Tidak tahu diri

 "Zia.." panggil Roy, menatap Zia penuh harap.

"Kak, kemana saja, kenapa kakak tidak menemui aku?" tanya Zia.

"Kamu mencari, kakak?" tanya Roy.

"Aku mencari kakak, tapi kakak tidak menemui aku," jawab Zia.

"Maaf, kakak kira, kamu masih marah dengan kakak," ujar Roy.

"Tidak, maafkan aku tentang masalah kemarin," ucap Zia.

"Kamu tidak salah, kakak yang salah, kakak minta maaf, ya," kata Roy.

"Kita saling memaafkan," ujar Zia.

Roy mengangguk, lalu memeluk Zia.

"Kakak, aku pulang," bisik Zia.

"Tidak, kamu belum sembuh total," jawab Roy.

"Tapi kak, aku bosan di RS terus, aku mau pulang," pinta Zia.

"Sudah meminta izin dengan ayah?" tanya Roy.

"Sudah, kata ayah, keputusan ada ditangan, kakak," jawab Zia.

"Kamu yakin sudah tidak apa-apa?" tanya Roy lagi, ia memastikan kalo adiknya sudah baik-baik saja.

"Aku sudah baik, kak, lagian dokter sudah memperbolehkan aku pulang," jawab Zia tersenyum.

"Tapi nanti kamu harus rutin ke psikolog, ya," ucap Roy menatap sang adiknya.

"Iya kak, aku akan menurut dengan ucapan kakak," jawab Zia.

"Kamu tidak apa-apa lagikan?" tanya Roy lagi, memastikan.

"Aku happy," jawab Zia.

Roy tersenyum, senang mendengar adiknya sudah pulih, meskipun keadaannya tidak akan kembali seperti dulu lagi.

"Kak.." ucap Zia.

Roy menatap Zia. "Ada apa?" tanya Roy.

"Aku akan datang ke sidang perceraian aku dengan Rangga," ucap Zia.

"Kamu yakin?" tanya Roy.

"Aku yakin, kak," jawab Zia.

"Lagian kan, Rangga tidak akan hadir, jadi proses perceraian nya tidak akan lama," sambung Zia.

"Kakak tinggal menyuruh asisten kakak buat menyelesaikan semuanya, kamu tidak perlu datang," ucap Roy.

"Kak, aku harus bertanggung jawab, setidaknya aku hadir sekali dalam persidangan," ujar Zia.

"Kalo kamu maunya gitu, yaudah kita kesana nanti," jawab Roy.

"Sama kakak?" tanya Zia.

"Iya, sama siapa lagikan," jawab Roy.

"Aku bisa sendiri, kak," ucap Zia.

"Tapi kakak mau menemani kamu," jawab Roy.

 "Baiklah," jawab Zia pasrah, dengan keputusan sang kakak.

Roy tersenyum senang, akhirnya sang adik tak marah lagi dengannya.

"Ayo kita pulang," ajak bunda Ita.

"Sekarang?" tanya Roy.

"Tahun depan," sahut ayah Dimas.

"Ayah.." ucap Roy, menatap malas.

Semua orang tertawa melihat raut wajah Roy, karena biasanya, Roy akan selalu memperlihatkan wajah bengisnya.

"Jadi, kalian sudah merencanakannya?" tanya Roy.

"Iya, soalnya kami tahu, kamu tidak akan bisa menolak keinginan adik kamu," jawab bunda Ita.

Roy mendengus kesal.

"Ya! Yaudah ayo pulang," pasrah Roy.

Zia tersenyum senang, tapi ada perasaan sedih dalam dirinya, karena sehabis pulang dari RS, ia akan melakukan proses perceraian, dan akan dilangsungkan esok hari.

"Zia, kamu tidak apa-apa, kan?" tanya Rey.

Karena sedari tadi, Zia hanya melamun, menatap kosong kearah kaca mobil.

"Aku baik-baik saja, kak," jawab Zia tersenyum.

"Jangan terlalu dipikirkan, kami akan selalu ada untukmu," ucap Roy, memeluk Zia.

Zia tersenyum kearah kedua kakaknya, meskipun sekarang Zia merasakan keterpurukan, namun kedua kakaknya selalu siap membantu dirinya, jadi Zia tidak merasakan sendirian.

"Aku beruntung sekali, memiliki kakak sebaik kalian," ucap Zia.

"Cuman baik?" tanya Roy.

Zia menatap kesal, sudah tahu apa yang dimaksud dengan kakaknya.

"Ya, baik dan juga tampan," sambung Zia, dengan raut wajah kesalnya.

"Kakak memang setampan itu, kakak tahu kok," jawab Roy.

