Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.

Surya tidak menyangka akan dipertemukan secepat ini dengan Anggi, padahal dia malah melupakan rencana balas dendamnya dengan Juragan Karya. Dia terlalu sibuk mencari tumbal pertamanya.

Anggi terlihat memakai crop top dipadupadankan dengan celana kulot panjang berwarna hitam, wanita itu terlihat cantik walaupun wajahnya nampak cemberut.

"Pucuk dicinta ulam pun tiba, kini saatnya aku untuk mendekati gadis cantik itu."

Wanita itu sedang duduk di depan sebuah Kafe, Kafe itu terlihat begitu sepi. Padahal, di sekitar Kafe itu terlihat begitu ramai sekali. Surya tanpa ragu langsung menghampiri gadis itu dan duduk tepat di samping Anggi.

"Kenapa cemberut seperti itu?"

Anggi yang sedang larut dalam lamunannya langsung tertarik ke alam nyata, lalu dia menolehkan wajahnya ke arah Surya.

"Eh? Siapa elu?" tanya Anggi yang begitu kaget dan terlihat begitu waspada.

Surya tertawa kecil, dia menertawakan dirinya sendiri karena lupa kalau dia bukanlah Surya yang dulu lagi. Pria yang kini terlihat semakin tampan dan muda itu langsung mengulurkan tangannya.

"Gue, Surya. Elu siapa?"

Anggi awalnya terlihat begitu waspada, tetapi setelah Surya tersenyum sambil menatap wajah wanita itu dengan senyum manisnya, Anggi ikut tersenyum sambil membalas uluran tangan dari Surya.

Wanita itu bahkan seolah terhipnotis dengan ketampanan dari Surya, dia menatap Surya tanpa berkedip sama sekali. Surya langsung terkekeh sambil menepuk pundak wanita itu.

"Sorry, elu siapa ya?" tanya Surya yang mengagetkan Anggi.

"Eh? Gue, Anggi. Elu ngapain di sini?"

Anggi benar-benar merasa bingung karena tiba-tiba saja ada pria yang mendekati dirinya, pria itu terlihat sok dekat dan seakan kepada dirinya.

Anggi takut kalau pria itu memiliki niat terselubung kepada dirinya, dia takut kalau orang itu akan melakukan hal yang tidak tidak kepada dirinya.

"Gue terhipnotis sama wanita cantik yang sedang duduk di sini, makanya gue ikut duduk. Elu sendiri lagi ngapain di sini?"

Anggi buru-buru menarik tangannya, kemudian dia tersenyum canggung sambil menolehkan wajahnya ke arah Kafe.

"Gue lagi nunggu pacar gue di dalem, kita lagi pailit. Kafe hampir bangkrut, gue pengen kasih modal tapi gak bisa."

Surya sempat merasa aneh mendengar apa yang dikatakan oleh Anggi, Karena setahunya Wanita itu memiliki ayah yang kaya. Seharusnya Anggi bisa memberikan modal yang besar kepada kekasihnya yang hampir bangkrut itu.

"Kenapa bisa bangkrut?"

Sebenarnya jauh di lubuk hatinya dia tidak ingin banyak berkata-kata dengan Surya, tetapi anehnya ketika dia melihat surat mata pria itu, dia selalu saja ingin menyimpan ucapan dari pria itu.

"Pas bikin Kafe modalnya emang udah kurang," jawab Anggi.

"Gak punya modal cukup kenapa harus membuat Kafe?"

Anggi menolehkan wajahnya ke kanan dan ke kiri, tak lama kemudian dia menatap Surya dengan lekat.

"Gue bakal cerita, tapi elu jangan cerita sama siapa pun."

Surya dalam hatinya tertawa dengan begitu kencang, karena ternyata mendekati Anggi sangatlah mudah. Dia tinggal menjalankan rencana selanjutnya, agar wanita itu masuk ke dalam jebakan.

"Oke," ujar Surya.

"Jadi gini, gue itu pacaran sama Sehan udah tiga tahun. Tapi bokap gak setuju sama hubungan kita, kata bokap Sehan bukan pria yang sepadan dengan keluarga kita."

Surya sudah bisa menebak kalau masalahnya tentunya dengan uang, karena pria brengsek yang sudah memperkosa ibunya itu memanglah pria mata duitan.

Semuanya diukur dengan uang, tidak pernah ada ketulusan dari Juragan Karya terhadap manusia lainnya.

"Terus, elu maksa kita berhubungan dengan Sehan dan berusaha untuk membuat pria itu kaya?"

