Sebenarnya gue ini kenapa?

Malam ini Anggi kembali melakukannya dengan Surya, dia melakukannya dengan penuh gelora. Anggi bahkan sampai terus meneriaki nama pria itu, dia juga begitu aktif dalam bergerak.

Surya sampai merasa puas melakukan malam panas ini dengan Anggi, dia tidak menyangka kalau ternyata dengan melakukan mantra pelet, Anggi akan hilang kendali seperti itu.

"Engh! Jam berapa ini? Kenapa badan gue sakit semua?"

Anggi baru saja membuka matanya, dia menggeliatkan tubuhnya yang begitu terasa lelah. Anggi lalu mengedarkan pandangannya, dia merasa tenang karena ternyata berada di dalam kamar kostnya.

"Apa gue mimpi ya? Perasaan tadi malam gue melakukannya sama Surya?"

Anggi turun dari tempat tidur, lalu dia berdiri di depan cermin. Ada tanda biru keunguan di dadanya, tidak hanya satu tetapi banyak. Anggi jadi merasa kalau tadi malam itu bukanlah mimpi.

Namun, kalau bukan mimpi, kenapa dia kini berada di dalam kamarnya? Kenapa tidak ada Surya di sana? Kenapa inti tubuhnya juga begitu sakit?

"Ini sangat aneh, sebenarnya ada apa dengan gue?"

Anggi terdiam sejenak mengingat-ingat apa yang terjadi semalam, dia bisa dengan jelas mengingat kalau tadi malam dia menghabiskan waktu bersama dengan Surya.

Bahkan, dia sangat ingat kalau dirinya yang menggoda Surya terlebih dahulu. Dia sangat ingat kalau dirinya begitu aktif dalam bergerak, Surya sampai memuji dirinya berkali-kali.

"Astagfirullah! Sebenarnya gue kenapa?"

Anggi merasa frustasi dibuatnya, tetapi hari ini dia harus ke Kafe. Alhasil dia dengan cepat mandi dan bersiap, tetapi ada satu hal yang membuat dia kaget, saat membuka lemari ternyata ada tumpukan uang di sana.

"U--- uang? Uang siapa ini? Kenapa begitu banyak?"

Ah! Anggi semakin bingung saja, bahkan dadanya terasa bergemuruh. Dia ingin mengetahui sebenarnya dari mana uang itu, tetapi dia tidak mengingat apa pun.

"Argh! Nanti aja deh gue pikirin lagi, atau gak, nanti gue tanya Surya aja. Sekarang lebih baik gue kerja aja, nanti Sehan bisa marah sama gue."

Akhirnya Anggi pergi menuju Kafe, dia disambut hangat oleh kekasih hatinya. Sehan bahkan langsung memeluk wanita itu, dia mengusap puncak kepala wanita itu dengan penuh cinta.

"Yang, nanti malam ada yang mau booking Kafe. Ada yang mau rayain ulang tahun di sini," ujar Sehan.

"Serius?"

"He'em, artis lagi. Bayarnya gede, hari ini kita bakalan sibuk." Sehan tertawa senang.

"Baguslah! Tapi, sore ini aku harus balik."

"Kenapa?"

"Bonyok bakalan datang, jadi gue harus nyambut mereka."

"Jadi mereka pindah ke sini?"

"Jadi, katanya mau bisnis di sini. Jadinya mau ngejalanin Frozen food gitu," jawab Anggi.

"Oh, boleh tuh, Yang. Nanti kita bisa kerja sama," usul Sehan.

"Boleh juga, maaf ya, nanti malem gak bisa bantu kamu."

"Tak apa, yang penting kamu bisa menemui kedua orang tua kamu. Oiya, mereka akan tinggal di mana?"

"Di salah satu perumahan yang dekat sama pabrik Frozen food-nya," jawab Anggi.

Ternyata Juragan Karya dan juga Ine sudah membeli rumah di sebuah komplek perumahan yang tidak jauh dari universitas tempat Anggi menimba ilmu dulu, hal itu dia lali karena pabrik Frozen food-nya yang memang tidak jauh dari tempat itu.

"Semoga ayah kamu bisa berhasil dengan usahanya yang baru," doa Sehan.

"Aamiin," ujar Anggi.

Keduanya pada akhirnya bekerja dengan sangat sibuk hari ini, sehingga sore hari tiba Anggi pergi ke rumah yang sudah dibeli oleh Juragan Karya, dia menunggu kedua orang tuanya di halaman rumah itu.

"Ayah, Bunda!" teriak Anggi ketika kedua orang tuanya sampai.

"Sayang, Bunda rindu." Ine langsung memeluk putrinya.

