Setelah menerima tawaran untuk mengikuti "Gaib’s Got Talent," Pocong Hilarious langsung bersemangat mempersiapkan penampilannya. Tapi, seperti biasa, Budi harus menjadi otaknya.
“Kamu nggak bisa hanya bergantung pada gaya melompat-lompat dan suara falsmu, Pocong. Kita butuh sesuatu yang lebih unik,” kata Budi sambil menyusun rencana.
“Aku kan sudah unik! Pocong penyanyi dangdut, siapa lagi yang punya konsep seperti itu?” balas Pocong dengan percaya diri, sambil mencoba melatih vokal. Suaranya justru membuat lampu di kamar kos berkedip-kedip.
Budi hanya bisa menggeleng. “Kamu unik, tapi kompetisinya ada di dunia gaib. Kita nggak tahu siapa pesaingmu. Mereka mungkin jauh lebih menyeramkan dan berbakat.”
Pocong terdiam sejenak. “Jadi, apa yang harus aku lakukan?”
“Kita harus cari pelatih. Dan aku tahu siapa yang bisa membantu,” kata Budi.
---
Malam itu, Budi membawa Pocong ke kamar Pak Eko. Setelah mengetuk pintu beberapa kali, pria tua itu membuka dengan ekspresi penasaran. “Ada apa, Bud? Malam-malam ke sini, bawa pocong lagi.”
“Kami butuh bantuan, Pak. Bapak kan sering cerita tahu banyak tentang dunia gaib. Apa Bapak kenal hantu yang bisa melatih dia?” tanya Budi, sambil menunjuk ke Pocong Hilarious yang sibuk mencoba pose dramatis.
Pak Eko mengusap dagunya. “Hmm, ada satu. Namanya Bu Jamilah, kuntilanak tua yang dulu penyanyi opera sebelum jadi hantu. Dia tinggal di kuburan belakang kos ini.”
“Kuburan belakang kos?!” Budi kaget.
“Ya, tempat itu bukan cuma kuburan biasa. Kalau kamu punya alasan kuat, kamu bisa bertemu dengan hantu yang kamu cari,” jelas Pak Eko.
---
Beberapa menit kemudian, Budi dan Pocong Hilarious sudah berada di kuburan yang disebut Pak Eko. Tempat itu gelap dan sunyi, hanya terdengar suara jangkrik.
“Tolong, aku cuma mau latihan. Jangan ada hantu serem lain yang muncul,” gumam Budi sambil menyalakan senter.
Pocong Hilarious melompat-lompat, mencoba mencari siapa yang harus mereka temui. “Bu Jamilah! Aku butuh pelatih vokal! Tolong bantu aku!” teriaknya.
Tiba-tiba, angin dingin berhembus, dan sosok seorang kuntilanak muncul di atas salah satu nisan. Rambutnya panjang, matanya bersinar merah, tapi dia memakai gaun putih yang tampak mewah.
“Kamu siapa, dan kenapa berisik di tempatku?” tanya kuntilanak itu dengan suara melengking.
“Aku Pocong Hilarious, calon bintang dangdut dunia gaib. Aku butuh pelatih vokal, dan katanya kamu yang terbaik,” jawabnya dengan nada percaya diri.
Bu Jamilah tertawa pelan. “Dangdut? Itu genre yang jauh dari opera, tapi aku suka tantangan. Baik, aku akan melatihmu, tapi ada satu syarat.”
“Apa itu?” tanya Pocong, penasaran.
“Jika kamu gagal di kompetisi, kamu harus jadi penyanyi pribadiku selama-lamanya,” katanya dengan senyum menyeramkan.
Budi langsung cemas. “Tunggu, itu syarat yang berat! Apa nggak ada cara lain?”
“Tidak ada. Dunia gaib tidak mengenal belas kasihan,” balas Bu Jamilah.
Pocong Hilarious mengangguk tegas. “Aku setuju. Kalau aku mau sukses, aku harus ambil risiko.”
Bu Jamilah turun dari nisan dan mulai melatih. Dia mengajarkan teknik vokal, cara mengatur napas (meski Pocong jelas tidak punya paru-paru), hingga gerakan panggung yang dramatis. Latihan itu berlangsung sepanjang malam, membuat Budi hampir tertidur karena kelelahan.
Akhirnya, saat fajar mulai menyingsing, Bu Jamilah tersenyum puas. “Kamu punya bakat, Pocong. Tapi perjalananmu masih panjang. Jangan kecewakan aku.”
Pocong Hilarious membungkuk hormat. “Terima kasih, Bu Jamilah. Aku akan memberikan yang terbaik.”
Namun, di dalam hati, Budi merasa semakin gelisah. Dengan segala taruhan yang ada, mampukah Pocong Hilarious benar-benar bersinar di kompetisi itu?
(Bersambung ke Episode 4)
Bantu support Like dan Coment yg Membangun Ya Guys 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
2024-12-29
2