Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua

Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua

Tubuh Arumi menegang ketika bertemu dengan ayah mertuanya yang baru saja kembali setelah melakukan perjalanan bisnis. Keduanya sudah saling mengenal lama. Berbeda dengan Mami Rosalina, Papi Rendra tidak mau ambil pusing urusan asmara anak-anaknya. Dia membebaskan kedua putranya menjalin hubungan dengan siapa pun yang mereka sukai selagi tidak memberikan efek buruk kepada keluarganya.

"Loh, Arumi! Sedang apa di sini? Kamu tidak pergi bekerja?" tanya Papi Rendra merasa aneh karena saat ini masih jam kerja.

"Saya ... sedang cuti," jawab Arumi gugup.

"Oh." Laki-laki paruh baya itu pun berjalan menuju ke lantai atas. Namun, langkahnya terhenti ketika melewati pintu kamar utama yang sering tertutup, kini terbuka. Papi Rendra baru ingat kalau putra sulungnya baru saja mengalami kecelakaan dan pastinya akan kesulitan jika naik turun anak tangga.

Papi Rendra masuk ke dalam kamar untuk menemui Reyhan. Dia melihat putranya sedang duduk di sofa menghadap kaca jendela yang terbuka lebar. Membuat udara bebas keluar masuk.

"Arumi ...." Reyhan menyadari kalau yang datang bukanlah istrinya. Dia bisa mengenali siapa orang itu dari bau parfum.

"Akhirnya Papi pulang juga! Tahu anaknya mengalami kecelakaan parah, tapi lebih mementingkan pekerjaan," ucap Reyhan ketus.

"Bukannya papi sudah menjelaskan kepada kamu kalau perjalanan bisnis ini sangat penting. Jika sampai gagal kemungkinan perusahaan kita akan mengalami kerugian dan berefek kepada banyak karyawan yang bisa saja kena PHK," balas Papi Rendra.

Setidaknya Reyhan ingin sang ayah setiap hari menghubunginya di sela-sela waktu kesibukan aktivitas di sana. Cukup menanyakan kabar dan bagaimana perkembangan kesehataannya.

Reyhan tidak bersedih lagi atas perlakuan ayahnya, hanya ada perasaan marah. Karena dia pernah merasakan sakit lebih dari sekarang ini.

"Mas, aku buatkan jus jambu. Karena tomat di kulkas habis," ucap Arumi begitu masuk ke dalam kamar. Dia terkejut ketika mendapati ada ayah mertuanya di sana.

Laki-laki paruh baya itu menatap heran kepada Arumi yang berani masuk ke dalam kamar ini. Terlebih lagi, ketika perempuan itu berinteraksi dengan Reyhan.

"Suruh Bi Nina untuk stok tomat lebih banyak!" titah Reyhan. Dia tidak mau minum jus jambu merah karena itu adalah kesukaan Ryan. "Kamu minum saja, aku tidak suka!"

Arumi pun meletakan gelas berisi jus jambu itu di atas meja. Lalu, dia pergi lagi untuk menyuruh pembantunya membeli tomat untuk membuat jus.

"Kenapa kamu suruh-suruh Arumi seperti itu? Kamu langsung saja minta buatkan kepada Bi Nina," tanya Papi Rendra dengan nada tidak suka dengan perbuatan si putra sulung.

"Apa salahnya meminta dibuatkan minuman kepada istri sendiri," jawab Reyhan. "Memangnya Papi ... tidak pernah berani menolak keinginan pelakor itu."

Papi Rendra terkejut mendengar ucapan Reyhan. Dia merasa tidak ada masalah dengan indera pendengarannya.

"Istri? Maksud kamu?" tanya Papi Rendra.

"Iya. Arumi itu istri aku. Kita sudah menikah seminggu yang lalu," jawab Reyhan tanpa merasa bersalah.

"Apa kau gila! Arumi itu kekasih Ryan. Berani sekali kamu merebutnya!" pekik Papi Rendra mulai emosi.

"Kekasih?" Reyhan tertawa. "Siapa bilang Arumi kekasih Ryan? Mereka itu sudah menjadi mantan sebelum menikah sama aku, Pih."

"Apa?" Papi Rendra tidak percaya.

"Ibunya saja berani merebut suami orang, tidak dipermasalahkan sama Papi. Aku yang menikahi mantan kekasihnya, kok, protes," lanjut Reyhan dengan sinis.

