Bab 14. Reyhan Merajuk

Bab 14

"Mas, kenapa kamu begitu sama Papi?" tanya Arumi setelah kepergian Papi Rendra dan kini hanya ada mereka berdua.

"Apanya?" tanya Reyhan pura-pura bodoh.

"Itu ... tadi, kamu kasar bicara sama Papi. Itu tidak baik, loh!" jawab Arumi dengan hati-hati agar suaminya tidak salah sangka mendukung ayah mertua dan marah kepadanya.

"Aku hanya meniru apa yang mereka ajarkan sama aku. Bukannya anak itu dibentuk dari hasil didikan orang tuanya," ujar Reyhan dan Arumi melongo. Karena Ryan tidak seperti Reyhan yang kasar, adik iparnya termasuk laki-laki yang sopan dan lemah lembut kepada orang tua.

"Kalau begitu, sekarang aku yang akan mendidik kamu, Mas. Karena salah satu tugas istri adalah mengingatkan suaminya jika melakukan suatu perbuatan buruk. Apa yang sudah Mas lakukan tadi kepada papi adalah suatu perbuatan buruk. Aku harap kedepannya tidak melakukan hal seperti tadi lagi," kata Arumi sambil menangkup kedua pipi Reyhan dengan lembut.

Reyhan terdiam, tidak membalas ucapan Arumi. Dia malah melepaskan kedua tangan istrinya yang terasa hangat di pipinya. Lalu, dia membalikkan badan, memunggunginya.

"Kamu marah, Mas?" tanya Arumi. "Dinasehati begitu saja kamu merajuk. Ih, kayak anak kecil!"

Reyhan kesal kepada Arumi. Dia ingin istrinya itu selalu mendukung apa yang dia lakukan, tanpa protes.

"Bunda kirim pesan, tadi. Katanya kapan Mas mau menginap di rumah. Nanti akan dibuatkan ikan bakar seperti minggu lalu," ucap Arumi mencoba merayu suaminya.

Mendengar itu Reyhan sangat senang. Dia ingin menginap di rumah sang mertua. Selama ini mereka selalu berbuat baik kepadanya. Menanyakan kabar dan sering tanya ingin dimasakan apa. 

Namun, saat ini Reyhan sedang merajuk kepada Arumi. Jadi, dia jual mahal sedikit.

"Kalau Mas tidak mau, aku akan katakan sama Bunda kalau–"

"Mau. Kapan?" Reyhan memotong ucapan Arumi.

Wanita itu diam-diam tersenyum geli. Entah kenapa dia merasa kalau Reyhan itu seperti anak kecil yang mudah merajuk, mudah marah, tetapi mudah dirayu.

"Bagaimana kalau malam Minggu besok?" tanya Arumi. "Biar semua orang di rumahku bisa ikut acara bakar ikan dan besoknya menghabiskan waktu libur bersama."

"Hmmmm. Oke," jawab Reyhan.

"Kenapa aku mudah luluh sama Arumi, ya?" batin Reyhan. "Ini kayak bukan diri aku. Apa aku kena guna-guna Arumi, ya?"

***

Malam hari Reyhan merasa kepalanya sakit, apalagi di bagian wajah dekat mata. Dia pun membangunkannya Arumi.

"Arumi. Hei, bangun!" bisik Reyhan agar sang istri tidak terkejut ketika dibangunkan.

"Mmm. Ada apa, Mas?" tanya Arumi dengan suara serak khas bangun tidur.

"Ini kepala aku sakit," jawab Reyhan. "Coba kamu pijat!"

Arumi pun mengikuti perintah sang suami. Dia memijat bagian kening, pelipis, dan kepalanya.

Pijatan Arumi membuat rasa sakit itu berkurang. Reyhan benar-benar menikmati sentuhan sang istri. Dia duduk bersandar pada dasboard ranjang.

Arumi yang masih mengantuk, memijat kepala Reyhan mengandalkan feeling. Dia sendiri tidak sadar kalau saat ini sedang duduk pada pangkuan sang suami.

Karena tidak kuat menahan kantuk, Arumi pun jatuh terkulai dalam pelukan Reyhan. Laki-laki itu bingung harus melakukan apa ketika istrinya sudah jatuh tertidur kembali.

