Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau

Bab 12

Hari ini Reyhan kembali menjalani pemeriksaan. Kedua tangan dan kakinya sudah berfungsi dengan baik, walau belum diizinkan mengangkat beban berat dan berlari.

"Bagaimana dengan pelihatan Anda?" tanya Dokter Andre.

"Hanya terlihat berupa bayang-bayang," jawab Reyhan.

"Ada bisa melihat cahaya?" Dokter Andre mengarahkan sinar lampu senter kecil ke arah mata sang pasien.

"Iya, bisa melihat sedikit," balas Reyhan.

"Mungkin ada bagian syaraf yang mengalami gangguan. Semoga bisa secepatnya pulih," ucap dokter paruh baya itu sambil tersenyum tipis.

"Berarti aku masih bisa kemungkinan melihat lagi, tanpa operasi, Dok?" tanya Reyhan.

"Iya, bisa. Karena ada beberapa pasien yang mengalami kebutaan untuk sementara waktu dan bisa melihat normal kembali," jawab Dokter Andre.

Arumi mengetuk pintu ruang pemeriksaan. Dia barusan kembali ke mobil untuk mengambil tasnya yang ketinggalan. Ada dompet dan handphone milik Reyhan di dalam sana.

"Bagaimana hasilnya, Dok?" tanya Arumi.

"Perkembangan Pak Reyhan sangat bagus. Rajin-rajinlah ajak jalan-jalan pagi untuk memperkuat otot kakinya. Olahraga ringan untuk memperkuat otot tangan, tidak perlu yang angkat beban dulu, ya," jawab Dokter Andre.

"Alhamdulillah. Semoga Mas Reyhan bisa segera pulih lagi," ucap Arumi senang.

"Dengar itu, Pak Reyhan. Istri Anda sudah tidak sabar untuk pergi honeymoon. Makanya cepat-cepat sehat kembali," kata Dokter Andre menggoda pasangan pengantin baru itu. Dia merupakan salah satu dokter yang ikut menyaksikan pernikahan mereka, tempo hari.

Arumi hanya tersenyum tipis. Dia tersipu malu karena digoda seperti itu oleh Dokter Andre. 

"Mas, mau langsung pulang atau pergi jalan-jalan dulu?" tanya Arumi ketika mereka dalam perjalanan pulang dari rumah sakit.

"Kita jalan-jalan ke Danau Nawang Wulan. Udara di sana segar meski hari sudah beranjak siang. Daripada kita di rumah, bosan," jawab Reyhan.

Arumi pun membelokkan laju kendaraan itu ke kanan menuju danau buatan yang ada di tengah kota. Selain danau di sana juga ada hutan kota yang tidak terlalu luas. Tempat yang enak untuk menyepi sambil menikmati suasana yang bisa menyenangkan hati dan pikiran.

Karena hari merupakan hari kerja, jadi tidak banyak orang di sana. Hanya bisa dihitung sama jari tangan.

Arumi menggelar sebuah kain lebar untuk dijadikan alas duduk. Dia dan Reyhan duduk di sana sambil menikmati cemilan berupa rujak buah.

"Kamu bawa laptop atau tablet milikmu, Arumi?" tanya Reyhan.

"Untuk apa?" tanya Arumi balik.

"Ya, kerjalah! Kamu kan punya banyak pekerjaan. Jadi, sekarang kerjakan semua pekerjaan kamu itu. Aku akan tidur," ucap Reyhan sambil berbaring.

Arumi melongo melihat kelakuan suaminya. Dia memang tidak tahu apa-apa tentang Reyhan. Bagaimana sifat sebenarnya dia, apa yang disukai dan tidak disukai olehnya. Yang dia tahu kalau sudah menyuruh sesuatu tidak suka dibantah.

"Mas ...." Arumi menatap Reyhan yang seperti orang sedang tertidur pulas, diam tak bergerak.

"Dia tidur beneran? Atau cuma pura-pura saja?" batin Arumi. 

Untuk membuktikan apa suaminya tidur atau tidak, Arumi mendekatkan wajahnya memeriksa muka Reyhan. Lalu, dia melambaikan tangan sekitar lima sentimeter di depan wajah laki-laki itu.

