Part 6. Benci Tangismu

...Aku sangat bahagia mendapat perhatian ini darimu, terlebih aku merasa bahwa kau begitu mengistimewakan diriku, dan aku berharap semoga perhatian darimu tidak berubah menjadi ... kenangan...

...-Most Wanted vs Nerd Girl-...

***

Ratu hanya diam menatap derasnya hujan bersama dengan Raja seorang. Sesekali ia melirik ke arah ketua senior yang duduk di sebelahnya itu, sekedar mencuri pandangannya.

"Kak, s-sekarang udah jam dua. Ratu terobos hujan aja, ya? Kakak kalau mau pulang, nanti aja nunggu hujan reda," cakap Ratu di sela-sela keheningan.

"Gak. Lo di sini sama gua. Kalau lo mau pulang, harus sama gua," perintah Raja tegas.

Ratu memerhatikan raut wajah Raja, terlihat sangat peduli. Sesekali ia merasa dirinya spesial mendapat perhatian dari Raja, namun detik kemudian ia tersadar apa posisinya.

Raja tampak meraih sesuatu dari dalam tas anti air yang dikenakannya. Sebuah jaket hitam membalut tubuh mungil Ratu, menjaganya dari rasa dingin yang mulai menembus tulangnya.

"Kakak? Kenapa gak Kakak aja yang pakai? Itu pakaian Kakak udah basah kuyup." Ratu mendongak menatap Raja yang bibirnya mulai bergetar karena dingin.

"Penting lo aman." Mendengar ucapan dari Raja, membuat hati Ratu berdesir.

Ia menundukkan kepalanya berusaha menyembunyikan rasa malu yang ada. Ratu menarik napasnya, kemudian kembali mendongak menatap Raja yang juga tengah menatapnya.

Tangan Ratu ia gosok-gosokkan hingga merasa hangat, kemudian ia menempelkannya pada kedua pipi Raja. "Biar Kakak hangat. Kakak kedinginan, mending Kakak pakai jaket ini aja, Kak. Ratu udah terbiasa dingin kok."

"Gak usah sok kuat, gua tahu lo gak tahan dingin." Ratu mengernyitkan dahinya, bagaimana Raja bisa tahu tentang dirinya sebanyak itu?

"Mau sekarang?" tanya Raja singkat namun terdengar begitu lembut.

"Ha? Apanya?" Ratu tidak mengerti apa yang Raja maksud. Sepertinya sisi cuek Raja tetap ada meskipun tidak terlalu terlihat jika bersama dengan dirinya.

"Pulangnya. Nanti lo harus ke sekolah jam tiga, on time!" cakap Raja. "Gua gak terima keterlambatan walaupun cuma satu detik sekalipun."

...🍬...

Ratu terus memeluk punggung tegap Raja seraya menyembunyikan wajahnya dengan jaket yang berukuran besar milik sang ketua senior. Raja menancapkan gasnya membelah derasnya hujan di siang bolong. Jam tangannya sudah menunjukkan tepat pukul tiga belas.

Tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Ratu hanya perlu memberitahu alamat rumahnya saja, karena ternyata Raja sudah sangat hafal letak perumahan yang ada di Perumahan Anggrek itu.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit bagi keduanya untuk sampai di rumah Ratu. Sebenarnya, Ratu sudah meminta agar diantar di depan gang saja, namun bukan Raja namanya jika tidak bersikeras.

Sepertinya Raja teringat ucapan seorang lelaki bertato yang sempat viral yang mana lelaki itu mengatakan, "ganteng doang jemput cewek dipanggang."

"Kakak mending pulang sekarang, nanti Kakak sakit. Mau pakai jaket punya Papa Ratu? Daripada Kakak kedinginan di jalan. Jaket Kakak udah basah besok Ratu kembaliin kalau udah Ratu cuci," terangnya.

"Gak usah, buat lo aja. Gua pulang sekarang. Siapin fisik lo buat nanti, jangan maksa kalau sakit." Raja kembali menyalakan motor besarnya, kembali meluncur menembus derasnya hujan.

"Hati-hati." Ratu menatap punggung Raja yang perlahan menghilang di balik derasnya hujan.

Ia kembali melangkah kakinya menutup pintu gerbang rumah berwarna cokelat tua. Apa Ratu sempat mampir ke tempat Mama? Mama, maafin Ratu yang gak bisa datang. Tapi, Ratu usahain datang, Ma. Tunggu Ratu, ya, batinnya.

