 Part 2. UKS
4 Part 3. Merokok?
5 Part 4. Hukuman Pt 2
6 Part 5. Dylan dan Raja
7 Part 6. Benci Tangismu
8 Part 7. Satu Regu!?
9 Part 8. Tersesat
10 Part 9. Keluar Hutan
11 Part 10. Ruang UKS
12 Part 11. Keras Kepala
13 Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14 Part 13. Acara Puncak
15 Part 14. Acara Puncak II
16 Part 15. Menyebalkan
17 Part 16. Semakin Dibenci
18 Part 17. Tertidur
19 Part 18. Kebencian Papa
20 Part 19. Pacar?
21 Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22 Part 21. Iri Bilang Bos
23 Part 22. Papa dan Raja
24 Part 23. Tertidur di Bus
25 Part 24. Penyesalan Papa
26 Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27 Part 26. Rumah Baru
28 Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29 Part 28. Dihina Kembali
30 Part 29. Pulang Sekolah
31 Part 30. Kamu Demam
32 Part 31. Terpaksa Membolos
33 Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34 Part 33. Bercandakah?
35 Part 34. Kecoa
36 Part 35. Harapan Raja
37 Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38 Part 37. Pernikahan?
39 Part 38. Usir atau Lempar?
40 Part 39. Persaingan
41 Part 40. Gaun Pernikahan
42 Part 41. Nasib Serupa
43 Part 42. Mama Tiri
44 Part 43. Siapakah Dia?
45 Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46 Part 45. Tembakan
47 Part 46. Hari yang Buruk
48 Part 47. Kejamnya Takdir
49 Part 48. Tak Mengingatku?
50 Part 49. Mimpi Buruk
51 Part 50. Sarapan dengan Drama
52 Part 51. School Again
53 Part 52. Pesan Misterius
54 Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55 Part 54. Promise
56 Part 55. Sebuah Permohonan
57 Part 56. Niara Tahu
58 Part 57. Mereka Kembali
59 Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60 Part 59. Hati yang Terluka
61 Part 60. Kacaunya Jiwa
62 Part 61. Akhir Perjuangan
63 Part 62. Menatap Dunia Kembali
64 Part 63. Hukuman Setimpal
65 Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66 Part 65. Bersatu Kembali
67 Part 66. Papa Stefan
68 Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69 Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70 Part 69. Anak-Anak Manis
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Part 1. Hukuman
3
Part 2. UKS
4
Part 3. Merokok?
5
Part 4. Hukuman Pt 2
6
Part 5. Dylan dan Raja
7
Part 6. Benci Tangismu
8
Part 7. Satu Regu!?
9
Part 8. Tersesat
10
Part 9. Keluar Hutan
11
Part 10. Ruang UKS
12
Part 11. Keras Kepala
13
Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14
Part 13. Acara Puncak
15
Part 14. Acara Puncak II
16
Part 15. Menyebalkan
17
Part 16. Semakin Dibenci
18
Part 17. Tertidur
19
Part 18. Kebencian Papa
20
Part 19. Pacar?
21
Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22
Part 21. Iri Bilang Bos
23
Part 22. Papa dan Raja
24
Part 23. Tertidur di Bus
25
Part 24. Penyesalan Papa
26
Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27
Part 26. Rumah Baru
28
Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29
Part 28. Dihina Kembali
30
Part 29. Pulang Sekolah
31
Part 30. Kamu Demam
32
Part 31. Terpaksa Membolos
33
Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34
Part 33. Bercandakah?
35
Part 34. Kecoa
36
Part 35. Harapan Raja
37
Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38
Part 37. Pernikahan?
39
Part 38. Usir atau Lempar?
40
Part 39. Persaingan
41
Part 40. Gaun Pernikahan
42
Part 41. Nasib Serupa
43
Part 42. Mama Tiri
44
Part 43. Siapakah Dia?
45
Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46
Part 45. Tembakan
47
Part 46. Hari yang Buruk
48
Part 47. Kejamnya Takdir
49
Part 48. Tak Mengingatku?
50
Part 49. Mimpi Buruk
51
Part 50. Sarapan dengan Drama
52
Part 51. School Again
53
Part 52. Pesan Misterius
54
Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55
Part 54. Promise
56
Part 55. Sebuah Permohonan
57
Part 56. Niara Tahu
58
Part 57. Mereka Kembali
59
Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60
Part 59. Hati yang Terluka
61
Part 60. Kacaunya Jiwa
62
Part 61. Akhir Perjuangan
63
Part 62. Menatap Dunia Kembali
64
Part 63. Hukuman Setimpal
65
Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66
Part 65. Bersatu Kembali
67
Part 66. Papa Stefan
68
Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69
Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70
Part 69. Anak-Anak Manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!