Keadaan Zia

Panas hati Zia, saat mendengar ucapan suaminya dengan Lena.

Zia sudah tidak bisa menahan emosinya, Zia mencopot sendalnya, lalu melemparnya langsung kearah suaminya.

"Bajingan!!" teriak Zia.

"Zia.." ucap Rangga.

"Kamu kemana saja, selama ini?" tanya Rangga, mencoba menenangkan istrinya.

"Diam!" bentak Zia.

"Kamu kenapa, sayang?" ucap Rangga.

"Jangan katakan itu denganku, aku tidak sudi mendengar ucapan itu dari mulut kotormu!" hardik Zia.

Nafas Zia naik turun, ia sudah tidak bisa menahan emosinya.

Bugh..

Satu tendangan mendarat diperut Rangga yang masih belum kering lukanya.

Rangga merintih kesakitan, Rangga tersungkur kebawah, memegang perutnya yang terasa sakit dan juga perih.

Lalu Zia menjambak rambut Lena, dan mendorong Lena dengan sangat kuat, sampai Lena terjatuh.

"Kenapa mendorongku, bajingan!" pekik Lena.

Tak banyak bicara, Zia langsung menghajar kedua manusia tidak tahu diri itu, ditempat, banyak pasang mata yang menatap mereka, dan ada yang merekam.

"Matikan ponsel kalian, atau aku akan mengajar kalian," teriak Zia, menatap tajam kearah semua orang.

Tak ada yang berani melawan, karena mereka takut dengan amarah Zia.

"Kalo ada yang merekam, kalian akan tahu akibatnya!" teriak Zia.

 Sedangkan kedua manusia itu sedang merintih kesakitan, karena ulah Zia.

Lena mencoba berdiri, ia mau mencoba melawan Zia, namun Zia cepat menyadarinya.

 Zia langsung melayangkan tanganya, menampar Lena dengan sangat kuat.

Plak..

Plak..

Plak..

 Tiga tamparan mendarat dipipi mulus Lena, semua orang yang melihat aksi Zia, benar-benar dibuat tidak percaya.

Lalu Zia menendang perut Lena dengan sangat kuat, dan menginjak Lena.

Lena merintih kesakitan.

"Hentikan! Sakit sekali," rintih Lena, mau melawan tapi tenaga Lena sudah tidak ada, karena pukulan Zia sangat kuat.

"Tanganmu yang kotor ini," ucap Zia, mendekati Lena, lalu Zia menginjak tangan Lena.

"Ah, sakit!" rintih Lena.

"Dan seluruh tubuhmu, yang kotor ini" lalu Zia menginjak lagi, seluruh tubuh Lena, sampai Lena tak sadarkan diri karena merasakan sakit yang luar biasa, saat keplanya dibenturkan oleh Zia.

Lalu Zia tersenyum penuh kemenangan, lalu menatap suaminya.

"Kenapa? Merasakan sakit?" tanya Zia, tersenyum sinis.

"Zia, hentikan, apa yang sudah kamu lakukan," ucap Rangga, sembari memegang perutnya yang terasa sakit.

"Bawakan aku air panas!" teriak Zia.

"Cepat!! Atau kalian akan bernasib sama, dan cafe ini akan aku ratakan," pekik Zia.

Karena merasa takut dengan ancaman Zia, sang pelayan membawakan air panas, lalu memberikannya kepada Zia.

"Kalo air panas ini aku kucurkan ke wajah atau burungmu, akan seperti apa ya?" ucap Zia, tersenyum.

"Jangan, jangan lakukan itu, Zia," pinta Rangga.

"Saat kamu selingkuh dengan jalang itu, apa kamu memikirkan bagaimana nasib aku?" tanya Zia.

"Tidak kan, lalu kenapa aku harus memikirkan dirmu," timpal Zia.

"Jangan lakukan itu, Zia," pinta Rangga.

"Sayangnya, aku bukan Zia yang kamu kenal, aku bukan wanita bodoh lagi, bukan wanita yang kamu katakan tadi," Zia tersenyum menatap suaminya, yang sedang merasakan kesakitan.

"Ini belum seberapa, Rangga," ucap Zia.

Lalu Zia menatap Rangga dengan tatapan menjijikan.

Tak menghiraukan rintihan Rangga, Zia langsung menyiram wajah dan juga alat vital Rangga.

"Rasakan! Mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti aku lagi," hardik Zia.

Setelah kedua insan itu tak sadarkan diri, Zia merasakan senang, terlihat senyuman puas.

"Ini belum seberapa, aku akan membuat hidup kalian hancur," ucap Zia tersenyum sinis.

"Tutup mulut kalian, atau aku akan melakukan hal yang sama dengan kalian, bahkan lebih dari ini," ancam Zia.

Semua orang yang menatap Zia, merasakan merinding diseluruh tubuhnya.

 Lalu Zia meninggalkan tempat itu, tanpa menghiraukan kedua manusia yang sudah terkapar tak sadarkan diri.

 Zia langsung masuk kedalam mobil, lalu Zia langsung ambruk dipangkuan kakaknya.

"Kita kerumah, dia tidak harus dibawa ke RS, lagi," ucap ayah Dimas.

"Kenapa, ayah?" tanya Roy.

