Part 1. Hukuman

...Dewasa itu bukan soal usia, melainkan sikap tanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya tanpa melibatkan atau menjebak orang lain di dalamnya...

...-Most Wanted Vs Nerd Girl-...

***

Kedua manik hazel elang milik seorang senior berwajah datar bergerak mengawasi pintu gerbang. Jam di tangannya sudah menunjukkan pukul tujuh tepat. Itu artinya tidak boleh ada siswanya melangkahkan kaki memasuki pintu gerbang.

Hazel elangnya terus mengawasi. Sebelumnya tidak pernah ada yang datang terlambat meskipun itu adalah murid baru karena memang semua siswa terlatih datang tepat waktu. Bahkan berandalan sekolah saja datang tepat waktu walaupun akan ngacir entah ke mana.

Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman sinis di sana. "Hari pertama sudah terlambat."

Ia berdiri menyenderkan tubuhnya di tembok dekat gerban, melipat kedua tangannya di depan dada. Kedua manik matanya terus mengawasi seorang gadis yang tampak tergopoh-gopoh memasuki pintu gerbang.

"Ekhem," dehemnya.

Gadis itu mendongak lalu menatapnya terkejut seakan baru saja bertemu hantu. "Kakak siapa?"

"Sekarang jam berapa?" tanya lelaki dengan almamater maroon-nya.

"Tujuh lebih satu menit, Kak," lirih gadis itu usai melirik ke arah jam tangannya.

Gadis berpenampilan begitu sederhana. Pakaiannya yang biasa, sepatunya yang sedikit basah, dan rambutnya yang dikucir kuda berantakan, dan-kacamata besar yang bertengger di hidung mancungnya. Hmm ... terlihat seperti—nerd girl.

"Terus?" Cowok tegap itu menaikkan kedua alis seraya menatap tajam sang gadis.

Gadis itu hanya mengernyitkan dahinya. Tak tahu apa yang dimaksudnya. Cowok berhazel elang tampak memutar malas bola matanya. "To the point, lo terlambat! Sekolah bel tepat pukul tujuh pagi!"

"T-tapi Ratu cuma lebih satu menit aja kok, Kak. Maafin Ratu," lirih gadis itu seraya meremas roknya.

"Satu menit tetap terlambat! Semenit juga berharga! Sekarang lo terlambat satu menit, kalau gua biarin lo pasti besok lebih terlambat dari itu!" ketus lelaki dengan almamater maroon menunjuk kasar pada jam tangan hitamnya.

"Dan sebagai hukuman lo harus ikut gua!" lanjutnya.

"Maaf, Kak. Tadi Ratu—" Ucapan Ratu terhenti begitu saja. Lelaki di hadapannya membungkamnya.

"Gua gak terima alasan. Terlambat tetaplah terlambat dan lo harus gua hukum. Ikut gua!" Lelaki itu berjalan dan Ratu hanya mengekori seraya menunduk.

"Woi, Raja! Gue cariin ke mana-mana juga, rupanya lo di sini," cakap Nathalie terengah-engah.

Lelaki di hadapan Ratu hanya terdiam. Ia sama sekali tak menghiraukan ucapan Nathalie. Ya, memang sudah hal yang biasa itu terjadi.

"Ja, dia siapa? Kenapa lo bawa dia dan mau lo bawa ke mana?" tanya Nathalie menatap Ratu dari ujung atas hingga ujung kakinya.

"Orang," sahut Raja singkat sembari memutar bola matanya malas.

Nathalie menatap Ratu tak tega. Nathalie sangat tahu temannya itu sangatlah tertib, bahkan kelewat tertib. Raja kembali melangkah dan diikuti oleh Ratu. Raja berhenti tanpa aba-aba membuat Ratu menabrak dan memegang lengan Raja reflek.

Bukannya meminta maaf Raja justru menepis dan mendorong Ratu. Ratu hanya mendengus kesal. Apa yang bisa Ratu lakukan? Ia hanya bisa meruntuki senior menyebalkan di hadapannya.

"Bangun! Cepat berdiri di sana," tunjuk Raja dengan sorot matanya.

Ratu bangkit lalu mengikuti arah yang di tunjuk. Matanya membelalak. "D-di depan sana? Di hadapan banyak siswa? Ratu malu, Kak."