"Hei, ngapain kamu di situ? Sudah jam segini belum siapin makanan dan itu tadi siapa, hah!? Pacar kamu, 'kan? Berapa kali saya bilang, kamu tidak boleh berpacaran. Mengerti tidak!?" Lelaki paruh baya itu mendekat membawa sebuah sapu lidi dan memukulnya mengenai Ratu.

"B-bukan tadi—" Tak sempat Ratu membela diri, sang ayah lebih dulu memotong ucapannya.

"Bagus, sudah berani membantah. Saya tidak pernah mengajarkan kamu menjadi orang yang kurang ajar. Dasar pembawa sial!" Lelaki paruh baya itu kembali melayangkan sapu lidi yang ia genggam kuat.

Ratu hanya mampu menunduk, menahan air mata yang berlinang. Ia tidak ingin membuat Mamanya menangis bila melihat dirinya menangis. Itulah mengapa ia harus kuat menahan rasa sakit yang selalu ia dapatkan seperti saat ini.

...🍬...

Raja berdiri di antara para senior yang lain. Matanya menyapu ratusan siswa, namun ia merasa ada yang hilang dari pandangannya. Raja mulai menyadari tidak adanya kehadiran cewek yang tadi ia antar. Ia melirik ke arah jam tangan yang melingkar manis di lengan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul lima belas lebih dua puluh menit.

Entah mengapa dirinya tidak merasa murka pada gadis itu, melainkan rasa khawatir yang menyelimuti hatinya. Ia merasa khawatir apakah gadis itu baik-baik saja ataukah gadis itu demam karena kehujanan bersamanya.

"Lo ambil alih, gua ke gerbang," perintahnya singkat pada Liam dan Liam langsung mengerti apa yang Raja maksud.

Raja berjalan menjauh dari barisan, kakinya semakin bersemangat berjalan ke arah gerbang berharap nerd girl itu datang di hadapannya dengan kondisi baik-baik saja.

Sepuluh menit sudah ia menunggu, namun belum ada tanda-tanda gadis itu akan datang. Dalam hatinya semakin bertanya-tanya, apakah gadis itu baik-baik saja atau tidak?

Ia berbalik hendak kembali ke barisan senior, namun tanpa sengaja ekor matanya menjumpai seorang gadis dengan tampilan begitu berantakan berlari ke arahnya.

Gadis itu berhenti dengan napas tersenggal-senggal. "K-Kak, Ratu minta maaf karena Ratu terlambat lagi. Kakak boleh hukum Ratu, Ratu siap. Ucapan Kakak dulu terbukti, sekarang Ratu udah telat tiga puluh menit."

"Masuk barisan, cepat!" perintah Raja mutlak.

...🍬...

"Selamat sore, guys! Sebelumnya kami kecewa kepada kalian yang terlambat dalam MOS sore hari ini. Karena waktu tidak memungkinkan, kalian kami bebaskan dari hukuman. Dan sekarang tanpa membuang-buang waktu kita mulai saja MOS pada sore yang agak mendung ini." Suara Liam terdengar jelas dari mikropon.

"Tumben dia bisa diandalkan," lirih Galih tak percaya pada Liam yang tengah memulai acara MOS, lantaran Liam terkenal dengan sikapnya yang selengean.

Saat ini barisan dibubarkan sementara, mereka dipersilakan untuk melaksanakan sholat Ashar bagi yang belum melaksanakannya. Sedangkan, untuk yang tidak sholat diperbolehkan untuk masuk ke kelas dan kembali berkumpul tepat pukul empat sore nanti.

Ratu segera melepas sepatu dan kaus kakinya sembari mengeluarkan mukena abu-abunya. Sesegera mungkin ia berwudhu dan menunaikan ibadah sholat Ashar dengan waktu yang cukup singkat itu.

Selepas sholat, ia terlebih dahulu berdzikir dan berdoa pada Allah Sang Pemilik Alam Semesta. Air matanya mendadak terjun dari pelupuk matanya diiringi isakan kecil darinya.

Beruntung, kondisi di mushola sekolah cukup bising, hingga tidak ada yang mengetahui dirinya tengah menangis. Namun, tidak berlaku pada seseorang yang berdiri mengawasi dari seberang.

Kenapa gua begitu benci tangisan lo? Berhenti menangis, tangisan lo buat hati gua sakit, cakap seseorang dalam hati.

Terpopuler

Comments

Little Fox🦊_wdyrskwt

Little Fox🦊_wdyrskwt

semangat loh up nya bagus ini

2025-01-03

1

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

Jangan nangis Ratu.

