Two Alpha's And Mate

Suasana reuni di aula hotel terasa hangat dan penuh tawa, dengan teman-teman Elowen yang berkumpul kembali setelah sekian lama. Terkadang mereka berbicara tentang kenangan lama, saling bertanya kabar, dan tentu saja, membahas berbagai hal yang terjadi sejak lulus. Elowen tersenyum sambil menatap sekeliling, merasakan betapa berbeda atmosfer malam ini dibandingkan dengan dulu.

Beberapa teman pria yang dulu cukup akrab dengan Elowen menghampirinya, memberikan sapaan hangat dan basa-basi yang sudah biasa mereka lakukan. "Elowen, lama nggak ketemu! Gimana kabar kerjaanmu?" salah satu dari mereka bertanya sambil memberikan jabat tangan.

Elowen tersenyum, menjawab dengan santai, "Baik-baik, kalian gimana? Masih pada sibuk dengan pekerjaan masing-masing?"

Percakapan terus mengalir, tapi tiba-tiba pandangan Elowen tertuju pada seorang pria di tengah kerumunan. Cowok itu tampak asing, wajahnya belum pernah ia lihat sebelumnya. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti, seolah ada makna yang tersembunyi di balik pandangannya. Elowen merasa sedikit aneh, namun dengan cepat ia memutuskan untuk mengalihkan pandangannya. Ia tidak ingin terlalu berpikir tentang hal itu, merasa tidak nyaman dengan intensitas pandangan pria tersebut.

Sandy, salah satu temannya, yang berdiri di sebelah Elowen, kemudian berbicara sambil tersenyum lebar. " Elowen, kenali nih temen aku! Namanya Lucian," kata Sandy sambil menunjuk pria yang baru saja menarik perhatian Elowen. "Maaf ya, aku ajak dia ke sini. Siapa tau dia bisa dapat jodoh di sini, kan?" Sandy bercanda, membuat sebagian teman-teman yang lain tertawa.

Elowen melirik Lucian sekilas, masih merasa sedikit canggung.

"Oh, jadi ini Lucian ya? Kenapa dibawa ke sini?" Erick bertanya sambil tersenyum, mencoba menghilangkan rasa canggung disekitar.

Sandy yang kembali bercanda, menjawab, "Ya, siapa tau dia nyantol ke si elowen kan, lumayan. Kok masih jomblo, kan?"

Mendengar itu, Elowen tertawa ringan dan menjawab, "Biasa, hatiku selalu terbuka untuk semua laki-laki," sambil memberikan senyum yang lebih santai. Teman-teman mereka pun ikut tertawa.

Namun, meski suasana terasa ringan, Lucian tetap menatap Elowen dengan intens. Pandangannya seolah tidak bisa lepas dari Elowen, dan meskipun Elowen mencoba mengabaikannya, ia merasakan ketegangan yang mulai mengganggu. Rasanya seolah ada sesuatu yang lebih dalam dalam pandangan itu, yang membuat Elowen merasa sedikit risih.

Akhirnya, setelah beberapa menit berbincang, Elowen memutuskan untuk mengambil jeda sejenak. "Aku ke toilet sebentar, ya. Kalian tetap ngobrol dulu," katanya sambil memberikan senyum ringan, berharap bisa sedikit menjauh dari pandangan Lucian yang terus mengarah padanya. Ia melangkah menuju toilet, berharap bisa menenangkan pikirannya sejenak dan menghindari ketegangan yang mulai terasa semakin berat.

...➰➰➰➰...

Setelah Elowen pergi dengan Jessica, suasana di aula tetap ramai. Valerie masih duduk bersama teman-temannya, sementara Loreon, yang tampak sedikit cemas, memeriksa ponselnya. Tiba-tiba, ponselnya bergetar, menandakan panggilan masuk. Loreon mengangkat kepala dan menatap Valerie sejenak, memberi isyarat bahwa dia perlu keluar untuk menjawab panggilan.

"Maaf, aku harus keluar sebentar," kata Loreon singkat, suara khasnya terdengar tegas.

