Bab Dua

Tepat jam sepuluh pagi, mobil yang dikendarai Pak Ahmad memasuki halaman sebuah rumah dengan gaya minimalis.

Mario berjalan tergesa, melangkah masuk ke rumah itu, diiringi sunyi yang memelas. Mario merasa cukup heran dengan keadaan rumah saat ini. Biasanya Zoya akan menyambut kedatangannya dan memeluk lengan pria itu dengan manja.

"Selamat datang, Pak Mario," kata Bu Tini dengan suara pelan.

Mario merasakan getaran tidak enak di hatinya. "Apa yang terjadi, Bu Tini?"

Bu Tini menarik napas dalam, dia menelan ludah. Rasanya sangat berat untuk mengatakan apa yang sedang terjadi, "Ibu Zoya ... sudah pergi dari rumah sejak dua hari yang lalu, Pak."

Mario merasa aliran darahnya terhenti mendengar ucapan pembantunya itu. Tak menyangka jika wanita itu akan melakukan hal tersebut.

"Maksud Bu Tini apa?" Mario bertanya lagi untuk memastikan apa yang Zoya telah lakukan.

Sebelum Bu Tini menjawab, terdengar suara tangis dari atas. Aluna, putri kecilnya yang berusia empat tahun, berlari turun tangga dengan wajah merah dan mata bengkak.

"Papi ...!" teriaknya, melompat ke pelukan Mario.

Mario memeluk Aluna erat, mencoba menenangkan tangisnya. "Apa yang terjadi, Nak? Jangan takut, papi di sini!"

Aluna menangis lebih keras, menjawab di antara Isak tangisnya. "Mami pergi, Papi ... aku takut ...."

Mario memandang Bu Tini dengan banyak pertanyaan. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Zoya pergi tanpa pesan? Bu Tini yang berada di rumah ini tak mungkin tak mengetahui alasan wanita itu pergi.

Mario kembali memeluk Aluna dengan erat, mencoba menenangkan tangisnya. "Apa yang terjadi, Nak? Jangan takut, papi ada di sini. Apa Zoya ada mengatakan sesuatu sebelum. pergi?" tanya Mario pada

Bu Tini menggelengkan kepala. "Pak Mario, saya tidak tahu apa yang terjadi. Ibu Zoya pergi pagi-pagi, tanpa mengatakan apa pun. Saya pikir hanya sebentar, hingga tengah malam, Bu Zoya belum juga kembali, hingga hari ini."

Mario merasa kebingungan dan khawatir. Dia memandang sekeliling rumah, berharap menemukan petunjuk.

"Aluna, Sayang, ceritakan apa yang terjadi sebelum Mami pergi," kata Mario, mencoba tetap tenang.

Aluna tampak berpikir, mungkin dia belum bisa merangkai kata yang tepat. "Tak ada ngomong apa-apa," jawab Aluna dengan suara cadelnya.

"Tak apa, Sayang. Mami pasti akan kembali. Sekarang kita duduk dulu," balas Mario.

Mario menggendong putrinya, membawa menuju ruang keluarga. Mereka berdua lalu duduk di sofa.

Aluna menatap papinya dengan mata bengkak. "Papi, kenapa mami pergi?" tanya Aluna.

Mario duduk di samping Aluna, memeluknya erat. "Papi juga tidak tahu, Nak." Mario menjawab dengan suara pelan.

Aluna menangis lagi, suaranya terputus-putus. "Papi, aku takut. Aku mau Mami," ucap Aluna.

Mario memeluk Aluna lebih erat. "Papi akan membawa kamu menemui mami baru. Yang lebih baik. Tapi Aluna harus janji, jangan katakan apa pun. Jangan bilang kalau Luna sering bertemu papi."

"Apa mami baru nanti akan sayang dengan Luna?" tanya bocah itu. Sepertinya dia memiliki trauma pada sosok wanita dewasa.

"Tentu saja. Dia tak seperti mami Zoya yang tega meninggalkan Luna," jawab Mario dengan suara pelan berusaha membujuk putrinya itu.

Mario memutuskan akan membawa putrinya pulang ke rumah. Dia akan meminta Karina menjaganya. Dia yakin istrinya itu akan menjaga Aluna jauh lebih baik dari Zoya.

Setelah membujuk dan merayu Aluna, akhirnya bocah itu bisa mengerti. Tak lupa Mario juga mengajari apa yang harus anak itu lakukan dan katakan jika nanti bertemu Karina.

Mario lalu meminta Bu Tini untuk menyusun baju Aluna. Dia hanya membutuhkan beberapa pasang baju saja. Selebihnya bisa di beli lagi.

