Memberitahu

 "Ayo sarapan dulu, nak" ajak bu Minah.

"Maaf bu, aku ada meeting, jadi buru-buru," jawab Zia.

"Zia, setidaknya, kamu hargai, usaha ibu" ucap Rangga.

"Tapi benar ada kerjaan, mas. Ada meeting pagi ini," jawab Zia.

"Sudah Rangga, istrimu memang sibuk, ibu maklum kok," ucap bu Minah.

"Tapikan, bu__" ucap Rangga terpotong.

"Sudah, tidak apa-apa," jawab bu Minah.

"Muak banget, benar-benar parasit," gumam Zia.

Zia langsung pergi, karena ia sudah muak dengan drama suami dan juga mertuanya.

"Huh" helaan nafas terdengar dari mulut Zia.

"Aku tidak bisa seperti ini, aku harus segera bertindak," ucap Zia.

Pagi ini, Zia memutuskan. Akan kerumah orangtuanya, dengan berat hati, Zia harus meminta pendapat dari orangtuanya.

"Aku takut, ayah dan juga bunda sedih, tapi mereka akan lebih sedih kalo tahu dari orang lain," ucap Zia.

Zia langsung membawa mobilnya, kearah rumah milik orangtuanya, meskipun berat, tapi Zia harus melakukan nya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Zia sampai dirumah kedua orangtuanya.

Tok..

Tok..

Zia mengetuk pintu rumah kedua orangtuanya.

"Non, ayo masuk" ucap sang ART.

"Bi, ayah dengan bunda, ada?" tanya Zia.

"Ada non, sikembar juga ada," jawab sang ART.

Zia tersenyum, lalu masuk kedalam rumahnya, kebetulan hari ini hari weekend jadi semua keluarganya, pasti berada dirumah.

 "Ayah, bunda" panggil Zia.

Kedua paruh baya itu langsung menatap sang anak, mereka tersenyum.

"Zia, apa kabar?" tanya sang ibunda, Ita.

"Baik bunda" jawab Zia.

"Kenapa baru kesini?" tanya sang ayah, Dimas.

"Aku sedang sibuk, maaf baru kesini" jawab Zia.

"Ayo duduk," ucap ayah Dimas.

 Zia tersenyum, lalu ia duduk ditengah-tengah kedua orangtuanya.

"Kamu kesini sendiri?" tanya bunda Ita.

"Iya bun" jawab Zia.

"Suami kamu kemana, kok gak ikut kesini?" tanya bunda Ita.

Zia tak menjawabnya, untung saja ayah Dimas memberi kode kepada sang istri, agar tidak menanyakan lebih dalam tentang, suaminya.

"Kakak kamu, ada di kamarnya" ucap bunda Ita.

"Tumben?" ucap Zia.

"Entah, bunda juga bingung, tidak biasanya mereka kerumah, biasanya mereka akan tinggal di apartemen masing-masing," ujar bunda Ita.

"Mungkin mood nya lagi bagus bun," jawab Zia.

 "Aku ke kamar kak Rey, dan kak Roy ya bun," ucap Zia.

"Pasti mereka akan senang, kamu datang," ucap bunda Ita.

Zia tersenyum, lalu meninggalkan kedua orangtuanya.

Sepeninggalan Zia, ayah Dimas dengan bunda Ita, saling menatap.

"Apa rumahtangga anak kita tidak baik-baik saja?" ucap bunda Ita.

"Tidak tahu, yang terpenting kita tidak boleh menanyakan prihal rumahtangga Zia, kalo Zia sendiri tidak memberitahu kita," jawab ayah Dimas.

"Semoga baik-baik saja," ucap bunda Ita, dengan raut wajah yang cemas.

"Kita doakan yang terbaik, untuk anak kita," ucap Ayah Dimas.

Bunda Ita mengangguk paham.

Berbeda dengan Zia, yang sedang melihat kedua kakaknya, sibuk dengan pekerjaannya.

Kedua kakaknya, tidak sadar kalo ada Zia dikamar mereka.

"Aku disini sudah lama, kalian tidak menyadarinya," ucap Zia.

Kedua laki-laki itu saling menatap, kala mendengar suara sang adiknya, yang sudah lama tidak bertemu.

"Aku disini" sahut Zia.

 "Zia.." ucap serentak.

