Semenjak pertengkaran menjelang pagi waktu itu, hubungan Riani dan Radja menjadi dingin dan hambar, apalagi kelanjutan untuk membicarakan masalah tersebut juga tidak pernah terjadi, hingga kesalah pahaman terus berlanjut diantara mereka berdua yang akhirnya tidak pernah menemukan titik temu untuk menyelesaikan masalah mereka, dan karena keegoisan mereka masing-masing menambah masalah itu sendiri semakin berlarut-larut.
Apa lagi pekerjaan Radja yang sekarang harus sering keluar kota, karena ada pembukaan kantor cabang di perusahaan ekspedisi di tempat Radja bekerja, menambah semakin jarangnya mereka berkomunikasi dan semakin memperkeruh keadaan karena mulai timbul saling tidak percaya dan saling curiga diantara mereka berdua.
Hingga suatu hari Radja pulang dengan wajah lelahnya, dengan segera Riani melayani Radja seperti biasanya.
"Mas, besok kita jadi datang ke acara sunatan anaknya mba Erni kan? tanya Riani membuka pembicaraan saat mereka sedang makan malam.
"Jadi...Makanya aku pulang, nanti lusanya aku tugas keluar kota lagi, ke Bali selama tiga sampau empat hari" jawab Radja datar.
" Oh...Oke, kamu hati-hati kerjanya di Bali ya mas..." Kata Riani dengan nada datar pula, Radja hanya menjawab dengan anggukan saja, Riani merasakan ada perubahan sikap pada diri Radja, dan ia merasa hatinya terasa seperti ada yang menyayat, sakit seolah akan kehilangan sesuatu.
Segera perasaan curiganya ia tepis jauh-jauh karena dia masih percaya pada suaminya meskipun hubungan mereka sedang tidak harmonis.
Keesokan harinya mereka berdua berangkat menuju ke acara hajatan kakak ke lima dari Radja.
Acarapun berlangsung ramai hingga malam hari, Radja dan Riani berniat untuk menginap semalam di rumah kakaknya.
Hingga pukul delapan malam, Radja mendapat panggilan telepon, dengan segera dia menyingkir untuk menerima telepon, melihat gelagat suaminya itu Riani merasa aneh, karena tidak seperti biasanya dia seperti itu saat menerima telepon.
Kecuali saat keadaan sedang ramai dia akan mencari tempat tenang untuk menerima panggilan telepon, itupun sebelumnya dia akan bilang dan minta ijin dulu pada Riani, namun kali ini...banyak yang berubah dari diri Radja, suaminya.
Beberapa saat kemudian dia segera menemui Riani.
"Dek...Mas ada pekerjaan mendadak nih dan harus segera cepat-cepat datang" pamit Radja pada Riani.
"Harus sekarang mas...?"
"Iya dek, mas juga mau pinjem motor mas Fadli biar cepat sampai ke Ancol karena jam- jam segini pasti macet" jawab Radja.
"Tapi kenapa harus bawa helm dua mas?"
"Itu...Itu karena aku harus menjemput teman sekantorku juga yang kebetulan mendapat tugas yang sama dan rumahnya tidak jauh dari sini, jadi biar sekalian jalan" jawab Radja tergagap dan berusaha menghindari kontak mata langsung dengan Riani, hingga melihat gelagat Radja yang gugup saat menjawab pertanyaan Riani, membuat timbul kembali perasaan curiganya, namun segera dia tepis lagi, karena dia masih tetap percaya pada suaminya.
Akhirnya Riani melepas kepergian suaminya dengan perasaannya yang gundah.
.............
Keesokan paginya saat Riani masih tertidur, Radja sang suami ternyata sudah pulang, dan dia langsung menciumi Riani dengan lembut dan mesra, hingga membuat dia terbangun.
"Sudah pulang mas? pekerjaannya sudah selesai?"
"Sudah.. Ayo kita pulang" jawab Radja dengan masih menciumi seluruh wajah dan tangan Riani, tapi entah kenapa justru kemesraan Radja membuat hati Riani merasa tidak tenang dan was-was, nalurinya mengatakan kalau telah terjadi sesuatu, tapi Riani belum berani untuk meyakinkan hatinya.
"Baiklah, aku siap-siap dulu, nanti kita langsung pamit sama mba Erni dan mas Shandy saja" ucap Riani yang langsung bangun dan pergi ke kamar mandi.
Setelah berpamitan pulang, akhirnya Riani dan Radja telah sampai kembali di rumah mereka, sesampainya di rumah Radja meminta Riani untuk membantunya berkemas, karena besok Radja harus langsung kembali tugas ke luar kota.
