Two Alpha's And Mate

Pagi yang cerah, Elowen melangkah keluar dari kamarnya. Rambutnya masih sedikit acak-acakan, dan ia berjalan dengan langkah santai sambil memanggil, "Valerie! Valerie, aku mau pamit pulang, nih!"

Ia melanjutkan langkah ke ruang tengah, niatnya hanya satu: berpamitan dengan sahabatnya. Namun, langkahnya terhenti saat matanya menangkap sosok dua lelaki yang duduk di ruang tengah. Harison, suami Valerie, sedang sibuk dengan ponselnya. Sementara itu, seorang lelaki lain yang belum pernah ia lihat sebelumnya duduk dengan sikap tenang. Tatapan tajam lelaki asing itu langsung tertuju padanya, membuat Elowen kaku seketika.

Tadi, ia begitu percaya diri berbicara, tetapi kini mulutnya langsung terkatup rapat. Rasa canggung menyeruak, terutama karena ia sadar bahwa semua perhatiannya kini tertuju pada lelaki asing itu, yang dengan santai menatapnya dari ujung kepala hingga kaki. Elowen berusaha menenangkan dirinya sambil memalingkan pandangan.

Tidak lama kemudian, Valerie muncul dari dapur dengan membawa segelas jus. Wanita itu langsung menyadari suasana aneh yang terjadi di ruang tengah. Ia berjalan mendekat, duduk di samping Harison yang masih asyik dengan ponselnya.

"Ada apa? Kenapa kau mau pulang sepagi ini?" tanya Valerie sambil menyelipkan segelas jus di tangan Harison.

Elowen mengalihkan pandangannya dari lelaki asing yang masih saja menatapnya. Ia mencoba fokus pada Valerie, walau rasa gugupnya tak bisa disembunyikan.

"Ah, e-eh... aku cuma mau pamit pulang aja, Val," jawab Elowen tergagap, jelas tidak tenang.

Valerie mengangkat alis, menyadari perubahan sikap Elowen. Ia menatap suaminya yang masih sibuk dengan ponsel dan lelaki asing di dekat mereka, kemudian kembali memandang Elowen yang tampak tidak nyaman. Valerie pun mencoba menenangkan suasana.

"Kenapa buru-buru? Santai dulu aja di sini," kata Valerie dengan senyum kecil. "Kau kelihatan seperti baru melihat hantu. Ada apa, sih?"

Elowen mencoba tertawa kecil, tetapi suaranya terdengar kaku. "Enggak kok, aku cuma... kayaknya harus balik sekarang, Val."

Namun, tatapan lelaki asing itu masih membuatnya tidak bisa berpikir jernih. Apalagi, Harison yang menyadari kegugupan Elowen justru melemparkan senyum tipis, seolah menikmati reaksinya. Valerie pun akhirnya bertanya pada suaminya.

"Sayang, kau lihat dia aneh, gak?"

"Dia cuma sedikit grogi aja, mungkin karena ada Delta di sini," jawab Harison santai tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

" Delta? Siapa itu? nama panggilan" Elowen mendelik bingung.

Valerie tersenyum kecil, melirik lelaki asing yang sedari tadi diam, lalu menoleh ke Elowen. "Oh, dia itu Elliot."

Seketika, tubuh Elowen menegang. Nama itu—Elliot. Elowen akhirnya menyadari siapa lelaki yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip. Dan kali ini, ia merasa bahwa situasi ini akan semakin agak membingungkan.

Elowen berdiri canggung setelah mengucapkan salam. "Kalau gitu, aku pulang dulu ya, Vel," ucapnya sambil tersenyum tipis.

Valerie mengangkat alis, tampak sedikit terkejut. "Apa nggak terlalu buru-buru? Nggak mau sarapan dulu?" tanyanya sembari melirik ke dapur yang sudah mulai tercium aroma kopi.

Elowen menggeleng cepat. "Gak dulu deh, Vel. Nenekku di rumah sendirian. Semalam aja tetangga bilang nenek nggak mau ditemani tidur. Jadi, mendingan aku pulang sekarang."

