Terluka

****

Tes akhir kelulusan semakin dekat, Dan itu arti nya setelah lulus dari jenjang menengah ini, maka Inara juga harus mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang selanjut nya. di mana dia menjadi salah satu siswi terpilih sebagai penerima beasiswa dan harus bisa mendapat nilai kelulusan yang sudah ada standart nilai tertentu dari sekolah yang akan menjadi tempat nya melanjutkan pendidikan sebagai penerima beasiswa.

Siang itu sepulang dari sekolah seperti biasa Inara akan bergegas pergi ke ladang milik warga yang biasa nya menjual hasil kebun mereka kepada Ayah nya.Gadis itu akan membantu sang ayah untuk memanen tanaman singkong para warga yang memang di beli oleh Ayah nya untuk di jual lagi ke pasar.Dari sana lah sumber penghasilan keluarga inara. namun meski demikian mereka selalu mensyukuri semua nya.

Setelah mengganti seragam sekolah nya denga baju yang biasa dipakai untuk ke ladang dan kemudian menyantap hidangan makan siang alakadar nya yang sudah di siap kan oleh ibu nya, Inara bergegas hendak menyusul orang tua nya ke ladang Bu juminten pemilik tanaman singkong yang sedang di beli dan di panen oleh Ayah nya. sedang kan Ayah Inara sendiri sudah berangkat lebih dulu bersama sang istri.

Dengan di temani sepeda nya. sepeda yang dia dapat kan dari sang ayah sebagai hadiah saat gadis itu berhasil mendapatkan nilai terbaik waktu kelulusan SD. berarti sudah tiga tahun lama nya sepeda itu menemani hari hari inara untuk pergi dan pulang dari sekolah serta aktifitas lain nya sehari hari. sepanjang jalan inara terus bersenandung sambil mengayuh sepeda yang ditumpangi nya.

setelah tak berapa jauh lagi dia hendak sampai di tempat yang di tuju, saat hendak berbelok ke arah kiri di sebuah pertigaan yang terdapat di ujung jalan. yang memang kondisi jalan tersebut sudah banyak yang rusak. namun dari Arah yang berlawanan nampak seseorang sedang mengendarai motor nya dan kurang fokus pada jalan di depan nya. inara yang terkejut dengan reflek berteriak memperingatkan sambil membelok kan setir nya ke tepi bahu jalan yang di sana terdapat jalanan berlubang sehingga membuat sepeda yang di kendarai oleh inara oleng.

" woe... woee.. lihat jalaaann..."

" grubaaaak..."

gadis itu terjatuh dengan posisi lutut menyentuh aspal berlubang yang terdapat batu batu kecil di dalam nya.

" awh.. sshh... aw.. aw.."

inara bergumam menahan sakit di lutut nya.

Seorang pemuda yang baru menyadari bahwa hampir saja motor nya menabrak seseorang, segera menepikan kendaraan nya itu. kemudian berlari menghampiri inara yang sedang berusaha berdiri namun karena kaki nya terasa ngilu, sesaat kemudian dia kembali terduduk sambil memegangi bagian lutut nya yang nampak sudah banyak darah disana.

Pemuda itu mendekati inara untuk kemudian tanpa babibu segera membopong tubuh Inara lalu membawa nya berjalan menuju di mana motor nya berada. dengan hati hati dia menduduk kan inara pada boncengan motor nya.

inara yang masih shock hanya mampu terdiam saat pemuda yang tak di kenal nya tersebut membopong tubuh nya. belum sempat inara membuka mulut untuk bersuara atau sekedar bertanya, sang pemuda telah menghidupkan mesin kendaraan dan meraih tangan inara untuk berpegangan pada perut nya. gadis itu terkejut dan reflek menepis tangan pemuda itu.

