Kemarahan Rangga

"Zia..." teriak Rangga.

Suara kerasnya membuat semua orang dirumah terkejut, termasuk Lisa dengan Bu Minah, mereka keluar dari kamarnya, masing-masing.

 Wajahnya memancarkan kemarahan yang tak terkendali, mata merah padamnya menunjukan kesal.

 "Ada apa, mas?" tanya Zia, bingung mendengar teriakan suaminya.

"Telingaku masih berfungsi dengan baik," sambung Zia lagi.

 Rangga berjalan kearah Zia dengan gesit, memancarkan kemarahannya.

"Maksud kakamu, menurunkan jabatan aku, apa?" bentak Rangga, menatap tajam kearah Zia.

"Kenapa menanyakan denganku?" tanya Zia.

"Kamu pasti berbicara aneh-aneh, atau menjelekan aku kepada keluargamu," tampik Rangga.

"Loh, kenapa menuduh aku," ujar Zia.

Rangga marah besar ketika mendengar, kalo ia diturunkan jabatan dan juga gajinya.

"Harusnya kamu sadar, diamana letak kesalahan kamu, bukan marah-marah denganku, selama ini apa kamu becus dengan kerjaan kamu?" ucap Zia.

"Maksud kamu, apa?" tanya Rangga.

"Menurut kamu!" jawab Zia.

 Rangga mencekal tangannya, emosi dengan ucapan sang istri.

"Zia..." bentak Rangga.

Zia menatap malas kearah suaminya, karena Zia sudah tidak mau banyak drama lagi.

"Aku tidak tahu apa-apa, jangan menanyakan apapun tentang itu," ujar Zia dengan tenang.

"Pasti kamu sudah menyuruh mereka, agar menurunkan jabatanku, kan" ucap Rangga.

"Aku tidak pernah menyuruh kak Roy untuk melakukan semua itu," jawab Zia.

"Tidak mungkin tiba-tiba kakakmu menurunkan jabatanku," bentak Rangga.

"Mungkin, karena perusahaan menilai kinerja, bukan siapa yang bekerja, jangan mentang-mentang kamu seorang menantu pemilik perusahaan, jadi kamu bebas melakukan apapun," jawab Zia.

"Kamu hanya orang asing didalam keluargaku, kebetulan saja kamu suamiku, makanya mereka menganggap dirimu keluargaku," sambung Zia lagi.

"Jaga ucapanmu, Zia! Aku ini suami kamu," bentak Rangga.

"Aku tahu, kamu suamiku, aku tidak lupa," jawab Zia.

 Plak..

Rangga menampar Zia dengan sangat kuat, hampir saja Zia jatuh kebawah.

"Jangan menjawab ucapan, suamimu," bentak Rangga.

Zia memegang pipinya, merasakan panas, Zia menatap Rangga dengan tajam.

Plak..

Plak..

Plak..

Zia menampar Rangga sebanyak tiga kali, sebagai balasan.

"Zia..." teriak bu Minah.

"Jangan sesekali kamu menampar suami kamu, dosa kamu Zia," bentak bu Minah.

Zia tersenyum menyeringai.

"Kenapa tidak ibu salahkan anak ibu, dia yang sudah menamparku duluan," jawab Zia.

"Ternyata sifat kamu sebenarnya seperti ini, ibu benar-benar tidak menyangka," ujar bu Minah, menggelengkan kepala.

"Ya, aku memang begini, HARAM bagiku, tidak membalas orang yang sudah menyakiti aku," jawab Zia, dengan amarah yang sudah memuncak.

 "Dan kalian, seharusnya sadar, selama ini aku yang sudah memberikan kalian uang, tapi kalian malah bersikap tidak tahu diri," Zia menunjuk suami dengan mertuanya.

"Jangan tunjukan jarimu, kewajah ibuku," sahut Rangga.

"Cih, kalian manusia munafik," ujar Zia.

 "Aku bisa saja, mengatakan dengan kakakku, memecat kamu dari perusahaan ayahku, tapi aku kasihan denganmu, takut tidak bisa menghidupi keluarga kamu," sambung Zia.

"Jangan sesekali kamu merendahkan aku, Zia," hardik Rangga.

"Tidak aku rendahkan juga, kamu sudah rendah, mas," jawab Zia.

"Cabut kata-katamu, Zia," pinta Rangga.

"Tidak, kenyataannya memang seperti itu," jawab Zia.

 Rangga menatap tajam kearah Zia, menatap penuh amarah.

"Jaga bicaramu!" bentak Rangga.

Zia menghela nafas kasar.

"Jangan mentang-mentang kamu memiliki banyak uang, tumbuh dari keluarga kaya, jadi kamu bisa merendahkan aku," ucap Rangga, menatap tajam.

"Mas, aku tidak merendahkan kamu, tapi harusnya kamu sadar dimana letak kesalahan kamu," jawab Zia.

 Rangga mendengus kesal, lalu berkata. "Mau setinggi apapun pendidikanmu, tetap saja kamu harus patuh dengan perintah suami kamu."

