Bab Tiga

Saat Karina dan Mario sedang bicara, tiba-tiba Aluna muncul. Dia langsung memeluk pria itu.

"Papi, aku haus ...," ucap Aluna dengan suara pelan. Dia lalu melirik ke arah Karina.

Karina menatap bocah itu dengan tersenyum. Tak menyangka jika suaminya telah membawa langsung seorang anak ke rumah mereka. Cuma yang menjadi tanda tanya baginya, kenapa anak itu terlihat sangat akrab dengan sang suami.

Mario tampak salah tingkah. Padahal dalam perjalanan ke sini tadi, dia telah meminta Aluna untuk memanggil dirinya dengan sebutan Om hingga nanti dia minta panggil papi lagi.

"Anak siapa itu, Mas?" tanya Karina menunjuk ke arah bocah itu.

Mario menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dia tak menyangka Aluna akan muncul sebelum dia bicara dengan Karina. Padahal tadi telah dia sembunyikan di ruang kerjanya.

Mario lalu memberikan Aluna minum dan memintanya kembali ke ruang kerja. "Nuna, sekarang kembali ke tempat tadi ya. Papi mau bicara dengan bunda Karina," ucap Mario dengan lembut agar sang putri bersedia.

"Apa itu Bundanya Nuna, Papi?" tanya Aluna dengan suara pelan, sepertinya masih takut.

Karina memang sering mengatakan jika suatu hari dia memiliki anak, dia ingin dipanggil bunda. Sehingga Mario mengajari Aluna untuk memanggil Bunda.

"Ya, Sayang. Nanti Nuna bisa bicara dengan bunda. Sekarang papi dulu yang bicara."

"Apa Bunda marah dengan Nuna? Kenapa Bunda tak menyapa Nuna?" tanya bocah itu lagi.

Karina yang mendengarnya jadi merasa tak enak hati. Tak seharusnya dia jutek pada bocah itu. Kalaupun dia memang anak adopsi dari sang suami, yang salah suaminya karena tak kompromi terlebih dahulu.

Karina lalu tersenyum. Sisi keibuannya muncul melihat bocah itu yang ketakutan. Dia mendekati Aluna dan berlutut dihadapannya.

"Hallo, cantik ... siapa namanya?" tanya Karina dengan tersenyum.

Sebelum menjawab pertanyaan dari Karina, bocah itu memandangi Mario. Seperti yang meminta persetujuan. Sepertinya masih ada rasa takut dalam dirinya. Aluna sebenarnya anak yang pemberani. Sehingga tak takut jika didekati orang yang baru pertama dilihat. Saat Mario mengangguk barulah Aluna menjawabnya.

"Aluna, Bunda. Tapi papi dan mami memanggilku Nuna!" seru Aluna dengan ceria.

"Papi dan Mami ...?" tanya Karina dengan dahi berkerut.

Mario menarik napas dalam. Mengatur jawaban buat anak kecil ternyata tak segampang yang dia pikirkan.

"Mami Nuna, Mami Nuna pergi ninggalin Nuna," ucap Aluna dengan manjanya.

"Nuna, sekarang Nuna masuk dulu. Ada yang mau Papi katakan dengan Bunda," ucap Mario sebelum bocah itu banyak bicara.

"Baik, Pi." Nuna menjawab dengan singkat dan langsung berjalan menuju ruang kerja Mario.

Mario memeluk istrinya dan mengecup pipi Karina dengan lembut. "Kita duduk dulu. Capek kalau berdiri terus," ucap Mario, dengan memeluk pinggang istrinya, mengajak wanita itu ke ruang keluarga duduk di sofa.

Karina mengikuti apa yang Mario lakukan. Pria itu tampak menarik napas dalam, sedangkan istrinya hanya menatap dengan intens menantikan suaminya bicara.

Melihat tatapan istrinya yang seakan ingin mengulitinya, Mario merasa gugup. Dia takut kebohongan yang akan dia katakan tidak dapat diterima, mau jujur pun dia belum siap. Dia tak siap melihat kekecewaan sang istri, apa lagi jika sampai Karina memutuskan pergi. Dia sangat mencintainya.

Cukup lama keduanya terdiam. Larut dengan pikiran masing-masing.

"Mas, apa yang ingin kamu katakan? Bukankah tadi kamu bilang ingin bicara?" tanya Karina memecahkan suasana canggung di antara mereka.

"Sayang, pertama, aku minta maaf karena mengambil keputusan sendiri. Aku mengadopsi tanpa persetujuan darimu. Aku sudah lama sebenarnya pergi ke panti melihat anak-anak yang pas buat kita adopsi."

