Bertemu lagi

 "Kia..." panggil seorang laki-laki, yang memasuki ruangan rawat Zia.

Zia sudah bisa menebak, siapa yang datang, karena cuman satu orang yang memanggilnya Kia.

Zia membalikan badannya, lalu melihat siapa yang datang.

"Kak Arka.." ucap Zia.

Zia langsung duduk.

"Eh jangan..." ucap Arka.

"Kamu tiduran saja, jangan banyak gerak dulu," sambung Arka lagi.

"Aku tidak apa-apa, kak" jawab Zia.

"Tidak apa-apa, tapi masuk RS," ujar Arka.

"Iya juga ya," jawab Zia.

Arka hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Zia.

"Jadi sekarang, bagaimana?" tanya Arka.

"Sudah membaik kak," jawab Zia.

"Rutin ke psikolog?" tanya Arka.

"Bukan sering lagi, orang mereka kesini," jawab Zia.

"Syukurlah, semoga setelah ini segera membaik, ya," ucap Arka.

Zia tersenyum, lalu mengangguk.

"Jangan banyak memikirkan hal yang tidak penting," ucap Arka.

"Gak mau kak, tapi pikirannya selalu nimbrung di otak," jawab Zia.

"Eh bandel amat," sahut Arka, mencubit pipi Zia.

"Sakit, kak" ucap Zia, mengelus pipinya.

"Makanya nurut," ujar Arka.

 Zia hanya tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya.

"Kakak bawa apa?" tanya Zia.

"Kalo soal makanan, tahu aja," ujar Arka.

"Karena aku suka makan," jawab Zia.

"Yaudah, kita makan," ucap Arka.

"Aku bisa makan sendiri, kak," ujar Zia.

"Aku tahu, tapi sekarang ditangan kamu, ada selang infus, dari pada kenapa-kenapa, mending nurut aja," ucap Arka.

"Oke kak," jawab Zia pasrah.

 Akhirnya Zia pasrah dengan kemauan Arka, Zia menuruti apa kata Arka.

Zia sudah dekat dengan Arka dari lama, karena Arka dulu sering bermain kerumah Zia.

"Kak, kenapa belum nikah?" tanya Zia.

"Lain kali," jawab Arka.

"Tapi kakak punya cewek kan?" tanya Zia.

"Maksud kamu?" tanya Arka, menatap tajam kearah Zia.

"Gak suka cowok, kan?" tanya Zia memastikan.

"Sembarangan kalo ngomong," jawab Arka mencolek hidung Zia.

"Syukurlah, lega sekali aku," ujar Zia.

"Jadi selama ini, kamu mengira kalo aku tidak suka dengan wanita, begitu?" tanya Arka.

"Kemungkinan begitu, kak," jawab Zia.

"Terus sekarang, kakak sudah memiliki pacar? Masa lama diluar negri, gak dapat bule," ucap Zia.

"Maunya sama yang lokal aja," jawab Arka.

"Cie, udah ada, ya" goda Zia.

"Ah sudah, lanjutin makannya," ucap Arka.

"Ceritain dong, cewek kakak seperti apa," ucap Zia.

"Belum bisa dimiliki, soalnya masih milik orang lain," jawab Arka.

"Jangan bilang, pacar orang, atau istri orang, hayo," ucap Zia, menunjuk wajah Arka.

"Opsi kedua," jawab Arka.

Zia menutup mulutnya.

"Jomblo lama, ternyata nungguin istri orang," sahut Zia.

"Memangnya, salah?" tanya Arka.

"Tunggu dulu sampai bercerai, baru kakak maju, jangan didekati kalo masih istri orang," jawab Zia.

"Aku faham," ujar Arka.

"Nanti kenalkan ya, kak," ucap Zia.

"Cepetan habiskan makanannya, banyak bicara," ucap Arka.

 Saat mereka serang bercanda membahas hal random, diluar ayah Dimas dengan bunda Ita, merasa senang dengan kehadiran Arka, karena bisa membuat Zia tertawa lepas.

"Semoga anak kita selalu ceria seperti itu," ucap bunda Ita.

"Semoga anak kita bisa melupakan traumanya," sahut ayah Dimas.

Sedangkan disisi lain, Roy sedang duduk sendiri, disebuah taman RS, karena Roy belum menemui Zia, Roy takut akan membuat adiknya tidak nyaman.

"Aku harus memulai darimana, agar tidak merasakan bersalah dengan Zia," Roy bingung harus melakukan apa.

 "Om.." panggil anak kecil itu.

"Setiap kali om sedang sendiri, kamu sering muncul," sahut Roy.

