"Sempurna" kataku saat melihat pantulan diriku di cermin. Ya aku sengaja memoles wajahku sedikit dengan make up.
Aku memakai celana jeans abu-abu dan kaos oblong berwarna brown white, tak lupa jaket jeans sebagai penyempurnya. Aku gerai rambutku, dan menempelkan jepit berbentuk mutiara kecil dipinggirnya untuk mempercantik tampilanku.
Kusambar tas kecil yang sudah kusiapkan diatas ranjang. Aku segera berlari kecil menuruni tangga. Aku takut dia menunggu terlalu lama.
"Sayang, ayo berangkat. Aku udah siap nih." Ajakku sembari mengayun-ngayunkan tubuhku. Menunggunya memuji penampilanku.
Dia terus menatapku tanpa berkedip. Aku yakin dia terpesona sekarang. Lagi-lagi ia menampilkan senyuman manisnya.
"Yaudah, yuk. Keburu siang nanti." Katanya sembari melangkah menuju mobil.
"Dasar suami gak peka! Aku udah cantik begini, dan-dan maksimal hanya untuk dia. Tapi dia tak memujiku sama sekali. Kamu nyebelin banget sih!"
Ingin sekali aku mengatakan hal itu padanya.
Tapi aku hanya bisa menggerutu dalam hati. Kuhentakkan kaki menyusulnya yang sudah berada dibalik kemudi.
******
Kami telah sampai di tempat tujuan. Aku sengaja mengajaknya untuk pergi ke Car free day. Aku rindu berdesak-desakan di sana. Apalagi saat menemukan barang yang disuka dan berebut tawar dengan pedagang. Itu sangat menyenangkan sekali.
Ya meskipun aku hanya iseng saja menawar, karena pada akhirnya aku tak tega juga sih dan membayar sesuai harga yang telah ditentukan.
Kami tengah berjalan perlahan, menelusuri setiap jalan sembari menoleh ke kanan dan ke kiri. Melihat berbagai dagangan yang dijajakan pedagang.
Langkahku terhenti saat melihat penjual rujak. Siang bolong beginikan memang pas makan rujak. Manis, asam dan pedas menjadi satu saat masuk ke dalam mulut.
Apalagi kalau satu potongan mangga muda atau nanas sebagai buahnya. Hemmm menggoda sekali. Air liurku hampir saja menetes.
"Kamu mau Yang?" Tanyanya lembut, saat dia dapati aku hanya mematung sembari memandang stand rujak tersebut.
"Iya Sayang, enak banget kan siang-siang gini makan rujak. Boleh ya?" Rengekku manja.
Menampilkan puppy eyes yang pasti bakal meluluhkan hatinya.
"Hemm ...." jawaban paling menyebalkan versiku.
"Sayang ..." rengekku lagi dengan gaya anak kecil.
"Boleh deh," jawabnya pasrah.
"Jangan terlalu pedas, nanti maag kamu kambuh. Oke Honey?" Secara tidak langsung dia mengajukan syarat.
Aku hanya mengedipkan sebelah mataku. Kini satu cup rujak telah berada di tanganku. Kumasukkan satu potong mangga muda kesukaanku.
Rasanya benar-benar meledak dimulut. Kumasukkan lagi buah-buahan yang ada dalam rujak tersebut. Suamiku hanya memandangku sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sayang, kamu mau? Aaaa ..." tawarku sembari menyodorkan satu potong bengkuang ke mulutnya.
Aku sengaja memilih bengkuang, karena ia tak menyukai makanan asam. Dia membuka mulutnya, lalu mengunyah potongan bengkuang tersebut.
"Enak Yang, tapi aga pedes. Jangan makan banyak-banyak, nanti maagnya kambuh." Katanya dengan nada khawatir.
Aku menghentikan langkahku.
"Apa katanya? Enak? Semudah itu dia memuji makanan dari orang lain. Tapi kalau sama masakanku, dia abai begitu saja." Lagi-lagi aku hanya bisa menggerutu dalam hati.
"Kamu mah gitu Yang, makanan dari orang lain aja langsung bilang enak. Tapi saat makan hasil masakanku, selalu saja acuh."
Aku kembali merajuk. Dia hanya tersenyum, melingkarkan tangannya ke pinggangku. Aku terkejut, bukan aku tak suka. Aku hanya malu, karena ini di tempat umum.
"Malu Yang ih, kan banyak orang." Bisikku padanya.
"Aku tak perduli." Jawabnya datar.
Akhirnya aku menurut saja, berjalan sembari dirangkul mesra olehnya. Namun, sesaat kemudian mataku terbelalak saat berpapasan dengan seorang wanita.
"Ya ampun, racun dunia ini mah!" Gumamku sembari menepuk jidat. Lalu menoleh kearah suamiku yang sibuk melihat-lihat barang yang dijajakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
an action ..
2020-11-02
0
Disappointed
sederhana tapi cutee
2020-11-01
2
🧭 Wong Deso
like
2020-09-03
0