Valerie menghela napas dan tersenyum kecil. "Baiklah kalau itu alasannya. Hati-hati di jalan, ya," ujarnya lembut.

Elowen kemudian mendekati Harison yang masih sibuk dengan ponselnya. "Om Harison, aku pamit dulu ya. Terima kasih buat tumpangan tidurnya semalam," katanya dengan senyum canggung, tangan terulur untuk berjabat tangan.

Harison menurunkan ponselnya, tersenyum tipis sambil menyambut uluran tangan Elowen. "Oh, tentu, Elowen. Hati-hati di jalan, ya. Salam buat nenekmu," jawabnya dengan nada ramah.

Lalu, Elowen beralih pada Elliot yang masih duduk di sofa, memperhatikan setiap gerak-geriknya dengan mata tajam. Ia merasa semakin gugup, tetapi tetap menjulurkan tangan. "Om Elliot, aku pamit dulu. Terima kasih juga ya..."

Elliot hanya mengangguk pelan sambil menjabat tangannya. "Jangan lupa jaga dirimu," ucapnya singkat, tetapi nadanya dalam, membuat Elowen sedikit merinding tanpa alasan yang jelas.

Setelah itu, Elowen berbalik menuju pintu apartemen. Valerie menyusul beberapa langkah, memastikan sahabatnya pergi dengan aman. "Kalau ada apa-apa, jangan ragu kabari aku ya," ujar Valerie lembut.

Elowen tersenyum sambil menatap Valerie. "Pasti, Vel. Makasih ya untuk semuanya."

Dengan itu, ia melangkah keluar, menarik napas dalam-dalam saat pintu apartemen tertutup. "Ah, akhirnya!" gumamnya lega sambil mempercepat langkah menuju lift.

...➰➰➰➰...

Elowen berjalan pulang dengan cepat, terik matahari menyinari kulitnya yang sedikit terbakar. Langkahnya terasa lebih cepat dari biasanya, seolah instingnya sudah memberi peringatan. Saat mendekati rumah neneknya, matanya menangkap dua sosok yang berdiri tak jauh dari pintu rumah, mematung dengan tatapan tajam. Mereka adalah rentenir yang sering menagih hutang kepada Elowen. Hatinya berdegup kencang.

Begitu Elowen melihat mereka, tanpa pikir panjang, ia langsung berlari mendekat. Langkahnya cepat dan terengah-engah, mengatasi rasa cemas yang menguasai.

Elowen hampir terengah-engah saat akhirnya sampai di depan rumah neneknya, Mereka berbicara dengan suara rendah, tapi Elowen bisa merasakan ketegangan di udara. Dalam hati, ia berharap bisa segera menyelesaikan masalah ini dan kembali ke rumah dengan tenang.

Begitu sampai di depan mereka, Elowen menghampiri kedua rentenir tersebut. "Ini uang yang saya kumpulkan...," kata Elowen sambil mengeluarkan tumpukan uang dari tasnya, siap untuk menyelesaikan hutang yang sudah mengganggu hidupnya.

Namun, sebelum ia sempat menyerahkannya, salah satu dari rentenir itu mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Elowen berhenti.

"Kamu gak perlu membayar semuanya, Nona," kata pria itu dengan suara datar, matanya yang tajam menatapnya. "Semua hutangmu sudah lunas. Kami pergi dulu."

Elowen terkejut. "Apa maksudmu?" tanyanya, bingung. Ia memandangi rentenir itu, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan.

Rentenir yang satu lagi menoleh dan mengangkat bahu, tampaknya tidak peduli. "Ada seorang lelaki muda yang datang kemari dan melunasi semua hutangmu. Kami hanya mengurusnya, dan sekarang kami pergi."

Seketika, Elowen merasa dunia seolah berhenti berputar. "Lelaki muda?" tanyanya dengan suara gemetar. "Siapa dia?"