2025-01-06

1

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

dapet darimana ini 🤣

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1. Hukuman
3 Part 2. UKS
4 Part 3. Merokok?
5 Part 4. Hukuman Pt 2
6 Part 5. Dylan dan Raja
7 Part 6. Benci Tangismu
8 Part 7. Satu Regu!?
9 Part 8. Tersesat
10 Part 9. Keluar Hutan
11 Part 10. Ruang UKS
12 Part 11. Keras Kepala
13 Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14 Part 13. Acara Puncak
15 Part 14. Acara Puncak II
16 Part 15. Menyebalkan
17 Part 16. Semakin Dibenci
18 Part 17. Tertidur
19 Part 18. Kebencian Papa
20 Part 19. Pacar?
21 Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22 Part 21. Iri Bilang Bos
23 Part 22. Papa dan Raja
24 Part 23. Tertidur di Bus
25 Part 24. Penyesalan Papa
26 Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27 Part 26. Rumah Baru
28 Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29 Part 28. Dihina Kembali
30 Part 29. Pulang Sekolah
31 Part 30. Kamu Demam
32 Part 31. Terpaksa Membolos
33 Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34 Part 33. Bercandakah?
35 Part 34. Kecoa
36 Part 35. Harapan Raja
37 Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38 Part 37. Pernikahan?
39 Part 38. Usir atau Lempar?
40 Part 39. Persaingan
41 Part 40. Gaun Pernikahan
42 Part 41. Nasib Serupa
43 Part 42. Mama Tiri
44 Part 43. Siapakah Dia?
45 Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46 Part 45. Tembakan
47 Part 46. Hari yang Buruk
48 Part 47. Kejamnya Takdir
49 Part 48. Tak Mengingatku?
50 Part 49. Mimpi Buruk
51 Part 50. Sarapan dengan Drama
52 Part 51. School Again
53 Part 52. Pesan Misterius
54 Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55 Part 54. Promise
56 Part 55. Sebuah Permohonan
57 Part 56. Niara Tahu
58 Part 57. Mereka Kembali
59 Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60 Part 59. Hati yang Terluka
61 Part 60. Kacaunya Jiwa
62 Part 61. Akhir Perjuangan
63 Part 62. Menatap Dunia Kembali
64 Part 63. Hukuman Setimpal
65 Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66 Part 65. Bersatu Kembali
67 Part 66. Papa Stefan
68 Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69 Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70 Part 69. Anak-Anak Manis
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Part 1. Hukuman
3
Part 2. UKS
4
Part 3. Merokok?
5
Part 4. Hukuman Pt 2
6
Part 5. Dylan dan Raja
7
Part 6. Benci Tangismu
8
Part 7. Satu Regu!?
9
Part 8. Tersesat
10
Part 9. Keluar Hutan
11
Part 10. Ruang UKS
12
Part 11. Keras Kepala
13
Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14
Part 13. Acara Puncak
15
Part 14. Acara Puncak II
16
Part 15. Menyebalkan
17
Part 16. Semakin Dibenci
18
Part 17. Tertidur
19
Part 18. Kebencian Papa
20
Part 19. Pacar?
21
Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22
Part 21. Iri Bilang Bos
23
Part 22. Papa dan Raja
24
Part 23. Tertidur di Bus
25
Part 24. Penyesalan Papa
26
Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27
Part 26. Rumah Baru
28
Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29
Part 28. Dihina Kembali
30
Part 29. Pulang Sekolah
31
Part 30. Kamu Demam
32
Part 31. Terpaksa Membolos
33
Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34
Part 33. Bercandakah?
35
Part 34. Kecoa
36
Part 35. Harapan Raja
37
Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38
Part 37. Pernikahan?
39
Part 38. Usir atau Lempar?
40
Part 39. Persaingan
41
Part 40. Gaun Pernikahan
42
Part 41. Nasib Serupa
43
Part 42. Mama Tiri
44
Part 43. Siapakah Dia?
45
Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46
Part 45. Tembakan
47
Part 46. Hari yang Buruk
48
Part 47. Kejamnya Takdir
49
Part 48. Tak Mengingatku?
50
Part 49. Mimpi Buruk
51
Part 50. Sarapan dengan Drama
52
Part 51. School Again
53
Part 52. Pesan Misterius
54
Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55
Part 54. Promise
56
Part 55. Sebuah Permohonan
57
Part 56. Niara Tahu
58
Part 57. Mereka Kembali
59
Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60
Part 59. Hati yang Terluka
61
Part 60. Kacaunya Jiwa
62
Part 61. Akhir Perjuangan
63
Part 62. Menatap Dunia Kembali
64
Part 63. Hukuman Setimpal
65
Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66
Part 65. Bersatu Kembali
67
Part 66. Papa Stefan
68
Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69
Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70
Part 69. Anak-Anak Manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!