Naura terkejut sekaligus merasakan nyeri yang tak terkira mendengar ungkapan yang keluar dari bibir arfan, tak pernah mencintainya, lalu kenapa ia mengejarnya?
Saking nyerinya, dadanya terasa sesak dan membuatnya sulit hanya untuk bernafas, dirinya hanya dianggap sebagai tameng yang menutupi skandal perselingkuhan mereka.
Lagi dan lagi hanya dia yang mencintai, bukan dicintai dari pria yang pertama bahkan yang ke dua, air mata wanita itu pun luruh setelah ia menahan sekuatnya agar tak menangis.
"kalo begitu kenapa kamu melamarku dan mau menikahiku? Menikah tanpa cinta kamu fikir aku akan bahagia," tanya naura dengan suara kian meninggi.
"He... masih untung kamu dinikahi, kan dari pada enggak, setidaknya kita bisa berbagi," ujar Elviana menyela dengan nada yang kasar.
"Apa! Berbagi," Naura tersenyum miris mendengar ucapan elviana.
Sebelum menikah saja ia sudah diperlakukan seperti ini, bagaimana nanti?
Berbagi, wanita mana yang menginginkan cintanya terbagi. Terlebih kini, ia tahu bahwa perasaannya tak pernah terbalaskan dengan baik, semua itu hanya permainan mereka.
Bagaimana rumah tangganya nanti? Yang ada ia akan merasakan luka dan menangis setiap hari karena seorang suami.
"Kamu bahagia berbagi cinta, berbagi peluh bahkan berbagi tubuh ... JIJIK AKU MELIHATNYA!" umpat Naura, menatap elviana dan arfan bergantian dengan mata tajam.
Marah, itulah yang ia rasakan kini. Tak ada yang bisa ia tutupi, hatinya hancur untuk kedua kali hanya air mata yang kian deras menjadi tanda betapa rapuh dirinya.
Ia menghela nafas, sebelum akhirnya ia kembali berujar, ditengah nafasnya yang kian tersenggal-senggal.
"Asal kamu tahu, aku lebih baik putus dari pada harus berbagi," ucap Naura membuat arfan segera menyela.
"Jangan! Aku tidak bisa putus sama kamu, undangan sudah dibagikan, aku tak bisa membatalkan pernikahan kita naura," sergah pria itu, dengan suara tegas menolak untuk mengakhiri hubungan.
Apa yang terjadi? Jika pernikahan yang sudah di rencanakan berbulan-bulan itu batal begitu saja. Tentu arfan tak ingin rugi bukan?
Jika masalah uang, mungkin bisa diganti. Tapi jika ketahuan jadi selingkuhan istri orang, mau disimpan dimana mukanya yang sudah menjadi pengusaha rental terkenal itu.
"Biar dia saja yang menjadi pengantinmu," ucap Naura sembari memajukan dagunya ke arah elvi, dengan tatapan yang sangat benci.
"Aku juga tak bisa, karena aku masih terikat pernikahan. Sudahlah naura kamu menikah saja dengan mas arfan, aku rela untuk berbagi" ujar elviana yang menekan kan kembali kata berbagi.
Sebenarnya elviana tak peduli, jika memang pernikahan mereka batal. Yang ada kini adalah naura tahu semuanya, jadi akan lebih menguntungkan jika akhirnya mereka menikah. Setidaknya orang tak akan curiga dengan hubungannya dan arfan.
Lagi dan lagi, naura harus dihadapkan pada pilihan yang menyesakkan. Hatinya, cintanya seakan dianggap sebuah permainan yang begitu menyenangkan bagi mereka.
Sekuat apapun dirinya, tetaplah dia adalah wanita yang rapuh, dimana seharusnya dilindungi bukan disakiti. Dia yang butuh cinta untuk melupakan trauma masa lalu, justru dihadapkan pada masa yang lebih menyakitkan.
"Jadi kita harus tetap menikah naura, jika kamu tak bisa, kita bisa menikah kontrak. Aku ijin kan kamu berselingkuh dengan pria manapun asal kamu rahasiakan hubungan kami" ujar Arfan semudah itu menganggapnya wanita yang sama sekali tak berharga.