"Itu hukuman buat lo! Cepat, gak usah lelet," perintah Raja dengan nada ketusnya.

"Iy-iya, Kak," cicit Ratu.

Raja kembali bergabung dengan senior yang lain. Raja terus memperhatikan gadis yang tadi ia hukum tanpa mempedulikan seperti apa malunya gadis itu.

"Siapa dia? Ngapain dia berdiri di situ?"

"Pasti dia telat, dong, ya."

"Telat pastinya."

"Culun banget, ih!"

"Wah, bisa gue bully dia!"

"Nah, jadiin bahan bully seru, tuh!"

"Kasihan dia."

"Jujur dia cantik tapi, penampilannya kuno banget. Hidup di zaman apa dia? Manusia purba?"

Begitulah hujatan yang para junior berikan. Ratu hanya diam menunduk seraya terus meremas roknya. Bunda, Ratu malu! pekiknya dalam hati.

"Test ... test ... satu ... tiga ... lima!" Terdengar suara berat milik seseorang.

"Good morning! Mohon untuk diam. Iya, saya tahu saya itu ganteng. Udah diam dulu, oke?" sapa Liam, salah satu anggota gang Raja.

"Huek!"

"Kresek mana kresek!"

"Kaca mana kaca?"

"Bodoamat gue gak lihat, gak dengar!"

"Malu-maluin," bisik Galih pada Raja. Sedangkan Raja? Peduli saja tidak.

"Bodoamat gue ngomong sama tembok, iya ngomong sama tembok!" geram Galih menatap Raja sinis.

"Loh! Iya saya tahu saya ganteng banget tapi, jangan muntah di sini juga, dong. Siapa yang bersihin nanti? Kasihan Pak Bondan bersihin sendirian," ucap Liam.

"Oke. saya ambil alih aja, ya? Liam turun lo malu-maluin aja," sahut Nathalie. Liam berdecak sebelum berjalan menuruni panggung dan bergabung di samping Raja.

"Pagi, guys! Kita mulai kegiatan MOS kita pagi ini. Sebelumnya perkenalkan nama saya Nathalie kelas XII MIPA 2 dan para senior yang lain akan membimbing kalian dalam MOS tahun ini," jelas Nathalie memamerkan senyum manisnya.

Hazel elang Raja tak hentinya menatap ke arah Ratu, membuat Ratu semakin meremas roknya hingga kusut.

"Oke, udah mulai siang. Kita panggilkan Ketua MOS SMA Gold Garuda—Raja Nathan Daniel! Beri tepuk tangan yang meriah, dong!" seru Nathalie. "Presiden kita akan naik ke panggung, nih!"

Raja melangkah menaiki panggung diiringi tepuk tangan dari ratusan juniornya. "Pagi!"

"Sebelum MOS dimulai kita berdoa lebih dulu. Berdoa mulai!" Raja memejamkan kedua mata abu-abunya, mulutnya berkomat-kamit memanjatkan doa.

"Selesai!" sambungnya.

"Ganteng banget!"

"Gila gans bingit!"

"Pacar gue lewat!"

"Gila banyak banget cogannya di sekolah ini. Makin semangat sekolah gue!"

"Ganssnya OMG!"

"Suaranya adem. Cocok banget jadi calon imam gue."

"Tolong diam! Ekhem ... selamat datang di SMA Gold Garuda. Saya Raja, selaku Ketua MOS di sini akan mengawasi kalian. Saya akan berusaha menjadikan kalian lebih tertib dari sebelumnya. Di sekolah ini tentu terdapat peraturan yang harus kalian patuhi dan salah satunya kedisiplinan datang ke sekolah." Raja terdiam menarik napasnya sesaat.

Ia berbalik menatap Ratu yang sedari tadi tertunduk di belakangnya. Para junior turut menatap Ratu dengan berbagai sorotan. "Kalau kalian melanggar peraturan maka kalian akan mendapat hukuman, dia contohnya!" Raja menunjuk Ratu dengan sorot mata elangnya.

"Dia sudah terlambat datang ke sekolah di hari pertama MOS! Dan sebagai hukuman kalian semua wajib lari keliling lapangan lima belas kali!" Seluruh pasang mata melotot usai mendengar ucapan Raja.

"Kok kita juga?"

"Kan yang telat dia kenapa kita juga dihukum?"

