Teman lama

Dengan perasaan yang sesak, Zia terus melihat suami dengan istri keduanya, bohong kalo Zia tidak merasakan sakit.

Mau bagaimanapun, Zia masih berstatus seorang istri dari Rangga, meskipun Zia sudah menyiapkan hati, untuk menerima pengkhianatan suaminya, tapi saat Zia melihat secara langsung, kebersamaan mereka, hati Zia merasakan sakit.

"Aku semakin yakin, kamu benar-benar tidak mencintai aku, mas" ucap Zia, tersenyum getir.

Menatap suaminya, tersenyum bahagia bersama anak dan istri yang lain.

"Selama kita menikah satu tahun, kamu selalu mengatakan, kamu belum siap memiliki anak, karena kita masih terlalu muda, ternyata bukan itu alasannya," ucap Zia.

"Ternyata kamu tidak pernah merencanakan hidup bahagia denganku, memiliki anak dari rahimku," kata Zia.

Mata Zia tidak lepas dari mereka, karena Zia sudah menyiapkan segalanya, agar Zia tidak ketahuan, Zia memakai masker penutup mulutnya, dan jaket.

 Zia merasakan tidak sanggup melihat mereka, Zia memutuskan pergi dari restoran itu.

Selepas kepergian Zia, Rangga baru menyadari kalo ia merasa ada orang yang melihatnya.

"Kenapa, mas?" tanya Lena.

"Seperti ada yang melihat kita, tapi siapa" jawab Rangga.

"Perasaan kamu aja, dari tadi tempat ini sepi," ujar Lena.

"Mungkin," jawab Rangga.

Rangga tak menghiraukannya, Rangga berfikir mungkin hanya perasaannya saja.

Rangga melanjutkan makannya dengan Lena, sembari menyuapi anaknya.

 Berbeda dengan Zia, selepas kepergian Zia.

Zia keluar dari restoran tersebut, lalu Zia keparkiran mobil.

Zia merasakan tubuhnya bergetar lemas, dadanya sesak, dan juga pandangan matanya kabur.

"Ayo jangan kambuh disini" ucap Zia, menenangkan dirinya.

Namun Zia tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya, Zia ambruk diparkiran mobil, tidak sadarkan diri.

 Saat Zia tak sadarkan diri, ada seorang laki-laki yang menolongnya, karena ia tidak sengaja melihatnya.

"Amankan mobilnya, saya akan membawa wanita ini ke RS," ucap sang laki-laki tampan dan tinggi itu.

"Baik pak" jawab satpam.

Lalu laki-laki itu membawa Zia, ke RS terdekat restoran miliknya.

  Setelah sampai, ia langsung membawa Zia keruangan rawat.

"Kami akan menanganinya," ucap sang suster.

"Baiklah" jawab nya, lalu ia menunggu diruangan tunggu.

 Karena tas milik Zia berada ditangannya, laki-laki itu, membuka ponselnya, lalu mencari kontak yang bisa ia hubungi.

Lalu dia mengklik nomor kedua kakaknya Zia, karena ia meliha riwayat telefon terakhir dengan kontak yang bernama Roy.

[Ada apa Zia, tumben telfon kakak malam-malam gini?] tanya Roy, langsung menjawab telefon dari nomor sang adik.

[Maaf, saya bukan pemilik ponsel ini, saya menemukan pemilik ponsel ini pingsan di area restoran saya, jadi saya langsung membawa nya] ucap laki-laki yang sudah menolong Zia itu.

[Di RS mana, apa yang terjadi dengan adik ku?] tanya Roy.

[Saya tidak tahu, saya hanya menolongnya, saya sudah mengirimkan alamat RS ini] ucap nya, lalu menutup telfonnya.

Tut..

"Seperti kenal dengan suaranya, dan namanya juga sama, apa wanita itu Zia yang aku kenal, tapi mana mungkin" gumam nya.

Laki-laki itu menunggu keluarga wanita yang sudah ia tolong.

"Mau pulang, tapi keluarganya belum sampai, rasanya tidak sopan kalo aku pergi begitu saja," ucap nya.

Tak selang lama, keluarga Zia datang.

"Roy..."

"Arka.."

 Keduanya saling menatap tak percaya.

"Lo kesini ada apa?" tanya Arka.

"Adik gua, katanya pingsan, tadi ada orang yang menelfon gua," jawab Roy.

"Itu tadi gua, jadi itu Zia?" tanya Arka.

"Iya dia Zia, adik gua" jawab Roy.

 "Senang bertemu denganmu, lagi," ucap Arka, memeluk Roy.

"Om, tante, bagaimana kabarnya?" tanya Arka.

"Baik, kamu siapa?" tanya bunda Ita.

"Arka bun, anaknya om wiliam" sahut Roy.

