Keceplosan

 Saat ia membuka matanya, terlihat ruangan asing.

"Aku dimana?" ucap Zia.

Zia mencoba membangunkan badannya.

"Zia..." sahut bunda Ita.

"Bunda, aku dimana?" tanya Zia.

"Kamu sedang di RS, kemarin kamu pingsan," jawab bunda Ita.

"Pingsan" sahut Zia.

"Iya kamu pingsan kemarin, makanya kami cepat membawa kamu ke RS," jawab bunda Ita.

"Bunda, aku takut," ucap Zia histeris.

"Kenapa, takut apa?" tanya bunda Ita, bingung dengan tingkah sang anak.

"Laki-laki itu, dia mau membunuh aku, bunda," jawab Zia.

"Siapa?" tanya bunda Ita.

"Dia bunda, aku takut," kata Zia, sembari meremas selimutnya.

Sesaat bunda Ita sadar, kalo mental anaknya sedang tidak baik-baik saja.

Bunda Ita langsung memeluk Zia.

"Bunda ada disisi kamu, jangan khawatir," ucap bunda Ita.

"T-tapi bunda..." ucap Zia terpotong.

Bunda Ita mengelus rambut Zia, memberikan ketenangan kepada sang anak.

"Semua akan baik-baik saja, lawan rasa takutmu, kedua kakakmu, dan juga ayahmu, tidak akan membiarkan kamu terluka lagi," bisik bunda Ita.

 Zia larut dalam pelukan sang bunda, Zia merasakan takut yang sangat dalam, kala mengingat perlakuan Rangga kepada dirinya.

Zia hampir saja mati ditangan suaminya.

Bunda Ita memegang wajah sang anak perempuan satu-satunya.

"Kenapa menangis?" tanya bunda Ita.

Zia menggeleng, lalu berkata. "Aku mengingat perlakuan dia bun," jawab Zia.

"Sudah jangan di ingat terus, semua akan baik-baik saja," ucap bunda Ita tersenyum, menatap sang anak.

Bohong kalo bunda Ita tidak merasakan sakit, kala melihat keadaan sang anak perempuannya, anak yang ia jaga mati-matian.

 Ceklek.

Pintu terbuka, terlihat ketiga laki-laki berdiri dihadapan pintu.

 "Kamu baik-baik saja?" tanya Roy, langsung memeluk sang adik.

"Kak, aku mau bercerai," ucap Zia.

"Kakak akan melakukannya, kamu tenang saja," jawab Roy.

"Sekarang kamu harus sembuh dulu," sambung Roy lagi.

Zia hanya menghela nafas, didalam hatinya, tidak ada rasa ingin sembuh dari semua rasa sakit ini.

 "Kenapa harus ada luka, kalo ujungnya, kita juga yang harus menyembuhkannya," ucap Zia.

"Kamu Zia kami, wanita kuat," ucap Roy.

Zia menggeleng.

"Tidak kak, aku tidak sekuat itu," jawab Zia.

"Jangan mengatakan hal itu, kami akan selalu bersamamu," ucap Roy, memeluk sang adik, yang sangat ia sayangi.

 "Kalo aku tidak hidup lagi, bagaimana?" Spontan Zia mengatakan hal itu.

"Kamu bicara apa, kamu tidak sayang dengan kami?" sahut ayah Dimas.

"Aku tidak mau menyusahkan kalian," ucap Zia.

"Tidak ada yang menyusahkan, kita keluarga, sudah seharusnya kita saling rangkul, saling melindungi," jawab ayah Dimas.

"Tapi..Laki-laki itu, mau membunuh aku, ayah," ucap Zia, kembali mengingat kejadian saat Rangga akan melukainya.

"Jangan mengingat bajingan itu lagi, dia tidak pantas bersanding denganmu," ucap ayah Dimas.

 "Apa kalian mencintai aku?" tanya Zia, menatap keluarganya satu persatu.

"Kakak mencintaimu, kakak lebih mencintai kamu daripada kakak mencintai diri kakak," jawab Roy.

"Benar kata kak Roy, kami sangat mencintai kamu," sahut Rey.

"Kak.." Zia menatap kedua kakaknya.

Roy dengan Rey menatap Zia.

"Apa selama ini, aku tidak bisa menjadi istri yang baik, sampai suamiku tidak pernah mencintaiku, sedikit saja, dia tidak pernah mencintai aku," ucap Zia, menundukan kepalanya.

Bohong kalo Zia tidak merasakan sakit atas pengakuan suaminya, yang selama ini tidak pernah mencintainya, karena selama ini, Zia menganggap suaminya mencintai dirinya, seperti apa kata Rangga.

"Angkat kepalamu, jangan jatuhkan mahkota dirimu, hanya karena laki-laki tidak tahu diri itu," sahut Roy.