Valerie mengangguk, mengerti bahwa pekerjaan Loreon sebagai bodyguard terkadang mengharuskan dia untuk menjauh sejenak.

Sementara itu, Valerie, yang tak ingin mengganggu Loreon, bergerak menuju minibar dan mulai memilih minuman yang akan dinikmati. Dia duduk di sana, melirik sejenak ke arah Loreon, yang kini sedang sibuk dengan pembicaraan di luar aula. Beberapa detik kemudian, Valerie menatap sekeliling ruangan, menikmati momen tenang ini.

"Tak masalah, aku cuma akan ambil minum di minibar," jawab Valerie, tersenyum tipis.

Loreon mengangguk dan berjalan menuju pintu aula. Sesampainya di luar, ia menemukan tempat yang cukup sepi untuk berbicara. Segera, dia menekan tombol untuk menerima panggilan tersebut. Suaranya terdengar serius saat berbicara dengan seseorang di ujung sana, berbicara tentang hal-hal yang lebih penting dari sekadar pertemuan sosial.

Waktu berjalan, dan Loreon tetap terfokus pada percakapannya, meskipun hatinya tak lepas dari pemikirannya tentang Elowen, yang kini berada di luar jangkauan, bersama teman-temannya.

...➰➰➰➰...

Elowen melangkah cepat menuju toilet setelah pamit dengan teman-temannya. Dia bisa merasakan pandangan mata yang terus mengikutinya, terutama dari arah Lucian yang masih tetap menatapnya dengan tatapan sulit dimengerti. Meskipun Elowen berusaha mengabaikannya, ada perasaan tak nyaman yang mulai menggerayangi hatinya. Begitu dia tiba di depan pintu toilet, Elowen menarik napas panjang dan meremas dadanya. Ada perasaan gemuruh, cemas, dan ketidakpastian yang mendera.

"Apa yang salah dengan diriku?" Elowen membatin, berusaha meyakinkan diri bahwa semuanya hanya perasaan saja. "Mungkin hanya paranoid," katanya pada dirinya sendiri sambil masuk ke dalam toilet.

Di dalam toilet, Elowen mencoba menenangkan dirinya. Dia berdiri di depan cermin, menyusun napas. Hanya beberapa menit berada di dalam sana, tetapi seolah waktu terasa lebih lama. Hati Elowen masih berdebar-debar, meskipun dia mencoba untuk tetap tenang. Semua terasa lebih berat, seperti ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan menggelayuti pikirannya. Tatapan Lucian yang aneh itu terus menghantuinya.

Setelah lima menit berlalu, Elowen memutuskan untuk keluar dan kembali bergabung dengan teman-temannya. Saat dia baru saja membuka pintu dan melangkah keluar, tiba-tiba—tanpa peringatan—sebuah tangan kuat menariknya dengan cepat. Terkejut, Elowen hampir kehilangan keseimbangan. Dia berusaha berteriak, tapi mulutnya terbungkam. Sebelum sempat melawan, pintu toilet perempuan itu tertutup rapat dan terkunci dari dalam.

Suasana menjadi sunyi. Hanya detak jantung Elowen yang terdengar keras di telinga, bersamaan dengan gemuruh ketakutan yang mulai menjalar dalam dirinya. Di dalam kegelapan sempit itu, Elowen bisa merasakan kehadiran seseorang yang tidak bisa dilihatnya. Tangan yang menariknya tadi masih ada, seolah menahan dirinya di tempat itu. Nafasnya yang terengah-engah semakin cepat, jantungnya berdebar tak terkendali. Keadaan di dalam toilet itu terasa sangat mencekam.

Siapa yang menariknya? Kenapa? Dan, lebih penting lagi... apa yang akan terjadi selanjutnya? Elowen merasa semakin takut, dengan ketegangan yang terus meningkat di sekelilingnya.

...➰➰➰➰...

Elowen merasa tubuhnya terpojokkan, dihadapkan oleh pria yang tidak dikenalnya. Tubuhnya ditahan dengan kuat, sementara pria itu memegang pundaknya, menekan tubuhnya ke dinding dengan posisi yang tak bisa ia hindari. Ia terpaksa menghadapi pria itu, yang mendekatkan wajahnya, sebelum tanpa peringatan, dia mencium Elowen dengan brutal. Ciuman itu begitu mendalam, seakan pria itu menyerahkan seluruh perasaannya pada Elowen, seolah dia terjebak dalam pesona yang membingungkan.

