Segenggam Rasa Untuk Inara
*****
Suara Adzan subuh terdengar bersahutan dari surau surau yang memang banyak terdapat di desa yang terletak di daerah Jawa ujung timur ini.
nampak lah para penduduknya yang sudah kelihatan mulai melakukan aktifitas mereka yang kebanyakan berprofesi sebagai petani dan pedagang di pasar atau pun pedagang keliling.
Begitu pun yang sedang di lakukan oleh sebuah keluarga yang menempati sebuah rumah sederhana yang terletak di tepi sawah dengan pemandangan pagi menyejuk kan mata. Di kejauhan terlihat Gunung semeru yang berdiri dengan kokoh nya di hiasi kabut tipis dengan cahaya sinar fajar yang mulai mengintip dari ufuk timur..
Hamparan tanaman padi yang mulai menguning dan parit parit kecil yang terdapat di sana dengan gemericik air menambah indah nya suasana pagi di desa ini..
terlihat kesibukan yang terjadi di dalam rumah sederhana itu.. seorang gadis remaja yang nampak sedang sibuk membantu ibu dan Bapak nya untuk menyiap kan dagangan yang hendak di bawa untuk di jual kepasar uang terletak lumayan jauh dari Rumah mereka. Dia nampak sedang mengangkut singkong singkong yang merupakan dagangan Bapak nya itu dari dalam ruang tamu rumah nya untuk di bawa keluar dan di susun di atas tobos ( semacam dua buah keranjang besar yang terbuat dari anyaman bambu yang di ikat di atas boncengan sepeda.) yang biasa nya di pergunakan untuk membawa atau mengangkut barang.
Inara nampak sudah selesai membantu Ayah nya mengangkut keluar singkong singkong yang hendak di jual ke pasar.
Setelah itu dia bergegas menuju ke dapur di mana ibu nya terlihat sedang memasak untuk menyiapkan sarapan.
" Ini air nya sudah mendidih bu..mau buat apa. ?"
terdengar suara Inara bertanya kepada ibu nya sambil berjalan ke arah di mana kompor yang sedang menyala dengan air yang sudah mendidih di dalam teko di atas kompor tesebut.
" Itu mau buat nuangi teh yang sudah ibu taruh ke dalam teko di meja itu nara.."
ujar ibu nya menyahuti pertanyaan Inara yang lebih akrab di sapa Nara baik oleh keluarga dan orang orang di lingkungan mereka tinggal.
Gadis remaja kelas 3 Sekolah menengah itu pun segera mengambil teko yang terbuat dari Aluminium dan khusus di pergunakan untuk merebus air untuk kemudian menuangkan nya ke dalam teko tahan panas yang sudah di taruh teh di dalam.
kemudian dengan cekatan dia mengambil beberapa gelas dan penampan untuk membuat teh manis hangat yang akan menemani sarapan pagi mereka.
Tak lama kemudian sarapan sudah siap di meja sederhana yang terletak di pojok dapur dekat jendela yang terbuka dan langsung mengarah ke samping rumah mereka yang merupakan hamparan sawah para penduduk desa.
setelah semua nya di siapkan di meja makan, Inara pamit mandi kepada ibu nya karena sebentar lagi dia harus segera pergi ke sekolah yang lumayan jauh dari rumah nya.dan itu pun harus di tempuh dengan mengendarai sepeda. Namun Inara adalah anak yang rajin dan penurut.Dia bisa memahami kondisi keluarga nya yang tidak bisa seperti orang tua dari teman teman nya yang sanggup membelikan sepeda motor untuk nya pergi ke sekolah.
Inara keluar dari kamar nya dengan sudah mengenakan seragam sekolah berjalan ke dapur untuk kemudian bergabung dengan ibu bapak serta adik laki laki nya yang masih duduk di kelas 6 SD..terlihat mereka sudah mulai menyantap hidangan sederhana yang merupakan nasi putih di temani dengan lauk tempe goreng dan sayur kangkung yang terasa nikmat di lidah mereka. orang orang yang selalu tak lupa bersyukur atas semua nikmat yang di terima.
" Buk, pak.. hari ini adalah hari pengumuman hasil seleksi untuk murid murid yang mengikuti program Beasiswa dari pemerintah.. minta do'a nya ya.. semoga nanti nama Inara juga termasuk salah satu dari nama nama yang terpilih.."
sambil menyendok nasi Inara berkata kepada kedua orang tua nya.
" Emang nya kalau kak Inara ikut terpilih nanti biaya sekolah nya gratis semua ya kak..?"
tanya Aldi adik inara.. bocah usia 12 tahun itu nampak bersemangat mendengar berita yang di dengar dari sang kakak.
" ya.. ada juga sih yang masih harus bayar Al... contoh nya kayak beli buku juga kita masih beli sendiri.."
sahut inara memberi jawaban pada adik nya.