Begitu pola dengan Juragan Karya, pria itu langsung memeluk putrinya dengan penuh kasih. Walaupun memang Juragan Karya terkenal jahat, tetapi dia begitu menyayangi anak dan juga istrinya.

"Masuk yuk, Sayang. Kenapa menunggu di luar?"

"Loh, memangnya rumahnya tidak dikunci?"

"Ayah sudah mempekerjakan pelayan, bi Sumi. Pelayan kita yang dari kampung, dia sudah datang dari dua hari yang lalu."

"Oh, gitu. Ya udah ayo masuk, kapan Ayah mau mulai kerja?"

"Besok, Sayang. Kalau kamu gak sibuk, tolong bantu Ayah."

"Sibuk sih, Kafe aku rame banget. Tapi ada Sehan, jadi aku bisa bantu Ayah."

"Oh, gitu. Kalau besok sore Ayah mau ketemu Sehan, apa bisa?"

"Bisa dong, sekalian kenalan sama Sehan. Sekalian liat Kafe milik Sehan yang rame banget," jawab Anggi.

"Hem," ujar Juragan Karya.

Setelah masuk ke kediaman baru, Juragan Karya meminta putrinya untuk tinggal di sana. Karena dia tak mau kalau dia dan juga putrinya tinggal terpisah, dia juga tak mau kalau nantinya putrinya akan hidup terlalu bebas.

Keesokan harinya Juragan Karya, Ine dan juga Anggi benar-benar pergi ke pabrik frozen food yang sudah dia beli. Mereka nampak sibuk karena ternyata baru saja dibuka, tetapi pabrik itu langsung kebanjiran orderan.

"Cape juga ya, Yah. Langsung rame sama pesanan," ujar Anggi sambil meregangkan otot-otot lelahnya.

"Tentu saja, Sayang. Karena Ayah mempersiapkan semuanya dengan matang, selain mencari pemasok daging dan juga ayam, Ayah mencari orang untuk mempromosikan usaha Ayah ini."

"Oh, pantes."

Sore harinya ketika orang itu pergi ke Kafe, tentu saja tujuannya untuk bertemu dengan Sehan. Sehan sampai terlihat begitu canggung saat bertemu dengan kedua orang tua dari Anggi.

"Jadi ini Kafe kamu?" tanya Juragan Karya sambil menatap wajah Sehan yang begitu canggung.

"Iya, Om."

"Berapa omset yang didapat dalam setiap harinya?"

"Lumayan, Yah. Insya Allah cukup untuk mengumpulkan biaya pernikahan aku dan juga Anggi," jawab Sehan.

"Oh," ujar Juragan Karya sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Di saat mereka sedang mengobrol, Surya datang dan sengaja duduk tidak jauh dari sana. Pria itu semakin tampan dan terlihat muda saja, pria itu langsung mengambil alih perhatian dari Juragan Karya.

"Nak, mau pesan apa?" tanya Juragan Karya dengan begitu sopan.

Anggi yang ada di samping Juragan Karya terdiam sambil mengagumi penampilan dari Surya, karena walaupun usianya sudah tiga puluh tahun, tetapi pria itu terlihat begitu muda dan tampan.

"Mau kopi, Om. Kalau boleh, mau sekalian kenalan sama putrinya."

"Eh?"

Juragan Karya nampak kaget, berbeda dengan Sehan yang nampak kesal. Surya terkekeh, lalu dia kembali berkata.

"Bercanda, Om. Jangan diambil hati, tapi kalau memang boleh, saya mau banget kenalan sama putri Om."

"Anak muda sekarang ini, bisa saja." Juragan Karya menolehkan wajahnya ke arah Sehan. "Buatkan pesanannya, Nak."

"Ya, Om."

Sebenarnya Sehan tak ingin pergi dari sana, dia takut kalau Surya akan mengambil kesempatan dalam menggaet hati Anggi, tetapi dia tak mungkin membantah dan diam saja di sana.

"Saya kayaknya belum pernah melihat Om dan juga Tante di sini, apa kalian baru pindah?" tanya Surya.

Surya berkata dengan manis sekali, padahal hatinya bergemuruh dan rasanya ingin membunuh Juragan Karya saat ini juga jika mengingat apa yang sudah dilakukan oleh pria itu terhadap ibunya.

