Sidang perdana.

Dengan menghela nafas panjang jendral menahan amarahnya, lalu menggenggam tangan naura. Menahannya agar tak pergi kemana pun. Sementara naura bersikukuh dengan pendiriannya menepis tangan lelaki itu, karena tak ingin jendral mendekati gala.

" Gala itu anakku bukan anak kamu" ucap naura memalingkan wajahnya dan tetap pada pendiriannya.

" Ok! Aku paham, tapi tolong beri aku waktu. Aku hanya ingin mengenalnya naura. Apa salah anak dan ayah dekat?" ujar jendral membujuk dan merayu wanita yang pernah dia lukai.

" Jika aku tak mau, bagaimana?" tolak naura menatap tajam lelaki itu.

" Nak! " panggil bunda astrid menengahi keduanya agar segera menyudahi pertengkaran mereka didepan anak-anak.

Naura menoleh ke arah bunda dan melihat anak-anak lainnya juga pengasuh. Wanita itu menghapus air matanya yang entah kapan menetes.

" Duduklah dulu kita bicara baik-baik, aku tak akan merebut gala. Aku hanya ingin tahu dan dekat saja naura, tolong beri aku waktu!" ucap jendral melepaskan genggaman tangan mantan istrinya, lalu berjongkok menyeimbangkan posisinya dengan gala.

" Maafin papa ya!" ucap jendral memeluk anak lelaki itu yang diam mematung.

Tak ada penolakan dari anak sembilan tahun itu, tapi tak sambutan pula yang tampak diwajah anak itu. Namun, sedetik kemudian gala melepaskan pelukan jendral dengan mendorong pelan.

" Kenapa om tinggalin kami? Salah mamah apa sampai om ninggalin mama?" pertanyaan itu yang keluar dari bibir gala, hingga kedua alis jendral berkerut.

" Kalo om gak cinta mamah, seharusnya om jangan pernah mencari kami! " teriak gala yang langsung berlari masuk ke dalam rumah.

Semua mata yang melihatnya bingung begitu juga naura. Bukankah gala harusnya senang, tapi nyatanya dia menolak jendral.

" Gala!" panggil jendral berusaha menyusul anak lelakinya. Namun, bunda astrid menahannya.

" Biar bunda saja" ucap wanita paruh baya itu sembari merentangkan tangan kanannya menahan tubuh jendral.

Sementara naura, hanya diam menengadahkan kepalanya agar air matanya tak keluar lagi.

...****************...

Disisi lain seseorang mengintai jendral dari kejauhan. Sosok lelaki itu sesekali memotret mereka, bahkan foto gala begitu jelas tercetak dikameranya.

Sosok itu tersenyum melihat hasil potretnya yang sempurna dan siap untuk melaporkan hasil penyelidikannya.

" Bagus, 20 juta" ucapnya berseringai.

Dia merogoh ponselnya disaku jaketnya, lalu mencari kontak yang hendak ia hubungi. Setelah menemukannya, ia menempelkan benda pipih itu tepat didaun telinganya.

" Hallo bos" sapa nya.

" Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?" tanya seseorang yang bersuara perempuan itu.

" Sudah bos, tenang saja asalkan duitnya segera menyusul" tawar sosok lelaki tersebut.

" Ok! Kita bertemu ditempat kemarin" ucap bos dari pengintai itu.

"Siap!" ucap sosok tersebut segera.

...****************...

Dikamarnya, gala menangis sesenggukan sembari menutup wajahnya dengan bantal. Bunda astrid mengusap punggung anak lelaki itu dengan pelan.

" Sudah sayang, berhenti nangisnya" ucap wanita paruh baya.

" Gala gak mau ketemu om jendral nek. om itu jahat sama mamah" ucap gala dengan tersenggal-senggal.

" Bukankah gala mau ketemu papa, sekarang gala udah tahu siapa papa gala. Harusnya gala senang kan bisa ketemu papa" bujuk bunda astrid.

" Om jendral bukan papa gala, tapi papa jena" sahut anak itu.

Bunda astrid terdiam tak lagi membujuk. Namun wanita paruh baya itu terus mengusap punggung anak lelaki itu. Biasanya ia akan tidur, setelah menangis.

Sedangkan diambang pintu jena dan arhan bersandar pada tembok. Kedua anak itu sama terkejutnya dengan kejadian yang baru beberapa menit berlalu itu.

" Benarkan kataku, om jendral itu papa kandung gala" ujar arhan merasa bangga dengan kepintarannya.

" Kamu gak apa-apa jena? Kemarin, kamu sok bahagia banget mengakui om jendral sebagai papa kandung kamu. Ternyata kamu salah paham" ujar arhan lagi.

Jena mendelik pada arhan yang membuat anak lelaki itu menciut. Arhan menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu menatap lurus kedepan.

" Gak usah ikut campur!" ucap jena yang berjalan masuk kekamarnya yang berhadapan dengan kamar gala dan arhan.

" Huh ... Dasar cewek!" umpat arhan.

...****************...