Papi Rendra pun terdiam. Memang dia dahulu sudah bersalah. Berani main api dengan wanita yang menjadi sekretaris baru. Mereka menikah siri tanpa sepengetahuan keluargannya.

"Mas, sudah waktunya makan siang," ucap Arumi yang kembali masuk ke kamar.

"Aku makan di sini saja," balas Reyhan.

"Pa-pi, ditunggu di meja makan," ucap Arumi yang masih gugup. Barusan dia sempat mendengar perdebatan suami dan mertuanya. Jadi, merasa tidak enak hati.

***

Ketika makan malam, semua orang berkumpul atas perintah Papi Rendra. Arumi duduk di samping Reyhan dan berhadapan dengan Ryan. Dia beradu pandang dengan mantan kekasihnya. Perasaan cinta itu masih ada untuknya. Terlalu sulit untuk dihilangkan apalagi dilupakan.

Arumi bisa melihat tatapan terluka dari pancaran mata Ryan. Dia juga merasakan hal yang sama. Hati dia juga patah karena cintanya mendapat pertentangan. Lalu, kini keadaan membuatnya harus tinggal seatap dalam ikatan yang berbeda.

"Sayang, aku lapar," ucap Reyhan dengan manja. Dia sangat suka bersikap seperti ini kepada Arumi di depan Ryan. Dia sering berharap matanya bisa segera melihat kembali karena ingin melihat ekspresi wajah saudaranya itu. Saat ini dia hanya bisa membayangkan bagaimana wajah terluka dari Ryan.

Arumi menyuapi Reyhan dengan telaten. Semua itu tidak luput dari perhatian ketiga orang lainnya yang juga sedang makan.

Papi Rendra melihat ke arah Ryan yang menatap sendu kepada Arumi. Dia tahu kalau sang istri menentang hubungan keduanya. Kini mereka sama-sama terluka.

"Kalian sudah menikah. Kapan akan mengadakan acara pesta pernikahan?" tanya Papi Rendra.

"Itu mudah, Pih. Sekarang aku sedang fokus untuk pemulihan kesehatan dan menikmati masa pengantin baru dengan Arumi," jawab Reyhan.

Ryan yang sudah tidak tahan lagi, memilih pergi. Makanan masih banyak tersisa di piringnya.

"Ryan, mau ke mana? Kamu belum menghabiskan makananmu!" teriak Mami Rosalina, tetapi pemuda itu tidak perduli dan jalan terus meninggalkan ruangan itu.

"Papi harap kalian bisa menjaga sikap. Hargai perasaan Ryan," ucap Papi Rendra.

"Kenapa? Apa urusannya aku sama perasaan Ryan? Aku, kan, mencontoh apa yang dilakukan sama Papi dan Mami Rosalina dahulu di depan mamaku," balas Reyhan.

Kedua tangan Papi Rendra mengepal kuat. Lagi-lagi Reyhan mengingatkan dirinya atas kejadian di masa lalu.

Sama halnya dengan Mami Rosalina. Wanita itu diam menahan amarah. Dia rasanya ingin memaki Reyhan. Namun, jika itu berani dia lakukan, akan merugikan dirinya.

Reyhan merasa sangat puas. Dengan memanfaatkan Arumi, dia bisa membalaskan dendam yang kepada orang-orang yang sudah merebut kebahagiaannya.

Malam hari, Arumi tidak bisa tidur. Dia memilih duduk di sofa sambil mengerjakan pekerjaan yang terabaikan karena sibuk mengurus Reyhan. Tanpa terasa dia bekerja dari jam sembilan malam sampai jam dua dini hari.

"Aku harus segera tidur. Jangan sampai besok aku mengantuk," batin Arumi.

Baru saja Arumi membaringkan tubuhnya di atas ranjang, Reyhan memelukny dengan erat layaknya sebuah guling. Muka laki-laki itu juga di telusupkan ke dadanya.

"Hei, apa yang kamu lakukan!" Arumi mendorong kuat tubuh Reyhan.

Sang suami yang masih tertidur itu jatuh menggelinding ke bawah. Tentu saja hal ini diluar perkiraan Arumi.

"Astaghfirullah, Mas!"

Arumi langsung meraih tubuh Reyhan yang meringis kesakitan. Apalagi kedua tangan dan kaki laki-laki itu masih belum pulih.

"Kau mau membunuh aku!" teriak Reyhan marah yang menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya.