 Zia menatap kedua kakaknya, air matanya sudah tak bisa ia tahan.

Rey menyusut air mata Zia.

"Jangan pernah menangis, kakak terluka melihat kamu seperti ini," ucap Rey.

 "Kak.." Zia memeluk sang kakaknya.

Berbeda dengan Roy, yang sedang menahan emosinya.

"Katakan dengan kakak, kakak harus membunuh laki-laki itu, agar kamu tidak sakit hati lagi?" ujar Roy, menatap Zia.

"Kak..." bisik Rey.

"Tahan emosi kakak, kakak tidak lupakan, kata dokter, tentang kesehatan emosional Zia," bisik Rey.

Roy menghela nafas.

"Maafkan kakak, kakak hanya mencemaskanmu," ucap Roy, memeluk sang adik.

Zia hanya tersenyum, enggan menjawab ucapan sang kakaknya.

"Biarkan Zia sendiri, sepertinya dia tidak mau bicara denganmu," bisik ayah Dimas.

"Maafkan kakak.." ucap Roy.

Namun tidak ada jawaban dari Zia, Zia membuang mukanya, tak mau melihat sang kakak.

"Kak, berikan Zia waktu," ucap Rey.

"Baiklah," jawab Roy, lalu Roy keluar dari ruangan tersebut.

Roy menyesali tindakannya tadi, karena Roy emosi mendengar adiknya.

"Kenapa sih, gak bisa menjaga emosi," gumam Roy.

Lalu Roy meninggalkan ruangan tersebut, ia akan mendinginkan kepalanya dulu.

Roy berniat akan ke restoran terdekat.

"Huh" helaan nafas terdengar dari mulut Roy.

"Harusnya aku bunuh saja dia kemarin," Roy menggerutu.

"Om.." sahut anak kecil, memanggil dirinya.

"Alisa.." ucap Roy.

"Kamu masih disini?" tanya Roy.

"Iya om, nenek dirawat di RS ini," jawab Alisa.

"Lalu, kenapa kamu berkeliaran disini? Inikan tempat umum," tanya Roy.

"Kesepian om, ibu sedang sibuk, mengurus nenek," jawab Alisa.

"Jangan sering-sering jauh dari ibumu, takutnya nanti mereka mencemaskanmu," ucap Roy.

"Ibu tau kok, om," jawab Alisa.

"Terus ibu kamu mengizinkan?" tanya Roy.

Alisa menggeleng.

"Berarti tidak diizinkan, kenapa diam-diam?" tanya Roy.

"Habisnya ibu sibuk," jawab Alisa.

"Lain kali, jangan kayak gitu, nanti ibu dan juga ayahmu mencarimu," ucap Roy.

"Boleh aku disini dengan om?" tanya Alisa.

"Boleh, nanti om antarkan ke ruangan rawat nenek kamu," jawab Roy.

"Om takut, kamu nyasar lagi," sambung Roy..

"Iya om, terima kasih," ucap Alisa.

"Sama-sama," jawab Roy tersenyum.

"Sekarang mau pesan apa?" tanya Roy.

Alisa menggeleng.

"Kenapa? Sudah makan?" tanya Roy.

"Belum," jawab Alisa.

"Lalu kenapa tidak mau makan?" tanya Roy.

"Aku tidak membawa uang, om," jawab Alisa tersenyum, memperlihatkan gigi putihnya.

"Om yang akan traktir kamu, pesan yang kamu mau," jawab Roy.

Mata Alisa berbinar, merasa senang dengan tawaran Roy.

"Tapi kata ibu, aku harus membalas setiap kebaikan yang orang lakukan dengan kita," ucap Alisa.

"Anggap saja ini balasan dari om, karena kemarin saat om lagi sedih, kamu ngasih om coklat," ujar Roy.

"Serius om?" tanya Alisa.

"Serius, ayo pesan," titah Roy.

"Tapi.." ucap Alisa gugup.

"Tapi, apa?" tanya Roy.

"Kalo boleh, aku mau bungkus buat ibu," ucap Alisa.

"Sepertinya anak ini kurang mampu, kasihan sekali," gumam Roy.

"Kamu makan disini dengan om, terus nanti bungkus buat kamu dan ibu kamu juga," ucap Roy.

"Terima kasih om, semoga aku bisa membalas kebaikan om, dan aku akan selalu mendoakan om," ucap Alisa, si bocah polos itu.

Roy tersenyum menatap Alisa, makanan yang menurut Roy gampang ia dapatkan, justru ada sebagian orang lain yang susah mendapatkannya.

***

Terpopuler

Comments

Heny

Heny

Rangga pecat aja dia biar tau diri

2025-02-14

0

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪

penasaran siapa ibuk alisa

2024-12-31

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!