Two Alpha's And Mate

Elowen berdiri di halte bus depan gedung perusahaannya, matahari telah lama terbenam dan hanya ada kegelapan yang merayap. Lampu jalan yang redup menerangi sekitarnya, tetapi suasana sekitar terasa mencekam. Udara malam terasa dingin, membawa angin sepoi yang seolah menembus kulit. Ia menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri, tetapi hati yang cemas membuatnya semakin gelisah.

Jam sudah menunjukkan pukul 23:35, dan taksi yang ia pesan belum juga datang. Matanya menatap kosong ke depan, memperhatikan lampu-lampu kendaraan yang lewat dengan kecepatan tinggi, seolah tak ada yang peduli padanya. Waktu berjalan begitu lambat, seperti terjebak dalam ruang hampa yang tak kunjung berakhir.

Ia berdecak kesal, tangannya meremas ponsel di tangan. "Kenapa taksi ini lama sekali?" pikirnya, mulutnya mengumpat pelan. Semakin lama, semakin membebani pikirannya, seperti menunggu kepastian dalam hubungan yang tanpa status. Setiap detik yang berlalu terasa semakin panjang dan menekan. Rasanya seperti berdiri di ambang kehampaan, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Tadi siang, teman kantornya meminta bantuannya untuk mengerjakan pekerjaan tambahan—kerjaannya yang tidak ada dalam daftar. Katanya, istrinya sedang melahirkan, dan Elowen pun harus menyelesaikan tugas yang seharusnya tidak menjadi tanggung jawabnya. Dia tidak berniat lembur, tapi beban kerja itu datang begitu saja. Cemas karena ia tahu, tugas itu tidak akan mudah selesai dalam waktu singkat, dan kini, setelah semuanya selesai, ia hanya bisa menunggu. Menunggu taksi yang sepertinya enggan datang.

Ia terus memeriksa jam tangannya—waktu terasa begitu lambat, seakan detik-detik yang berlalu semakin membuat perasaannya tertekan. Taxi yang ia pesan belum juga datang. Tangannya yang menggenggam tas terasa semakin kencang, dan ada perasaan aneh di dada, sesuatu yang tidak bisa ia jelaskan, seperti ada yang mengintai dari kegelapan.

Tiba-tiba, suara mesin mobil terdengar dari kejauhan. Elowen sedikit terkejut, menoleh ke arah suara itu, berharap itu adalah taxi yang ia tunggu. Namun, mobil yang mendekat itu bukanlah taxi. Sebuah mobil hitam mengkilap meluncur perlahan memasuki parkiran, menurunkan kecepatan dengan cara yang hampir mencurigakan.

Elowen menahan napas, instingnya mulai bekerja. Ada sesuatu yang tidak beres. perasaan cemas semakin menguat. Sebuah mobil hitam mengkilap berhenti tepat di depannya. Pintu mobil terbuka dan Loreon keluar, langkahnya cepat dan tegas. Wajahnya tampak serius, berbeda dengan sikap acuh tak acuh yang biasa ia tunjukkan

Pintu mobil terbuka, dan seorang pria keluar. Tingkah laku pria itu terlihat mencurigakan, langkahnya berat, namun pelan. Wajahnya tampak serius, berbeda dengan sikap acuh tak acuh yang biasa ia tunjukkan.

Elowen terkejut, hatinya seperti berhenti sejenak saat ia melihat sosok yang begitu tiba-tiba muncul. Ia tidak bisa menahan perasaannya yang seketika itu berubah menjadi kaget. Ada rasa takut, bingung, dan cemas, semuanya bercampur menjadi satu. Tanpa sadar, tangannya sedikit terangkat, menunjuk-nunjuk dengan sedikit tertegun. "Loreon?" bisiknya hampir tak terdengar, wajahnya berubah pucat saat pria itu mendekat.