"Nanti ayah akan menjelaskannya dirumah," jawab ayah Dimas.

"Rey, telfon dokter, dan psikolog," titah ayah Dimas.

"Baik, ayah," jawab Rey.

Roy bingung dengan ucapan sang ayah, karena tidak membawa Zia ke RS lagi, malah langsung pulang kerumah.

"Jangan bingung, nanti akan ayah jelaskan denganmu," ucap ayah Dimas, yang melihat Roy kebingungan.

 Roy mengangguk, karena situasinya sedang tidak memungkinkan untuk Roy menanyakan alasannya.

 Setelah beberapa menit, akhirnya sampai dirumah.

"Bawa adikmu kekamarnya, dokter akan segera kesini," titah ayah Dimas.

  Roy langsung memawa Zia kekamarnya.

"Kamu kenapa, sebenarnya?" ucap Roy, menatap sang adik.

"Tapi aksimu tadi, diluar sepengetahuan kakak, sejak kapan kamu biasa menyakiti orang lain, apa rasa amarahmu tidak bisa ditaha?" ucap Roy.

Roy merasa iba dengan adiknya, karena sudah diperlakukan tidak baik oleh suaminya, dan juga keluarganya.

Ceklek.

Pintu terbuka, terlihat dua orang dengan memakai jas berwarna putih masuk kedalam kamar Zia.

"Biar kami periksa, dulu," ucap dokter Anita.

Lalu dokter Anita memeriksa Zia, dengan sangat hati-hati.

Setelah beberapa menit menunggu, dokter Anita sudah beres memeriksa Zia.

"Dok, kenapa dengan Zia?" tanya bunda Ita.

"Begini, fisik Zia tidak apa-apa, Zia baik-baik saja, tapi tidak dengan mentalnya," ucap dokter Anita.

"Maksud dokter bagaimana?" tanya Roy.

"Begini, Zia mengalam gangguan mental, atau bisa disebut PTSD, gangguan yang terjadi setelah mengalami trauma, menyebabkan kesulitan mengontrol stres dan juga emosi," jawab dokter Anita.

"Lalu apa yang harus kami lakukan, dok?" tanya Roy.

"Tugas kalian sebagai keluarga, memberikan keamanan, kedamaian untuk batinnya, dan menjaga stresnya agar tidak gampang emosi," jawab dokter Anita.

"Kalo Zia terus-terusak merasakan emosi, dampaknya, akan seperti apa?" tanya Roy.

"Setelah Zia mengeluarkan rasa emosinya, Zia akan tidak sadarkan diri, karena tenaganya terkuras habis, dan takutnya, Zia akan terus-terusan menyakiti orang yang dia benci, karena merasa belum puas melihat orang itu," jawab dokter Anita.

"Apa akan membahayakan dirinya?" tanya Roy.

"Akan sangat membahayakan, karena kalo emosinya tidak tersalurkan, dia akan merusak dirinya, menyakiti dirinya sendiri, dan buruknya, dia akan melakukan bun*h diri," jawab dokter Anita.

"Separah itu, dok?" ucap Roy.

"Gangguan mental jangan di sepelakan, karena efeknya tidak main-main, mereka melakukan semua itu tanpa mereka sadari, ada dorongan entah darimana, yang mereka lakukan, meskipun efeknya akan membahayakan dirinya sendiri," ujar dokter Anita.

Semua orang yang mendengar penjelasan dokter Anita, hanya menghela nafas berat..

 Mereka tidak mengira akan terjadi sefatal ini.

"Zia harus melakukan konsultasi ke psikolog, minimal seminggu tiga kali," ucap dokter Anita.

"Apa akan sembuh, setelah Zia ditangani psikolog?" tanya Roy.

"Tidak, karena gangguan mental tidak akan bisa sembuh sepenuhnya, kalaupun sembuh, itu tidak akan sembuh total, tapi setidaknya, bisa mengontrol emosinya," jawab dokter Anita.

***

Terpopuler

Comments

Nor Azlin

Nor Azlin

buat si lena kenapa harus berselingkuh sama Rangga kalau mau balas dendam mu dasar jalang murahan ....kamu bisa aja memberi tau atau amaran pada si zia siapa Rangga & keluarga yang sebenarnya tunjukan bukti biar zia paham kan ...ini tidak dia juga menefaatkan zia juga agar dia bisa hidup senang dasar lena kan ...dasar jalang mau balas dendam menyakiti hati wanita lain juga ...perlukah kamu menyakiti hati nya zia ...kenapa kamu tidak menceritakan siapa dia Rangga yang dia sayangi & hancurkan impian dia mau menikah dengan zia anak orang kaya kan kamu bisa menghentikan saat itu juga impian nya biar Rangga tudak bisa menikah sama zia kala itu yah ini bermakna kamu pun menginginkan hartanya zia juga lho kalau begitu dasar perempuan jalang ...lanjutkan thor

2025-02-16

0

Warung Sembako

Warung Sembako

sadis thor, disiram air panas apa gk melepuh.

2025-01-01

0

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Sampe gila begitu keluarga malah belum paham.Masak gak bs ngawasi anaknya sampe dapat bullyan parah begitu.papa Dimas ckckck

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!