Bab 8. Ciuman Ryan

Bab 8. Ciuman Ryan

Arumi diam mendapatkan ceramah panjang dari suaminya. Tadi itu tidak sengaja dia lakukan karena spontanitas saja ketika ada orang yang menyentuh bagian dadanya.

"Awas kalau kamu sampai berani lagi mencelakakan aku! Aku tidak akan tinggal diam," ucap Reyhan.

"Ish, bisanya mengancam," batin Arumi.

"Kalau begitu aku tidur di sofa saja atau di bawah menggunakan kasur lantai," ucap Arumi.

"Tidak boleh!" balas Reyhan. "Enak saja kamu tidur sendirian. Kalau aku butuh sesuatu bagaimana? Memangnya ada jaminan kamu akan langsung bangun ketika aku panggil."

Punya suami yang sifatnya menyebalkan seperti Reyhan membuat Arumi harus sering beristighfar. Perempuan itu meratapi nasibnya yang malang bersuamikan seorang laki-laki yang keras kepala, suka mengancam, dan berbuat seenaknya sendiri.

"Sekarang kamu usap-usap kepala aku sampai tidur!" perintah Reyhan.

Arumi menahan napas ketika laki-laki itu tidur sambil memeluk dirinya dan kepalanya ditelusupkan kembali pada dadanya yang montok. Dia bisa merasakan hangat embusan napas suaminya.

Reyhan sangat menyukai wangi tubuh Arumi yang berbau lembut. Dia penasaran dengan parfum yang dipakai wanita itu. Karena ini pertama kali baginya mencium aroma seperti ini. Sudah banyak dia menemui wanita yang wanginya menusuk hidung dan dia tidak suka itu. Tidak perduli itu parfum mahal dan dari merek terkenal.

Tidak berapa lama, Reyhan sudah tertidur kembali. Begitu juga dengan Arumi yang sudah kelelahan.

Sebelum azan berkumandang, Arumi bangun. Dia membersihkan diri sebelum menjalankan ibadah di waktu Subuh. Untuk ibadah wajib, Arumi masih bisa menjalankan, tetapi belum bisa untuk ibadah sunah. Walau begitu dia berusaha untuk melakukan berbaikan dalam hidupnya.

"Mas, ini sudah subuh. Ayo, bangun!"

Arumi selalu berusaha mengingatkan Reyhan untuk beribadah. Namun, suaminya itu tidak mau salat. Selalu saja ada alasan.

Ryan masih mending. Ketika mereka berpacaran jika diajak salat, dia masih mau. Makanya tiap waktu ibadah, Arumi akan menghubunginya agar tidak lupa salat.

"Aku masih ngantuk!" ucap Reyhan dengan membentak.

"Astaghfirullah," batin Arumi. "Ya Allah, berikan taufik dan hidayah kepada Reyhan."

Karena Reyhan tidak mau juga bangun, Arumi memilih pergi ke dapur untuk membuat kopi untuknya dan Reyhan. Namun, sebelum itu dia membuka gorden dan kaca jendela lebar-lebar agar udara pagi masuk ke dalam kamarnya.

Arumi bertemu dengan Ryan ketika di dapur. Keduanya saling menatap. Getaran dalam hati mereka masih ada. Bagaimanapun juga cinta yang dipupuk selama sembilan tahun itu tidak bisa hilang dengan mudahnya.

"Kamu mau membuat kopi?" tanya Ryan.

"Iya," jawab Arumi.

"Bisa buatkan untukku juga?"

Arumi terdiam sejenak. Lalu, berkata, "Baiklah."

Arumi membuat tiga gelas kopi. Selama itu tatapan Ryan tidak lepas darinya. Tiba-tiba saja dia memeluk wanita itu dari belakang.

"Kenapa? Kenapa kamu mau menikah sama Kak Rey?" tanya Ryan dengan lirih di telinga Arumi.

Wanita yang sedang menuangkan kopi ke dalam gelas dibuat mematung. Tubuhnya merindukan pelukan ini yang dahulu selalu bisa menenangkan dirinya dan memberikan kenyamanan padanya. Dia juga rindu dengan suara yang selalu memberi semangat dan dukungan ketika dirinya merasa mulai menyerah.

