Kejadian

Tidak banyak barang yang di bawa oleh Rizan karena semua sudah tersedia di rumah baru Rizan.

"Kamu tau kan apa kesalahanmu ? aku akan membuat perhitungan untuk itu" Rizan memecah keheningan di dalam mobil dengan mengancam Dokter Rizka

"Maafkan aku Tuan. sebelumnya aku sudah membasuh mukaku. aku tidak menyangkan ibu tetap mencurigai meski aku sudah membasuh wajahku" keluh Dokter Riska pada Rizan

"Dia bukan ibumu tapi ibuku. aku tidak ingin menerima apapun alasanmu" Protes Rizan pada Dokter Riska

"iya aku tau, mereka ibu dan ayahmu. ibu dan ayahku sedang dalam tekanan karena ulahmu" Protes Dokter Riska dengan ketus

"Wah.... sepertinya yang kemarin belum seberapa Rudy. lihatlah Dia masih melawanku" ucap Rizan pada Rudy yang duduk di kursi kemudi sambil menatap ke arah Riska dengan tatapan tidak bersahabat

"Maafkan atas kelancanganku Tuan. ke depannya aku akan lebih berhati - hati lagi jika berbicara" Sahut Dokter Riska dengan serius dan penuh permohonan

"Baguslah.... kamu cepat menyadarinya" Jawab Rizan dengan cuek setelah itu kembali menatap ke Arah depan.

Rudy sedikit kaget dengan bosnya karena hari ini begitu cerewet dan bawel, tidak seperti biasanya Dia lebih diam dan terus memikirkan kerja.

"Ini kan Rumah impian di kota ini, bagaimana bisa keluarga Rizan membeli Rumah secepat ini" Gumam Dokter Riska masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya

"Heiiii.... Ayo turun. kamu tidak ingin membuat orang tuaku menunggu kan ?" tanya Rizan mengagetkan Dokter Riska yang masih bengong

"Iya Tuan" Jawab Dokter Riska langsung mengikuti langkah Rizan sambil memegang infus di tangannya.

Sepenjang mata memandang, Dokter Riska begitu terpanah melihat semua yang di lihatnya.

Rizan langsung menempati kamar utama sementara kamar Dokter Riska berada di sampingnya.

Mengingat kondisi Rizan yang belum begitu stabil, Dara menyuruh Rizan untuk segera beristrahat.

Karena Hari ini mereka menempati rumah baru dan tanpa persiapan, Mereka mendelivery makanan untuk makan malam mereka

Tengah malam, Dokter Riska bangun dan menuju kamar Rizan hendak memeriksa keadaan Rizan sekaligus mengganti botol infus.

Rizan yang tidak terbiasa dengan keadaan itu kaget dan langsung menyerang Dokter Riska.

Sangkanya Dokter Riska adalah musuh yang ingin membunuhnya. Dengan susah payah Dokter Riska memberontak dan berusaha melepaskan diri dari Rizan dengan memukul - mukul tubuh Rizan.

Mendapat pukulan yang lemah membuat Rizan tersadar jika yang ada di depannya bukan Musuh

"Apa yang kamu lakukan tengah malam begini di kamarku ?" Bentak Rizan pada Dokter Riska ketika sudah menyalakan lampu kamarnya

"Aku hanya ingin memeriksa keadaanmu serta mengganti infusmu yang hampir habis" Sahut Dokter Riska dengan rasa takut sambil memegangi lehernya dan Air mata yang sudah membasahi pipinya

"Huhh... minumlah.Lain kali bangunkan dulu aku, aku hampir saja membunuhmu tadi" peringat Rizan dengan Kesal

"Berbaringlah.... aku akan memeriksa keadaanmu serta mengganti Infusmu yang hampir habis" Dokter Riska langsung menyuruh Rizan berbaring. Dia tidak ingin beradu mulut dengan Rizan.

Tanpa banyak kata Rizan langsung berbaring mengikuti apa yang di perintahkan Dokter Riska.

dengan telaten Dokter Riska mengecek Denyut Nadi serta suhu badan Rizan.