Diluar rumah panti, jendral dan naura tengah duduk di ayunan tali. Keduanya hanya diam sedari tadi sibuk dengan fikiran masing-masing.

Mereka berdua saling menatap lurus kedepan. sehingga tak ada yang tahu bahwa mereka sudah lama berada diayunan tersebut.

" Naura!" panggil jendral yang membuat wanita itu menoleh.

" Apa?" tanya naura datar.

" Adakah kesempatan kedua untuk kita bersama lagi?" tanya jendral menatap ke arah naura sehingga pandangan mereka beradu.

" Tak ada!" jawab naura singkat dan juga dingin.

Naura beranjak dari ayunannya hendak melihat gala, namun tangan jendral menggenggamnya. Menahan langkahnya dan naura lihat lelaki itu berdiri menghadapnya.

" Maafkan aku ayu" ucap jendral lembut memanggil nama panggilannya pada naura dulu.

" Jangan membuatku mengingat masa lalu yang begitu pahit jendral!" sergah naura, lalu menepis lengan lelaki itu dengan kasar.

" Aku sudah bukan naura yang dulu, jadi jangan membuatku semakin membencimu. Aku masih bisa menahan amarahku karena kamu papanya gala, tapi bukan berarti aku diam saja melihat kamu dekat dengan gala" ujar naura dengan dada yang kembang kempis.

" Maafkan aku naura!" ucap jendral sekali lagi, mengalihkan pandangannya dan berjalan hanya dua langkah.

Jendral menghela nafas berat, mencari kata yang pas untuk bisa mengungkapkan keinginannya tanpa menyakiti hati wanita disampingnya.

" Aku tahu aku salah, tapi aku ingin menebus kesalahanku pada kamu ... anak kita. Bahkan jika kamu mau aku akan berlutut dihadapan kamu sekarang aku akan lakukan" ucap jendral dengan yakin.

" Cukup jen! Jangan membodohiku untuk kedua kalinya! Aku sudah memaafkanmu dan aku ijinkan kamu bertemu gala, tapi tidak untuk merebutnya dari aku" ujar naura hendak berjalan, namun suara jendral menghentikan langkahnya.

" Kenapa kamu tak mengatakannya padaku sejak dulu? Jika begitu aku tak akan men-talak kamu" tanya lelaki itu.

" Dulu, Kamu kemana ? Dulu, bunda mencari kamu dan dia bilang rumah kamu kosong" jawab naura membuat jendral menundukkan kepalanya.

" Kamu yang lari dari tanggung jawab, sedangkan aku harus menggung semua yang kamu lakukan. Aku pernah berfikir untuk menggugurkan gala, tapi bunda menghalangiku" ucap wanita itu menyentuh dadanya yang nyeri, saat mengingat dimana dia merasa terpuruk mendengar kehamilannya.

"Aku takut jen ... Dia tak jauh beda dengan anak-anak panti yang kelahirannya tidak pernah diinginkan. Dimana kamu saat itu? Saat gala lahir dan semua orang mengatakan dia anak haram. Puas kamu jen, pasti kamu senang mendengarnya " ucap naura menatap jendral dengan tajam dan berjalan pergi meninggalkan lelaki itu sendirian.

Jendral hanya bisa diam, tangannya terkepal dengan rahang yang mengetat. Tentu ia juga tak pernah menginginkannya. Hinaan itu terasa menusuk dadanya dengan ribuan jarum. Hingga tanpa sadar air mata lelaki itu menetes.

...****************...

Beberapa hari berlalu ...

Sidang perdananya dengan elviana dimulai. Pengacara jendral sudah menyebutkan alasan perceraian mereka dengan berbagai bukti.

Namun sayang nya, elviana menolak keras dengan alasan yang membuat semua orang tercenung.

" klien saya mengatakan bahwa penggugat tak pernah memberinya nafkah batin, bukankah wajar jika ia mencari pria lain hanya untuk pelarian" ucap pengacara pihak elviana dengan tersenyum percaya diri.

" Saya punya bukti bahwa penggugat bahkan sudah pernah menghamili wanita lain dan anak itu sudah besar" tambah pria paruh baya yang berprofesi pengacara itu.

Alis jendral berkerut mendengar ucapan pengacara elviana. Apa maksud mereka?

Terpopuler

Comments

Sri Haryanti

Sri Haryanti

nah itu wanita songong yg nyuruh fotoin gala dgn imbalan 20 JT?