"Tuhkan, tingkat kepercayaan dirinya sangat tinggi," ucap Zia.

"Sudah..Sudah," ucap Rey.

"Kita saling beruntung, kakak juga beruntung memiliki adik seperti dirimu," ujar Rey.

Zia mengangguk, lalu Zia menyenderkan badannya ke sisi kaca mobil.

"Setelah kita bercerai, kamu akan sebahagia apa, mas? Mengingat, kamu sangat ingin bercerai denganku," gumam Zia.

Zia hanya menatap kosong, memikirkan setiap kejadian pahit yang menimpa dirinya.

Berkali-kali Zia bertanya pada dirinya, 'apa yang salah dengan dirinya'

Tapi Zia tidak mendapatkan jawabannya, Zia merasa dirinya sudah melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai istri.

Saat Zia sedang menatap jalan, Zia tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal sedang berada disebuah caffe.

"Berhenti, aku mau turun dulu disini," ucap Zia.

"Ada apa?" tanya ayah Dimas.

Zia tak menjawabnya, saat mobil itu berhenti, Zia langsung turun, lalu disusul oleh keluarganya.

Zia berjalan kearah caffe.

"Sayang, kamu sudah baikan?" tanya Lena, ya! Yang Zia lihat adalah suaminya dengan Lena.

"Sedikit membaik, aku tidak tidak bertemu dengan anak kita, aku sangat merindukannya," jawab Rangga.

"Aku merasa cemas, saat mendengar kamu dibawa ke RS dengan ibu," ucap Lena.

"Gara-gara kakaknya Zia, aku jadi seperti ini," jawab Rangga.

"Kamu tidak mau membalas semua perlakuan mereka?" tanya Lena.

"Aku akan membalasnya, lihat saja nanti," jawab Rangga.

"Lalu bagaimana dengan istri kamu, apa kamu akan menceraikan dia?" tanya Lena.

"Pasti aku akan menceraikan dia, karena aku hanya butuh hartanya saja," jawab Rangga.

"Kamu sudah mendapatkan harta, dia?" tanya Lena.

"Belum, aku belum mendapatkan apapun," jawab Rangga.

"Selama ini kamu ngapain? Jangan bilang karena kamu cinta dengan dia, jadi tidak berani menyakiti dia," ucap Lena.

"Mana mungkin aku jatuh cinta dengan nya, kalo memang iya, seharusnya sejak dulu aku sudah mencintai dia," ujar Rangga, tidak suka Lena mengatakan hal itu.

"Mas, tidak menutup kemungkinan, kamu mencintai istrimu, lagian kalian sudah menikah selama satu tahun, dan pacaran satu tahun, jadi total kalian bersama sudah dua tahun," ucap Lena.

"Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan dia, Zia hanya wanita bodoh dan juga gampangan, makanya gampang aku jebak, hanya dengan rayuan," sahut Rangga.

Lena hanya menggelengkan kepala mendengar ucapan Rangga.

"Kamu memang brengsek sejak dulu, Rangga," gumam Lena.

"Kamu tenang saja, cinta aku cuman buat kamu dan juga anak kita," ucap Rangga.

"Aku percaya, mas," jawab Lena.

"Kalo semisal, Zia mau bercerai denganmu, sebelum kamu menguasai segalanya, apa kamu akan bercerai?" tanya Lena.

"Tidak, aku hanya butuh merayu dia, pasti akan luluh lagi," jawab Rangga.

"Kenapa dia sangat bodoh!" ucap Lena.

"Dia memang bodoh, sangat haus akan cinta laki-laki," jawab Rangga tersenyum.

"Benar-benar murahan," ucap Lena, tidak sadar diri dengan dirinya, yang sudah mau menjadi selingkuhan suami orang.

"Makanya aku tidak mencintai dia, karena dia tidak menarik, dan juga gampang dibodohi, sebenarnya aku malu selama ini membawa dia," ujar Rangga.

Rangga tak sadar, istri yang ia hina dan juga ia rendahkan, yang selama ini memberikan kehidupan untuk dirinya dan juga keluarganya.

"Pantas ibu sangat tidak menyukai dia," sahut Lena.

"Bajingan!!!..." teriak Zia, dengan suara lantangnya, sontak saja membuat semua pengunjung Caffe menatap dirinya.

***

Terpopuler

Comments

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

dengar kan zia.. kamu gak ada baik2nya dihadapan mereka

2025-01-01

2

Heny

Heny

Duh zia jng bodoh rangga gk cinta sm kamu jng peduli lg sm dia

2025-02-14

0

Irma

Irma

hajar Zia hajar

2025-01-01

1

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!