Bab 9. Godaan sang Mantan

Bab 9. Godaan sang Mantan

Selama sarapan dan memandikan Reyhan, Arumi tidak banyak bicara. Wanita itu juga melakukan semua pekerjaannya dengan cepat agar tidak berinteraksi lama-lama dengan suaminya. Rasa kesal sedang meliputi perasaannya, mungkin efek hormon wanita yang akan datang bulan.

Reyhan juga menjadi jelek moodnya karena Arumi diam saja. Wanita itu bahkan keluar masuk kamar, pergi entah ke mana dan apa yang dilakukannya.

"Arumi!" teriak Reyhan.

"Apa?" balas Arumi dengan ketus.

"Oh, kamu di sini rupanya!" ujar Reyhan yang baru mencium wangi sang istri. Dia yakin kalau wanita itu baru saja masuk ke kamar karena sejak tadi dia tidak bisa merasakan kehadirannya.

"Aku ingin makan salad buah seperti yang kamu buat kemarin," kata laki-laki yang kini duduk di sofa tanpa menoleh ke arah Arumi karena tidak bisa melihatnya, cuma bisa merasakan kehadiran wanita itu saja.

"Bahan-bahannya tidak ada, sudah habis," balas Arumi ngasal, padahal belum memeriksanya di dapur.

"Ya, beli, dong!" titah Reyhan.

"Malas," balas Arumi.

"Kamu marah sama aku?"

"Sudah tahu nanya."

"Apa kamu marah karena aku tidak izinkan kamu pergi?"

"Sudah tahu masih saja nanya."

Reyhan menghentakkan kakinya kuat. Namun, sedetik kemudian dia mengaduh kesakitan. Dia lupa kalau kakinya masih dalam proses penyembuhan.

"Walau kamu marah sampai berhari-hari, tetap tidak akan aku izinkan kamu pergi lama," ucap Reyhan.

"Terserah kamu saja," balas Arumi sambil membawa laptop dan handphone-nya. Dia memilih mengerjakan pekerjaan permintaan klien yang kebanyakan minta desain rumah yang sederhana, tetapi terlihat modern.

Arumi memilih duduk di bawah pohon mangga yang rimbun sehingga terlindungi dari sinar matahari. Selain itu dia bisa melihat taman bunga dan kamarnya. Dia bisa melihat Reyhan yang sedang duduk di dekat jendela. Bagaimanapun juga dia bertanggung jawab untuk mengurus suaminya.

Dalam waktu dua jam Arumi sudah menyelesaikannya pekerjaan yang dulu sempat tertunda. Dia pun mengirimkan hasil pekerjaannya kepada sang atasan. Walau dia diam di rumah, semua tugasnya tetap dia kerjakan.

"Aku hubungi dulu Rinjani. Semoga saja dia mau mengerti keadaan aku," ucap Arumi bermonolog.

Arumi melakukan panggilan kepada sahabat baiknya itu. Tidak berapa lama kemudian panggilan itu tersambung.

"Assalamualaikum, Rinjani."

"Wa'alaikumsalam, Arumi. Bagaimana kabarnya pengantin baru ini?" Terdengar suara wanita di sebrang sana menggoda Arumi.

"Kabar aku tidak baik. Maaf jika hari ini aku tidak bisa datang ke sana. Padahal ini sudah direncanakan dari sebulan yang lalu."

"Kenapa? Suamimu tidak mau ditinggal, ya?" tanya Rinjani masih menggoda Arumi.

"Ish, kamu tahu saja! Beda, ya, kalau sudah dua kali menikah pasti tahu apa yang terjadi pada pengantin baru." Arumi tertawa terkekeh.

Rinjani pun tertawa karena memang dia menikah sudah dua kali, setelah suaminya berselingkuh dengan kakak kandungnya sendiri. Pernikahan keduanya tidak lepas dari campur tangan Arumi yang menjadi mak comblang.

"Tidak apa-apa. Kamu urus saja suamimu dulu. Kapan-kapan aku dan Mas Satria juga kedua mertuaku akan meninjau ke sana langsung."

Arumi merasa iri kepada sahabatnya ini. Mempunyai mertua yang begitu baik dan sayang kepadanya. Hubungan dengan ibu mertua pertamanya juga masih baik. Masjid dan sekolah agama yang sedang dibangun sekarang ini juga diperuntukkan bagi ibu mertua dari suami pertamanya.