"Kalian jahat, terlalu fokus dengan pekerjaan, sampai tidak menyadari kalo aku ada disini," ucap Zia.

"Maaf," ucap Rey, memeluk Zia.

 Lalu ketiga adik, kakak itu saling melepaskan rindu, dengan pelukan hangat.

Sudah lama Zia tidak pernah mendapatkan pelukan dari kedua kakak nya.

Setelah menikah, kedua kakak nya enggan bertemu dengan Zia, apalagi kerumah Zia.

Rey dengan Roy, memang tidak menyetujui hubungan Zia dengan Rangga.

"Kamu kesini dengan siapa?" tanya Roy.

"Sendiri" jawab Zia.

"Si bajingan itu, tidak ikut?" tanya Roy.

"Kak, gak boleh gitu," ucap Rey, menyenggol tangan kakak kembar nya.

 Zia menggelengkan kepala, karena Zia tahu betul, sang kakak Roy, sangat tidak menyukai suaminya.

"Ada apa, wajahmu terlihat seperti sedang sedih?" tanya Roy.

"Aku malu ceritanya" ujar Zia, menundukan kepalanya.

Roy memegang dagu Zia, menatap Zia.

"Kami ini kakak kamu," ucap Roy.

"Kita bicara diruang tamu," ajak Zia.

Lalu keduanya mengangguk.

Mereka keluar dari kamar, menuju ruangan tamu, terlihat ada sang ayah dengan bunda.

"Wih anak-anak bunda, sudah besar" ucap bunda Ita.

"Iya dong bunda," jawab Rey.

"Nikahlah kalian," sahut Zia.

"Buang-buang waktu, mending hidup sendiri" jawab Roy.

"Bunda gak suka ya, kamu bicara seperti itu," ucap bunda Ita.

"Uh cantiknya, bunda aku ini" ucap Roy, menggoda sang bunda, agar tidak marah.

 Ayah Dimas, hanya tersenyum melihat anak-anaknya, yang terus bertumbuh, dengan baik.

Namun ayah Dimas, mencemaskan anak perempuan satu-satunya, karena terlihat wajahnya sanga murung.

"Ayah, bunda" ucap Zia.

 Ayah Dimas langsung mendekati Zia, lalu ia berkata. "Ada apa nak, ada yang mengganggu hatimu?" tanya ayah Dimas, dengan suara lembutnya.

Zia menatap sang ayah, tak bisa lagi Zia menutupi kesedihannya, Zia langsung memeluk sang ayah, dengan suara isak tangis.

Ayah Dimas tidak menanyakan apapun, ia mengelus punggung sang anak, memberikan kekuatan untuk sang anak, meskipun tidak tahu masalah Zia sebenarnya, apa.

"Ayah___" ucap Zia terpotong, karena isak tangis nya.

"Menangis, tapi untuk terakhirnya kalinya, kalo menangis membuatmu merasa lebih tenang, maka lakukan," ucap ayah Dimas.

Zia terus memeluk erat sang ayah, sang ibunda tak bisa menyembunyikan kesedihannya, tak terasa air mata membasahi wajahnya, melihat sang anak menangis.

Roy dengan Rey, hanya mengelus sang bunda, meskipun mereka merasakan kesedihannya, tapi tidak membuat mereka menangis.

Lalu Zia melepaskan pelukannya, dan menatap satu persatu keluarganya.

"Maaf" ucap Zia.

"Ada apa, nak?" tanya ayah Dimas.

Zia bingung menjelaskan nya darimana, Zia membuka ponselnya, dan membuka sebuah video.

Ayah Dimas, dan sikembar langsung melihat isi video nya.

 Roy dengan Rey, mengepalkan tangannya, menagan emosi.

"Sejak kapan, si bajingan ini, melakukan hal menjijikan?" tanya Roy.

"Aku tidak tahu betul sejak kapan, aku baru tahu kemarin-kemarin," jawab Zia.

"Bajingan" umpat Roy.

"Kak tenanglah," ucap Rey.

"Rey, adik kesayangan kita" ujar Roy, dengan penuh emosi.

"Aku tahu kak, tapi dengan emosi, kita tidak bisa menyelesaikan ini semua," ucap Rey.

Roy menghembuskan nafasnya, sudah biasa, kalo Rey akan menjadi air, saat Roy menjadi api, makanya mereka berdua kemana-mana selalu bersama.