"Aku juga bingung, setiap kali aku keluar, selalu bertemu dengan om," ucap Alisa.

"Yasudah duduk aja disini," ajak Roy.

Lalu Alisa duduk disebelah Roy.

"Kalo ibumu sedang sibuk merawat nenekmu, kemana ayah kamu?" tanya Roy.

"Sedih tahu, kalo diceritakan," jawab Alisa.

"Kamu bisa berbagi kesedihan, dengan om," jawab Roy.

 "Sejak aku lahir ke dunia, aku tidak pernah melihat wajah ayahku, kata ibu, ayah sudah meninggal saat aku sedang dalam kandungan," ucap Alisa.

"Maaf, om tidak bermakud," ucap Roy.

"Tidak apa-apa om," jawab Alisa.

"Om mau mendengar lagi cerita aku?" tanya Alisa.

"Kalo kamu tidak keberatan, om mau, tapi kalo tidak mau, tidak apa-apa," jawab Roy.

"Saat aku memasuki TK, aku selalu dihina sama teman-teman aku, katanya aku anak tanpa ayah, katanya ayahku meninggalkan ibu, karena ayahku tidak menginginkan aku, makanya ayah pergi," ucap Alisa.

"Dan saat aku memasuki sekolah dasar, aku juga selalu dihina, dan juga tidak memiliki teman, katanya kalo temanan denganku akan terbawa sial," sambung Alisa lagi.

"Katakan kepada semua teman-temanmu, kamu memiliki ayah," jawab Roy.

"Katanya, ayahku tidak mau menganggap aku ada, makanya memilih pergi," ujar Alisa.

"Om, om akan menjadi ayamu, menerima kamu dengan baik," jawab Roy.

"Om mau mengambil raport untuk ku?" tanya Alisa.

"Mau, kapan?" tanya Roy.

"Bulan depan, tanggal 4," jawab Alisa.

"Om akan usahakan hadir, buat kamu," ucap Roy.

"Terima kasih om, semoga kelak, aku bisa membalas kebaikan om," ucap Alisa.

"Dengan sekolah rajin, pintar, om sudah bangga denganmu," jawab Roy.

Alisa tersenyum penuh haru, selama ini Alisa tidak pernah bertemu dengan ayahnya, jadi Alisa tidak pernah mendapatkan apresiasi dari sang ayah.

"Boleh aku mencium tangan, om?" tanya Alisa.

"Boleh," jawab Roy.

Lalu Alisa mencium tangan Roy, hal yang belum pernah Alisa lakukan kepada ayahnya.

Roy tersenyum melihatnya, Roy merasa kasihan dengan nasib anak semalang Alisa.

"Aku jadi penasaran dengan ibunya, bisa mendidik dia dengan baik," gumam Roy.

"Eh om, om di RS setiap hari, siapa yang sakit?" tanya Alisa.

"Adiknya om," jawab Roy.

"Semoga cepat sembuh ya om," ucap Alisa.

"Terima kasih atas doanya, semoga nenekmu juga cepat sembuh," kata Roy.

Alisa mengangguk.

"Kalo begitu, aku pamit dulu ya, om" ucap Alisa.

"Takutnya kelamaan, dan ibu nyariin aku," sambung Alisa.

 Roy mengangguk, lalu Alisa meninggalkan Roy sendiri.

Setelah itu, Roy bangkit dari duduknya, Roy berniat akan kembali keruangan adik nya.

Roy melangkahkan kakinya kedalam RS.

"Ayah, Zia dengan siapa?" tanya Roy.

"Dengan Arka," jawab ayah Dimas.

"Kapan dia kesini?" tanya Roy.

"Sedari tadi, adikmu kelihatannya bahagia, bisa melepas canda tawa dengan Arka," ucap ayah Dimas.

Roy penasaran dengan apa yang ayahnya katakan, lalu Roy melihat keduanya, terlihat Zia dengan Arka sedang bercanda, ketawa ketawa.

"Setidaknya kamu bisa tersenyum, meskipun tidak dengan kakak," gumam Roy.

"Jangan terus-terusan mendiamkan adikmu," ucap ayah Dimas.

"Zia yang tidak mau bertemu denganku, aku takut dia kenapa-kenapa," jawab Roy.

"Adikmu tidak akan kenapa-kenapa, kemarin kemarin, dia hanya sedang tidak stabil emosionalnya, jadi salah menanggapi ucapanmu," ucap ayah Dimas.

Roy mengangguk faham.

***

Terpopuler

Comments

Irma

Irma

asal kamu tau Zia yg di tunggu itu kamu

2025-01-01

1

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

ciee kode nih

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!