"He'em, semua tabungan gue dibuat modal Kafe sama duitnya Sehan. Tapi, Kafenya tak sesuai harapan."

Surya melebarkan senyumnya, karena ini adalah kesempatan untuk dirinya mendekati Anggi. Ini adalah kesempatan baginya untuk masuk ke dalam permainan yang sepertinya akan sangat menyenangkan.

"Bagaimana kalau Kafenya gue beli aja?"

"Gila! Mana bisa kaya gitu? Terus, gue usaha apa sama cowok gue?"

"Gampang, elu sama cowok elu nanti gue kasih kepercayaan buat ngelola Kafe. Semua modal dari gue, pokoknya semua masalah uang dari gue, kurang enak apa coba?"

Anggi terdiam sejenak memikirkan tawaran dari Surya, penawaran dari pria itu sangat menggiurkan. Dia masih tetap bisa mengelola Kafe itu, dia juga bisa mendapatkan uang dari hasil penjualan Kafe tersebut.

"Boleh deh, tapi... kalau suatu saat bokap sama nyokap gue datang, gue maunya bokap sama nyokap gue taunya Kafe ini milik cowok gue."

"Gampang, tapi gue juga punya syarat."

"Apa?" tanya Anggi.

"Elu harus jadi cewek gue," jawab Surya.

"Elu gila! Mana bisa kaya gitu? Gue udah punya cowok, gue berani ngelakuin ini semua karena demi cowok gue. Mana mungkin gue harus selingkuh sama elu?"

Surya mengambil ponsel milik Anggi yang sedang dia pegang, lalu dia memasukkan nomor ponselnya dan berkata.

"Kalau setuju hubungi gue, masalah uang bagi gue adalah hal yang gampang. Yang penting elu mau jadi cewek gue, semua yang elu mau bakal gue kabulkan."

Anggi terlihat begitu keberatan dengan apa yang dikatakan oleh Surya, walaupun hubungannya tidak bisa setujui dengan Sehan, tetapi selama ini wanita itu berusaha untuk mewujudkan keinginannya untuk bisa terus bersama dengan Sehan.

Juragan Karya selalu meminta dirinya untuk menikah dengan orang kaya, bahkan wanita itu akan dijodohkan dengan orang kaya oleh ayahnya tersebut. Namun, Anggi begitu mencintai Sehan.

Dia akan berusaha membuat pria itu kaya, agar nantinya ayahnya akan menyetujui hubungannya dengan pria itu. Walaupun selalu saja dirasa sulit.

"Kayaknya gak bisa kalau gue harus jadi cewek elu, karena itu artinya gue selingkuh dari Sehan."

Surya tidak pantang menyerah, karena tentunya dia ingin mewujudkan balas dendamnya terhadap Juragan Karya dimulai dari sekarang

"Gue balik dulu, elu pikirin tawaran gue baik-baik. Kalau udah deal bisa langsung telepon gue, elu obrolin masalah pembelian Kafe dengan Sehan. Nanti kalau udah sama-sama setuju kabarin aja," ujar Surya.

"Eem," jawab Anggi bingung.

Surya langsung pergi dari sana dengan menggunakan mobil sport miliknya, Anggi tentunya merasa kagum saat melihat pria tampan itu masuk ke dalam mobil dan pergi dengan terlihat begitu gagah.

"Ya Tuhan, Anggi. Sepertinya pria itu lebih segalanya dari Sehan," ujar Anggi dengan senyum penuh kebanggaan saat mengatakan hal itu.

Namun, tak lama kemudian dia menepuk jidatnya. Lalu, Anggi menatap wajah Sehan yang baru saja keluar dari dalam Kafe.

"Tapi ada dia yang mencintai elu, Anggi. Dia rela mengorbankan segalanya demi elu, jangan macam-macam." Anggi berusaha mengingatkan dirinya sendiri.

"Ada apa, Yang? Kok kamu kaya yang lagi mikir keras gitu?" tanya Sehan.