Karena tidak ada reaksi apa-apa dari Reyhan, Arumi kemudian menjulurkan jari telunjuknya untuk menyentuh bulu mata laki-laki itu. Tiba-tiba terdengar suara bersin dari arah belakang, sehingga jari wanita itu mencolok mata suaminya.

"Aaaaa!" teriak Reyhan. "Apa yang kamu lakukan? Kenapa mencolok mata aku, hah?"

"Maaf, Mas! Maaf, tidak sengaja." Arumi ketakutan setengah mati karena sudah melukai suaminya. 

"Kau mau membunuh aku, ya?" bentak Reyhan.

"Mana ada mau membunuh suamiku sendiri. Aku tidak mau jadi janda!" balas Arumi tanpa spontan dengan nada tinggi.

Menyadari ada yang salah dengan ucapannya, Arumi langsung terdiam. Dia memukul bibirnya sendiri. "Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa malah bicara seperti itu kepada Reyhan?" batin Arumi.

"Barusan dia bilang tidak mau jadi janda. Berarti dia sudah cinta, ya, sama aku," batin Reyhan dengan penuh rasa percaya diri karena sudah bisa membuat Arumi jatuh cinta kepadanya, padahal mereka menikah belum ada sebulan.

"Baguslah, kalau begitu. Kalau aku mati, kamu pasti akan menjadi janda kesepian," ucap Reyhan dengan nada sombong.

"Hah?" Arumi melongo tidak paham dengan maksud ucapan suaminya.

"Iya. Kalau aku mati dibunuh sama kamu, berarti nanti kamu akan masuk penjara dan merasa kesepian di sana," jelas Reyhan berkilah, jauh dari apa yang tadi ada di dalam pikirannya.

"Oh. Lagian siapa yang mau jadi penjahat," balas Arumi. "Tapi, kalau aku jadi janda ditinggal mati, maka secepatnya aku akan menikah lagi. Seperti kata Mas tadi, biar tidak kesepian."

Arumi ingin tertawa ngakak ketika melihat ekspresi wajah Reyhan yang kini terlihat lucu di matanya. Laki-laki itu seperti terkejut sekaligus kesal dan marah dengan ucapan sang istri.

"Awas saja kalau kamu sampai menikah lagi setelah aku mati, maka aku akan menghantui kamu di malam pengantin kalian!" balas Reyhan dengan nada tegas seolah-olah hal itu bisa terjadi.

Membicarakan hantu di tempat sepi begini, membuat Arumi merinding. Dia memang penakut dengan hal-hal yang horor.

"Sudah, jangan membicarakan hantu lagi. Sebaiknya kita pulang. Aku lebih suka bekerja di kantor atau di rumah, dibandingkan di tempat umum begini," kata Arumi.

"Sekarang jam berapa?" tanya Reyhan.

"Jam sebelas," jawab Arumi.

Akhirnya mereka pun pulang. Reyhan sebenarnya kasihan kepada Arumi yang sering begadang untuk mengerjakan pekerjaannya. Dia baru tahu kalau istrinya itu termasuk orang yang sangat bertanggung jawab atas apa yang diembankan kepadanya. Dengan mengajak ke tempat seperti ini, dia mengira sang istri bisa bekerja dengan tenang dan nanti malam biar full untuk beristirahat.

***

"Loh, Jeng Rosalina, katanya Ryan sudah putus dari pacarnya. Kenapa wanita itu masih datang ke rumah ini?" tanya seorang wanita paruh baya ketika melihat Arumi turun dari mobil, lewat jendela kaca. 

Semua orang yang kenal dengan Mami Rosalina tahu tentang pertentangan hubungan antara Ryan dengan Arumi. Mereka juga tahu siapa gadis itu karena laki-laki itu sering mengajaknya ke mana pun dia pergi tau menghadiri suatu acara.

Mami Rosalina menatap Arumi dengan penuh kebencian. Sejak dahulu dia berharap Ryan bisa mendapatkan istri dari kalangan atas. Namun, putranya itu malah jatuh cinta kepada wanita biasa saja yang kekayaannya jauh di bawah keluarga mereka.