"Apa aku akan punya mertua yang baik?" batin Arumi. "Sepertinya mustahil, jika melihat Mami Rosalina."

Keduanya berbicara sekitar 30 menit karena Rinjani juga sedang sibuk dengan pekerjaannya barunya sebagai ketua yayasan. Sama halnya dengan Arumi yang harus menyiapkan makan siang untuk suaminya.

Reyhan merasa aneh tidak mendengar suara Arumi yang terkadang suka mengingatkan dirinya ini itu. Baru saja beberapa hari menjadi istrinya, dia merasa terbiasa dengan kehadiran wanita itu.

Arumi membantu Bi Nina memasak untuk makan siang. Biasanya siang hari tidak ada orang di rumah. Papi Rendra dan Ryan pergi ke kantor, lalu Mami Rosalina suka keluyuran bersama teman-teman sosialitanya.

Melihat ada melon, apel, dan buah naga, Arumi membuat salad buah. Dia mendapatkan resep ini dari Rinjani dan ternyata rasanya enak dan disukai banyak orang, termasuk Ryan dan Reyhan.

"Non, katanya Tuan Rendra dan Den Ryan akan makan siang di rumah," ucap Bi Nina setelah menerima panggilan telepon.

"Kira-kira makanan ini semua cukup nggak, Bisa?" tanya Arumi sambil melihat ke arah acar ikan gurame, lalapan dan sambal, tempe goreng, dan udang asam pedas. Arumi memasak yang dia bisa dan lebih suka masak yang simpel dan bumbu-bumbunya mudah didapatkan.

"Cukup kayaknya," jawab Bi Nina.

Reyhan senang karena Arumi membuatkan salad buah untuknya. Dia makan begitu lahap sebelum makan menu utama dan dilanjutkan dengan minum obat.

Ryan sengaja pulang ke rumah untuk makan siang karena Arumi yang memasak. Dia selalu merindukan makanan buatan sang mantan kekasih. Walau dia harus menahan rasa sakit hati ketika melihat Arumi menyuapi Reyhan.

Papi Rendra juga menyukai rasa masakan Arumi. Ini mengingatkan dirinya kepada mendiang istri pertamanya yang pandai memasak.

Arumi membereskan bekas makan dibantu oleh Bi Nina. Setelah itu dia berencana melanjutkan lagi pekerjaannya mendesain sebuah rumah minimalis yang tidak memakan banyak budget karena terbatasnya keuangan klien.

Ryan menarik Arumi dan memeluknya erat. Sekuat apa pun dia mencoba untuk merelakan wanita yang dicintainya itu, tetap tidak bisa. Cintanya sudah habis untuk Arumi.

"Ryan, lepaskan!" Arumi mencoba mendorong tubuh laki-laki itu. Mungkin dulu dia suka dipeluk oleh Ryan, tetapi sekarang sudah berbeda.

"Aku mohon, biarkan aku memeluk kamu sebentar saja," ucap Ryan dengan lirih.

"Jangan gila kamu! Sekarang ini aku sudah menjadi istri Reyhan, kakakmu," balas Arumi.

Ryan seakan tuli, dia tetap memeluk Arumi dan menghirup wangi tubuhnya yang sudah menjadi candu baginya ketika sedang lelah atau penat. "Aku sudah gila karena kamu, Arumi."

Bukan hanya Ryan yang terluka perasaannya, Arumi juga sama. Dia mencintai Ryan, tetapi kini dirinya sudah menjadi milik Reyhan. Dia pun hanya bisa menangis mengasihani dirinya sendiri yang cintanya tak berakhir bahagia.

"Aku masih mencintaimu, Arumi," bisik Ryan. "Katakan kalau kamu juga masih mencintaiku!"

Arumi hanya bisa menangis. Mulutnya ingin berkata kalau dia juga masih mencintai laki-laki itu. Namun, hati kecilnya melarang melakukan itu untuk kebaikan semua orang. Jadinya, dia malah membalas pelukan Ryan.

