Bab Empat

Saat ini mereka bertiga, sedang duduk di dekat meja makan. Menyantap hidangan yang tersedia. Tadi Karina telah menawarkan diri untuk menyuapi bocah itu, tapi dia tak mau. Lebih senang makan sendiri.

Melihat putrinya makan dengan lahap membuat Mario tersenyum. Dia senang karena Aluna tampak bahagia.

"Nuna suka dengan masakan Bunda?" tanya Karina. Dia melihat bocah itu makan lahap sekali.

"Aku suka, Bunda. Enak banget. Tak seperti mami, masak telur terus," ucap Aluna sambil terus melahap makanan yang ada di hadapannya.

Karina tersenyum mendengar ucapan bocah itu. Dalam pikirannya, mami Aluna masak telur terus karena tak mampu beli daging atau ikan.

"Mulai hari ini kamu bisa minta mau dimasakin apa, biar Bunda yang masak," kata Karina dengan tersenyum.

Karina tampaknya mulai bisa menerima kehadiran Aluna. Mungkin karena dia sudah sangat merindukan seorang anak.

Setelah makan, Karina lalu memandikan Aluna. Dia lalu memakaikan baju anak itu dengan penuh perhatian. Mario memperhatikan semua yang dilakukan Karina dengan perasaan bersalah.

"Seandainya kamu tau itu anakku, apakah kamu masih tetap menyayangi Aluna, Sayang?" tanya Mario dalam hatinya.

Mario tak bisa bayangkan jika seandainya wanita itu benar-benar meninggalkan dirinya. Apakah dia akan siap? Dia menggeleng sebagai jawaban.

Karina yang telah selesai memakaikan baju Aluna menjadi heran melihat suaminya menggeleng sambil memukul kepalanya sendiri. Tak sanggup membayangkan hal tersebut.

"Mas, ada apa? Apa yang kamu pikirkan?" tanya Karina. Pertanyaan wanita itu membuat Mario terkejut dan tersadar dari lamunannya.

"Apa ... kamu tanya apa tadi, Sayang?" Mario balik bertanya, membuat Karian jadi heran hingga dahinya berkerut. Sejak tadi suaminya ternyata termenung.

"Aluna sepertinya telah mengantuk. Dia tidur di mana, Mas?" tanya Karina.

Aluna yang mendengar pertanyaan Karina langsung memeluk tubuh wanita itu. Sepertinya dia telah langsung jatuh cinta dengan wanita itu.

"Bunda, aku mau tidur dengan Bunda saja. Aku tak mau ditinggalin lagi," ucap Aluna dengan suara yang penuh kecemasan.

Karina membalas pelukan Aluna. Tampak bocah itu ketakutan, sehingga dia tak tega melihatnya.

"Mas, kalau begitu biar Nuna tidur dengan kita saja dulu. Sampai rasa traumanya hilang," ujar Karina.

"Terserah kamu, Sayang. Jika memang kamu tak keberatan, aku ikut saja," jawab Mario.

"Kalau begitu, aku bawa Aluna tidur dulu, Mas. Kalau ada yang kamu inginkan, katakan saja, Mas. Aku di kamar kita!" seru Karina.

Karina lalu masuk dengan menggandeng tangan mungil Aluna. Setelah kepergian sang istri, Mario mengambil gawainya. Dia menghubungi seseorang. Tapi sepertinya tak ditanggapi. Dia lalu mematikan dan memutuskan sambungan.

Mario menarik napas dalam. Mencoba menghubungi orang tersebut lagi. Tapi tetap tak ada tanggapan juga.

"Kemana kamu, Zoya? Apa kamu tak pernah memikirkan Aluna?" tanya Mario dalam hatinya.

Setelah beberapa mencoba, dan tak ada juga jawaban, akhirnya Mario menyerah. Dia berjalan masuk ke dalam kamar. Pemandangan yang dia lihat membuat rasa penyesalan kembali menghantui.

Di atas tempat tidur, Karina tidur dengan memeluk Aluna. Bocah itu tampak lelap dalam dekapan sang bunda.

"Andai saja Aluna lahir dari rahimmu, pasti kebahagiaan yang aku rasakan akan jauh lebih besar dari saat ini," ucap Mario dalam hatinya.

Mario naik ke ranjang dengan hati-hati, takut membangunkan anak istrinya. Dia menatap keduanya dengan intens.

"Mungkin ada baiknya jika Zoya tak pernah kembali lagi. Jadi Aluna bisa jadi anakku dan Karina selamanya," ucap Mario dengan suara lirih.

Mario teringat awal dia bermain api dengan mantan sekretarisnya itu. Ya, Zoya dulunya adalah sekretaris di perusahaannya.

Pertama Zoya melamar kerja, tak ada ketertarikan pada wanita itu. Mario terlalu mencintai Karina. Baginya hanya ada satu nama wanita yang tertulis dihati, yaitu sang istri Karina.