Semudah itu ia mengijinkannya untuk berselingkuh, bahkan hatinya saja masih tergores luka. Bagaimana ia bisa sembuh dari rasa sakit itu, seolah semuanya begitu mudah baginya untuk bicara masalah hati.
Naura tak bisa berkata apapun, yang sekarang ingin ia lakukan adalah mengadu, menjerit pada sang Maha Kehendak tentang rasa sakitnya, rasa malunya juga rasa dikhianati.
"Terserah, aku tak peduli," ujar Naura dengan bibir bergetar menahan sakit yang kian mendera.
"NAURA!" geram Arfan menatap naura tajam.
"Kau yang memulainya, seharusnya kau juga yang mengakhirinya" Naura beranjak dari tempat duduknya, hendak pergi.
Arfan ikut beranjak dan menyusulnya, laki-laki itu menarik lengan naura, namun wanita itu dengan sigap menampar pria itu dengan lancang.
"Jangan pernah kau menyentuhku, bagiku kau sangat menjijikan" hina Naura dengan suara lantang yang kemudian bergegas pergi.
Sedangkan arfan hanya terdiam, menahan amarah yang kian membuncah. Rasa panas dipipinya tidaklah seberapa jika dibandingkan rahasia hubungannya dengan elviana terbongkar.
Apalagi, jika ia harus berlawanan dengan suami dari elviana. Tentu ia sudah kalah dari segi manapun.
...****************...
Didalam lift naura menutup mulutnya, berusaha menahan suara yang hendak keluar, tangisan yang ia tahan diruang pengap nan sesak itu akhirnya mengalir deras kembali.
Tubuhnya terasa lemas, hingga ia menyandarkan tubuhnya pada sisi lift, namun kakinya tak bisa menopang rasa sakit dihatinya yang membuatnya ambruk jatuh terduduk.
Jantungnya menegang, membuatnya semakin nyeri. Ia menangis meluapkan segala kepedihannya. Beruntung diruang gerak itu hanya ada dirinya hingga ia leluasa menangis.
Setelah terdengar suara pintu terbuka buru-buru ia menghapus air mata itu, berusaha kuat dan tegar seakan beban itu sudah hilang dari pundaknya.
Tak lupa ia memakai kaca mata baca yang selalu dibawanya, mungkin bisa menutupi mata sembabnya meski tak secara keseluruhan.
Ditempat yang sama namun disudut yang lain, seorang laki-laki tampan melihat wanita itu dari kejauhan, ia berdiri matanya tak bisa dibohongi, bahwa wanita yang keluar dari lift itu baru menangis.
"Bagaimana? kau sudah dapat buktinya," tanya laki-laki tersebut pada anak buahnya dengan suara khasnya.
"Sudah tuan " sahut anak buahnya dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, untuk menghormati bosnya.
"Jangan sampai mereka tahu tentang ini!" titahnya lagi, menoleh pada anak buahnya tersebut.
"Baik tuan" jawab anak buahnya.
Mereka pun pergi dari tempat itu, namun sesekali laki-laki itu melihat ke arah naura yang tengah menunggu taksi dengan tangan gemetar.
Ada rasa bersalah dihatinya, ketika tahu siapa kekasih dari selingkuhan istrinya itu. Ingin ia berkata langsung dengan menemuinya, namun apakah wanita itu akan percaya padanya?
Akankah naura mau mendengarnya? Sementara ia sendiri, tak beda jauh dari lelaki brengsek yang sudah berkali-kali meniduri istrinya.
"Naura" gumamnya.
Ketika ia sudah berada dimobilnya melihat wajah wanita itu dari kejauhan, lalu mengepalkan tangannya dengan kuat.
Rasa marah yang kini menggunung dihatinya, akan ia tumpahkan dihari itu, dimana semua orang bisa melihat betapa menjijikannya dua manusia yang berselingkuh itu.
...****************...
H-2 Pernikahan ...
