Kekecewaan Dokter Riska

Baru juga sampai di kamar Rizan langsung keluar lagi di ikuti oleh Riska yang sejak tadi hanya mengekornya dari belakangnya sambil mengumpat Rizan yang tidak jelas tujuannya.

Rizan hanya tersenyum sambil terus melangkah tanpa menoleh ke Arah Dokter Riska karena takut ketahuan Dia sedang menertawai Riska.

Muncul lagi tingkah Djail Rizan, Dia sengaja berhenti dengan maksud menjebak Riska biar menabraknya namun tidak berhasil karena Dokter Riska lebih cepat menyadarinya.

Dokter Riska tersenyum puas karena berhasil lolos dari jebakan Rizan. Senyum penuh kebanggaan menghiasi wajah Rizan.

"Heiii.... kenapa kamu berjalan di belakangku, apa kamu ingin perempuan lain yang akan berjalan di sampingku ?" Ucap Rizan sambil melihat ke Arah Dokter Riska

"Bagaimana kamu bisa bicara seperti itu ? Aku hanya tidak punya keberanian karena setiap hari kamu selalu membentakku" sahut Riska dan langsung berjalan di samping Rizan.

Tanpa Ragu Rizan langsung menggandeng tangan Riska dan mengajaknya pergi melihat para pekerja di taman.

Riska hanya menurut tanpa protes, hatinya kecil sangat senang mendapat perlakuan manis seperti ini dari Rizan mengingat setiap hari Dia selalu di bentak.

Bersama Riska, Rizan mengecek halaman rumahnya. Sejak di beli, Rizan belum mengelilingi Rumah sehingga Dia memanfaatkan waktu luang saat ini untuk berkeliling bersama Riska.

Rizan bertanya mengenai perancangan halaman rumah dandi jelaskan dengan penuh antusias oleh Dokter Riska.

Beberapa kali terjadi perdebatan kecil antara Dokter Riska dan Rizan mengenai posisi tanaman dan hampir semua perdebatan di menangkan Dokter Riska. Sore itu Dokter Riska benar - benar mendominasi.

Kepergian kedua orang Tua serta oma dan opanya membuat rumah sedikit sepi sehingga Rizan mengajak Dokter Riska menemaninya nonton.

Selama menonton bersama, Riska berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap manis pada Rizan mulai dari membuatkan Rizan kopi hingga menyuapi Rizan Snack.

"Kenapa kamu begitu baik dan manis malam ini ?" Tanya Rizan

"Aku hanya ingin melakukan sesuatu yang baik padamu" sahut Dokter Riska dengan senyum

"Oh.... aku pikir ada sesuatu yang ingin kamu minta dariku" jawab Rizan dan langsung beranjak pergi

"Kamu mau kemana ?" Tanya Dokter Riska

"Aku hampir lupa, ada pekerjaan yang sempat tertunda siang tadi. Bawakan minuman dan Snack kedalam Ruang kerjaku" Pinta Rizan

"Iya.... Baiklah Bos"

"Bisakah kamu memanggilku dengan lebih manis ?" Tanya Rizan sambil melihat ke Arah Riska

Hanya di jawab anggukan karena Dokter Riska gugup dan juga bingung harus memanggil Rizan apa.

"Apa panggilanmu ?" Tanya Rizan lagi

"Calon Suami" jawab Dokter Riska secara Refleks

"Itu panggilan yang lumayan Bagus. Aku akan merefisinya lagi" sahut Rizan dan langsung pergi meninggalkan Dokter Riska yang masih bingung dengan sikap Rizan tadi.

Dokter Riska segera menyusul Rizan dan mengingatkan Rizan untuk tidak terlalu memaksakan diri dan menentukan jam 10.00 Rizan harus sudah beristrahat lalu kembali ke Ruang keluarga menonton Drama kesukaannya.

Sudah jam 10.15 namun Rizan belum juga keluar dari Ruang kerja membuat Dokter Riska dengan sedikit kesal menuju Ruang kerja Rizan dan langsung menyerobot masuk tanpa mwngetuk pintu terlebih dulu.

"Apa kamu tidak melihat jam yang ada di depanmu ?" Tanya Riska mengagetkan Rizan

"Sedikit lagi.... tanggung kalau gk di selesaikan" jawab Rizan

"Baiklah.... aku akan menunggumu disini. Jam 10.30 sudah harus pergi beristrahat" peringat Riska dan langsung duduk di sofa sambil melihat Rizan yang sedikit kesusahan mengetik.

"Apa kamu perlu bantuanku ?" Tanya Riska

Hanya di jawab anggukan oleh Rizan membuat Dokter Riska langsung menghampiri Rizan.

