BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS

Aku pura-pura tidak peduli, meskipun dalam hatiku ada rasa puas yang terus berkembang. "Oh, Laras memang orang yang mudah bergaul, Danu. Kami hanya berbincang-bincang sedikit tentang pekerjaan dan kehidupan, itu saja. Laras kan model terkenal, pasti banyak cerita menarik," jawabku sambil tersenyum, berusaha terlihat natural.

Mas Bayu mengangguk, seakan membenarkan kata-kataku. "Benar, Danu. Laras sangat menyenangkan, banyak cerita menarik yang dia bagi. Pekerjaannya memang cukup menantang," jawabnya, masih dengan nada yang agak lebih hangat saat berbicara dengan Laras.

Danu tidak melanjutkan pertanyaannya, namun aku bisa melihat ekspresi di wajahnya yang mulai berubah. Mungkin dia mulai merasakan ketegangan di antara kami, namun aku tidak peduli. Mas Bayu dan Laras semakin dekat, dan itu adalah langkah besar dalam rencana yang aku susun.

Setelah beberapa saat, aku beranjak dari tempat duduk dan mendekati Mas Bayu dan Laras. "Mas Bayu, Laras, kalian sudah pasti akan jadi teman yang sangat baik, ya?" kataku, memberi tekanan pada kata "teman" dengan sedikit kesan menggoda.

Mas Bayu tersenyum, tapi aku bisa merasakan ada sesuatu yang mulai berubah. "Iya, Caca, sepertinya kita akan sering bertemu, kan Laras?" jawabnya, kali ini dengan lebih banyak perhatian pada Laras.

Laras tersenyum penuh percaya diri. "Tentu, Mas Bayu. Kita pasti akan banyak ngobrol lagi. Saya rasa kita bisa banyak belajar satu sama lain," jawabnya, membuat suasana semakin tegang namun menggoda.

Aku duduk kembali di sofa, menyaksikan kedekatan mereka yang semakin terjalin. Danu yang masih terlihat bingung, mulai fokus pada hal lain, sementara aku hanya tersenyum dalam hati. Ini baru permulaan. Rencana yang aku susun sudah berjalan dengan sempurna. Aku hanya perlu memastikan agar semuanya tetap berjalan lancar.

Aku duduk terdiam setelah percakapan dengan Mbak Dina, merasa bingung dan cemas. Aku benar-benar tak menyangka jika Mbak Dina bisa mengetahui kalau Mas Bayu pergi keluar kota dan bertemu dengan Laras. Dari mana dia mendapatkan informasi itu? Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres, sesuatu yang lebih besar dari yang aku perkirakan.

Aku mulai mengingat kembali setiap langkah yang aku buat, setiap percakapan yang mungkin terlewat, dan entah bagaimana aku merasa seperti ada yang mengawasi. Mungkinkah ada seseorang yang mengikutiku? Atau mungkin ada yang memberitahu Mbak Dina tentang pertemuan itu? Pikiran-pikiran ini terus berputar di kepalaku.

Aku mencoba mengalihkan perasaan cemas itu, tapi tak bisa. Setelah Mbak Dina pergi, aku kembali ke ruang tamu, duduk di sofa dengan tangan yang gemetar. Laras yang duduk di dekatku melihatku dengan ekspresi yang tak bisa kubaca. "Caca, ada apa? Kamu kelihatan tidak tenang," tanyanya, suaranya lembut namun tajam menembus kecemasan yang membelenggu pikiranku.

Aku memaksakan senyum. "Tidak ada apa-apa, Laras. Hanya sedikit... masalah pribadi," jawabku, berusaha tidak memperlihatkan betapa tertekannya aku saat itu.

Tapi Laras, yang semakin dekat dengan Mas Bayu, mulai memperhatikan perubahan ekspresiku. "Jangan bohong, Caca. Aku bisa melihat kalau kamu sedang khawatir tentang sesuatu," katanya dengan nada yang lebih serius. "Mungkin aku bisa membantu."

Aku menghela napas dalam-dalam. "Mbak Dina tahu tentang pertemuan kita di luar kota," kataku akhirnya, suaraku terhenti sesaat karena rasa cemas yang menguasai diriku. "Aku tidak tahu bagaimana dia bisa mengetahuinya, padahal aku sudah berusaha sangat hati-hati."

Laras tampaknya terkejut, namun kemudian dia mengangguk dengan bijak. "Mungkin dia sudah mencurigai kita sejak lama. Atau, siapa tahu ada yang memberi informasi tentang pertemuan itu," jawabnya, matanya berpikir keras.