"Pembawa sial!"

"Anak pembawa masalah dia!"

"Diam!" teriak Raja dengan nada ketusnya yang khas.

"Saya hukum kalian karena dia melanggar peraturan yang ada. Satu salah semua salah! Dan untuk itu semua harus berlari mengelilingi lapangan lima belas kali, titik!" tegas Raja bulat.

Banyak yang mengumpat kecil dan menyalahkan Ratu. Ratu terus meremas roknya. Tubuhnya semakin bergetar karena rasa takut dan malunya.

"Gak! Ratu yang salah jadi hanya Ratu yang dihukum bukan mereka! Dewasa itu berani bertanggung jawab atas kesalahan yang diperbuat tanpa perlu melibatkan orang lain!" Entah keberanian dari mana Ratu dapat mengatakannya.

Kini seluruh pandangan tertuju padanya. Raja tersenyum sinis mendengarnya. Ia berjalan mendekati Ratu. "Lakuin kalau lo mampu!"

"Ratu mampu. Pasti Ratu mampu kok!" Ratu mendongakkan kepalanya. Ia memberanikan diri menatap sang senior.

Raja tersenyum kecut akan semangat Ratu yang patut diacungi jempol. "Semua menepi! Dia akan melakukan hukumannya dan jadikan dia sebagai pelajaran untuk kalian."

Tanpa membuang masa, Ratu mulai berlari memutari lapangan yang begitu luasnya. Para siswa dan senior yang lain hanya menatap Ratu yang terus berlari. Keringat sang gadis mulai membanjiri tubuh mungilnya.

Ratu berhasil memutari delapan putaran yang berarti masih tersisa tujuh putaran lagi untuk menyelesaikan hukuman dari Raja.

"Semangat Ratu, semangat! Ratu pasti bisa sampai lima belas kali! Ini cuma tersisa beberapa kali lagi, ayo semangat, Ratu," gumam Ratu menyemangati dirinya sendiri.

Kakinya semakin terasa sangat pegal. Ia terhenti di putaran kesembilan. Ia merasa sesak napasnya mulai memburu. Ia berusaha menyetabilkan napasnya sejenak, namun Raja membentaknya dan terpaksa ia harus tetap kembali berlari.

Ratu terus berlari hingga kini hanya tersisa lima putaran lagi. Ratu kembali terhenti, ia benar-benar merasa letih. Kepalanya mulai berat. Raja terus berteriak, namun suara Raja hanya terdengar samar. Pandangannya mulai membuyar, tubuhnya mulai terhuyung, pandangannya pun menggelap-Ratu jatuh pingsan.

"Dia pingsan!" teriak salah seorang siswi.

Foto di atas ialah penampilan Raja hari ini dengan wajah dinginnya yang khas.

Terpopuler

Comments

Anyah aatma

Anyah aatma

Di sekolah apa boleh pake bhsa Lo gua saat berbicara di depan audiens?