Naura berdiri menatap rumah megah nan mewah itu dari depan, berfikir alasan kenapa elviana berselingkuh? padahal suaminya orang kaya yang mungkin bisa membuat hidupnya penuh kebahagiaan dan berkecukupan.
Wanita itu menghela nafas panjang, hari ini ia akan memberitahukan perselingkuhan mereka. Mengadu pada suami wanita itu, agar ia bisa merasakan apa yang dirinya rasakan.
Kehilangan, wanita itu juga harus merasakannya agar ia sadar menjadi wanita itu tak boleh serakah. Begitu fikirnya.
Naura berjalan masuk ke dalam rumah, setelah dipersilahkan oleh satpam yang kemarin. Dia tahu sang nyonya sedang tak dirumah, jadi ia akan leluasa membongkar semuanya.
Bukti ditangannya sudah ia siapkan secara apik, meski ia sendiri ragu akan reaksi suami dari wanita itu.
"Silahkan duduk bu, saya panggil tuan dulu" ucap seorang asisten rumah tangga yang menyambutnya dengan baik, sudah sepuh tapi masih terlihat segar.
"Iya" sahut Naura, lalu duduk di sofa panjang ruang tamu.
Cukup lama, mungkin tuannya sibuk atau tengah mandi, sore hari biasanya para pebisnis pasti baru pulang.
Naura melihat-lihat ke setiap sudut ruang tamu itu, sangat mewah, dengan furniturenya yang sudah pasti barang mahal.
Namun, apa alasannya elviana berselingkuh? Pertanyaan itu masih berputar dikepalanya.
Netranya tak sengaja melihat sebuah figura besar dengan warna emas yang menyilaukan, tepat yang ada di belakang nya. Sebuah foto pernikahan elviana dengan suaminya terpampang jelas disana.
Matanya membulat dan hatinya kembali merasakan nyeri, yang tak bisa ia duga sebelumnya. Wajah suami dari selingkuhan kekasihnya itu bukanlah pria asing dalam hidupnya.
Pria dimasa lalu nya, yang pernah menggoreskan luka yang sangat dalam dan membekas bahkan sampai sekarang, membuatnya merasa trauma akan cinta yang sulit untuk dilupakan, saking nyerinya.
"Siapa ya?" suara bariton membuyarkan ingatannya yang terlintas, saat melihat wajah itu.
Naura menoleh ke arah sumber suara itu, ia melirik sosok yang begitu jelas dimatanya. Dia terkejut, mereka bisa bertemu kembali dalam keadaan yang berbeda, juga status yang berbeda.
Pria berambut tebal, dengan hidung mancung dan postur jangkung. Membuat banyak wanita terhipnotis dengan mudah karena ketampanannya yang nyaris sempurna.
Berusia 28 tahun, putra dan pewaris satu-satunya keluarga Askara, pemimpin perusahaan property yang terbesar di Negara ini.
Dia adalah Jendral arsyad askara, pria yang mencuri hatinya di masa putih abu-abu, menjadi cinta pertamanya, yang sulit untuk ia hilangkan dalam pikirannya.
"Naura" gumam Jendral dengan wajah yang tak kalah terkejutnya.
Pertemuan dua manusia yang sudah lama tak jumpa itu, menjadi mimpi buruk bagi naura. Yang mana, ia tak berharap bisa bertemu dengan laki-laki yang pernah membuat luka yang amat dalam dihatinya.
Jendral berjalan mendekati naura yang diam mematung dengan bibir yang sudah bergetar, menandakan rasa sakit itu kembali menderanya.
"Lama tak jumpa, naura" sapa Jendral mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Akankah naura mengatakan apa yang menjadi niatnya?
Bahwa ia ingin wanita itu merasakan kehilangan yang sama dengan impas. Tapi, setelah bertemu bibirnya justru terasa kelu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
vj'z tri
aaaaa tidakkkkk lanjut nya Thor aku mau lanjutan nya 😭😭😭😭😭😭😭
2024-12-25
0
Sylvia Rosyta
aku mampir ya kak,tak cicil dulu bacanya 😄👌
2025-01-17
0
Azthar_ noor
ok...
2025-01-18
0