"Mungkin ini sudah takdirku," jawab Arumi pelan. Dia ingin menangis meratapi nasibnya sekarang ini.

Ryan membalikan tubuh Arumi, kemudian menciumnya dengan lembut penuh perasaan. Dia menyesal sudah melepaskan wanita yang dicintainya itu. Jika saja dia berani nekad seperti Reyhan, menikah tanpa restu keluarganya, mungkin saja dia dan Arumi sudah hidup bahagia berdua.

Arumi yang belum siap menerima perbuatan Ryan, dibuat mematung. Dia memang menyukai dan merindukan ciuman dari laki-laki itu. Namun, sekarang ini dia sudah menjadi istri dari Reyhan. Tidak sepantasnya melakukan hal ini. Lalu, dengan kuat dia mendorong tubuh Ryan, sehingga pagutan di bibirnya terlepas.

"Aku harap hal ini tidak pernah terjadi lagi. Ingat! Sekarang ini aku adalah istri dari kakakmu. Jangan berani berbuat macam-macam!" ucap Arumi memberi peringatan kepada Ryan.

Mengingat watak dan kelakuan Reyhan, Arumi tidak boleh sampai membuat celah, sehingga membuat suaminya melakukan hukuman yang terkadang tidak terlintas dalam pikirannya.

Arumi masuk ke dalam kamar sambil membawa dua gelas kopi. Dia menoleh ke arah kasur. Terlihat Reyhan sedang duduk bersandar pada dasboard ranjang.

"Wangi kopi," ucap Reyhan.

"Iya. Aku buatkan untuk kamu juga, Mas," balas Arumi yang berjalan mendekat.

"Setelah menghabiskan kopi, kita pergi jalan-jalan keluar. Aku ingin mencium wangi bunga dari dekat," ujar Reyhan.

Arumi hanya bisa menurut mengikuti keinginan sang suami. Sebagai seorang istri, dia berusaha melakukan yang terbaik dan semampunya.

Papi Rendra melihat Reyhan dan Arumi dari atas balkon kamarnya. Laki-laki paruh baya itu melihat bagaimana sang menantu memperlakukan suaminya dengan baik.

Reyhan melakukan beberapa gerakan ringan agar kedua tangan dan kakinya tidak kaku dan dibantu oleh Arumi ketika berjalan. Dia merasa kalau mereka sedang diawasi oleh banyak pasang mata.

Ryan melihat keduanya dari halaman samping. Dia yang baru saja berlari mengelilingi komplek perumahan dibuat cemburu dengan kedekatan pasangan suami-istri itu.

Berbeda dengan Mami Rosalina yang menatap penuh kebencian kepada Reyhan dan Arumi. Niatnya ingin menyingkirkan wanita itu, sekarang malah setiap hari melihatnya berkeliaran di rumah.

"Siang nanti, bolehkah aku pergi sebentar untuk menemui temanku," ucap Arumi.

"Mau apa?" tanya Reyhan dengan nada ketus, padahal dia penasaran saja. Laki-laki itu tidak tahu apa-apa tentang Arumi. Dia juga baru tahu kalau wanita itu adalah kekasih Ryan saja ketika di rumah sakit.

"Aku sedang menjalankan proyek pembuatan masjid dan sekolah agama yang dibangun di desa pinggiran Jakarta. Seharusnya besok ke ke sana untuk meninjau sudah berapa persen proses pembuatannya," jawab Arumi.

"Teman kamu itu laki-laki atau perempuan?" tanya Reyhan masih dengan nada ketus.

"Perempuan. Istri orang juga," jawab Arumi kesal.

Reyhan mengangguk. Dia pun berbicara, "Oke. Aku beri kamu waktu dua jam."

"Tidak bisa. Perjalanan saja memerlukan waktu dua jam. Pergi dan pulang sudah memakan waktu empat jam. Belum lagi membicarakan tentang biaya tambahan."

"Kalau begitu, jangan pergi! Bicarakan saja semuanya lewat video call," kata Reyhan dengan enteng.

"Mana bisa begitu?" Rasa kesal Arumi sudah mencapai ubun-ubun.

"Bisalah!" balas Reyhan. "Zaman sekarang apa, sih, yang tidak bisa?"