Ketika Ryan masuk kuliah, Mami Rosalina sering memintanya untuk mengantarkan ke berbagai acara bersama teman-teman sosialitanya agar bisa kenalan juga dengan putri-putri temannya. Banyak dari gadis-gadis yang dikenalkan langsung jatuh hati kepada laki-laki itu, tetapi tidak ada yang bisa membuatnya jatuh hati. Hanya Arumi yang bisa membuat hatinya bergetar.

"E, wanita itu datang sama anak tirimu, Jeng Rosalina! Kenapa bisa?" Wanita lainnya ikut menimpali, ketika melihat Arumi berjalan menggandeng tangan Reyhan.

"Hei, jangan bilang kamu menjebak anak tirimu dengan wanita miskin itu!" lanjut wanita yang duduk di samping Mami Rosalina.

Kini para ibu-ibu sosialita itu melihat ke arah Mami Rosalina. Mereka penasaran apa yang sedang terjadi di rumahnya.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

yah karena si Arumi tetap jadi menantu rumah itu walo bukan si Ryan yang jadi suaminya jeng😁😁😁

2024-12-30

2

blecky

blecky

merka g sdar jka mulai ada rasa ketertarikan stu sma lain

2024-12-30

3

dewi rofiqoh

dewi rofiqoh

Nah loo... Mau jawab apa mami rosalina

2024-12-30

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penolakan
2 Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3 Bab 3. Pernikahan Mendadak
4 Bab 4. Perdebatan
5 Bab 5. Tinggal Sekamar
6 Bab 6. Hukuman
7 Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8 Bab 8. Ciuman Ryan
9 Bab 9. Godaan sang Mantan
10 Bab 10. Terjadi Lagi
11 Bab 11. Kemarahan Arumi
12 Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13 Bab 13
14 Bab 14. Reyhan Merajuk
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17 Bab 17. Berdua Di Apartemen
18 Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19 Bab 19.
20 Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21 Bab 21. Permintaan
22 Bab 22. Gosip Baru
23 Bab 23. Shock
24 Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25 Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26 Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27 Bab 27. Kepergian Arumi
28 Bab 28. Cinta?
29 Bab 29. Cerai?
30 Bab 30. Hamil?
31 Bab 31. Ngidam
32 Bab 32. Mencari Arumi
33 Bab 33. Diusir
34 Bab 34. Aku Cinta Kamu
35 Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36 Bab 36. Melepas Rindu
37 Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38 Bab 38. Ujian
39 Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40 Bab 40. Pulang
41 Bab 41. Berubah
42 Bab 42. Bayangan
43 Bab 43. Kisah Masa Lalu
44 Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45 Bab 45. Bertemu Kembali
46 Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47 Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48 Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49 Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50 Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51 Bab 51. Pengakuan Ryan
52 Bab 52. Kecelakaan
53 Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54 Bab 54. Si Kembar
55 Bab 55.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Penolakan
2
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3
Bab 3. Pernikahan Mendadak
4
Bab 4. Perdebatan
5
Bab 5. Tinggal Sekamar
6
Bab 6. Hukuman
7
Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8
Bab 8. Ciuman Ryan
9
Bab 9. Godaan sang Mantan
10
Bab 10. Terjadi Lagi
11
Bab 11. Kemarahan Arumi
12
Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13
Bab 13
14
Bab 14. Reyhan Merajuk
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17
Bab 17. Berdua Di Apartemen
18
Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19
Bab 19.
20
Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21
Bab 21. Permintaan
22
Bab 22. Gosip Baru
23
Bab 23. Shock
24
Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26
Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27
Bab 27. Kepergian Arumi
28
Bab 28. Cinta?
29
Bab 29. Cerai?
30
Bab 30. Hamil?
31
Bab 31. Ngidam
32
Bab 32. Mencari Arumi
33
Bab 33. Diusir
34
Bab 34. Aku Cinta Kamu
35
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36
Bab 36. Melepas Rindu
37
Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38
Bab 38. Ujian
39
Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40
Bab 40. Pulang
41
Bab 41. Berubah
42
Bab 42. Bayangan
43
Bab 43. Kisah Masa Lalu
44
Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45
Bab 45. Bertemu Kembali
46
Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47
Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48
Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49
Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50
Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51
Bab 51. Pengakuan Ryan
52
Bab 52. Kecelakaan
53
Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54
Bab 54. Si Kembar
55
Bab 55.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!