Melepas rasa rindu

"Tuhkan, benar ngikutin kami," ucap Zia.

"Bukan ngikutin, tapi tidak sengaja," jawab Arka, membela diri.

Zia hanya tertawa.

"Kenapa kakak sangat gugup sekali, tidak biasanya," ucap Zia.

"Aku juga tidak tahu, mungkin dekat dengan wanita cantik," jawab Arka.

"Kak, kalo kedengeran sama kak Roy dan kak Rey, habislah, kakak," ujar Zia.

"Tidak apa-apa, kamu memang cantik, Kia," jawab Arka.

"Kenapa kakak tidak mengganti nama panggilan buat aku?" ucap Zia.

"Tidak, soalnya sudah nyaman dengan panggilan, Kia," jawab Arka.

"Kia itu, cocoknya buat anak kecil, sedangkan aku sudah dewasa," ujar Zia.

"Kamu memang anak kecil, belum cukup dewasa," ucap Arka.

"Coba, umur kamu berapa tahun?" lanjut Arka.

"23tahun, tapikan umur segitu sudah terbilang dewasa," jawab Zia.

"Ya, kamu memang sudah dewasa," ujar Arka.

Zia hanya tertawa mendengar ucapan Arka.

"Kapan sidang perceraian, kamu?" tanya Arka.

"Kak Arka tau?" tanya Zia.

"Tidak sengaja mendengar," jawab Arka.

"Besok, sidang pertama, semoga menjadi sidang terakhir, supaya aku cepat lepas dari dia," jawab Zia.

"Aku doakan, supaya semuanya berjalan sesuai dengan yang kamu inginkan," ucap Arka.

"Terima kasih," ucap Zia.

Arka mengangguk.

"Apa aku boleh ikut, besok?" tanya Arka.

"Silahkan, memangnya, kakak tidak kekantor?" ucap Zia.

"Tidak, aku mau menjagamu," jawab Arka keceplosan.

"Maksudnya, mau menenami kamu, dan juga keluarga kamu," lanjut Arka lagi.

"Boleh, kakak boleh ikut, kok," jawab Zia.

"Akan aku usahakan, datang cepat," ucap Arka.

"Semua akan baik-baik saja," lanjut Arka.

Zia tersenyum, menatap Arka.

"Dari dulu, sampai dengan sekarang, kakak tidak pernah berubah," ujar Zia.

"Tidak berubah, maksudnya?" tanya Arka.

"Wajah kakak, kayak sama aja gitu," jawab Zia.

"Maksud kamu, masih tampan dan awet muda?" tanya Arka.

"Ck, kakak sama saja dengan kak Roy," ucap Zia.

Arka tertawa, melihat raut wajah Zia yang kesal.

"Malah tertawa," ujar Zia.

"Kamu masih ingat dengan, kakak aku?" tanya Arka.

"Kak Talita?" tanya Zia.

"Iya, aku kan cuman punya satu kakak," jawab Arka.

"Kak Talita baru pulang dari Amerika sama suaminya, mereka akan menetap di Jakarta," lanjut Arka.

"Iyakah, aku sudah lama tidak bertemu dengan kak Talita," ujar Zia.

"Kemarin dia nanyain kamu, katanya lain kali main kerumah," ujar Arka.

"Bagaimana kalo hari ini," ucap Zia.

"Serius mau hari ini?" tanya Arka.

"Iya, aku kangen banget dengan kak Talita," jawab Zia.

"Baiklah, kita izin dulu sama kakak kamu," ucap Arka.

Zia mengangguk, lalu keduanya menghampiri Roy dengan Rey.

"Kak.." panggil Zia.

"Sudah, mau pulang?" tanya Roy.

"Tidak, aku mau nemuin kak Talita, sama kak Arka kesana," ucap Zia.

"Kamu yakin?" tanya Roy.

"Iya kak, aku sudah sangat merindukan kak Talita," jawab Zia.

"Kakak tidak mengizinkan, kita pulang aja," sahut Rey.

"Tapi kak.." ucap Zia terpotong.

"Tidak ada tapi-tapi, ayo pulang," ajak Rey, tidak setuju sang adik pergi bersama Arka.

Roy mencekal tangan Rey.

"Jangan sampai karena keegoisanmu, adik kita merasakan sedih, lupakan masalalumu, Zia tidak tahu apa-apa," bisik Roy.

"Jangan melupakan kondisi Zia sekarang, dia tidak boleh bersedih," bisik Roy lagi.

Rey menghela nafas berat, ia lupa kalo sang adik sedang masa pemulihan.

"Yasudah, kakak izinkan, tapi jangan pulang larut malam, nanti bunda khawatir," ucap Rey, akhirnya mengalah.

"Aku akan mengantarkan Zia sampai didepan rumah kalian," ucap Arka.

"Jaga adik ku, kalo sampai dia kenapa-kenapa, lo gua abisin," ancam Roy.