Arumi memasang wajah cemberut. Memang hal itu bisa saja dia lakukan. Namun, rasanya kurang enak saja membicarakan hal penting lewat video call. Apalagi hal itu membutuhkan penjelasan yang rinci.

Karena kesal sama suaminya, Arumi mogok bicara. Dia tidak mengeluarkan suara sedikit pun ketika mereka kembali ke dalam kamar.

"Arumi ...! Arumi ...!" panggil Reyhan, padahal sang istri ada di depannya.

"Kamu ingin aku hukum, ya?" Reyhan mencoba berjalan mencari keberadaan istrinya. Dia yakin wanita itu ada di sana karena bisa mencium wangi tubuhnya.

***

Terpopuler

Comments

hatiAti

hatiAti

ini sebenarnya Reyhan buta gak sih... koq kaya orang normal cuma luka tangan sama kaki nya aja

2024-12-27

1

Nar Sih

Nar Sih

sabarrr ya rumi ,jalani sja rmh tangga mu bila sdh ngk tahan dgn reyhan udah tinggalin aja ,

2024-12-27

1

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

ktanya tau agama, sholat pun rajin klo cuma pelukan mungkin masih sisa ditolerir meski itupun gak doerbolehkan tpi kok pas pacaran sering ciuman.. berarti pas ciuman ma Reyhan bukan ciuman pertamanya doooonnkk...

2025-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penolakan
2 Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3 Bab 3. Pernikahan Mendadak
4 Bab 4. Perdebatan
5 Bab 5. Tinggal Sekamar
6 Bab 6. Hukuman
7 Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8 Bab 8. Ciuman Ryan
9 Bab 9. Godaan sang Mantan
10 Bab 10. Terjadi Lagi
11 Bab 11. Kemarahan Arumi
12 Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13 Bab 13
14 Bab 14. Reyhan Merajuk
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17 Bab 17. Berdua Di Apartemen
18 Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19 Bab 19.
20 Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21 Bab 21. Permintaan
22 Bab 22. Gosip Baru
23 Bab 23. Shock
24 Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25 Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26 Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27 Bab 27. Kepergian Arumi
28 Bab 28. Cinta?
29 Bab 29. Cerai?
30 Bab 30. Hamil?
31 Bab 31. Ngidam
32 Bab 32. Mencari Arumi
33 Bab 33. Diusir
34 Bab 34. Aku Cinta Kamu
35 Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36 Bab 36. Melepas Rindu
37 Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38 Bab 38. Ujian
39 Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40 Bab 40. Pulang
41 Bab 41. Berubah
42 Bab 42. Bayangan
43 Bab 43. Kisah Masa Lalu
44 Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45 Bab 45. Bertemu Kembali
46 Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47 Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48 Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49 Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50 Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51 Bab 51. Pengakuan Ryan
52 Bab 52. Kecelakaan
53 Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54 Bab 54. Si Kembar
55 Bab 55.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Penolakan
2
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3
Bab 3. Pernikahan Mendadak
4
Bab 4. Perdebatan
5
Bab 5. Tinggal Sekamar
6
Bab 6. Hukuman
7
Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8
Bab 8. Ciuman Ryan
9
Bab 9. Godaan sang Mantan
10
Bab 10. Terjadi Lagi
11
Bab 11. Kemarahan Arumi
12
Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13
Bab 13
14
Bab 14. Reyhan Merajuk
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17
Bab 17. Berdua Di Apartemen
18
Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19
Bab 19.
20
Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21
Bab 21. Permintaan
22
Bab 22. Gosip Baru
23
Bab 23. Shock
24
Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26
Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27
Bab 27. Kepergian Arumi
28
Bab 28. Cinta?
29
Bab 29. Cerai?
30
Bab 30. Hamil?
31
Bab 31. Ngidam
32
Bab 32. Mencari Arumi
33
Bab 33. Diusir
34
Bab 34. Aku Cinta Kamu
35
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36
Bab 36. Melepas Rindu
37
Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38
Bab 38. Ujian
39
Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40
Bab 40. Pulang
41
Bab 41. Berubah
42
Bab 42. Bayangan
43
Bab 43. Kisah Masa Lalu
44
Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45
Bab 45. Bertemu Kembali
46
Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47
Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48
Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49
Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50
Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51
Bab 51. Pengakuan Ryan
52
Bab 52. Kecelakaan
53
Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54
Bab 54. Si Kembar
55
Bab 55.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!