"Hei, Arumi, bangun! Kenapa kamu malah tidur." Reyhan mencoba membangunkan istrinya. Namun, yang ada Arumi malah memeluk dan menelusupkan mukanya pada leher.

"Aku harus bagaimana ini?" batin Reyhan. Dia tidak bisa memindahkan Arumi begitu saja. Namun, posisi mereka saat ini juga berbahaya baginya.

"Oh, tidak!" jerit hati Reyhan. "Aku mohon, jangan sampai terjadi sesuatu!"

Reyhan berusaha mengalihkan pikirannya. Namun, hal itu sulit sekali baginya. Wangi tubuh, dada empuk, dan embusan napas pada lehernya membuat otak dia bertraveling ke mana-mana.

"Sudahlah, pasrah. Aku harap aku juga bisa segera tidur," batin Reyhan.

***

Arumi terbangun dan betapa terkejutnya dia ketika sadar sudah tertidur dalam pangkuan Reyhan. Dia pun segera beranjak karena takut kaki suaminya sakit kembali.

"Baru jam dua," batin Arumi ketika melihat jam digital di atas nakas. Itu artinya dia tidur kurang dari satu jam.

Merasa kasihan kepada Reyhan, Arumi menarik tubuh suaminya agar posisinya jadi berbaring. Tidak lupa dia menyelimutinya.

Dalam salat malam, Arumi tiada henti mendoakan Reyhan agar menjadi hamba yang taat beribadah dan menjadi suami yang terbaik baginya. Begitu juga sebaliknya, dia ingin menjadi istri yang terbaik untuk Reyhan.

Walau cinta belum hadir di dalam hati Arumi, setidaknya dia sangat perduli kepada Reyhan dan akan melakukan hal terbaik untuknya. Dia yakin dengan seiring berjalannya waktu perasaan cinta itu bisa hadir, jika terus dipupuk dengan perhatian dan kebersamaan.

"Mas, bangun! Ini sudah Subuh," ucap Arumi berharap suaminya mau salat. Namun, Reyhan tetap bergeming berselimut. Seakan telinganya tersumbat oleh sesuatu.

Arumi hanya bisa menghela napas. Dia pun pergi ke dapur untuk membantu Bi Nina memasak sarapan.

Ternyata ada Ryan di sana. Takut laki-laki itu nyosor secara tiba-tiba, Arumi menjaga jarak. Tentu saja itu terlihat aneh di mata sang adik ipar.

"Kamu mau buat kopi?" tanya Ryan. 

"Tidak," jawab Arumi yang mengambil air dari dispenser.

Ketika Arumi duduk untuk minum, Ryan pun duduk di kursi sampingnya. Dia menyesap kopi sambil melirik ke arah Arumi. Dia ingin meminta maaf atas kejadian tempo hari. Karena sejak itu, sang mantan menjadi berubah kepadanya. Jika ditanya akan menjawab dengan ketus.

Merasa tidak nyaman dipandangi oleh Ryan seperti itu, Arumi memilih pergi dari dapur. Dia akan kembali jika sudah ada Bi Nina. Dahulu, dia akan suka salah tingkah jika ditatap begitu oleh Ryan, sekarang dia takut hatinya luluh dan jatuh dalam pesonanya lagi. Akan sia-sia benteng yang sudah dia bangun.

"Astaghfirullah. Ini orang belum bangun juga!"  batin Arumi. Lalu, dia mengambil wadah berisi air.  Dia cipratkan air itu ke muka Reyhan.

"Mama, hujan! Hujan!" teriak Reyhan spontan bangun dari tidurnya.

Beberapa detik kemudian, Reyhan sadar kalau dirinya sedang berada di dalam kamar. Bayang-bayang orang bisa dia lihat walau tidak jelas. Namun, dia tahu itu siapa dari wangi tubuhnya.

"Bukan hujan, Mas," ucap Arumi menahan tawa. "Ayo, bangun! Kita jalan-jalan pagi. Menghirup udara segar dan menikmati sinar matahari."

Arumi menarik kedua tangan Reyhan agar bangun. Laki-laki itu menurut dan pergi ke kamar mandi.

"Coba dia begini ketika diajak salat," batin Arumi.

Pasangan suami-istri itu jalan-jalan berkeliling kompleks perumahan. Keadaan pagi-pagi di sana sangat sepi. Hanya ada beberapa orang yang sedang lari pagi.