Namun, kedua rentenir itu hanya memberi senyum tipis, tidak menjawab. Mereka berbalik dan mulai berjalan menjauh, meninggalkan Elowen yang masih berdiri di tempat, kebingungannya semakin dalam. Tak lama, mereka menghilang di balik jalan yang sempit.

Dengan langkah cepat, Elowen melangkah menuju pintu rumah, jantungnya berdegup kencang. Ia bisa melihat neneknya masih duduk di kursi dekat pintu rumah, terlihat tenang meski Elowen bisa merasakan ketegangan di wajahnya.

"Nenek!" Elowen segera menghampiri neneknya, matanya penuh pertanyaan. "Apa yang terjadi? Kenapa mereka melunasi hutang kami begitu saja?"

Neneknya tersenyum lembut, meski raut wajahnya sedikit kelelahan. "Nenek baik-baik saja, Elowen," jawabnya dengan suara lembut. "Ada seorang lelaki muda yang datang ke sini, tampak sangat tampan dan elegan. Dia bilang dia temanmu, dan dia melunasi semua hutangmu. Aku bilang nggak perlu, karena aku nggak tahu siapa dia. Tapi dia bilang dia mengenalmu dan bahkan bilang dia akan melamarmu segera."

Elowen terkejut mendengarnya. "Nenek, siapa dia? Apa nenek tahu namanya?" tanyanya, semakin panik.

"Nenek gak tahu siapa namanya," jawab neneknya, menggelengkan kepala. "Tapi dia sangat tampan, seperti orang kaya. Nenek bilang nggak perlu, tapi dia tetap melakukannya. Anak itu bilang dia mengenalmu, dan bahkan bilang akan melamarmu."

Elowen terdiam sejenak, kepalanya mulai berputar dengan berbagai pertanyaan yang belum terjawab. "Nenek, dia seperti apa? Bagaimana bentukannya?" tanyanya, semakin cemas.

"Nenek cuma ingat rambutnya sedikit kecoklatan, matanya berwarna olive, dan dia sangat tinggi," jawab neneknya, menggambarkan lelaki itu dengan mata yang penuh kebingungan.

DEG...

Jantung Elowen seolah berhenti berdetak. Lucian. Pria itu. Dia, yang hampir melecehkannya beberapa waktu lalu. Bagaimana dia tahu tempat tinggal ku di sini? Batinnya gemetar, tubuhnya mulai terasa kaku.