***

Terpopuler

Comments

sryharty

sryharty

nunggu bucinnya Reyhan ke Arumi,,yakin banget kalo Reyhan udah bisa lihat terus jatuh cinta sama rumi
ga bakalan rela hidup bareng sama Ryan satu atap sama mantan

2024-12-27

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

baru di awal uda mulai tajam yah nih konflik diantara mereka, dan si Rosalina menyadari gasih kalo semua ini berawal dari dirinya,,,

2024-12-27

2

Noor hidayati

Noor hidayati

nunggu pembalasan reyhan pada orang² yang telah menyakiti mamanya

2024-12-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penolakan
2 Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3 Bab 3. Pernikahan Mendadak
4 Bab 4. Perdebatan
5 Bab 5. Tinggal Sekamar
6 Bab 6. Hukuman
7 Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8 Bab 8. Ciuman Ryan
9 Bab 9. Godaan sang Mantan
10 Bab 10. Terjadi Lagi
11 Bab 11. Kemarahan Arumi
12 Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13 Bab 13
14 Bab 14. Reyhan Merajuk
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17 Bab 17. Berdua Di Apartemen
18 Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19 Bab 19.
20 Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21 Bab 21. Permintaan
22 Bab 22. Gosip Baru
23 Bab 23. Shock
24 Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25 Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26 Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27 Bab 27. Kepergian Arumi
28 Bab 28. Cinta?
29 Bab 29. Cerai?
30 Bab 30. Hamil?
31 Bab 31. Ngidam
32 Bab 32. Mencari Arumi
33 Bab 33. Diusir
34 Bab 34. Aku Cinta Kamu
35 Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36 Bab 36. Melepas Rindu
37 Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38 Bab 38. Ujian
39 Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40 Bab 40. Pulang
41 Bab 41. Berubah
42 Bab 42. Bayangan
43 Bab 43. Kisah Masa Lalu
44 Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45 Bab 45. Bertemu Kembali
46 Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47 Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48 Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49 Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50 Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51 Bab 51. Pengakuan Ryan
52 Bab 52. Kecelakaan
53 Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54 Bab 54. Si Kembar
55 Bab 55.
Episodes

Updated 55 Episodes

1
Bab 1. Penolakan
2
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
3
Bab 3. Pernikahan Mendadak
4
Bab 4. Perdebatan
5
Bab 5. Tinggal Sekamar
6
Bab 6. Hukuman
7
Bab 7. Kepulangan Ayah Mertua
8
Bab 8. Ciuman Ryan
9
Bab 9. Godaan sang Mantan
10
Bab 10. Terjadi Lagi
11
Bab 11. Kemarahan Arumi
12
Bab 12. Kejadian Di Tepi Danau
13
Bab 13
14
Bab 14. Reyhan Merajuk
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Suara Gaib Kamar Sebelah
17
Bab 17. Berdua Di Apartemen
18
Bab 18. Pujian Yang Membuat Deg-degan
19
Bab 19.
20
Bab 20. Kedatangan Arumi Ke Kantor
21
Bab 21. Permintaan
22
Bab 22. Gosip Baru
23
Bab 23. Shock
24
Bab 24. Penglihatan Reyhan Pulih
25
Bab 25. Kebahagiaan Arumi
26
Bab 26. Kebenaran Yang Baru Disadari
27
Bab 27. Kepergian Arumi
28
Bab 28. Cinta?
29
Bab 29. Cerai?
30
Bab 30. Hamil?
31
Bab 31. Ngidam
32
Bab 32. Mencari Arumi
33
Bab 33. Diusir
34
Bab 34. Aku Cinta Kamu
35
Bab 35. Harta Bernilai Tinggi
36
Bab 36. Melepas Rindu
37
Bab 37. Diminta Untuk Berubah
38
Bab 38. Ujian
39
Bab 39. Mendatangi Rumah Arumi
40
Bab 40. Pulang
41
Bab 41. Berubah
42
Bab 42. Bayangan
43
Bab 43. Kisah Masa Lalu
44
Bab 43. Kisah Masa Lalu (2)
45
Bab 45. Bertemu Kembali
46
Bab 46. Kesaksian Bi Idah
47
Bab 47. Kisah ... Dibalik Kejadian Di Masa Lalu
48
Bab 48. Kemarahan Papi Rendra
49
Bab 49. Kisah Masa Lalu (Rosalina)
50
Bab 50. Kisah Masa Lalu (Rosalina [2])
51
Bab 51. Pengakuan Ryan
52
Bab 52. Kecelakaan
53
Bab 53. Keadaan Mami Rosalina
54
Bab 54. Si Kembar
55
Bab 55.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!