"Selama kita menikah, aku selalu patuh denganmu, aku selalu menuruti setiap ucapanmu, kamu melarang aku untuk tidak terlalu banyak diluar, aku lakukan. Bahkan aku menyerahkan jabatan aku kepadamu, kurang apa aku sebagai istrimu?" jawab Zia.

"Kamu mengungkit semua itu?" ucap Rangga.

"Aku tidak mengungkit, tapi kamu tidak sadar diri," jawab Zia.

 Rangga hampir menampar sang istri, namun tangannya dicekal oleh sang suami.

"Jangan menyakiti fisik istrimu, semua rencana kita akan berantakan," bisik bu Minah.

"Tapi bu, dia sudah merendahkan aku, dan juga mengungkitnya," jawab Rangga.

bu Minah menggelengkan kepalanya.

 "Ikut aku!" Rangga memaska Zia memasuki kamarnya.

"Lepaskan! Tanganku sakit," pinta Zia.

 Rangga mendorong tubuh Zia, sampai terhiung keatas tempat tidur, mau bagaimanapun Zia melawan, Zia pasti kalah, karena kekuatan laki-laki lebih besar.

Rangga menatap tajam kearah sang istri, amarah yang sudah memuncak, tidak bisa ia tahan lagi.

Plak..

Rangga menampar Zia dengan sangat kuat.

"Sekali lagi kamu bertingkah seperti itu, kamu akan tau akibatnya," bentak Rangga.

Rangga mencekal leher Zia dengan sangat kuat, Zia tidak bisa bicara, apalagi teriak.

 Zia mencoba melepaskan tangan suaminya, Zia sudah merasakan sesak, karena susah bernafas.

 Zia menendang area sensitif suaminya.

Rangga merasakan sakit, tangannya terlepas.

"Zia..." hardik Rangga.

Namun sialnya, pintu kamar sudah Rangga kunci, Zia sudah berusaha membuka pintunya, namun nihil, pintu tak terbuka.

 Rangga tersenyum menyeringai, lalu berkata. "Kamu tidak akan bisa lari, dari sini," ucap Rangga mendekati Zia.

"Menjauhlah, atau aku akan menendangmu, lagi" ujar Zia, mencoba menjauhkan dirinya dari sang suami.

Rangga tersenyum sinis.

"Menjauhlah," bentak Zia.

"Tolong..." teriak Zia, namun tidak ada satu orangpun yang mendengar teriakannya.

"Sia-sia kamu teriak, hanya akan membuang buang suaramu," ucap Rangga, dengan tatapan tajamnya.

"Jangan mendekat, atau aku akan menyakitimu," teriak Zia.

"Kamu yang akan berakhir, malam ini," ucap Rangga.

"Apa maksudmu?" ucap Zia.

"Selama satu tahun pernikahan, aku tidak pernah mencintai kamu, bahkan dari awal kita pacaran, aku tidak mencintaimu," ucap Rangga, memberitahukannya.

"Lalu?" ucap Zia dengan tenang.

Rangga menatap aneh, dengan raut wajah istrinya, tidak ada raut terkejut.

"Lanjutkan ucapanmu, aku mau mendengarnya," ujar Zia.

 "Dimana berkas-berkas, sertifikat dan juga barang berhargamu?" tanya Rangga.

"Untuk apa?" ucap Zia.

"Aku akan membalikan nama, dan aku sebagai pemiliknya," jawab Rangga.

"Aku tidak akan memberikannya," ujar Zia.

"Jangan keras kepala," sahut Rangga.

"Mau selamat, atau mau mati sekarang?" ucap Rangga.

"Kalo mau poin utama, kamu harus memberikan semua aset milikmu, kalo kamu tidak mau memberikannya, berarti kamu memilih poin kedua," sambung Rangga lagi.

Zia menggelengkan kepala, jujur Zia merasakan takut dengan suaminya, baru kali ini Rangga berbuat hal keji.

"Bagaimana kalo aku tidak mau memberikannya?" jawab Zia.

"Seperti kataku, tadi," jawab Rangga.

 "Bagaimana kalo kita mati sama-sama, biar adil," jawab Zia.

Rangga mengerutkan keningnya, bingung dengan ucapan istrinya.

"Kamu menantang mau?" tanya Rangga.

"Aku menantang kamu, mas" jawab Zia.

"Klo memang benar kamu tidak mencintai aku, kamu akan melukai aku, bahkan kamu akan membunuh aku, tapi kalo sebaliknya, berarti kamu tidak benar dengan ucapanmu," ujar Zia.

Rangga cukup kaget dengan ucapan istrinya, Rangga kira Zia akan mengiba, meminta dicintai olehnya, namun tidak seperti yang Rangga bayangkan.

***

Terpopuler

Comments

Irma

Irma

dah lah enek gue sama Rangga Thor boomnya kapan meledak sih Thor udah enek banget ini Thor muak banget

2024-12-28

0

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

plek bumerq..kl lht anak nya main tangan diem aja tp sekalinya d bales nyalahin n g trima.. moga2 do kena stroke y 🤭

2025-01-10

0

retiijmg retiijmg

retiijmg retiijmg

jahat banget rangga
smoga zia selamat & bisa lepas dr rangga
1 keluarga super duper error, sakit

2024-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!