"owh..."
mulut Aldi membentuk huruf O tanda mengerti dengan jawaban kakaknya.
sedangkan Kedua orang tua mereka hanya tersenyum mendengar percakapan kedua buah hati nya tersebut.
Ibrahim nama Ayah Inara.. nampak sudah selesai dengan sarapan nya dan berdiri dari duduk nya.
" sudah cepat selesaikan srapan kalian.. nanti telat lo ke sekolah nya.. apalagi kak Nara kan sekolah nya jauh.. Bapak mau berangkat ke pasar dulu."
pak Ahim begitu biasa di panggil berkata kepada anak anak nya sambil mengulurkan tangan kanan nya agar mereka salim sebelum sang Ayah berangkat mencari nafkah.
Inara dan Aldi bergantian mencium tangan bapak nya dan kemudian segera menghabiskan sarapan yang masih tersisa di piring mereka.
Pak Ahim bergegas melangkah keluar rumah untuk kemudian berangkat ke pasar mengayuh sepeda nya membawa dagangan yang hendak di jual nya.
Inara dan Aldi yang sudah selesai dengan sarapan nya segera mengambil tas masing masing dan memakai sepatu. kemudian Inara lebih dulu berpamitan kepada ibu nya.
Setelah cium tangan ibu nya dia menghampiri Adik nya dan mengulurkan tangan. Aldi segera menyambut dan mencium tangan kakaknya.
setengah berlari Inara melangkah keluar rumah sambil berseru..
" Bu.. Nara berangkat dulu ya.."
" ya.. hati hati naik sepeda nya.."
sahut sang ibu dari dalam rumah.
" ya bu.. Asalamu'alaikum.."
"wa'alaikum salam.."
kemudian Inara menaiki dan mulai mengayuh sepeda kesayangan nya menuju ke sekolah.
Bel tanda masuk terdengar tepat saat inara baru saja memarkirkan sepeda nya yang terletak di samping lapangan sekolah.
" Alhamdulillah...pas banget udah nyampe.."
ujar Inara karena hampir saja dia telat jika sedikit lagi belum sampe di sekolah.
Dia segera berlari menuju kelas nya dan banyak pula terlihat teman teman nya juga berlari lari termasuk di antara nya Indah teman sebangku nya.
" Nara.. tumben kamu datang nya siang.."
Indah yang melihat Inara nampak berlari di depan nya bertanya pada teman sebangku nya tersebut yang tak biasa datang siang.
Inara menoleh ke belakang dan tersenyum kepada Indah.
" ya nih.. tadi aku naik sepeda nya nyantai.."
" ohh.."
jawab indah tanda mengerti.
mereka memasuki kelas dan bergegas duduk di tempat duduk mereka yang berada di urutan paling depan.
jam 09.00 bel tanda istirahat berbunyi.. nampak para siswa di sekolah tersebut berebut keluar dari kelas nya masing masing.
termasuk Indah dan Inara.mereka berjalan hendak menuju ke kantin ketika ada teman sekelas mereka menghampiri dan mengulurkan tangan ke arah Inara sambil mengucapkan selamat.
" Nara selamat ya.. kamu terpilih sebagai salah satu murid yang mendapat beasiswa itu."
Inara melongo mendapat ucapan selamat dari teman nya itu.
Indah yang berdiri di samping nya menyenggol lengan Inara.
"ohh.. ya ya terimakasih "
timpal Inara tergagap setelah mendapat senggolan di lengan nya oleh Indah.
" ya.. pengumuman nya ada di depan kantor.. liat gih.."
ucap teman inara sambil berlalu menuju ke ke kantin.
" Indaaahh... Aku terpilih ndaahh.."
Inara berteriak kegirangan sambil menghambur memeluk Indah.
" selamat ya Nara.. "
ujar indah tersenyum tulus membalas pelukan Inara.
" yuk kita lihat pengumuman dulu yuk..."
Indah merangkul bahu Inara dan mereka berjalan menuju kantor sekolah.
sesampai nya di sana.. sudah banyak siswa yang juga mengikuti seleksi pemilihan utuk murid yang layak menerima beasiswa berdesakan berebut untuk memastikan apakah nama mereka tercantum juga atau tidak. Inara melihat nama nya berada di urutan nomer dua dari atas dan mendapat peringkat kedua dengan nilai yang hanya beda tipis dengan nomer urut pertama sekaligus penyandang peringkat pertama.senyum manis mengembang di wajah inara.
" pak buk.. Inara lolos.. inara bisa melanjutkan SMA di kota bu.. pak..
ucap Inara berkaca kaca karena haru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Muliana
Hai kakak, aku mampir nih ...
Untuk awal paragraph, sebaiknya memakai huruf kapital ya ... Semangat kaka, disini kita saling belajar ya /Smile//Smile/
2025-06-11
1
Risky Firmansyah
kelingan jaman dulu di kampung.. mantap kak lanjutkan
2025-06-09
2
Muliana
di buk pak, diantara keduanya sebaiknya, dibubuhkan tanda koma
2025-06-11
1