Sungguh, Arumi tidak suka dalam keadaan seperti ini. Kenapa harus dirinya yang mengalami semua ini? Cinta yang bersemi selama sembilan tahun, dipaksa layu. Sayangnya akar cinta itu masih kuat tertancap di hatinya, sehingga tidak bisa mati dan masih hidup di dalam sana.

"Arumi!" panggil Reyhan yang kini berdiri di belakang kedua orang yang sedang berpelukan itu.

Terpopuler

Comments

millie ❣

millie ❣

Arumi harusnya menyadari klo aja mantan'y berani berjuang g akan kek gt skg y harus nerima takdir lah Arumi bukan jodohnya g bs jg trs mempermain kan perempuan dgn harus tau perasaan'y arumi'y bodoh bgt lah gw rasa 😏😏😏g respek gw ma sikap Arumi yg g tegas gt plin plan cinta kok g berjuang laki cemen2 😤😤😤

2024-12-28

3

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

hadeh akan kena hukuman apa lagi nanti si Arumi tuh, walo si Reyhan ga bisa melihat pasti dia tahu ada sosok lain selain Arumi di situ,,,

2024-12-28

2

sryharty

sryharty

sakit hati di tanggung sendiri ya Reyhan
udah tau Ade kamu masih cinta sama istri kamu
malah kamu minta SE atap sama Ryan

2024-12-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penolakan
2 Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3 Bab 3. Pernikahan Mendadak
4 Bab 4. Perdebatan
5 Bab 5. Tinggal Sekamar
6 Bab 6. Hukuman
7 Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8 Bab 8. Ciuman Ryan
9 Bab 9. Godaan sang Mantan
10 Bab 10. Terjadi Lagi
11 Bab 11. Kemarahan Arumi
12 Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13 Bab 13
14 Bab 14. Reyhan Merajuk
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17 Bab 17. Berdua Di Apartemen
18 Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19 Bab 19.
20 Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21 Bab 21. Permintaan
22 Bab 22. Gosip Baru
23 Bab 23. Shock
24 Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25 Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26 Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27 Bab 27. Kepergian Arumi
28 Bab 28. Cinta?
29 Bab 29. Cerai?
30 Bab 30. Hamil?
31 Bab 31. Ngidam
32 Bab 32. Mencari Arumi
33 Bab 33. Diusir
34 Bab 34. Aku Cinta Kamu
35 Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36 Bab 36. Melepas Rindu
37 Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38 Bab 38. Ujian
39 Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40 Bab 40. Pulang
41 Bab 41. Berubah
42 Bab 42. Bayangan
43 Bab 43. Kisah Masa Lalu
44 Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45 Bab 45. Bertemu Kembali
46 Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47 Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48 Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49 Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50 Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51 Bab 51. Pengakuan Ryan
52 Bab 52. Kecelakaan
53 Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54 Bab 54. Si Kembar
55 Bab 55.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Penolakan
2
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3
Bab 3. Pernikahan Mendadak
4
Bab 4. Perdebatan
5
Bab 5. Tinggal Sekamar
6
Bab 6. Hukuman
7
Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8
Bab 8. Ciuman Ryan
9
Bab 9. Godaan sang Mantan
10
Bab 10. Terjadi Lagi
11
Bab 11. Kemarahan Arumi
12
Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13
Bab 13
14
Bab 14. Reyhan Merajuk
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17
Bab 17. Berdua Di Apartemen
18
Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19
Bab 19.
20
Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21
Bab 21. Permintaan
22
Bab 22. Gosip Baru
23
Bab 23. Shock
24
Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26
Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27
Bab 27. Kepergian Arumi
28
Bab 28. Cinta?
29
Bab 29. Cerai?
30
Bab 30. Hamil?
31
Bab 31. Ngidam
32
Bab 32. Mencari Arumi
33
Bab 33. Diusir
34
Bab 34. Aku Cinta Kamu
35
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36
Bab 36. Melepas Rindu
37
Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38
Bab 38. Ujian
39
Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40
Bab 40. Pulang
41
Bab 41. Berubah
42
Bab 42. Bayangan
43
Bab 43. Kisah Masa Lalu
44
Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45
Bab 45. Bertemu Kembali
46
Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47
Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48
Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49
Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50
Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51
Bab 51. Pengakuan Ryan
52
Bab 52. Kecelakaan
53
Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54
Bab 54. Si Kembar
55
Bab 55.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!