Pagi hari yang cerah membangkitkan semangat keluarga Pradana. Di meja makan, semua anggota keluarga berkumpul, termasuk Diana. Adel memandangnya dengan rasa penasaran, menemukan kecantikan Diana yang mempesona saat dilihat dari jarak dekat.
Regas, sang kakak, biasanya cuek dan tidak terlalu memperhatikan wanita. Namun, kali ini dia menatapnya dengan rasa ingin tahu, seolah menyadari kehadiran Diana untuk pertama kali.
Suasana makan pagi berlangsung dengan percakapan yang santai,tanpa mengenalkan anggota baru dikeluarga itu, kedua orang tua mereka masuk kedalam kamar, namun Adel dan Regas tidak bisa meninggalkan pandangan mereka dari Diana.
Diana memandang mereka dengan rasa penasaran dan sedikit kecemasan. Apakah mereka akan menerima atau menolaknya?
Adel: "siapa kamu?" dia bertanya dengan nada tinggi.
Regas: "Ya, apa urusanmu di sini?"
"Saya putri kandung keluarga Pradana yang telah hilang selama 18 tahun." jawab Diana santai namun tegas. Dia bertekad tidak akan takut dengan siapapun yang di anggap tidak penting. "Dan....Tunggu,kamu siapa? Bukankah putri keluarga Pradana hanya ada satu?"sambil menunjuk Adel.
Adel kalang kabut dengan pertanyaan yang terlintar dari mulut gadis diseberangnya. Dia marah, ingin menampar Diana, tapi dia cepat menghindar dan membalikkan keadaan.
"Siapa kamu?" Diana bertanya dengan tegang.
Adel teriak, "Aku Adel, anak Keluarga Pradana! Berani sekali kamu menunjuk ku dengan tangan kampunganmu itu! Bahkan mengaku-ngaku!!"
Regas segera mengintervensi, "Cukup, Adel! Jangan memperburuk keadaan ini masih pagi."
Diana tetap tenang, "Saya hanya ingin tahu kebenaran tentang keluarga ini."
Nyonya Arin muncul, mencoba mengendalikan situasi. "Cukup, anak-anak."
Diana terkejut 'anak-anak?', memandang Adel dengan keraguan.
"Benarkah dia anak perempuan Keluarga Pradana?" Diana bertanya dalam hati.
Pramono tersenyum. "Ya, Adel adalah putri bungsu kami. Dan ini adalah Alex, putra sulung kami."
Pramono dan Arin saling menatap, memahami risiko yang akan terjadi jika Adel mengetahui kebenaran tentang Diana. Mereka memutuskan untuk merahasiakan informasi tersebut agar Adel tidak melakukan sesuatu yang dapat membahayakan Diana.
"Kita harus menjaga jarak dan pengawasan terhadap Adel," kata Pramono pelan.
Arin mengangguk. "Benar, kita tidak bisa membiarkannya menyakiti Diana."
Mereka berdua memutuskan untuk menunggu hasil tes DNA sebelum mengambil tindakan selanjutnya, sembari menjaga keamanan dan kenyamanan Diana di rumah mereka.
Pramono dan Arin memperkenalkan Diana sebagai saudara jauh untuk menghindari kecurigaan Adel. Meskipun demikian, Adel tidak bisa menyembunyikan rasa benci dan kecurigaannya terhadap Diana.
"Namanya Diana," kata Pramono dengan senyum. "Dia adalah saudara jauh kita. Mari bergabung dengan keluarga kami untuk sementara."
Adel memandang Diana dengan tajam, namun tidak berbicara, raut wajahnya seketika berubah mengejek kearah Diana. Regas memperhatikan situasi tersebut dengan rasa penasaran.
Diana, tersenyum nanar dan mengucapkan terima kasih. Walau dalam hati nyeri. Dia sudah memperkenalkan diri sebagai putri keluarga Pradana dengan bangganya. Bukti kalung bahkan selembar foto yang dia kira sudah sangat akurat pun tak berarti apa apa.
Tuan Pramono mengajak Regas untuk mengikutinya. "Ayo, Regas, ikuti Ayah. Ada yang ingin Ayah bicarakan," katanya.
Regas, yang paham, mengikuti ayahnya tanpa bertanya.
"Temui Ayah di ruang kerja,juga kamu Diana." Sambil menunjuk dengan dagu ke arah Diana. Tuan Pramono memanggil Adel. "Kamu boleh berangkat kuliah sekarang, nanti diantar sopir."
Di dalam ruang kerja yang tenang, Tuan Pramono langsung menjelaskan tentang Diana kepada Regas. "Regas, kamu harus tahu tentang seseorang yang sangat penting. Dia Diana,gadis itu mengaku adik kamu yang hilang 18 tahun lalu."
Regas terkejut, matanya lebar. "Apa? Tidak mungkin! Adel sudah ditemukan tiga belas tahun lalu."
Regas mendekati Diana dengan rasa penasaran dan curiga. "Kamu benar-benar adikku? Buktikan!"
Tuan Pramono: "Regas, kita harus menjaga kerahasiaan ini. Jangan beritahu Adel dulu."
Namun dilain sisi adel ya itu adel sedang mengintip dibalik pintu,dia tidak terima dan takut jika penyamarannya selama ini akan terungkap.
Adel, yang sebenarnya bukan anak kandung keluarga Pradana, merasa terancam dan takut kehilangan kedudukannya. Dia memutuskan untuk mengambil tindakan untuk melindungi dirinya.
Adel: (berbisik pada dirinya sendiri) "Aku tidak akan membiarkan dia menghancurkan semuanya. Aku harus bertindak."
Adel bergegas meninggalkan pintu ruang kerja sang Ayah. Dia segera merencanakan sesuatu untuk menghalangi kebenaran yang ada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
EatYourHeartOut
Sudah gila menanti update-an baru!
2024-12-24
0