 Berbeda dengan ayah Dimas, yang masih diam mematung, saat melihat video menantunya.

"Zia.." ucap ayah Dimas, ia langsung memeluk Zia.

"Maafkan ayah, tidak bisa menjagamu," ucap ayah Dimas, memeluk erat sang anak perempuan satu-satunya.

 Zia menggeleng, "Ayah tidak salah, jangan bicara seperti itu" ucap Zia.

***

Terpopuler

Comments

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒

sebel banget lho jd istri d posisi ini, berasa org ke 3 antara ibu mertua dan suami sndiri, mereka bersekongkol d belakang kita untuk mendpatkan keuntungan..pura2 baik prett...makan ati bngt sumpah dg org yg sok2an baik pdhl busuk tp kl d ungkap faktanya akan mengelak n melemparkan kslhm k korban

2025-01-10

1

Irma

Irma

semangat zia

2024-12-25

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui sesuatu
2 Kedatangan mertua
3 Memberitahu
4 Kebersamaan
5 Terluka
6 Teman lama
7 Penolakan
8 Memindahkan uang
9 Kedatangan
10 Kemarahan Rangga
11 Puncak amarah
12 Aksi Roy
13 Keceplosan
14 Bertemu lagi
15 Tidak tahu diri
16 Keadaan Zia
17 Bertemu tidak sengaja
18 Melepas rasa rindu
19 Trauma dengan pernikahan
20 Sidang perceraian
21 Kedatangan mantan suami
22 Rangga berulah
23 Kejujuran Arka
24 Terkuak niat Lena
25 Terulang kembali
26 Membereskan Rangga
27 Induk Ular
28 Bab 28
29 Kelakuan Roy
30 Mengikuti Roy
31 Bertemu mantan
32 Melamar
33 Salah paham
34 Gaun cantik
35 Kondisi Rangga
36 Arka cemburu
37 Resmi jadian
38 Pernikahan Roy
39 Cemburu
40 Tentang Rey dan Talita
41 Cerita Alisa
42 Malam pertama
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Dua kabar bahagia
47 Diluar dugaan
48 Kondisi Arka
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Kehidupan Laras
54 Rencana
55 Melamar Talita
56 Dua ular
57 Kabar bahagia
58 Mengaku!
59 Jadian
60 Melahirkan dan pernikahan
61 S2 KSDM
62 Tak sengaja
63 Kedatangan Reyhan
64 Bab 64
65 Kepergian Reysha
66 Nikah dadakan
67 Makan dengan istri
68 Rencana pernikahan
69 Bab 69
70 Kejutan
71 Berubahnya Yanto
72 Pindah
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Mengetahui sesuatu
2
Kedatangan mertua
3
Memberitahu
4
Kebersamaan
5
Terluka
6
Teman lama
7
Penolakan
8
Memindahkan uang
9
Kedatangan
10
Kemarahan Rangga
11
Puncak amarah
12
Aksi Roy
13
Keceplosan
14
Bertemu lagi
15
Tidak tahu diri
16
Keadaan Zia
17
Bertemu tidak sengaja
18
Melepas rasa rindu
19
Trauma dengan pernikahan
20
Sidang perceraian
21
Kedatangan mantan suami
22
Rangga berulah
23
Kejujuran Arka
24
Terkuak niat Lena
25
Terulang kembali
26
Membereskan Rangga
27
Induk Ular
28
Bab 28
29
Kelakuan Roy
30
Mengikuti Roy
31
Bertemu mantan
32
Melamar
33
Salah paham
34
Gaun cantik
35
Kondisi Rangga
36
Arka cemburu
37
Resmi jadian
38
Pernikahan Roy
39
Cemburu
40
Tentang Rey dan Talita
41
Cerita Alisa
42
Malam pertama
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Dua kabar bahagia
47
Diluar dugaan
48
Kondisi Arka
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Kehidupan Laras
54
Rencana
55
Melamar Talita
56
Dua ular
57
Kabar bahagia
58
Mengaku!
59
Jadian
60
Melahirkan dan pernikahan
61
S2 KSDM
62
Tak sengaja
63
Kedatangan Reyhan
64
Bab 64
65
Kepergian Reysha
66
Nikah dadakan
67
Makan dengan istri
68
Rencana pernikahan
69
Bab 69
70
Kejutan
71
Berubahnya Yanto
72
Pindah
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!