"Maafkan aku, membuat lukamu kembali terbuka" Sahut Riska melihat bercak dara yang cukup banyak di perban Rizan

"Luka ini tidak akan membunuhku, cekikkan ku tadi yang bisa saja mematahkan lehermu dan membuatmu terbunuh seketika. bagaimana kamu bisa masuk ke kamar seorang cowok tanpa rasa takut seperti tadi ??" Tanya Rizan masih kesal dengan Dokter Riskan

"Kamu adalah pasienku. Aku punya jadwal untuk mengecekmu. aku lupa memberitahumu karena kamu terus saja menyiksaku sejak tadi. Lagian kamu sedang sakit jadi tidak mungkin kamu dapat melakukan sesuatu yang buruk terhadapku"

"Heiii.... yang Luka dadaku sedangkan yang lainnya masih berfungsi dengan baik, apa kau lupa akan itu ?" Protes Rizan masih kesal dengan Dokter Riska

"Heiii... Diamlah. singkirkan semua pikiran kotor dari otakmu itu. disini cuma ada aku dan kau, aku tidak ingin kau melakukan sesuatu yang buruk padaku. Aku juga hendak memeriksa lukamu yang kembali terbuka karena kejadian tadi"

"wahhh.... kamu sudah berani membentakku. mimpi apa kau tadi ?"

"Janganlah membuat semuanya menjadi semakin rumit. Aku hanya ingin memeriksa lukamu setelah itu kembalilah beristrahat. aku harus menyiapkan tenaga untuk menerima siksaan dari kamu besok" sahut Riska yang semakin berani setelah menangkap rasa cemas dari Rizan tadi, itu seperti Riska mendapat sebua oase di padang gurun

"Berbaringlah.... jika aku tidak memeriksa luka dan menggantikan perbanmu, lukamu itu bisa infeksi dan menyebabkan kamu demam. lukamu itu akan sembuh dalam waktu yang lama dan aku yakin kamu tidak mau hal itu terjadi kan ? mengingat kamu yang begitu sibuk" jelas Dokter Riska dengan panjang lebar dan langsung membuka pakaian Rizan tanpa menunggu aba - aba dari Rizan

"Heii.... apa yang membuatmu seberani ini ?" tanya Rizan masih tidak percaya dengan apa yang di perbuat Dokter Rizka padanya

"Diamlah.... Apa perlu aku harus membungkam mulutmu dengan ciuman agar kau tidak cerewet" Goda Dokter Riska masih fokus membantu membuka pakaian Rizan

Karena merasa tertantang, tanpa aba - aba Rizan langsung menarik Riska kedalam pelukannya dan mencium paksa Dokter Riska hingga Dokter Riska kaget dan Berteriak histeris

"Heiiii.... apa yang kamu lakukan ? kenapa kamu mengambil ciuman pertamaku tanpa ijin dariku" Teriak Dokter Riska sambil menangis

"Kamu yang memintanya kan ?" Sahut Rizan tidak kalah sengit

Mendengar kegaduan di kamar utama, semua segera berhamburan ke kamar Rizan mengecek apa yang terjadi

"Heiiii.... ada apa ini ?" tanya Arindi sudah berdiri di depan kamar Rizan bersama David

"Ada apa ? Kenapa kalian ribut larut malam seperti ini" Lanjut Dara

"Aku hendak mengecek keadaannya karena ini memang sudah ku jadwalkan Tapi Dia Hampir membunuhku dengan mencekikku setelah itu aku hendak mengganti perban karena lukanya kembali terbuka akibat pukulanku agar aku bisa lepas dari cekikannya Dia malah mengambil ciuman pertamaku tanpa ijin dariku.... Hugh hugh hugh" Keluh Dokter Riska seperti seorang bocah yang mengadu pada ayah dan ibunya karena di ganggu oleh abangnya.

Bukannya merasa iba atau kasian, mereka semua malah menertawakan Dokter Risa yang mengadu seperti bocah dan hal itu malah membuat Dokter Riska semakin ngegas sambil memaksakan diri membuka Perban di dada Rizan

"Heiii.... apa yang kau lakukan" Bentak Rizan karena masih tidak mengerti dengan jalan pikiran Dokter Riska

"Aku hanya ingin mengganti perbanmu, hugh hugh hugh.... jika tidak lukamu akan infeksi dan itu bisa membuatmu demam" Sahut Dokter Riska masih tetap memaksa membuka perban yang masih menempel di dada Rizan

"Gk usah.... aku bisa menyuruh dokter lain untuk mengganti perbanku" Sahut Rizan sambil menepis tangan Dokter Riska

"Biarkan aku membersikan lukamu hiks, hiks, hiks. aku tidak ingin kamu mengacaukan keluargaku lebih para lagi, Hiks hiks hiks" Keluh Dokter Riska masih tetap memaksakan diri membuka Perban