Dengan cekatan Dokter Riska membantu Rizan menyelesaikan Rekap data yang sementara Rizan kerjakan.

Rizan hendak mengambil lagi file di depannya untuk lanjut kerja namun Dokter Riska buru - buru menghentikannya. Bahkan Dokter Riska harus menyeret Rizan ke kamar untuk beristrahat.

Melihat ke anehan karena di sepanjang jalan tidak melihat ART membuat Dokter Riska berusaha mendahului Rizan dan langsung merentangkan tangan menghalangi jalan Rizan.

Rizan langsung melihat ke arah Riska dengan tatapan penuh tanda tanya

"Hari ini aku sudah bersikap manis padamu, tapi kenapa kamu berusaha menyiksaku. Apa seniat itu kamu hendak menyiksaku ?" Tanya Dokter Riska dengan kesal dan Air mata yang sudah mulai tergenang di matanya

"Maksud kamu apa ?" Tanya Rizan bingung

"Kenapa kamu meliburkan semua ART. apa kamu tau akan repotnya mengurus rumah sebesar ini sendirian ?" Sahut Riska sambil menunjuk ke segala sisi rumah

"Heii.... siapa yang meliburkan ART ?" Tanya Rizan dengan kesal

"Kamulah.... masa aku. Di rumah ini kan cuma kamu yang punya wewenang penuh" jawab Dokter Riska dengan kesal

"Kamu ada - ada saja" jawab Rizan dan langsung pergi tanpa menghiraukan Dokter Riska di depannya

"Setidaknya kamu dengarkan aku juga, Aku ini kan calon istrimu" Teriak Dokter Riska dengan sesugukan

Rizan yang kesal bercampur bingung langsung berbalik menghampiri Riska yang masih berdiri di tempatnya.

Tanpa banyak bicara Dia langsung merangkul Dokter Riska dan membawa ke kamarnya.

Disana Dia mendudukan Dokter Riska dan berjongkok di bawa Dokter Riska sambil mengelap Air mata Riska, Rizan berbicara

"Kenapa kamu selalu menangis, apa menangis sudah menjadi salah satu hobimu ?" Tanya Rizan dengan serius

Bukannya Diam atau menjawab, Dokter Riska malah semakin ngegas. Entah kenapa hatinya semakin sakit sehingga Dia langsung saja menangis.

Rizan menjadi panik dan frustasi sehingga dengan suara yang sedikit meninggi Rizan menghardik Dokter Riska

"Heiiii.... Diamlah. Kalau kamu tidak puas dengan sesuatu, bicaralah padaku bukan menangis seperti ini. Aku bukan seorang Dewa yang bisa membaca pikiranmu" Hardik Rizan dengan Gusar sambil melihat ke Arah Dokter Riska.

Dokter Riska yang ketakutan langsung Diam dan menunduk. Dia benar - benar takut dengan Rizan saat ini sehingga Dia lebih memilih Diam dengan Air mata yang terus membasahi pipinya.

"Kenapa kamu terus saja menangis. Katakan apa yang membuatmu sedih ?" Sambil berjongkok Rizan bertanya pada Dokter Riska

"Kenapa kamu meliburkan semua ART" jawab Dokter Riska dengan suara yang sangat pelan

"Siapa yang meliburkan ART ?" Tanya balik Rizan

"Kamu" jawab Dokter Riska dengan singkat

"Siapa yang memberitahumu ?" Tanya Rizan lagi

Dokter Riska hanya menggeleng sambil terus menunduk.

"Kamu tau darimana aku meliburkan para ART ?" Tanya Rizan lagi

"Aku tidak menemukan ART saat kita keluar dari Ruang kerjamu jadi aku mencurigai kamu sudah menyuruh para ART pergi"jawab Riska dengan suara pelan

Seketika itu juga Rizan langsung tertawa terbahak - bahak sambil melihat ke arah Dokter Riska. Dia tidak bisa menahan tawanya sehingga Dia kembali tertawa saat melihat wajah kebingungan Dokter Riska.

"Jadi kamu mencemaskan perkataanku siang tadi di mobil ?" Tanya Rizan sambil melihat ke arah Riska

Hanya di balas anggukan dari Dokter Riska yang sudah cukup kecewa melihat Rizan dengan santainya menertawai Dia.

Terpopuler

Comments

Murni

Murni

hahahahahaha karena hari sudah larut malam makanya para art nggak kelihatan lagi Riska🤭🤣🤣🤣🤣

2025-02-08

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣... jadi kemana para art?