Loreon hanya berdiri diam di depannya, dengan ekspresi acuh tak acuh, namun ada sesuatu di matanya yang menyiratkan ketegasan. "Apa yang kau lakukan di sini?" suara Elowen terdengar serak, seolah baru menyadari bahwa pria ini muncul begitu saja, entah bagaimana dan kenapa. Ia merasa ada yang tidak beres, ada yang mengganjal di dalam dirinya, meski tidak bisa mengungkapkannya.

Dengan langkah perlahan, Loreon mengangguk. "Aku di sini untuk menjemputmu."

Elowen menatapnya bingung, bertanya-tanya dalam hati. "Kenapa? Bukankah aku...?" Tapi kalimatnya terhenti begitu saja, tak bisa melanjutkan. Perasaan cemas dan kebingungan menyesakinya, dan ia merasa seolah terperangkap dalam momen ini. Kenapa tiba-tiba Loreon muncul di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?

Elowen menatap Loreon dengan tatapan bingung dan sedikit kesal. "Aku gak perlu dijemput, Loreon! Aku bisa pulang sendiri," kata Elowen dengan nada cerewet, tangannya melambaikan tangan ke arah mobil. "Kau gak perlu repot-repot datang ke sini. Ini pasti si Valerie yang nyuruhmu kan?" Ia tidak bisa menahan rasa kesalnya, masih merasa aneh dengan kehadiran pria ini yang begitu mendadak.

Namun, Loreon tetap berdiri di depan mobil tanpa menjawab, hanya memandangnya dengan mata yang tajam, seolah tidak mendengarkan apa yang Elowen katakan. "Naik," perintahnya dengan nada datar, hampir seperti ancaman. "Aku gak punya waktu untuk debat sekarang, Elowen. Kalau kau gak naik, aku bisa paksa."

Elowen menelan ludah, perasaan cemas tiba-tiba menyelusup ke dalam hatinya. Meski ia berusaha tetap keras kepala, ada sesuatu dalam diri Loreon yang membuatnya merasa sedikit takut. Pernah sekali, di pertemuan pertama mereka, saat Loreon begitu dominan dan penuh kuasa, dia merasa seperti seorang yang tak bisa dilawan. Kali ini, meskipun Loreon tidak mengeluarkan kekerasan, ada aura mengancam yang membuat Elowen merasa jika dia melawan, dia bisa saja berada dalam bahaya.

Dengan ragu, Elowen akhirnya mengalah. "Baiklah," jawabnya pelan, meski hatinya masih bergejolak. "Tapi aku gak suka caramu bersikap," tambahnya, mencoba untuk menyuarakan perasaan meski tak sepenuhnya yakin apakah ia bisa mengubah keadaan.

Loreon hanya mengangguk ringan, tampaknya tak terlalu peduli dengan perasaan Elowen. "Cepat," ujarnya singkat, membuka pintu mobil untuknya. Elowen menatap mobil itu sejenak, lalu akhirnya mendekati mobil Loreon dengan langkah berat, hatinya penuh kecemasan. Ia merasa sedikit terjebak, dan entah kenapa, ada rasa tidak nyaman yang terus mengganggunya.

Di dalam mobil, suasana terasa kaku, dengan hanya suara mesin yang terdengar. Elowen duduk dengan canggung di samping Loreon, mengunci pintu dan menatap lurus ke depan.

Masih merasa aneh dengan situasi yang begitu mendadak ini. Namun, Loreon tetap diam, tidak ada percakapan yang terjadi, dan hal itu semakin membuat Elowen merasa tidak tenang.

Selama perjalanan, hanya ada keheningan yang menekan, kecuali suara mesin mobil yang terdengar monoton. Elowen duduk terdiam, menatap jalanan malam yang mulai gelap. Loreon, yang memandu kemudi dengan tenang, akhirnya membuka mulutnya, suaranya datar namun mengandung ketegasan. "Dimana alamat rumahmu?" tanyanya, mata menatap lurus ke depan.

Elowen menghela napas ringan, lalu memberitahunya dengan suara yang sedikit ragu. Ia memberikan petunjuk arah dan setelah beberapa menit, mobil berhenti di sebuah gang sempit yang nyaris tak terlihat. "Ini rumahku," ucap Elowen pelan, membuka pintu dan bersiap keluar.