"Bu Tini, aku akan bawa Aluna. Tolong jaga dan bersihkan rumah ini. Gaji akan tetap aku kirimkan dan nanti juga aku beri uang buat makan!" seru Mario dengan penuh penekanan.

Dia merasa sangat marah karena Zoya yang tega meninggalkan darah daging mereka. Seharusnya wanita itu berpikir akibat buruk dari apa yang dia lakukan. Seandainya pembantu di sini berniat buruk dan jahat, bagaimana nasib putrinya.

"Bu, jika nanti Zoya kembali, jangan katakan aku yang membawa Aluna. Dan jangan izinkan dia masuk. Kamu minta saja dia menghubungi aku!" seru Mario lagi.

"Baik, Pak. Semoga di tempat yang baru Aluna lebih diperhatikan dan lebih diurus." Bu Tini berdoa dengan tulus. Melihat selama ini Zoya yang tak pernah memperhatikan sang bocah. Hanya memikirkan dirinya sendiri saja.

**

Mario lalu mengajak Aluna. Dia dan bocah itu duduk di bangku belakang. Sepanjang jalan anak itu selalu tersenyum. Sepertinya sangat bahagia.

Mario memang tak pernah membawa bocah itu keluar rumah. Takut ada yang melihatnya. Sehingga waktunya hanya dihabiskan dalam rumah saja.

Saat matahari mulai kembali ke peraduannya, Mario sampai di rumah. Dia tampak sedikit ragu saat memasuki rumahnya. Takut Karina tak bisa menerima kehadiran Aluna.

Mario meminta Aluna keluar dari mobil. Tangan mungilnya di genggam seolah memberikan kekuatan pada bocah itu.

Mereka berdua berjalan masuk ke rumah. Jam segini, Mario yakin sang istri sedang di dapur. Mempersiapkan masakan buat makan malam mereka.

Seperti dugaan, Karina sedang sibuk dengan masakannya. Mario mendekati dan memeluk pinggang istrinya dan mengecupnya dengan lembut.

'Sayang, kamu masak apa? Wanginya membuat perutku lapar," ucap Mario.

"Aku masak lauk kesukaanmu, Mas. Dendeng balado," jawab Karina sambil terus mengaduk cabe di kuali.

Setelah masak, dia mematikan kompor. Karina membalikan tubuhnya menghadap sang suami. Membalas pelukan pria itu.

"Tadi katanya Mas mau lembur?" tanya Karina dengan tatapan menyelidik.

"Rencananya, tapi aku ingat istri tercintaku ini. Aku buru-buru pulang. Aku tak kuat menahan rindu," jawab Mario.

"Gombal aja," ucap Karina.

Karina melepaskan pelukan sang suami. Menyajikan semua masakan ke atas meja.

"Mas, mandilah dulu, baru kita makan malam," ucap Karina.

"Karina, ada yang ingin aku katakan!' seru Mario dengan suara lembut.

Karina mengerutkan dahinya. Tak pernah suaminya bicara seserius saat ini. Raut wajah Mario tampak sangat tegang. Rahangnya terlihat jelas.

"Apa yang ingin kamu katakan, Mas? Sepertinya serius?" tanya Karina.

"Ya, Karin. Aku ...," ucapan Mario terjeda. Dia menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku ingin kita mengadopsi seorang anak. Dia tak memiliki ibu lagi. Apakah kamu keberatan, Sayang?" tanya Mario.

"Aku tak keberatan, Mas. Cuma kenapa Mas baru teringat untuk melakukan itu. Selama ini setiap aku meminta Mas untuk adopsi anak, Mas tak mau. Kenapa kali ini jadi kepikiran untuk melakukan itu?' tanya Karina.

Terpopuler

Comments

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀

iya klu dia ngk tau tu anak hasil nafsu suaminya dgn wanita lain,tpi klu tau dan ttp mau merawat fiks hati nya spek malaikat secara orng bodoh mana yg mau merawat anak dri hasil persilingkuan suaminya sendiri

2025-02-18

1

ken darsihk

ken darsihk

Awal yng buruk ketika seorang suami mulai berbohong dan kedepan nya pasti akan seperti itu terus menerus 😠😠😠

2024-12-27

2

Eka ELissa

Eka ELissa

tega bgt kmu mrio brhianat dri istri mu smpe py ank umur4 THN edyan....