Para tetangga tidak tahu kalau Reyhan saat ini dalam keadaan buta. Mereka tersenyum untuk menyapanya. Tentu saja Arumi akan berbisik memberi tahu kalau ada orang yang tersenyum kepadanya, biar laki-laki itu juga membalas. Namun, yang ada dia hanya mengangguk.

"Kenapa cuma mengangguk, sih, Mas? Senyum dan sapa mereka, dong!" Arumi greget sama sifat suaminya ini.

"Ini sudah bagus aku mau balas mereka," ujar Reyhan ketus.

"Sebenarnya dia ini orang seperti apa, sih?" Arumi penasaran. Dia benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Reyhan. Namun, dia merasa penasaran, kenapa Reyhan sangat berbeda dengan Ryan.

***

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

masih harus lebih sabar Arumi menghadapi sifat keras kepala suami kamu itu, dengan kelembutan sepertinya nanti dia bisa kamu arahkan ke arah yang benar, dia cuma kurang kasih sayang setelah mamanya meninggal yah,,,

2025-01-02

2

dewi rofiqoh

dewi rofiqoh

Kamu harus berjuang mengajak reyhan menjadi pribadi yang lebih baik, tapi cari tahu dulu kenapa reyhan bersikap seperti itu kepada orang tuanya

2025-01-02

2

hatiAti

hatiAti

bukan guna guna, tepatnya gula gula cinta

2025-01-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penolakan
2 Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3 Bab 3. Pernikahan Mendadak
4 Bab 4. Perdebatan
5 Bab 5. Tinggal Sekamar
6 Bab 6. Hukuman
7 Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8 Bab 8. Ciuman Ryan
9 Bab 9. Godaan sang Mantan
10 Bab 10. Terjadi Lagi
11 Bab 11. Kemarahan Arumi
12 Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13 Bab 13
14 Bab 14. Reyhan Merajuk
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17 Bab 17. Berdua Di Apartemen
18 Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19 Bab 19.
20 Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21 Bab 21. Permintaan
22 Bab 22. Gosip Baru
23 Bab 23. Shock
24 Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25 Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26 Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27 Bab 27. Kepergian Arumi
28 Bab 28. Cinta?
29 Bab 29. Cerai?
30 Bab 30. Hamil?
31 Bab 31. Ngidam
32 Bab 32. Mencari Arumi
33 Bab 33. Diusir
34 Bab 34. Aku Cinta Kamu
35 Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36 Bab 36. Melepas Rindu
37 Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38 Bab 38. Ujian
39 Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40 Bab 40. Pulang
41 Bab 41. Berubah
42 Bab 42. Bayangan
43 Bab 43. Kisah Masa Lalu
44 Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45 Bab 45. Bertemu Kembali
46 Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47 Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48 Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49 Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50 Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51 Bab 51. Pengakuan Ryan
52 Bab 52. Kecelakaan
53 Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54 Bab 54. Si Kembar
55 Bab 55.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Penolakan
2
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3
Bab 3. Pernikahan Mendadak
4
Bab 4. Perdebatan
5
Bab 5. Tinggal Sekamar
6
Bab 6. Hukuman
7
Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8
Bab 8. Ciuman Ryan
9
Bab 9. Godaan sang Mantan
10
Bab 10. Terjadi Lagi
11
Bab 11. Kemarahan Arumi
12
Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13
Bab 13
14
Bab 14. Reyhan Merajuk
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17
Bab 17. Berdua Di Apartemen
18
Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19
Bab 19.
20
Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21
Bab 21. Permintaan
22
Bab 22. Gosip Baru
23
Bab 23. Shock
24
Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26
Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27
Bab 27. Kepergian Arumi
28
Bab 28. Cinta?
29
Bab 29. Cerai?
30
Bab 30. Hamil?
31
Bab 31. Ngidam
32
Bab 32. Mencari Arumi
33
Bab 33. Diusir
34
Bab 34. Aku Cinta Kamu
35
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36
Bab 36. Melepas Rindu
37
Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38
Bab 38. Ujian
39
Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40
Bab 40. Pulang
41
Bab 41. Berubah
42
Bab 42. Bayangan
43
Bab 43. Kisah Masa Lalu
44
Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45
Bab 45. Bertemu Kembali
46
Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47
Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48
Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49
Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50
Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51
Bab 51. Pengakuan Ryan
52
Bab 52. Kecelakaan
53
Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54
Bab 54. Si Kembar
55
Bab 55.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!