2025-03-05

1

vj'z tri

vj'z tri

OOO Biang kerok nya di lampir 😤😤😤😤

2025-01-07

1

lihat semua
Episodes
1 Perasaan yang aneh.
2 Bukan selingkuh.
3 Pertemuan kembali.
4 Cinta yang penuh kebohongan.
5 Hari pernikahan.
6 Berakhir sebelum sah.
7 Yang mana anakku.
8 Feeling seorang ayah.
9 Ternyata anakku ...
10 Bertemu bunda.
11 Aku hanya ingin anakku tahu.
12 Gala atau Jena.
13 Anak laki-lakiku.
14 Gala anakku juga!
15 Sidang perdana.
16 Dasar pelakor!
17 Bak anak kembar.
18 Niat jendral.
19 Mencari tahu.
20 Kesempatan kedua.
21 Alisha.
22 TKP.
23 Jebakan masa lalu.
24 Mengambil hati gala.
25 Pertengkaran dua wanita.
26 Hanya mantan.
27 Pindah kost.
28 Jadi saksi perceraian mantan.
29 Masih berdebar.
30 Saksi yang berbohong.
31 Sidang kedua.
32 Bukti kuat perselingkuhan.
33 Penyesalan elviana.
34 Bisakah kita Rujuk.
35 Hasil tes DNA.
36 Alisha, Saudara kembarku.
37 Tentang Naura ayu.
38 Istrinya jendral.
39 Ganti status.
40 Ganti status
41 Sandiwara jendral.
42 Mencoba kembali bersama.
43 Persyaratan
44 Istriku.
45 Rencana elviana.
46 Dijebak.
47 Mimpi selingkuh.
48 Mengenang masa lalu.
49 Bagaimana rasanya?
50 Karma.
51 Jenaura ke lima puluh.
52 Jenaura ke 51.
53 Jenaura ke 52.
54 Jenaura ke 53.
55 Jenaura ke 54.
56 Jenaura ke 55.
57 Jenaura ke 56.
58 Jenaura ke 57.
59 Jenaura ke 58.
60 Jenaura ke 59.
61 Jenaura ke 60.
62 Jenaura ke 61.
63 Jenaura ke 62.
64 Jenaura ke 63.
65 Jenaura ke 64.
66 Jenaura ke 65.
67 Jenaura ke 66.
68 Jenaura ke 67.
69 Jenaura ke 68.
70 Jenaura ke 69.
71 Jenaura ke 70.
72 Jenaura ke 71.
73 Jenaura ke 72.
74 Jenaura ke 73.
75 Jenaura ke 74.
76 Jenaura ke 75.
77 Jenaura ke 76.
78 Jenaura ke 77.
79 Jenaura ke 78.
80 Jenaura ke 79.
81 Jenaura ke 80.
82 Jenaura ke 81.
83 Jenaura ke 82.
84 Jenaura ke 83.
85 Jenaura ke 84.
86 Jenaura ke 85.
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Perasaan yang aneh.
2
Bukan selingkuh.
3
Pertemuan kembali.
4
Cinta yang penuh kebohongan.
5
Hari pernikahan.
6
Berakhir sebelum sah.
7
Yang mana anakku.
8
Feeling seorang ayah.
9
Ternyata anakku ...
10
Bertemu bunda.
11
Aku hanya ingin anakku tahu.
12
Gala atau Jena.
13
Anak laki-lakiku.
14
Gala anakku juga!
15
Sidang perdana.
16
Dasar pelakor!
17
Bak anak kembar.
18
Niat jendral.
19
Mencari tahu.
20
Kesempatan kedua.
21
Alisha.
22
TKP.
23
Jebakan masa lalu.
24
Mengambil hati gala.
25
Pertengkaran dua wanita.
26
Hanya mantan.
27
Pindah kost.
28
Jadi saksi perceraian mantan.
29
Masih berdebar.
30
Saksi yang berbohong.
31
Sidang kedua.
32
Bukti kuat perselingkuhan.
33
Penyesalan elviana.
34
Bisakah kita Rujuk.
35
Hasil tes DNA.
36
Alisha, Saudara kembarku.
37
Tentang Naura ayu.
38
Istrinya jendral.
39
Ganti status.
40
Ganti status
41
Sandiwara jendral.
42
Mencoba kembali bersama.
43
Persyaratan
44
Istriku.
45
Rencana elviana.
46
Dijebak.
47
Mimpi selingkuh.
48
Mengenang masa lalu.
49
Bagaimana rasanya?
50
Karma.
51
Jenaura ke lima puluh.
52
Jenaura ke 51.
53
Jenaura ke 52.
54
Jenaura ke 53.
55
Jenaura ke 54.
56
Jenaura ke 55.
57
Jenaura ke 56.
58
Jenaura ke 57.
59
Jenaura ke 58.
60
Jenaura ke 59.
61
Jenaura ke 60.
62
Jenaura ke 61.
63
Jenaura ke 62.
64
Jenaura ke 63.
65
Jenaura ke 64.
66
Jenaura ke 65.
67
Jenaura ke 66.
68
Jenaura ke 67.
69
Jenaura ke 68.
70
Jenaura ke 69.
71
Jenaura ke 70.
72
Jenaura ke 71.
73
Jenaura ke 72.
74
Jenaura ke 73.
75
Jenaura ke 74.
76
Jenaura ke 75.
77
Jenaura ke 76.
78
Jenaura ke 77.
79
Jenaura ke 78.
80
Jenaura ke 79.
81
Jenaura ke 80.
82
Jenaura ke 81.
83
Jenaura ke 82.
84
Jenaura ke 83.
85
Jenaura ke 84.
86
Jenaura ke 85.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!