Riani membantu suaminya untuk berkemas tanpa pertanyaan lagi, karena di hatinya merasa seperti setengah jiwanya ada yang hilang.
Hingga keesokan harinya Radja keluar dari rumah sebelum shubuh, karena kata Radja penerbangannya pagi.
.............
Tiga haripun berlalu, Radja sang suami sudah pulang dari tugas luar kotanya dengan wajah sumringah dan tubuh yang segar, tidak seperti biasanya yang setiap kali dia pulang dari pekerjaannya selalu dengan wajah yang lesu dan tubuh yang loyo.
Naluri dan firasat Riani sebagai seorang perempuanpun semakin yakin kalau Radja suaminya telah memiliki wanita lain namun dia belum menemukan bukti untuk meyakinkan hatinya.
Hingga suatu hari saat Riani sedang asyik nonton televisi di ruang tamu dan Radja sedang tidur siang di kamar sebelah, tiba-tiba ada panggilan masuk di handphone Radja, dan karena telepon berdering terlalu lama Rianipun berinisiatif untuk mengangkat telepon Radja, karena mungkin suaminya itu terlalu lelah hingga tidak terbangun dari tidurnya, namun baru beberapa langkah ternyata Radja terbangun dan langsung mengangkat telepon tersebut, dan yang lebih mencurigakan Radja berbicara dengan suara yang berbisik, karena penasaran Rianipun langsung masuk.
"Siapa yang menelpon mas?" tanya Riani, Radjapun terkejut dan langsung mematikan handphone nya.
" Bukan siapa-siapa, cuma teman" jawab Radja gugup, yang membuat Riani semakin yakin ada sesuatu.
Dengan gerak cepat Riani merampas handphone Radja yang masih terbengong, dengan segera Riani membuka handphone suaminya yang untungnya masih belum terkunci, dengan segera Riani membuka riwayat panggilan terakhir, sedangkan Radja yang terkejut dengan gerakan istrinya langsung tersadar dan segera merebut kembali handphone nya, namun dengan gesit Riani mencoba menghindar untuk mengulur waktu.
"Dek kembalikan Handphone mas!" kata Radja marah.
"Kenapa mas? katanya temen kok marah hanya karena aku pengin tau siapa temanmu ini?" kata Riani dengan senyum getirnya.
"Lha memang temen kok" kata Radja yang akhirnya bisa merampas kembali handphone nya dari tangan Riani.
"Oke...Terserah mas aja" kata Riani sambil keluar dari kamar dan kembali duduk di ruang tamu, dengan segera dia mengambil handphonenya dan menyimpan nomor yang dalam ingatannya saat membaca nomor yang tertera di riwayat panggilan terakhir di handphone suaminya.
...........
Keesokan harinya setelah pulang kerja dan kembali ke rumah, Riani segera mengatur siasat untuk bisa mengetahui benar tidaknya firasatnya selama ini.
Dengan menggunakan handphone dan nomor yang lain dia mencoba menghubungi nomor tersebut, nadanya langsung tersambung dan di angkat.
"Hallo...Ini siapa ya?" terdengar suara perempuan di seberang sana.
"Deg! hati Riani langsung berdegup kencang, saat mendengar suara perempuan yang menjawab.
"Maaf...Ini mb siapa ya?" kata Riani balik bertanya, hati dan pikirannya kacau.
"Saya Dini, mba sendiri siapa dan dari mana mba dapat nomor saya?"
"Saya kakaknya Radja...Dia pernah meminjam handphoneku untuk menelpon mba, jadi saya tahu nomer mba, saya dari tadi tidak bisa menghubungi Radja, saya minta tolong banget mba, kalau mba bisa menghubungi nomer kantornya sampaikan sama Radja untuk segera ke rumah sakit" kata Riani berpura- pura.
"Siapa yang di rumah sakit mba?"
"Keponakannya, maaf mba ini siapanya Radja ya?"
"Saya pacarnya Radja mba..."
"Deg! lemas sudah seluruh tubuh Riani mendengar jawaban dari Dini, ternyata firasatnya selama ini memang benar, Radja ternyata telah memiliki wanita lain.
Tangis Riani langsung pecah setelah dia mematikan handphone nya, dia tidak menyangka kalau hanya dalam usia perkawinan yang baru berumur tiga tahun, Radja suaminya telah tergoda dan berselingkuh dengan wanita lain....
TO BE CONTINUED....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Susan Dati
Keren
2022-03-27
0
ʀ𝖍𝒚𝖓𝖆
Dia Yg Curigaan Diawal, Malah Dia Pula Yg Selingkuh🙂
2022-02-20
2
Alrena
Radja emang parah loe jadi cwok
2021-10-14
0