"Terimakasih, tapi tolong sampaikan ke Valerie, aku gak butuh repot-repot begituan. Pasti kamu terganggu," tambahnya dengan nada sedikit kesal.

Namun, Loreon tidak berkata apa-apa. Hanya ada desahan halus keluar dari mulutnya, dan tatapan matanya mengarah ke gang sempit di hadapan mereka, seakan menyiratkan sesuatu yang tidak bisa dipahami oleh Elowen. Elowen yang merasa tidak ada yang aneh, hanya menganggapnya sebagai kebiasaan Loreon yang pendiam dan sulit dimengerti.

"Mau kuantar sampai depan rumah?" tawar Loreon, melihat Elowen yang sudah keluar dari mobil.

Elowen menggelengkan kepala. "Tidak perlu, aku bisa sendiri. Hanya hitungan menit dari sini," jawabnya dengan cepat, mencoba meyakinkan diri sendiri.

Loreon tidak begitu yakin, tapi dia bertanya lagi, "Kenapa kau tidak pinjam rumah saja? Ini tidak bagus untukmu. Bisa saja terjadi sesuatu." Wajahnya menatap tajam ke arah jalanan gelap di luar, gang sempit yang tak memiliki penerangan sama sekali. Suasana di sana terasa dingin dan lembab, membuatnya semakin cemas.

Elowen hanya mendengus kesal. "Ck, kau terlalu berlebihan, Loreon. Aku sehat-sehat saja sampai sekarang," jawabnya sambil mengangkat bahu, mencoba menanggapi kekhawatiran yang tampaknya berlebihan baginya.

"Apa tidak ada jalan lain selain ini?" Loreon bertanya, suaranya sedikit lebih serius.

"Tidak ada, hanya di sini. Kalau ada pun, lewat jalur hutan. Tapi aku jarang lewat sana, meski lebih dekat. Jalur itu agak serem," Elowen menjawab sambil berjalan menjauh dari mobil Loreon. Ia melangkah cepat memasuki gang sempit, mencoba menghindari percakapan lebih lanjut. Tak lama setelah itu, punggungnya menghilang dari pandangan Loreon.

Loreon masih duduk di dalam mobil, menatap ke arah gang dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia terus menunggu hingga Elowen sepenuhnya menghilang di balik sudut gang. Baru setelah itu, ia mulai menghidupkan mobil dan pergi, meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang masih terngiang di benaknya.

