Perlahan tapi pasti, wanita itu terus melangkah mendekatiku. Suamiku masih sibuk menoleh ke sebelah kiri. Entah apa yang dia lihat, sepertinya menarik sekali.
Kucoba memalingkan wajahku, ternyata suamiku sedang melihat-lihat bunga hias dari plastik dengan berbagai warna. Cantik sekali, meskipun harumnya palsu, tapi aku dan suami sangat menyukainya.
"Mas ini harganya berapa?" Kata wanita itu sembari menunjuk vas kecil berwarna putih dengan bunga berbentuk bunga mawar.
Kumemutarkan bola mataku. Aku sangat kesal mendengar suaranya yang seakan-akan mencari perhatian suamiku.
Ya, sekarang dia berada tepat di samping suamiku. Kulirik wajah suami tampanku, dia hanya sibuk memperhatikan bunga-bunga cantik itu.
Huft! Untunglah, dia masih sama seperti dulu. Tak pernah tergoda dengan wanita manapun.
Padahal wanita yang berada disampingnya sangat canti, sexi, belahan dadanya sangat jelas terlihat. Maka dari itu aku menyebutnya dengan racun dunia.
Lihatlah Si Abang yang jualan, tak berkedip sedikitpun. Aku yakin, sudah ada yang menegang dibawah sana.
"Mas ..." panggilnya lagi.
Si Abang langsung memegang tengkuknya karena malu mungkin.
"Itu 50 ribu aja, Neng." Katanya gugup.
"Oh, kalau yang sedang di pegang sama Mas ini, berapa ya?" Tunjuknya lagi pada vas bunga yang sedang suamiku pegang.
Suamki acuh tak acuh. Tak menoleh sedikitpun, aku merasa sangat puas sekali ketika melihat ekspresi wanita itu masam.
"Jangan genit deh Mba! Ini tuh suami saya. Dia gak bakalan tergoda sama mba yang kaya tante-tante girang begitu." Rutukku dalam hati dan tertawa jahat.
"Oh yang ini, 75 ribu Neng." Ucap Si Abang sembari tatapannya tak lepas dari belahan dada.
"Maaf Mas, saya mau lihat bunganya. Apa boleh?" Tanyanya dengan manja.
Huh! Ingin sekali aku menjambak rambutnya yang pirang itu. Dan meneriaki bahwa aku istri dari lelaki tampan yang ada disampingnya.
"Sayang, Mba nya mau lihat bunga ini katanya. Kasih aja," kataku dengan bergelayut manja di lengannya.
Suamiku tersenyum ke arahku. Lalu memberikan bunga itu ke Si Abang. Dengan semangat Si Abang memberikan bunga yang diminta.
Wanita itu tampak kesal. Terlihat sekali dari air mukanya yang masam. Dia kira, suamiku akan memberikannya langsung.
"Itu takkan terjadi nona! Iman suamiku lebih kuat dari apapun," Sorak hatiku senang.
"Bang, saya ambil yang ini sama yang ini ya." Kata suamiku, si wanita genit itu menoleh ke arah suamiku.
Mungkin dia terkejut mendengar suara suamiku yang sangat merdu ini.
"Kamu mau yang mana lagi Sayang?" Tanyanya padaku.
Aku senang bukan main. Aku semakin bergelayut manja padanya. Tak menghiraukan pandangan orang-orang yang melihat kemesraan kami.
"Aku mau ini ya Beb, aku suka warnanya." Kataku menunjuk vas kecil dan bunga yang berbentuk bunga lili tersebut.
Segera dia membayar bunga yang kuinginkan. lalu kami bergegas pergi dari tempat itu. Aku tersenyum menyeringai ke arah wanita tadi.
Wajahnya merah padam, aku rasa karena dia marah. Tak berhasil menggoda suamiku yang tampan ini.
Dia melototkan matanya, aku menjulurkan lidahku mengejeknya. Dan melambaikan tanganku dengan penuh kemenangan.
"Sayang aku pengen makan bakso bakar,"
"Iya Sayang, kita cari yang jualannya ya. Kamu masih kuat jalan kan?"
Duh aku jadi deg-degan begini ya, mendengar suara lembutnya saat memberikan perhatian padaku.
"Iya Sayang, aku masih kuat kok. Kalau pun engga, 'kan bisa di gendong sama kamu." Kataku manja. Dia hanya tersenyum.
Ya selain mahal pujian,dia juga mahal sekali berkata romantis dan lain-lain lagi. Tapi baguslah, agar dia tak menggombal ke wanita-wanita genit seperti Si Mba tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
so sweet dah
2020-11-02
0
Disappointed
good job
2020-11-01
0