"Ya'ampun Arka, kamu sudah besar, kemana saja?" tanya bunda Ita.

"Aku melanjutkan studi ke luar negri tante, dan mengurus anak perusahaan disana," jawab Arka.

"Syukurlah kalo kamu baik, pantas sudah lama tidak kerumah," ujar bunda Ita.

 "Keluargamu, berada di Jakarta?" tanya ayah Dimas.

"Ada om, kebetulan kami akan menetap disini," jawab Arka.

Dimas tersenyum, sudah lama ia tidak bertemu dengan teman lamanya.

"Katakan dengan daddymu, main kerumah kalo masih menganggap aku sebagai teman," ucap Dimas.

"Akan aku katakan," jawab Arka.

 Saat keduanya sedang mengobrol, suster keluar dari ruangan rawat Zia.

"Maaf, apa ini keluarga pasien?" tanya suster.

"Iya sus, saya ibunya, ada apa dengan anak kami?" tanya bunda Ita.

"Pasien sudah sadar dari pingsan nya, tapi saya sarankan agar pasien tidak banyak pikiran," sahut sang dokter.

 Bunda Ita mengangguk.

Lalu mereka memasuki ruangan rawat Zia.

Terlihat Zia terbaring lemah, menatap kosong keatas.

Tetes demi tetes, air mata Zia membasahi bantal yang ia pakai.

Zia menatap semua keluarganya, namun Zia merasa asing dengan laki-laki yang berada didekat kakaknya.

"Bunda, ayah, kakak" panggil Zia.

"Ada apa nak?" tanya ayah Dimas.

"Maaf sudah merepotkan kalian," ucap Zia.

"Tidak, kamu tidak merepotkan kami," jawab ayah Dimas, mengelus rambut sang anak.

Zia tersenyum menatap ayahnya, namun dalam benak Zia terluka.

"Jangan banyak pikiran, semua akan baik-baik saja," ucap ayah Dimas, menenangkan sang anak.

 Zia mengangguk, lalu ia berkata. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja," jawab Zia.

"Terus katakan baik-baik saja, tapi kenyataannya, kamu terluka," sahut Roy.

Roy sudah gemas dengan adiknya, karena terlalu lama membiarkan suaminya terus menyakiti dirinya.

"Kak, jangan emosi" bisik Rey.

"Aku sudah ingin menghajar burung si bajingan itu, sudah geram" jawab Roy.

"Jangan sampai sikap kakak, membuat Zia tidak enak, dan dia jadi menjauhi kita," bisik Rey.

Roy menghela nafas, perkataan sang adik kembar nya memang ada benarnya juga.

"Apa kamu akan mengabari suami kamu?" tanya ayah Dimas.

"Aku akan mengabarinya, datang atau tidak, itu terserah dia," jawab Zia.

 Melihat reaksi temanya, Arka menjadi penasaran, ada apa sebenarnya dengan Zia.

"Ada apa sebenarnya dengamu, Zia?" gumam Arka.

Arka sangat penasaran, tapi Arka tidak mau menanyakannya sekarang, Arka akan menunggu waktu yang tepat.

 Rey mengalihkan pembicaraan, agar sang adik tidak terlalu berlarut bersedih.

"Kamu kenal dengan laki-laki ini?" tanya Rey, menunjuk Arka.

"Tidak kak," jawab Zia.

"Dia yang sudah menongmu, kamu pingsan parkiran," ucap Rey.

"Terima kasih, sudah menongku," ucap Zia.

"Kamu lupa, siapa dia?" tanya Rey.

"Memang siapa?" tanya Zia.

"Arka, teman kami," jawab Rey.

"Arka.." Zia mengulang ucapannya.

 "Arka, yang sering menjahili kamu, waktu kamu sekolah," ujar Roy.

 Zia menutup mulutnya tidak percaya, kalo laki-laki yang menolongnya adalah Arka.

 "Kak Arka, ini serius?" ucap Zia.

Arka mengangguk.

"Sekarang aku makin tampan, makanya kamu tidak mengenalku," sahut Arka.

"Ternyata tidak berubah, kepercayaan dirinya sangat tinggi, sejak dulu," jawab Zia menatap malas.

***

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Zia lemah dan gak jelas.Ambil bukti dah smua langsung bs dijadikan bukti dipengadilan.Lelet amat pake pingsan pula..Bahkan tanpa bantuan kakak kamupun kamu bisa mengatasi permasalahan ini.

2025-03-03

0

Irma

Irma

jangan kelamaan Zia jangan bawa perasaan karena Rangga nggak pantas untuk mendapatkan cinta kamu

2024-12-26

0

Yati Syahira

Yati Syahira

lelet bingit ambil tindakan biadab cerai usir

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!