Episodes
1 Penjelasan
2 Two Alpha's And Mate
3 Two Alpha's And Mate
4 Two Alpha's And Mate
5 Two Alpha's And Mate
6 Two Alpha's And Mate
7 Two Alpha's And Mate
8 Two Alpha's And Mate
9 Two Alpha's And Mate
10 Two Alpha's And Mate
11 Two Alpha's And Mate
12 Two Alpha's And Mate
13 Two Alpha's And Mate
14 Two Alpha's And Mate
15 Two Alpha's And Mate
16 Two Alpha's And Mate
17 Two Alpha's And Mate
18 Two Alpha's And Mate
19 Two Alpha's And Mate
20 Two Alpha's And Mate
21 Two Alpha's And Mate
22 Two Alpha's And Mate
23 Two Alpha's And Mate
24 Two Alpha's And Mate
25 Two Alpha's And Mate
26 Two Alpha's And Mate
27 Two Alpha's And Mate
28 Two Alpha's And Mate
29 Two Alpha's And Mate
30 Two Alpha's And Mate
31 Two Alpha's And Mate
32 Two Alpha's And Mate
33 Two Alpha's And Mate
34 Two Alpha's And Mate
35 Two Alpha's And Mate
36 Two Alpha's And Mate
37 Two Alpha's And Mate
38 Two Alpha's And Mate
39 Two Alpha's And Mate
40 Two Alpha's And Mate
41 Two Alpha's And Mate
42 Two Alpha's And Mate
43 Two Alpha's And Mate
44 Two Alpha's And Mate
45 Two Alpha's And Mate
46 Two Alpha's And Mate
47 Two Alpha's And Mate
48 Two Alpha's And Mate
49 Two Alpha's And Mate
50 Two Alpha's And Mate
51 Two Alpha's And Mate
52 Two Alpha's And Mate
53 Two Alpha's And Mate
54 Two Alpha's And Mate
55 Two Alpha's And Mate
56 Two Alpha's And Mate
57 Two Alpha's And Mate
58 Two Alpha's And Mate
59 Two Alpha's And Mate
60 Two Alpha's And Mate
61 Two Alpha's And Mate
62 Two Alpha's And Mate
63 Two Alpha's And Mate
64 Two Alpha's And Mate
65 Two Alpha's And Mate
66 Two Alpha's And Mate
67 Two Alpha's And Mate
68 Two Alpha's And Mate
69 Two Alpha's And Mate
70 Two Alpha's And Mate
71 Two Alpha's And Mate
72 Two Alpha's And Mate
73 Two Alpha's And Mate
74 Two Alpha's And Mate
75 Two Alpha's And Mate
76 Two Alpha's And Mate
77 Two Alpha's And Mate
78 Two Alpha's And Mate: TAMAT
79 Extra Part 1
80 Extra Part 2
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Penjelasan
2
Two Alpha's And Mate
3
Two Alpha's And Mate
4
Two Alpha's And Mate
5
Two Alpha's And Mate
6
Two Alpha's And Mate
7
Two Alpha's And Mate
8
Two Alpha's And Mate
9
Two Alpha's And Mate
10
Two Alpha's And Mate
11
Two Alpha's And Mate
12
Two Alpha's And Mate
13
Two Alpha's And Mate
14
Two Alpha's And Mate
15
Two Alpha's And Mate
16
Two Alpha's And Mate
17
Two Alpha's And Mate
18
Two Alpha's And Mate
19
Two Alpha's And Mate
20
Two Alpha's And Mate
21
Two Alpha's And Mate
22
Two Alpha's And Mate
23
Two Alpha's And Mate
24
Two Alpha's And Mate
25
Two Alpha's And Mate
26
Two Alpha's And Mate
27
Two Alpha's And Mate
28
Two Alpha's And Mate
29
Two Alpha's And Mate
30
Two Alpha's And Mate
31
Two Alpha's And Mate
32
Two Alpha's And Mate
33
Two Alpha's And Mate
34
Two Alpha's And Mate
35
Two Alpha's And Mate
36
Two Alpha's And Mate
37
Two Alpha's And Mate
38
Two Alpha's And Mate
39
Two Alpha's And Mate
40
Two Alpha's And Mate
41
Two Alpha's And Mate
42
Two Alpha's And Mate
43
Two Alpha's And Mate
44
Two Alpha's And Mate
45
Two Alpha's And Mate
46
Two Alpha's And Mate
47
Two Alpha's And Mate
48
Two Alpha's And Mate
49
Two Alpha's And Mate
50
Two Alpha's And Mate
51
Two Alpha's And Mate
52
Two Alpha's And Mate
53
Two Alpha's And Mate
54
Two Alpha's And Mate
55
Two Alpha's And Mate
56
Two Alpha's And Mate
57
Two Alpha's And Mate
58
Two Alpha's And Mate
59
Two Alpha's And Mate
60
Two Alpha's And Mate
61
Two Alpha's And Mate
62
Two Alpha's And Mate
63
Two Alpha's And Mate
64
Two Alpha's And Mate
65
Two Alpha's And Mate
66
Two Alpha's And Mate
67
Two Alpha's And Mate
68
Two Alpha's And Mate
69
Two Alpha's And Mate
70
Two Alpha's And Mate
71
Two Alpha's And Mate
72
Two Alpha's And Mate
73
Two Alpha's And Mate
74
Two Alpha's And Mate
75
Two Alpha's And Mate
76
Two Alpha's And Mate
77
Two Alpha's And Mate
78
Two Alpha's And Mate: TAMAT
79
Extra Part 1
80
Extra Part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!