2025-01-14

1

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

🍾⃝ͩкυᷞzͧєᷠуᷧ уιℓ∂ιzι🥑⃟𐋂⃟ʦ林

Wah selamat dari hukuman deh si Ratu, untuk ada Nathalie 😁

2025-01-03

1

Anyah aatma

Anyah aatma

ini pasti para komunitas cewe rahim anget. wkwk

2025-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1. Hukuman
3 Part 2. UKS
4 Part 3. Merokok?
5 Part 4. Hukuman Pt 2
6 Part 5. Dylan dan Raja
7 Part 6. Benci Tangismu
8 Part 7. Satu Regu!?
9 Part 8. Tersesat
10 Part 9. Keluar Hutan
11 Part 10. Ruang UKS
12 Part 11. Keras Kepala
13 Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14 Part 13. Acara Puncak
15 Part 14. Acara Puncak II
16 Part 15. Menyebalkan
17 Part 16. Semakin Dibenci
18 Part 17. Tertidur
19 Part 18. Kebencian Papa
20 Part 19. Pacar?
21 Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22 Part 21. Iri Bilang Bos
23 Part 22. Papa dan Raja
24 Part 23. Tertidur di Bus
25 Part 24. Penyesalan Papa
26 Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27 Part 26. Rumah Baru
28 Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29 Part 28. Dihina Kembali
30 Part 29. Pulang Sekolah
31 Part 30. Kamu Demam
32 Part 31. Terpaksa Membolos
33 Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34 Part 33. Bercandakah?
35 Part 34. Kecoa
36 Part 35. Harapan Raja
37 Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38 Part 37. Pernikahan?
39 Part 38. Usir atau Lempar?
40 Part 39. Persaingan
41 Part 40. Gaun Pernikahan
42 Part 41. Nasib Serupa
43 Part 42. Mama Tiri
44 Part 43. Siapakah Dia?
45 Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46 Part 45. Tembakan
47 Part 46. Hari yang Buruk
48 Part 47. Kejamnya Takdir
49 Part 48. Tak Mengingatku?
50 Part 49. Mimpi Buruk
51 Part 50. Sarapan dengan Drama
52 Part 51. School Again
53 Part 52. Pesan Misterius
54 Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55 Part 54. Promise
56 Part 55. Sebuah Permohonan
57 Part 56. Niara Tahu
58 Part 57. Mereka Kembali
59 Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60 Part 59. Hati yang Terluka
61 Part 60. Kacaunya Jiwa
62 Part 61. Akhir Perjuangan
63 Part 62. Menatap Dunia Kembali
64 Part 63. Hukuman Setimpal
65 Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66 Part 65. Bersatu Kembali
67 Part 66. Papa Stefan
68 Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69 Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70 Part 69. Anak-Anak Manis
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Prolog
2
Part 1. Hukuman
3
Part 2. UKS
4
Part 3. Merokok?
5
Part 4. Hukuman Pt 2
6
Part 5. Dylan dan Raja
7
Part 6. Benci Tangismu
8
Part 7. Satu Regu!?
9
Part 8. Tersesat
10
Part 9. Keluar Hutan
11
Part 10. Ruang UKS
12
Part 11. Keras Kepala
13
Part 12. Diperebutkan Tiga Lelaki
14
Part 13. Acara Puncak
15
Part 14. Acara Puncak II
16
Part 15. Menyebalkan
17
Part 16. Semakin Dibenci
18
Part 17. Tertidur
19
Part 18. Kebencian Papa
20
Part 19. Pacar?
21
Part 20. Pembullyan Tiga Gadis
22
Part 21. Iri Bilang Bos
23
Part 22. Papa dan Raja
24
Part 23. Tertidur di Bus
25
Part 24. Penyesalan Papa
26
Part 25. Kali Terakhir Bersamanya
27
Part 26. Rumah Baru
28
Part 27. Merelakan Tanpa Memiliki
29
Part 28. Dihina Kembali
30
Part 29. Pulang Sekolah
31
Part 30. Kamu Demam
32
Part 31. Terpaksa Membolos
33
Part 32. Berjumpa Papa Stefan
34
Part 33. Bercandakah?
35
Part 34. Kecoa
36
Part 35. Harapan Raja
37
Part 36. Kisah Kelam Masa Lalu
38
Part 37. Pernikahan?
39
Part 38. Usir atau Lempar?
40
Part 39. Persaingan
41
Part 40. Gaun Pernikahan
42
Part 41. Nasib Serupa
43
Part 42. Mama Tiri
44
Part 43. Siapakah Dia?
45
Part 44. Bersatunya Dua Hati?
46
Part 45. Tembakan
47
Part 46. Hari yang Buruk
48
Part 47. Kejamnya Takdir
49
Part 48. Tak Mengingatku?
50
Part 49. Mimpi Buruk
51
Part 50. Sarapan dengan Drama
52
Part 51. School Again
53
Part 52. Pesan Misterius
54
Part 53. Pernikahan di Pulau Tahiti
55
Part 54. Promise
56
Part 55. Sebuah Permohonan
57
Part 56. Niara Tahu
58
Part 57. Mereka Kembali
59
Part 58. Ditinggal Sayang Resto
60
Part 59. Hati yang Terluka
61
Part 60. Kacaunya Jiwa
62
Part 61. Akhir Perjuangan
63
Part 62. Menatap Dunia Kembali
64
Part 63. Hukuman Setimpal
65
Part 64. Kembar atau Dia Kembali?
66
Part 65. Bersatu Kembali
67
Part 66. Papa Stefan
68
Part 67. Perayaan Ulang Tahun
69
Part 68. Terkejut oleh Kenyataan
70
Part 69. Anak-Anak Manis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!