Episodes
1 Penjelasan
2 Two Alpha's And Mate
3 Two Alpha's And Mate
4 Two Alpha's And Mate
5 Two Alpha's And Mate
6 Two Alpha's And Mate
7 Two Alpha's And Mate
8 Two Alpha's And Mate
9 Two Alpha's And Mate
10 Two Alpha's And Mate
11 Two Alpha's And Mate
12 Two Alpha's And Mate
13 Two Alpha's And Mate
14 Two Alpha's And Mate
15 Two Alpha's And Mate
16 Two Alpha's And Mate
17 Two Alpha's And Mate
18 Two Alpha's And Mate
19 Two Alpha's And Mate
20 Two Alpha's And Mate
21 Two Alpha's And Mate
22 Two Alpha's And Mate
23 Two Alpha's And Mate
24 Two Alpha's And Mate
25 Two Alpha's And Mate
26 Two Alpha's And Mate
27 Two Alpha's And Mate
28 Two Alpha's And Mate
29 Two Alpha's And Mate
30 Two Alpha's And Mate
31 Two Alpha's And Mate
32 Two Alpha's And Mate
33 Two Alpha's And Mate
34 Two Alpha's And Mate
35 Two Alpha's And Mate
36 Two Alpha's And Mate
37 Two Alpha's And Mate
38 Two Alpha's And Mate
39 Two Alpha's And Mate
40 Two Alpha's And Mate
41 Two Alpha's And Mate
42 Two Alpha's And Mate
43 Two Alpha's And Mate
44 Two Alpha's And Mate
45 Two Alpha's And Mate
46 Two Alpha's And Mate
47 Two Alpha's And Mate
48 Two Alpha's And Mate
49 Two Alpha's And Mate
50 Two Alpha's And Mate
51 Two Alpha's And Mate
52 Two Alpha's And Mate
53 Two Alpha's And Mate
54 Two Alpha's And Mate
55 Two Alpha's And Mate
56 Two Alpha's And Mate
57 Two Alpha's And Mate
58 Two Alpha's And Mate
59 Two Alpha's And Mate
60 Two Alpha's And Mate
61 Two Alpha's And Mate
62 Two Alpha's And Mate
63 Two Alpha's And Mate
64 Two Alpha's And Mate
65 Two Alpha's And Mate
66 Two Alpha's And Mate
67 Two Alpha's And Mate
68 Two Alpha's And Mate
69 Two Alpha's And Mate
70 Two Alpha's And Mate
71 Two Alpha's And Mate
72 Two Alpha's And Mate
73 Two Alpha's And Mate
74 Two Alpha's And Mate
75 Two Alpha's And Mate
76 Two Alpha's And Mate
77 Two Alpha's And Mate
78 Two Alpha's And Mate: TAMAT
79 Extra Part 1
80 Extra Part 2
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Penjelasan
2
Two Alpha's And Mate
3
Two Alpha's And Mate
4
Two Alpha's And Mate
5
Two Alpha's And Mate
6
Two Alpha's And Mate
7
Two Alpha's And Mate
8
Two Alpha's And Mate
9
Two Alpha's And Mate
10
Two Alpha's And Mate
11
Two Alpha's And Mate
12
Two Alpha's And Mate
13
Two Alpha's And Mate
14
Two Alpha's And Mate
15
Two Alpha's And Mate
16
Two Alpha's And Mate
17
Two Alpha's And Mate
18
Two Alpha's And Mate
19
Two Alpha's And Mate
20
Two Alpha's And Mate
21
Two Alpha's And Mate
22
Two Alpha's And Mate
23
Two Alpha's And Mate
24
Two Alpha's And Mate
25
Two Alpha's And Mate
26
Two Alpha's And Mate
27
Two Alpha's And Mate
28
Two Alpha's And Mate
29
Two Alpha's And Mate
30
Two Alpha's And Mate
31
Two Alpha's And Mate
32
Two Alpha's And Mate
33
Two Alpha's And Mate
34
Two Alpha's And Mate
35
Two Alpha's And Mate
36
Two Alpha's And Mate
37
Two Alpha's And Mate
38
Two Alpha's And Mate
39
Two Alpha's And Mate
40
Two Alpha's And Mate
41
Two Alpha's And Mate
42
Two Alpha's And Mate
43
Two Alpha's And Mate
44
Two Alpha's And Mate
45
Two Alpha's And Mate
46
Two Alpha's And Mate
47
Two Alpha's And Mate
48
Two Alpha's And Mate
49
Two Alpha's And Mate
50
Two Alpha's And Mate
51
Two Alpha's And Mate
52
Two Alpha's And Mate
53
Two Alpha's And Mate
54
Two Alpha's And Mate
55
Two Alpha's And Mate
56
Two Alpha's And Mate
57
Two Alpha's And Mate
58
Two Alpha's And Mate
59
Two Alpha's And Mate
60
Two Alpha's And Mate
61
Two Alpha's And Mate
62
Two Alpha's And Mate
63
Two Alpha's And Mate
64
Two Alpha's And Mate
65
Two Alpha's And Mate
66
Two Alpha's And Mate
67
Two Alpha's And Mate
68
Two Alpha's And Mate
69
Two Alpha's And Mate
70
Two Alpha's And Mate
71
Two Alpha's And Mate
72
Two Alpha's And Mate
73
Two Alpha's And Mate
74
Two Alpha's And Mate
75
Two Alpha's And Mate
76
Two Alpha's And Mate
77
Two Alpha's And Mate
78
Two Alpha's And Mate: TAMAT
79
Extra Part 1
80
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!