Elowen sempat terdiam sejenak, hampir membeku dalam ketakutan dan kebingungannya. Tetapi, seiring dengan ciuman itu, rasa panik yang begitu kuat mulai mengguncang tubuhnya. Dengan cepat, dia mulai memberontak, mendorong tubuh pria itu dengan keras, berusaha untuk melepaskan diri dari cengkeramannya. Meskipun tenaga Elowen tak sebanding dengan pria yang memegangnya, dia berusaha sekuat tenaga, berteriak, berusaha mengeluarkan suara.

Namun, saat ia mendengar suara pria itu, sebuah kata-kata yang menggema dan menyentuh telinganya, Elowen langsung terdiam. "Kamu punya aku. Hanya aku yang bisa milikin kamu, tidak ada yang lain," ujar pria itu dengan suara berat dan penuh emosi.

Elowen tidak mengenali suara itu, dan entah kenapa kalimat itu terdengar mengiang di telinganya, membuat kepalanya terasa berputar. Rasanya kata-kata itu menggema begitu dalam di pikirannya, membuat perasaan takut dan bingung semakin besar.

Tiba-tiba, seiring dengan kebingungannya, suara keras terdengar dari luar. Pintu toilet yang terkunci itu dihantam keras, dan sebuah suara gemuruh menggetarkan dinding. Pintu terlempar terbuka, dan masuklah sosok yang sangat dikenalnya—Loreon. Mata Loreon yang penuh dengan amarah dan kebencian langsung tertuju pada pria yang sedang memegang Elowen. Wajahnya merah, dan bisa dilihat jelas bahwa dia tak bisa menahan emosinya lagi.

Dengan sekejap, Loreon melangkah cepat ke depan. Tanpa peringatan, dia mengayunkan tangannya, meninju pria itu dengan kekuatan luar biasa. Pria itu terlempar jauh, terhempas ke dinding toilet, dan dinding itu langsung retak, pecah begitu saja. Kaca yang berada di sekitar ruangan itu pun ikut pecah, seolah semuanya hancur dalam sekejap.

Elowen yang masih terkejut, melihat kekuatan luar biasa yang dimiliki Loreon. Dia tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa terdiam di tempatnya. Tetapi, dalam hatinya, ia merasa ada kelegaan, meskipun perasaan takut masih membayangi.