"Ehm! Duduk, Yang. Kita bicarain," jawab Anggi sambil menepuk bangku kosong di sampingnya.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

disamping balas dendam sm juragan Kerya.. Anggi akan di jadikan tumbal juga sm Surya

2025-01-17

0

lihat semua
Episodes
1 Kamu masih tetap cantik, Sari.
2 Kenapa perasaanku tidak enak?
3 Apa mungkin Juragan Karya pelakunya?
4 Jika kamu mau kaya, kamu harus menjadi sekutu iblis.
5 Mau, aku mau menjadi sekutu iblis.
6 Aku rela keluar dari agamaku, asal mendapatkan apa yang aku mau.
7 Apakah aku sudah mati?
8 Kenapa harus sudah memberi tumbal saja?
9 Ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini.
10 Jangankan jadi pacar kamu, jadi suami kamu saja aku mau.
11 Abang kok baik banget sih?
12 Ini sudah waktunya, Sayang.
13 Kamu tidak akan lolos, Heni!
14 Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.
15 Tidak ada pilihan, elu bakal jadi milik gue.
16 Terima kasih, Sayang.
17 Kenapa gue bisa di sini?
18 Sebenarnya gue ini kenapa?
19 Saya sih bisa aja, yang penting bisa dekat dengan putri anda.
20 Kenapa perut aku sakit sekali?
21 Kami berdua memiliki hubungan yang spesial, Tuan.
22 Aku ingin berziarah ke makam keluar Om yang sudah tiada.
23 Abang pengen, jangan dilarang.
24 Aku yakin kalau kamu itu pasti Surya, sahabat aku.
25 Apa itu?
26 Jangan berniat jahat lagi, Sur.
27 Sepertinya, akan ada cara baru lagi untuk mengerjai pria tua itu.
28 Dia pembunuhnya, dia adalah iblis.
29 Kalau dia hamil lagi, itu artinya akan ada tumbal lagi.
30 Ada kebencian yang besar, dendam yang akan menghancurkan kamu.
31 Siapa itu?
32 Sebenarnya ada apa dengan suamiku?
33 Dosa besar apa yang pernah anda lakukan?
34 Apakah mereka itu orang yang sama?
35 Oke, aku setuju.
36 Tumbal Lagi
37 Anggi mengalami depresi berat, Pak.
38 Semuanya terasa menyenangkan, Juragan Karya.
39 Berikan aku satu tumbal lagi, Surya.
40 Rencana ok!
41 Dia harus merasakan apa yang sudah aku rasakan dulu!
42 Hancur
43 Apa mungkin Surya?
44 Masih ingat dengan bu Sari?
45 Aku harus bagaimana?
Episodes

Updated 45 Episodes

1
Kamu masih tetap cantik, Sari.
2
Kenapa perasaanku tidak enak?
3
Apa mungkin Juragan Karya pelakunya?
4
Jika kamu mau kaya, kamu harus menjadi sekutu iblis.
5
Mau, aku mau menjadi sekutu iblis.
6
Aku rela keluar dari agamaku, asal mendapatkan apa yang aku mau.
7
Apakah aku sudah mati?
8
Kenapa harus sudah memberi tumbal saja?
9
Ternyata tidak ada yang gratis di dunia ini.
10
Jangankan jadi pacar kamu, jadi suami kamu saja aku mau.
11
Abang kok baik banget sih?
12
Ini sudah waktunya, Sayang.
13
Kamu tidak akan lolos, Heni!
14
Gue bisa bantu, tapi ada syaratnya.
15
Tidak ada pilihan, elu bakal jadi milik gue.
16
Terima kasih, Sayang.
17
Kenapa gue bisa di sini?
18
Sebenarnya gue ini kenapa?
19
Saya sih bisa aja, yang penting bisa dekat dengan putri anda.
20
Kenapa perut aku sakit sekali?
21
Kami berdua memiliki hubungan yang spesial, Tuan.
22
Aku ingin berziarah ke makam keluar Om yang sudah tiada.
23
Abang pengen, jangan dilarang.
24
Aku yakin kalau kamu itu pasti Surya, sahabat aku.
25
Apa itu?
26
Jangan berniat jahat lagi, Sur.
27
Sepertinya, akan ada cara baru lagi untuk mengerjai pria tua itu.
28
Dia pembunuhnya, dia adalah iblis.
29
Kalau dia hamil lagi, itu artinya akan ada tumbal lagi.
30
Ada kebencian yang besar, dendam yang akan menghancurkan kamu.
31
Siapa itu?
32
Sebenarnya ada apa dengan suamiku?
33
Dosa besar apa yang pernah anda lakukan?
34
Apakah mereka itu orang yang sama?
35
Oke, aku setuju.
36
Tumbal Lagi
37
Anggi mengalami depresi berat, Pak.
38
Semuanya terasa menyenangkan, Juragan Karya.
39
Berikan aku satu tumbal lagi, Surya.
40
Rencana ok!
41
Dia harus merasakan apa yang sudah aku rasakan dulu!
42
Hancur
43
Apa mungkin Surya?
44
Masih ingat dengan bu Sari?
45
Aku harus bagaimana?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!