"Ya, kami baru di sini. Oiya, apa pekerjaan anda?" tanya Juragan Karya yang seakan begitu terhipnotis dengan pesona Surya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

umpan datang sendiri .. jelas aja juragan Karya tak mengenali surya karena sekarang surya udah jauh berbeda

2025-01-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kamu masih tetap cantik, Sari.
2 Kenapa perasaanku tidak enak?
3 Apa mungkin Juragan Karya pelakunya?
4 Jika kamu mau kaya, kamu harus menjadi sekutu iblis.
5 Mau, aku mau menjadi sekutu iblis.
6 Aku rela keluar dari agamaku, asal mendapatkan apa yang aku mau.
7 Apakah aku sudah mati?
8 Kenapa harus sudah memberi tumbal saja?
9 Ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini.
10 Jangankan jadi pacar kamu, jadi suami kamu saja aku mau.
11 Abang kok baik banget sih?
12 Ini sudah waktunya, Sayang.
13 Kamu tidak akan lolos, Heni!
14 Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.
15 Tidak ada pilihan, elu bakal jadi milik gue.
16 Terima kasih, Sayang.
17 Kenapa gue bisa di sini?
18 Sebenarnya gue ini kenapa?
19 Saya sih bisa aja, yang penting bisa dekat dengan putri anda.
20 Kenapa perut aku sakit sekali?
21 Kami berdua memiliki hubungan yang spesial, Tuan.
22 Aku ingin berziarah ke makam keluar Om yang sudah tiada.
23 Abang pengen, jangan dilarang.
24 Aku yakin kalau kamu itu pasti Surya, sahabat aku.
25 Apa itu?
26 Jangan berniat jahat lagi, Sur.
27 Sepertinya, akan ada cara baru lagi untuk mengerjai pria tua itu.
28 Dia pembunuhnya, dia adalah iblis.
29 Kalau dia hamil lagi, itu artinya akan ada tumbal lagi.
30 Ada kebencian yang besar, dendam yang akan menghancurkan kamu.
31 Siapa itu?
32 Sebenarnya ada apa dengan suamiku?
33 Dosa besar apa yang pernah anda lakukan?
34 Apakah mereka itu orang yang sama?
35 Oke, aku setuju.
36 Tumbal Lagi
37 Anggi mengalami depresi berat, Pak.
38 Semuanya terasa menyenangkan, Juragan Karya.
39 Berikan aku satu tumbal lagi, Surya.
40 Rencana ok!
41 Dia harus merasakan apa yang sudah aku rasakan dulu!
42 Hancur
43 Apa mungkin Surya?
44 Masih ingat dengan bu Sari?
45 Aku harus bagaimana?
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Kamu masih tetap cantik, Sari.
2
Kenapa perasaanku tidak enak?
3
Apa mungkin Juragan Karya pelakunya?
4
Jika kamu mau kaya, kamu harus menjadi sekutu iblis.
5
Mau, aku mau menjadi sekutu iblis.
6
Aku rela keluar dari agamaku, asal mendapatkan apa yang aku mau.
7
Apakah aku sudah mati?
8
Kenapa harus sudah memberi tumbal saja?
9
Ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini.
10
Jangankan jadi pacar kamu, jadi suami kamu saja aku mau.
11
Abang kok baik banget sih?
12
Ini sudah waktunya, Sayang.
13
Kamu tidak akan lolos, Heni!
14
Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.
15
Tidak ada pilihan, elu bakal jadi milik gue.
16
Terima kasih, Sayang.
17
Kenapa gue bisa di sini?
18
Sebenarnya gue ini kenapa?
19
Saya sih bisa aja, yang penting bisa dekat dengan putri anda.
20
Kenapa perut aku sakit sekali?
21
Kami berdua memiliki hubungan yang spesial, Tuan.
22
Aku ingin berziarah ke makam keluar Om yang sudah tiada.
23
Abang pengen, jangan dilarang.
24
Aku yakin kalau kamu itu pasti Surya, sahabat aku.
25
Apa itu?
26
Jangan berniat jahat lagi, Sur.
27
Sepertinya, akan ada cara baru lagi untuk mengerjai pria tua itu.
28
Dia pembunuhnya, dia adalah iblis.
29
Kalau dia hamil lagi, itu artinya akan ada tumbal lagi.
30
Ada kebencian yang besar, dendam yang akan menghancurkan kamu.
31
Siapa itu?
32
Sebenarnya ada apa dengan suamiku?
33
Dosa besar apa yang pernah anda lakukan?
34
Apakah mereka itu orang yang sama?
35
Oke, aku setuju.
36
Tumbal Lagi
37
Anggi mengalami depresi berat, Pak.
38
Semuanya terasa menyenangkan, Juragan Karya.
39
Berikan aku satu tumbal lagi, Surya.
40
Rencana ok!
41
Dia harus merasakan apa yang sudah aku rasakan dulu!
42
Hancur
43
Apa mungkin Surya?
44
Masih ingat dengan bu Sari?
45
Aku harus bagaimana?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!