Terpopuler

Comments

Ry

Ry

sekarang musuhan, kemungkinan nanti malah jadi suami istri 🤭

2025-01-27

1

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀

nah lho Rizan mulai ada rasa tuh terhadap Riska💃🏻💃🏻💃🏻

2025-02-04

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

koq jadi lucu ya? mana balas dendamnya? 😅😅😅😅😅

2025-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Nasehat Paman
2 Devil Kambuh
3 Berkunjung ke Rumah Opah
4 Menemukan
5 Black Protokol
6 Menjadi Dokter Pribadi
7 Seperti Tawanan
8 Putri Kesayangan Ayah
9 Kejadian
10 Di Suruh Menikah
11 Pagi Yang di Penuhi Kekalutan
12 Bawel
13 Oh Ternyata
14 Periksa Kejiwaan Ibumu
15 Ayah Play Boy
16 Bocah Besar
17 Calon Suami Otoriter
18 Aku Tau Arti Senyum Itu
19 Kelinci Kecil
20 Kekecewaan Dokter Riska
21 Terkena Racun
22 Sadar
23 Bertemu Sobat Lama
24 Mengantar Oma dan Opa
25 Teman Lama Rizan
26 Rencana Pak Benny
27 Penolakan
28 Kembali ke Kampung Halaman
29 Malaikat Pelindung Dokter Riska
30 Penyesalan Pak Benny
31 Ijin Kerja
32 Belum Siap
33 Rese Di Kamar Rizan
34 Mengunjungi Kantor Rizan
35 Perjuangan Mengambil Hati Ibu
36 Kenapa Harus Shabatku
37 Godaan Hanna dan Sandi
38 Nonton Film
39 Kembali Ke Rumah
40 Dokter Farhan di Temukan
41 Terjadi Lagi
42 Perkumpulan Rahasia Dara
43 Rio Jatuh Sakit
44 Muncul di Muka Publik
45 Amarah Dara 1
46 Amarah Dara 2 47
47 Pesan Ketua 48
48 Mengunjungi Herod
49 Akir Pencarian 50
50 Ngambek 51
51 Panggilan Ke Markas 52
52 Rencana Pernikahan
53 Flashback Dara dan Andre di London
54 Ketahuan
55 Bertemu Mr. Jhon
56 Kembali ke rumah ayah dan ibu
57 Di Rumah Ayah Ibu
58 Kegilaan Dokter Riska
59 Salah Mengira
60 Kekecewaan Rio
61 Dilema
62 Keresahan
63 Cobaan di Masa Pernikahan
64 Ruang Kerja Rizan
65 Kebimbangan
66 Kangen Rumah
67 Di Rumah Sandi
68 Dara Tercengang
69 Rumah Dokter Riska
70 Curhatan Hati Rizan
71 Saran Sandi
72 Pengumuman
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Nasehat Paman
2
Devil Kambuh
3
Berkunjung ke Rumah Opah
4
Menemukan
5
Black Protokol
6
Menjadi Dokter Pribadi
7
Seperti Tawanan
8
Putri Kesayangan Ayah
9
Kejadian
10
Di Suruh Menikah
11
Pagi Yang di Penuhi Kekalutan
12
Bawel
13
Oh Ternyata
14
Periksa Kejiwaan Ibumu
15
Ayah Play Boy
16
Bocah Besar
17
Calon Suami Otoriter
18
Aku Tau Arti Senyum Itu
19
Kelinci Kecil
20
Kekecewaan Dokter Riska
21
Terkena Racun
22
Sadar
23
Bertemu Sobat Lama
24
Mengantar Oma dan Opa
25
Teman Lama Rizan
26
Rencana Pak Benny
27
Penolakan
28
Kembali ke Kampung Halaman
29
Malaikat Pelindung Dokter Riska
30
Penyesalan Pak Benny
31
Ijin Kerja
32
Belum Siap
33
Rese Di Kamar Rizan
34
Mengunjungi Kantor Rizan
35
Perjuangan Mengambil Hati Ibu
36
Kenapa Harus Shabatku
37
Godaan Hanna dan Sandi
38
Nonton Film
39
Kembali Ke Rumah
40
Dokter Farhan di Temukan
41
Terjadi Lagi
42
Perkumpulan Rahasia Dara
43
Rio Jatuh Sakit
44
Muncul di Muka Publik
45
Amarah Dara 1
46
Amarah Dara 2 47
47
Pesan Ketua 48
48
Mengunjungi Herod
49
Akir Pencarian 50
50
Ngambek 51
51
Panggilan Ke Markas 52
52
Rencana Pernikahan
53
Flashback Dara dan Andre di London
54
Ketahuan
55
Bertemu Mr. Jhon
56
Kembali ke rumah ayah dan ibu
57
Di Rumah Ayah Ibu
58
Kegilaan Dokter Riska
59
Salah Mengira
60
Kekecewaan Rio
61
Dilema
62
Keresahan
63
Cobaan di Masa Pernikahan
64
Ruang Kerja Rizan
65
Kebimbangan
66
Kangen Rumah
67
Di Rumah Sandi
68
Dara Tercengang
69
Rumah Dokter Riska
70
Curhatan Hati Rizan
71
Saran Sandi
72
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!