2024-12-27

2

lihat semua
Episodes
1 Bab Satu
2 Bab Dua
3 Bab Tiga
4 Bab Empat
5 Bab Lima
6 Bab Enam
7 Bab Tujuh
8 Bab Delapan
9 Bab Sembilan
10 Bab Sepuluh
11 Bab Sebelas
12 Bab Dua Belas
13 Bab Tiga Belas
14 Bab Empat Belas
15 Bab Lima Belas
16 Bab Enam Belas
17 Bab Tujuh Belas
18 Bab Delapan Belas
19 Bab Sembilan Belas
20 Bab Dua Puluh
21 Bab Dua Puluh Satu
22 Bab Dua Puluh Dua
23 Bab Dua Puluh Tiga
24 Bab Dua Puluh Empat
25 Bab Dua Puluh Lima
26 Bab Dua Puluh Enam
27 Bab Dua Puluh Tujuh
28 Bab Dua Puluh Delapan
29 Bab Dua Puluh Sembilan
30 Bab Tiga Puluh
31 Bab Tiga Puluh Satu
32 Bab Dua Puluh Dua
33 Bab Tiga Puluh Tiga
34 Bab Tiga Puluh Empat
35 Bab Tiga Puluh Lima
36 Bab Tiga Puluh Enam
37 Bab Tiga Puluh Tujuh
38 Bab Tiga Puluh Delapan
39 Bab Tiga Puluh Sembilan
40 Bab Empat Puluh
41 Bab Empat Puluh Satu
42 Bab Empat Puluh Dua
43 Bab Empat Puluh Tiga
44 Bab Empat Puluh Empat
45 Bab Empat Puluh Lima
46 Bab Empat Puluh Enam
47 Bab Empat Puluh Tujuh
48 Bab Empat Puluh Delapan
49 Bab Empat Puluh Sembilan
50 Bab Lima Puluh
51 Bab Lima Puluh Satu
52 Bab Lima Puluh Dua
53 Bab Lima Puluh Tiga
54 Bab Lima Puluh Empat
55 Bab Lima Puluh Lima
56 Bab Lima Puluh Enam
57 Bab Lima Puluh Tujuh
58 Bab Lima Puluh Delapan
59 Bab Lima Puluh Sembilan
60 Bab Enam Puluh
61 Bab Enam Puluh Satu
62 Bab Enam Puluh Dua
63 Bab Enam Puluh Tiga
64 Bab Enam Puluh Empat
65 Bab Enam Puluh Lima
66 Bab Pengumuman
67 Pengantin Pengganti Tanpa Nasab
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Bab Satu
2
Bab Dua
3
Bab Tiga
4
Bab Empat
5
Bab Lima
6
Bab Enam
7
Bab Tujuh
8
Bab Delapan
9
Bab Sembilan
10
Bab Sepuluh
11
Bab Sebelas
12
Bab Dua Belas
13
Bab Tiga Belas
14
Bab Empat Belas
15
Bab Lima Belas
16
Bab Enam Belas
17
Bab Tujuh Belas
18
Bab Delapan Belas
19
Bab Sembilan Belas
20
Bab Dua Puluh
21
Bab Dua Puluh Satu
22
Bab Dua Puluh Dua
23
Bab Dua Puluh Tiga
24
Bab Dua Puluh Empat
25
Bab Dua Puluh Lima
26
Bab Dua Puluh Enam
27
Bab Dua Puluh Tujuh
28
Bab Dua Puluh Delapan
29
Bab Dua Puluh Sembilan
30
Bab Tiga Puluh
31
Bab Tiga Puluh Satu
32
Bab Dua Puluh Dua
33
Bab Tiga Puluh Tiga
34
Bab Tiga Puluh Empat
35
Bab Tiga Puluh Lima
36
Bab Tiga Puluh Enam
37
Bab Tiga Puluh Tujuh
38
Bab Tiga Puluh Delapan
39
Bab Tiga Puluh Sembilan
40
Bab Empat Puluh
41
Bab Empat Puluh Satu
42
Bab Empat Puluh Dua
43
Bab Empat Puluh Tiga
44
Bab Empat Puluh Empat
45
Bab Empat Puluh Lima
46
Bab Empat Puluh Enam
47
Bab Empat Puluh Tujuh
48
Bab Empat Puluh Delapan
49
Bab Empat Puluh Sembilan
50
Bab Lima Puluh
51
Bab Lima Puluh Satu
52
Bab Lima Puluh Dua
53
Bab Lima Puluh Tiga
54
Bab Lima Puluh Empat
55
Bab Lima Puluh Lima
56
Bab Lima Puluh Enam
57
Bab Lima Puluh Tujuh
58
Bab Lima Puluh Delapan
59
Bab Lima Puluh Sembilan
60
Bab Enam Puluh
61
Bab Enam Puluh Satu
62
Bab Enam Puluh Dua
63
Bab Enam Puluh Tiga
64
Bab Enam Puluh Empat
65
Bab Enam Puluh Lima
66
Bab Pengumuman
67
Pengantin Pengganti Tanpa Nasab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!