" maaf.. saya tadi kurang fokus jadi membuat kamu terjatuh.. sekarang saya mau bawa kamu ke klinik supaya luka di kakimu segera di obati.. jadi saya mohon sekarang tolong kamu berpegangan kalau tidak mau jatuh untuk kedua kali.

ketus dan dingin kata kata yang terucap dari bibir pemuda yang secara tidak langsung telah membuat nya celaka tersebut.

akhir nya inara memberanikan diri untuk berpegangan pada jaket yang di kenakan oleh pemuda yang kini bersiap untuk melajukan motor nya itu.

" Kamu tau di mana ada klinik dekat sini..?"

pemuda itu bertanya kepada Inara yang sepanjang jalan hanya membisu dan kepikiran Ayah dan ibu nya yang pasti sudah menunggu.

" Hei... saya sedang bicara sama kamu..kamu dengar ga sih...?"

pemuda itu kembali mengeluar kan suara membuat inara tersadar dari lamunan nya.

" ehh .... ya.. kamu ngomong apa..?"

gadis itu sedikit tergagap menyahuti ucapan pemuda yang tengah memboncengkan nya tersebut.

" Dimana ada klinik sekitar sini...?"

ucap pemuda itu mengulangi pertanyaan nya sambil mengomel dalam hati.

" oh...iitu di depan sana ada rumah cat putih pagar nya hijau.. itu rumah nya pak mantri suryo yang biasa nya di datangi penduduk sekitar sini untuk berobat.

Tak butuh waktu lama akhir nya motor yang mereka kendarai berhenti di depan bangunan rumah yang di maksud oleh inara.

lagi lagi pemuda itu membopong tubuh inara tanpa Ba bi bu.. Sedang sang empu nya yang kaget karena merasakan tubuh nya seperti melayang, terpekik kecil sambil kedua tangan nya reflek mencari pegangan yang secara spontan melingkari leher pemuda yang kini membopong tubuh nya.

" Ini rumah ada bel nya gk..?"

pemuda itu celingukan mencari bel pintu di depan gerbang sambil masih membopong tubuh inara.

" itu di sana bel nya.."

inara berkata sambil menunjuk benda yang di maksud yang ternyata terletak di dekat bunga yang dahan nya lumayan rimbun jadi harus sedikit jeli melihat nya.

Sementara itu orang tua inara yang sudah dari tadi berada di ladang baru menyadari, sudah hampir waktu Ashar putri nya itu belum terlihat datang ke ladang menyusul mereka.

" Bu... kok Inara belum nyampe ya... gak seperti biasa nya."

ujar pak Ahim kepada istri nya.

" ya... ya pak.. kok belum kelihatan ya tuh anak.. apa mampir dulu ke rumah teman nya..?"

sahut bu Asti menimpali perkataan suami nya.kedua orang itu nampak mencemaskan putri nya tersebut, karena tidak biasa nya dia belum datang nyampai menjelang sore.

Dari kejauhan nampak seseorang sedang menuntun sepeda milik inara yang dia temukan di jalan. karena sudah sangat mengenali bahwa sepeda itu adalah sepeda milik inara, Orang tersebut berinisiatif untuk membawa barang tersebut kepada pak Ahim dan bu Asti yang sedang memanen singkong di ladang milik nya.

" lho... itu kan sepeda inara pak... kok bisa sama bu juminten.. terus inara nya kemana..?"

melihat bu juminten datang dengan membawa sepeda anak nya membuat bu Asti serta merta di landa rasa khawatir.. dengan tergopoh dia berjalan menghampiri bu juminten.

" Bu... inara nya mana..?"

Dengan raut wajah yang nampak cemas bu asti pun bertanya.

" Saya cuma menemukan sepeda ini tergeletak di jalan dekat pertigaan sana bu.."

ucap bu juminten.

mendengar jawaban tersebut membuat kedua orang tua inara saling berpandangan dengan raut wajah yang di penuhi kecemasan.

Terpopuler

Comments

iqbal nasution

iqbal nasution

mantap

2025-06-04

1

putribulan

putribulan

semoga inara gak kenapa kenapa

2024-12-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!