Episodes
1 Penjelasan
2 Two Alpha's And Mate
3 Two Alpha's And Mate
4 Two Alpha's And Mate
5 Two Alpha's And Mate
6 Two Alpha's And Mate
7 Two Alpha's And Mate
8 Two Alpha's And Mate
9 Two Alpha's And Mate
10 Two Alpha's And Mate
11 Two Alpha's And Mate
12 Two Alpha's And Mate
13 Two Alpha's And Mate
14 Two Alpha's And Mate
15 Two Alpha's And Mate
16 Two Alpha's And Mate
17 Two Alpha's And Mate
18 Two Alpha's And Mate
19 Two Alpha's And Mate
20 Two Alpha's And Mate
21 Two Alpha's And Mate
22 Two Alpha's And Mate
23 Two Alpha's And Mate
24 Two Alpha's And Mate
25 Two Alpha's And Mate
26 Two Alpha's And Mate
27 Two Alpha's And Mate
28 Two Alpha's And Mate
29 Two Alpha's And Mate
30 Two Alpha's And Mate
31 Two Alpha's And Mate
32 Two Alpha's And Mate
33 Two Alpha's And Mate
34 Two Alpha's And Mate
35 Two Alpha's And Mate
36 Two Alpha's And Mate
37 Two Alpha's And Mate
38 Two Alpha's And Mate
39 Two Alpha's And Mate
40 Two Alpha's And Mate
41 Two Alpha's And Mate
42 Two Alpha's And Mate
43 Two Alpha's And Mate
44 Two Alpha's And Mate
45 Two Alpha's And Mate
46 Two Alpha's And Mate
47 Two Alpha's And Mate
48 Two Alpha's And Mate
49 Two Alpha's And Mate
50 Two Alpha's And Mate
51 Two Alpha's And Mate
52 Two Alpha's And Mate
53 Two Alpha's And Mate
54 Two Alpha's And Mate
55 Two Alpha's And Mate
56 Two Alpha's And Mate
57 Two Alpha's And Mate
58 Two Alpha's And Mate
59 Two Alpha's And Mate
60 Two Alpha's And Mate
61 Two Alpha's And Mate
62 Two Alpha's And Mate
63 Two Alpha's And Mate
64 Two Alpha's And Mate
65 Two Alpha's And Mate
66 Two Alpha's And Mate
67 Two Alpha's And Mate
68 Two Alpha's And Mate
69 Two Alpha's And Mate
70 Two Alpha's And Mate
71 Two Alpha's And Mate
72 Two Alpha's And Mate
73 Two Alpha's And Mate
74 Two Alpha's And Mate
75 Two Alpha's And Mate
76 Two Alpha's And Mate
77 Two Alpha's And Mate
78 Two Alpha's And Mate: TAMAT
79 Extra Part 1
80 Extra Part 2
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Penjelasan
2
Two Alpha's And Mate
3
Two Alpha's And Mate
4
Two Alpha's And Mate
5
Two Alpha's And Mate
6
Two Alpha's And Mate
7
Two Alpha's And Mate
8
Two Alpha's And Mate
9
Two Alpha's And Mate
10
Two Alpha's And Mate
11
Two Alpha's And Mate
12
Two Alpha's And Mate
13
Two Alpha's And Mate
14
Two Alpha's And Mate
15
Two Alpha's And Mate
16
Two Alpha's And Mate
17
Two Alpha's And Mate
18
Two Alpha's And Mate
19
Two Alpha's And Mate
20
Two Alpha's And Mate
21
Two Alpha's And Mate
22
Two Alpha's And Mate
23
Two Alpha's And Mate
24
Two Alpha's And Mate
25
Two Alpha's And Mate
26
Two Alpha's And Mate
27
Two Alpha's And Mate
28
Two Alpha's And Mate
29
Two Alpha's And Mate
30
Two Alpha's And Mate
31
Two Alpha's And Mate
32
Two Alpha's And Mate
33
Two Alpha's And Mate
34
Two Alpha's And Mate
35
Two Alpha's And Mate
36
Two Alpha's And Mate
37
Two Alpha's And Mate
38
Two Alpha's And Mate
39
Two Alpha's And Mate
40
Two Alpha's And Mate
41
Two Alpha's And Mate
42
Two Alpha's And Mate
43
Two Alpha's And Mate
44
Two Alpha's And Mate
45
Two Alpha's And Mate
46
Two Alpha's And Mate
47
Two Alpha's And Mate
48
Two Alpha's And Mate
49
Two Alpha's And Mate
50
Two Alpha's And Mate
51
Two Alpha's And Mate
52
Two Alpha's And Mate
53
Two Alpha's And Mate
54
Two Alpha's And Mate
55
Two Alpha's And Mate
56
Two Alpha's And Mate
57
Two Alpha's And Mate
58
Two Alpha's And Mate
59
Two Alpha's And Mate
60
Two Alpha's And Mate
61
Two Alpha's And Mate
62
Two Alpha's And Mate
63
Two Alpha's And Mate
64
Two Alpha's And Mate
65
Two Alpha's And Mate
66
Two Alpha's And Mate
67
Two Alpha's And Mate
68
Two Alpha's And Mate
69
Two Alpha's And Mate
70
Two Alpha's And Mate
71
Two Alpha's And Mate
72
Two Alpha's And Mate
73
Two Alpha's And Mate
74
Two Alpha's And Mate
75
Two Alpha's And Mate
76
Two Alpha's And Mate
77
Two Alpha's And Mate
78
Two Alpha's And Mate: TAMAT
79
Extra Part 1
80
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!