Mario lalu menghentikan ucapannya. Kembali dia terlihat menarik napas. Dalam beberapa saat dia melakukan itu berulang kali. Semua untuk menghilangkan kegugupannya.

"Aku sudah lama mengenal Aluna. Maminya pergi meninggalkan dia, sehingga aku tertarik membawanya ke sini. Aku yakin kamu pasti akan menyukainya, dan menyayangi dirinya!" seru Mario.

"Mas tak pernah cerita tentang Nuna? Mas juga tak pernah mengatakan sering ke panti asuhan. Apa aku yang tak perhatian atau Mas yang memang tak pernah jujur mengatakannya? Yang aku tak bisa terima di sini, adalah tindakan Mas yang mengambil keputusan tanpa komunikasi terlebih dahulu. Kita ini pasangan, Mas. Seharusnya saling jujur!" seru Karina dengan penuh penekanan.

"Maafkan aku, Karina. Aku langsung tertarik saat melihatnya, takut jika ada keluarga lain yang lebih dahulu mengadopsi," jawab Mario.

"Mas, aku tau maksud kamu baik. Tapi seharusnya kamu minta izinku dulu, bukankah nanti saat mengurus surat adopsi, juga harus izin dariku. Berarti kamu berbohong mengatakan kalau kamu akan lembur. Aku harap ini terakhir kali kamu berbohong padaku, jangan sampai kedua apa lagi ketiga. Kamu tau'kan Mas, aku paling tak suka dibohongi!" seru Karina.

Mario meraih tangan istrinya. Mengecupnya berulang kali. Terlihat wajahnya yang penuh penyesalan.

"Maafkan aku, Sayang. Aku janji tak akan membohongi kamu lagi. Apakah kamu menyukai Nuna?" tanya Mario mengalihkan obrolan.

Mario tak membahas tentang kebohongan karena takut justru kebohongannya di baca sang istri. Dia begitu mencintai wanita itu dan tak sanggup jika kehilangannya.

Kehadiran Zoya dalam kehidupannya adalah kesalahan terbesarnya. Selama ini dia telah mencoba menebus dengan memberikan semua perhatian untuk sang istri. Jika saja di antara dia dan Zoya tidak ada Aluna, pasti dia telah lama meninggalkan wanita itu.

"Sepertinya Nuna sangat akrab denganmu, Mas. Seperti ayah dan anak," ujar Karina. Ucapannya membuat Mario tersedak.

"Kamu kenapa, Mas? Padahal tak ada yang di makan tapi tetap keselek."

Karina lalu berdiri dan mengambil minum untuk sang suami. Saat dia ingin kembali ke ruang keluarga, dia melihat Nuna yang juga keluar dari ruang kerja Mario. Bocah itu berlari kecil mendekati dirinya.

"Bunda, aku lapar ...," ucap Aluna dengan suara manjanya.

"Kamu lapar ya, Sayang? Bunda sudah masak. Nanti kita makan. Bunda beri minum ini buat papi dulu ya," ucap Karina.

Karina berjalan menuju ruang keluarga diikuti Nuna dibelakangnya. Saat dia memberikan minuman pada Mario, pria itu terkejut melihat Aluna yang berdiri di belakang istrinya.

"Papi, aku lapar. Bunda bilang, Bunda telah masak. Tidak seperti mami yang sering pesan makanan aja," ucap Aluna dengan suara yang sedikit keras. Ucapan putrinya membuat Mario kembali tersedak.

"Kamu kenapa sih, Mas? Seperti orang yang sedang kedapatan berbohong saja!" seru Karina.

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

ho ho mario tak butuh waktu lama kebohongan mu pasti tekuak nuna tuh ank2 danpasti tak busa bohong..sungguh suami durjaba vawa ank selingiuhan x ke rmh lbh teliti z karina maka kau akan tau mario bohong

2024-12-27

2

Eva Karmita

Eva Karmita

katanya mencintai tapi kok ada buntut sama perempuan lain dasar Mario lain mulut lain di hati, semoga aja Karina bisa hamil dan setelah itu Karina pergi biar Mario tau sakitnya kehilangan

2024-12-27

1

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᴍᴏᴍ'sᴬ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᴍᴏᴍ'sᴬ

sekali berbohong akan muncul kebohongan yang lain.. bilang gak sanggup kehilangan Karina tapi kamu tega berkhianat dan berbohong pada karina istri yang selama 8 tahun setia menemani kamu Mario 🙄

2024-12-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Dua Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Pengumuman
67 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Dua Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Pengumuman
67
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!