Hingga suatu malam, dia bertengkar dengan Karina karena kecemburuannya melihat sang istri yang bertemu mantannya di acara reuni. Dia melihat wanita tersenyum sumringah setelah pulang dari acara. Dan rasa cemburu itu memuncak saat mengetahui Karina sempat berfoto berdua.Malam itu pertengkaran tak dapat dihindari.

Hari itu, Karina pulang dari acara reuni sekolah dengan senyum lebar. Namun, senyum itu seketika memudar ketika melihat Mario, suaminya, berdiri di ruang tamu dengan wajah masam.

"Apa aku ada melakukan kesalahan, kenapa wajah Mas Mario seperti kesal?" Karina bertanya, mencoba menyembunyikan kekhawatiran.

Mario tidak menjawab pertanyaan istrinya. Matanya terpaku pada foto di ponselnya. Dia melihat di status Facebook sahabat istrinya. Di antara banyak foto, dia tak terima dengan foto sang istri yang terlihat mesra dengan mantan kekasihnya.

"Apa maksud foto ini?" Bukannya menjawab pertanyaan sang istri, justru Mario balik bertanya.

Karina mendekati sang suami dan melihat foto tersebut. Dia terkejut melihat foto dirinya bersama mantan kekasihnya, Raka, di acara reuni.

"Kau bilang tidak ada hubungan lagi dengannya," ucap Mario dengan suara bergetar.

Karina mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Mas, aku bersumpah, tidak ada apa-apa antara kami. Itu hanya sekedar berfoto saja."

Mario melemparkan ponselnya ke sofa. "Sekedar berfoto? tapi kalian tampak sangat mesra, apakah itu bisa dikatakan tak ada hubungan apa-apa?" tanya Mario dengan suara lantang.

Karina mendekati Mario, mencoba menenangkan suaminya itu. "Mas, aku mencintai kamu, bukan Raka. Aku sudah menjelaskan semuanya padamu. Saat aku mulai merima lamaranmu, tak ada nama pria manapun dihati ini, hanya ada namamu!"

Karina mencoba meyakinkan suaminya itu. Apa yang dia katakan itu jujur dari hati.

Mario menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendalikan emosi. "Aku tidak percaya. Aku merasa kau masih memiliki perasaan padanya."

Karina merasa sakit hati. "Bagaimana Mas bisa pikir begitu? Aku sudah berjanji setia padamu. Aku sudah menerima kamu sebagai suami, itu artinya tak ada pria lain lagi kecuali kamu dihati ini!"

Pertengkaran semakin memburuk. Suara mereka meningkat, dan kata-kata pedas terucap. Karina merasa terjebak dalam badai cemburunya Mario yang tidak terbendung.

"Mas, aku tidak mengerti. Aku sudah menjelaskan semuanya. Tapi kenapa kamu tak percaya dengan apa yang aku katakan!" seru Karina dengan penuh penekanan.

"Kau tidak pernah menjelaskan apa-apa! Kau hanya menyembunyikan kebenaran. Apa sebenarnya selama ini kalian masih menjalin hubungan di belakangku?" tanya Mario dengan suara tinggi.

"Aku tidak menyembunyikan apa pun. Aku cinta kamu, bukan Raka," jawab Karina dengan suara cukup keras karena terbawa emosi.

"Jika kau memang mencintai'ku, mengapa kau masih mau berfoto dengannya?"

"Mas, dari tadi aku sudah menjelaskan semua. Aku capek, kamu malah mengajakku bertengkar," ucap Karian dengan suara pelan. Sepertinya dia memang sudah sangat lelah, ditambah pertengkaran yang terjadi.

"Lelah ... apa tadi kau mampir ke hotel dulu?" tanya Mario dengan suara mengejek.

Pertanyaan Mario itu mampu membuat emosi Karina kembali tersulut. Dia mengangkat tangannya, dan melayangkan tamparan ke wajah sang suami.

Terpopuler

Comments

@alfaton🤴

@alfaton🤴

kesempatan Karina untuk mengorek siapa Aluna dan maminya juga seberapa dekat suamimu dengan Aluna dan Zoya .....💪💪💪😍😍

2024-12-28

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᴍᴏᴍ'sᴬ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᴍᴏᴍ'sᴬ

Dasar Mario menarik kesimpulan berdasarkan foto belaka dan tidak mau mendengarkan penjelasan dari Karina pdhl hanya foto.. dasar laki-laki licik menuduh istri selingkuh ternyata kamu sendiri yang selingkuh.

2024-12-28

0

Naufal Affiq

Naufal Affiq

lucu kau mario,istrimu hanya berfhoto kamu sudah naik darah,gimana kalau dia tau kalau kau ounya selingkuhan dan punya anak,dimana pikiranmu mario

2024-12-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Dua Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Pengumuman
67 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Dua Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Pengumuman
67
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!