"Santai bro," ujar Arka.

"Yasudah sana, hari masih sore, biar kalian tidak pulang larut malam," ucap Roy.

"Kami pergi dulu ya, kak," pamit Zia.

Lalu mereka meninggalkan taman tersebut.

"Rey, masih belum melupakan masalalumu?" tanya Roy.

"Aku sudah melupakannya, lagian kejadiannya sudah lama," jawab Rey.

"Rey, kita itu kembar, aku bisa merasakan, apa yang kamu rasakan," ucap Roy.

"Lagian semuanya sudah berlalu, dan dia sudah memiliki kehidupan baru, dengan suami dan juga anaknya," ujar Rey.

Roy mengelus punggung Rey, memberikan semangat kepada sang adik kembarnya.

"Suatu saat nanti, kamu akan menemukan pujaan hatimu, kakak yakin," ucap Roy.

"Seperti yang kakak tahu, setelah putus dengan Talita, aku tidak berhubungan dengan siapapun, susah bagiku, menerima hubungan baru, dan orang baru," jawab Rey.

Roy sangat tahu tentang perasaan Rey, karena Roy tahu kisah cinta adiknya, bersama Talita.

"Tuhan tidak tidur, kamu akan mendapatkan keadilan," ucap Roy.

Rey hanya tersenyum, karena sulit baginya melupakan wanita yang sangat ia cintai, selama beberapa tahun ini, Rey sudah mencoba untuk melupakan sang mantan kekasih, tapi hasilnya nihil, Rey masih tetap mencintai Talita.

"Sudah, ayo kita pulang, ada banyak kerjaan yang harus kita kerjakan," ucap Roy.

Rey mengangguk, lalu keduanya memutuskan akan pulang.

Sedangkan disis lain, Zia dengan Arka sudah sampai dirumah mewah milik keluarga Arka.

"Ayo.." ajak Arka.

Zia sedikit ada perasaan canggung, karena sudah lama tidak bertemu dengan keluarga Arka.

"Arka.." panggil seorang wanita, yang tak asing baginya.

"Siapa wanita yang kamu bawa?" tanya Talita, sang kakak Arka.

Talita dengan Arka, hanya berbeda satu tahun.

"Coba tebak, siapa yang aku bawa, kak," ucap Arka.

"Seperti tidak asing, tapi kakak lupa," ujar Talita, mencoba mengingat-ngingat.

"Zia Kanaya, adiknya Roy dengan Rey," jawab Arka.

Talita menutup mulutnya tak percaya.

"Oh tuhan, Zia.." ucap Talita, langsung memeluk Zia.

"Maaf, kakak tidak mengenali kamu, soalnya kamu tambah cantik, dulu aku meninggalkan Jakarta, saat kamu masih sekolah," lanjut Talita lagi.

"Jahat banget, sampai gak ngenalin aku," ucap Zia cemberut, memperlihatkan bibir monyongnya.

"Salah kamu sih, tambah cantik aja," jawab Talita.

"Kakak bisa aja," sahut Zia.

"Ayo masuk, mommy dengan daddy sedang ada dirumah," ajak Talita.

"Daddy sudah pulang?" tanya Arka.

"Sudah, baru datang," jawab Talita.

"Yasudah, ayo masuk," ajak Arka, menggandeng tangan Zia.

Zia melihat Arka menggandeng dirinya, Zia merasakan aneh denga sikap Arka akhir-akhir ini, tapi Zia tidak menghiraukannya, karena Zia juga sudah menganggap Arka sebagai kakaknya.

"Mom.." panggil Arka.

"Arka, kamu membawa siapa?" sahut sang daddy, Wiliam.

"Coba tebak, siapa?" ucap Arka.

"Zia Kanaya, bukan?" tanya Wiliam.

"Anaknya Dimas?" lanjut Wiliam.

"Ko daddy tahu?" ucap Arka.

"Wajahnya persisi seperti ayahnya, kamu lupa kami berteman baik," jawab Wiliam.

"Kenapa aku melupakan itu," ujar Arka, menepuk keningnya.

"Oh ya'ampun, kamu sudah besar," sahut sang mommy. Lestari.

"Tante, apa kabar?" tanya Zia.

"Baik, kamu bagaimana, sudah lama kita tidak bertemu," ujar Lestari.

"Iya tante, sudah lama sekali," jawab Zia.

"Kalian kesini hanya berdua?" tanya Lestari.

"Iya tante, kebetulan tadi kami bertemu ditaman, terus kata kak Arka, ada Kak Talita, yaudah aku kesini aja," jawab Zia.

"Nanti kenalan dengan anak kakak," ucap Talita, yang tidak melepaskan tangan Zia.

"Nempel banget, kasihan anak orang," sahut Lestari.

"Cemburu, ya," ujar Talita, tertawa.

***

Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!