2025-02-01

0

lihat semua
Episodes
1 Nasehat Paman
2 Devil Kambuh
3 Berkunjung ke Rumah Opah
4 Menemukan
5 Black Protokol
6 Menjadi Dokter Pribadi
7 Seperti Tawanan
8 Putri Kesayangan Ayah
9 Kejadian
10 Di Suruh Menikah
11 Pagi Yang di Penuhi Kekalutan
12 Bawel
13 Oh Ternyata
14 Periksa Kejiwaan Ibumu
15 Ayah Play Boy
16 Bocah Besar
17 Calon Suami Otoriter
18 Aku Tau Arti Senyum Itu
19 Kelinci Kecil
20 Kekecewaan Dokter Riska
21 Terkena Racun
22 Sadar
23 Bertemu Sobat Lama
24 Mengantar Oma dan Opa
25 Teman Lama Rizan
26 Rencana Pak Benny
27 Penolakan
28 Kembali ke Kampung Halaman
29 Malaikat Pelindung Dokter Riska
30 Penyesalan Pak Benny
31 Ijin Kerja
32 Belum Siap
33 Rese Di Kamar Rizan
34 Mengunjungi Kantor Rizan
35 Perjuangan Mengambil Hati Ibu
36 Kenapa Harus Shabatku
37 Godaan Hanna dan Sandi
38 Nonton Film
39 Kembali Ke Rumah
40 Dokter Farhan di Temukan
41 Terjadi Lagi
42 Perkumpulan Rahasia Dara
43 Rio Jatuh Sakit
44 Muncul di Muka Publik
45 Amarah Dara 1
46 Amarah Dara 2 47
47 Pesan Ketua 48
48 Mengunjungi Herod
49 Akir Pencarian 50
50 Ngambek 51
51 Panggilan Ke Markas 52
52 Rencana Pernikahan
53 Flashback Dara dan Andre di London
54 Ketahuan
55 Bertemu Mr. Jhon
56 Kembali ke rumah ayah dan ibu
57 Di Rumah Ayah Ibu
58 Kegilaan Dokter Riska
59 Salah Mengira
60 Kekecewaan Rio
61 Dilema
62 Keresahan
63 Cobaan di Masa Pernikahan
64 Ruang Kerja Rizan
65 Kebimbangan
66 Kangen Rumah
67 Di Rumah Sandi
68 Dara Tercengang
69 Rumah Dokter Riska
70 Curhatan Hati Rizan
71 Saran Sandi
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Nasehat Paman
2
Devil Kambuh
3
Berkunjung ke Rumah Opah
4
Menemukan
5
Black Protokol
6
Menjadi Dokter Pribadi
7
Seperti Tawanan
8
Putri Kesayangan Ayah
9
Kejadian
10
Di Suruh Menikah
11
Pagi Yang di Penuhi Kekalutan
12
Bawel
13
Oh Ternyata
14
Periksa Kejiwaan Ibumu
15
Ayah Play Boy
16
Bocah Besar
17
Calon Suami Otoriter
18
Aku Tau Arti Senyum Itu
19
Kelinci Kecil
20
Kekecewaan Dokter Riska
21
Terkena Racun
22
Sadar
23
Bertemu Sobat Lama
24
Mengantar Oma dan Opa
25
Teman Lama Rizan
26
Rencana Pak Benny
27
Penolakan
28
Kembali ke Kampung Halaman
29
Malaikat Pelindung Dokter Riska
30
Penyesalan Pak Benny
31
Ijin Kerja
32
Belum Siap
33
Rese Di Kamar Rizan
34
Mengunjungi Kantor Rizan
35
Perjuangan Mengambil Hati Ibu
36
Kenapa Harus Shabatku
37
Godaan Hanna dan Sandi
38
Nonton Film
39
Kembali Ke Rumah
40
Dokter Farhan di Temukan
41
Terjadi Lagi
42
Perkumpulan Rahasia Dara
43
Rio Jatuh Sakit
44
Muncul di Muka Publik
45
Amarah Dara 1
46
Amarah Dara 2 47
47
Pesan Ketua 48
48
Mengunjungi Herod
49
Akir Pencarian 50
50
Ngambek 51
51
Panggilan Ke Markas 52
52
Rencana Pernikahan
53
Flashback Dara dan Andre di London
54
Ketahuan
55
Bertemu Mr. Jhon
56
Kembali ke rumah ayah dan ibu
57
Di Rumah Ayah Ibu
58
Kegilaan Dokter Riska
59
Salah Mengira
60
Kekecewaan Rio
61
Dilema
62
Keresahan
63
Cobaan di Masa Pernikahan
64
Ruang Kerja Rizan
65
Kebimbangan
66
Kangen Rumah
67
Di Rumah Sandi
68
Dara Tercengang
69
Rumah Dokter Riska
70
Curhatan Hati Rizan
71
Saran Sandi
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!