Suamiku Mahal Pujian
Hah! Sepertinya sudah siang? Rasanya baru saja sebentar mataku terpejam setelah shalat subuh tadi.
Kulihat tempat tidur disampingku, dia sudah tidak di kamar. Ke mana dia sepagi ini? Ah mungkin dia sedang jogging.
Kulirik jam beker yang ada di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi. Aku segera ke kamar mandi untuk memcuci muka.
Lalu turun untuk pergi ke dapur. Segera kupakai celemek motif bunga matahari kesukaanku. Aku siapkan bahan-bahan untuk memasak pagi ini.
"Mm... aku bikin soto ayam aja ah, spesial buat dia," kataku tersenyum sendiri.
Kubayangkan wajahnya yang tampan, agar aku lebih semangat lagi memasak. Tak sabar sekali ingin bertemu dengannya.
Ya dia yang kumaksud adalah suamiku, mas Irsyad tersayang. Dia sangat menyukai soto ayam buatanku. Meskipun ia sangat pelit sekali dalam hal memuji. Tapi aku yakin, soto ayam buatanku tuh rasanya sangat lezat.
Terbukti saat dia makan selalu saja nambah, entah itu efek lapar atau memang masakannya yang enak, aku tak tahu juga. Tapi, ya, selama ini suamiku tak pernah protes dengan hasil masakanku.
Aku bersenandung ria di dapur. Kupotong kol dan juga tomat. Tak lupa seledri dan juga daun bawang. Kucicipi kuah soto yang hampir matang, warnanya sudah sangat cantik. Tinggal mengoreksi rasanya.
Hmm... enak sekali. Pasti mas Irsyad akan berkata seperti itu. Aku terus tersenyum membayangkan dia akan memuji hasil masakanku.
Setelah kurasa semuanya sempurna, segera kuhidangkan di atas meja makan. Menatanya sedemikian cantiknya. Kutaruh keranjang buah di bagian ujung meja, untuk mempercantik tampilan. Warna cerah dari jeruk sankis dan juga warnah merah dari apel, sangat menyempurnakan meja makanku.
Aku segera menaiki anak tangga dan menuju kamarku. Kunyanyikan lagu Jazz yang berjudul Teman Bahagia, untuk menemaniku memasuki kamar.
Meskipun ini hari libur, aku harus segera bergegas mandi, agar suamiku pulang aku sudah wangi dan cantik. Ah... lagi-lagi hanya memikirkannya aku sudah sangat bahagia. Apalagi saat nanti aku melihat wajah tampannya.
*******
"Sayang, kamu baru pulang? Lari pagi ke mana aja?" Tanyaku saat dia baru saja memasuki rumah.
Aku merapikan rambutku yang sebenarnya tidak berantakan. Senyuman termanis kusuguhkan untuknya.
"Keliling komplek aja Yang, aku mandi dulu ya," pamitnya seraya berjalan ke arah kamar.
Huh! Aku sebal sekali melihat dia yang datar seperti itu. Aku sudah dan-dan cantik begini, hanya untuk menyambut dia. Dan, ya, agar dia memuji penampilanku yang cantik ini. Tapi, dia malah pergi begitu saja.
Ya itulah suamiku, dia sangat mahal sekali dalam hal memuji. Aku sangat heran dibuatnya. Padahal dulu sewaktu kuliah, banyak sekali para pria memuji kecantikanku.
Mengagumi bentuk tubuhku, yang kata mereka mirip gitar spanyol. Tapi suamiku, jarang sekali memujiku, padahal aku selalu tampil cantik dihadapannya.
Meskipun dia mahal pujian, tapi aku tahu dia sangat mencintaiku. Dan aku pun sangat mencintainya.
"Sayang, ayo kita makan!" Ajaknya membuyarkan lamunanku.
Aku tersentak, tersenyum kikuk ke arahnya. Aku baru tersadar, kalau aku masih di ruang tengah. Dia menampilkan senyum manisnya, lesung pipi di sebelah kanan kesukaanku, terlihat jelas di sana.
"Iya Sayang, aku udah masak soto ayam kesukaanmu," ucapku riang.
Dia hanya tersenym, lalu kami berjalan beriringan menuju meja makan. Dia merangkul pinggangku dengan mesranya.
"Aaa suamiku meski kau 'mahal' pujian, aku mencintaimu." Kataku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
penduduk bunian mampir 😇 salam persahabatan
2020-11-02
0
RN
suka tulisan rapi cerita sederhana tapi enak good job👍
2020-11-01
1
Yuli Ani
sepertinya seru ni cerita,,,aq mampir ya Thor
2020-11-01
0