Aku mengangguk pelan, mencoba mencerna kata-katanya. "Itu yang membuatku bingung, Laras. Aku benar-benar tidak tahu siapa yang bisa memberi informasi seperti itu kepada Mbak Dina. Aku harus lebih hati-hati lagi sekarang," kataku dengan nada serius.

Laras tersenyum sedikit, seolah mencoba menenangkan aku. "Tenang saja, Caca. Selama kamu tetap tenang dan tidak terburu-buru, kita masih bisa lanjutkan rencana ini. Tapi hati-hati, jangan sampai dia mendapatkan bukti yang lebih kuat," nasihatnya.

Aku hanya bisa mengangguk, meskipun hatiku masih gelisah. Aku tahu bahwa sekarang aku harus lebih berhati-hati. Mbak Dina tidak akan mudah dikalahkan, dan dia pasti akan terus mengawasi setiap gerak-gerikku. Tetapi aku juga tak bisa mundur. Semua yang sudah aku rencanakan tidak bisa dipatahkan begitu saja. Aku harus tetap melangkah maju, walaupun ini semakin berbahaya.

Sementara aku terjebak dalam kecemasan dan kebingunganku, di sisi lain, Mas Bayu sama sekali tidak menyadari bahwa setiap langkahnya selama ini telah diawasi oleh istrinya, Mbak Dina. Meskipun ia merasa bebas dan terpesona dengan kedekatannya bersama Laras, Dina ternyata telah melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar mencurigai. Dia benar-benar mempersiapkan langkah-langkah strategis untuk melindungi rumah tangganya, bahkan jika itu berarti harus mengetahui apa yang terjadi di balik punggung suaminya.

Diam-diam, Dina sudah menyuruh orang untuk mengawasi setiap gerakan Bayu ketika dia bersama Laras. Ini bukan hanya masalah kecemburuan, tapi lebih kepada kebutuhan Dina untuk mengontrol situasi yang semakin tidak terkendali baginya. Dia tahu suaminya, dan dia tahu bagaimana cara membuatnya merasa nyaman dan aman untuk membuka diri tanpa menyadari bahwa ada mata yang mengawasi setiap gerakannya.

Begitu Bayu pergi keluar kota bersama aku dan Laras, Dina sudah mengambil langkah untuk memata-matai mereka. Dia meminta seseorang yang dapat dipercaya untuk mengikuti dan memonitor apa yang sebenarnya terjadi selama pertemuan itu. Karena itu, tak mengherankan jika dia tahu persis bahwa mereka berdua menghabiskan waktu bersama di luar kota, tanpa Bayu menyadari bahwa dia telah terjebak dalam permainan yang lebih besar dari yang ia bayangkan.

Mbak Dina mungkin tampak tenang di luar, tapi dia sebenarnya sedang merencanakan untuk menjaga segala sesuatunya tetap terkendali. Bahkan sebelum kami pergi ke luar kota, dia sudah memiliki strategi untuk memastikan bahwa segala yang terjadi antara Bayu dan Laras tidak akan mengganggu kebahagiaannya.

Aku sendiri merasa cukup terkejut mengetahui bahwa Dina sudah mulai mengambil tindakan preventif tanpa memberiku kesempatan untuk bergerak lebih jauh. Ternyata, aku tidak sendirian dalam permainan ini, dan meskipun aku berpikir semuanya berjalan sesuai rencana, Dina sudah lebih dulu melangkah dengan cara yang lebih cerdik.

Bayu, yang merasa nyaman dan terbuai dengan pujian dan perhatian Laras, tak pernah menyadari bahwa langkah-langkahnya dipantau, dan setiap percakapan serta pertemuannya dengan Laras bisa saja menjadi bahan yang digunakan oleh Dina untuk merencanakan langkah selanjutnya. Perbedaan antara kami—aku yang berusaha untuk mengatur segalanya, dan Dina yang bermain dengan cara yang lebih diam-diam dan tak terduga—membuat suasana semakin rumit. Kini, aku harus lebih berhati-hati karena Dina bukanlah lawan yang mudah untuk dihadapi.

Ketika Mbak Dina mulai memberikan ancaman itu, seolah-olah dunia berhenti berputar sejenak. Kata-kata yang dia lontarkan begitu tajam dan memukul, lebih dalam dari yang bisa aku bayangkan. "Caca," katanya dengan nada yang datar namun penuh ancaman, "Aku tahu apa yang kau sembunyikan selama ini. Aku tahu apa yang kau lakukan saat masih remaja. Kau kira aku tidak bisa menemukan apa pun tentang masa lalumu?"

Episodes
1 BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2 BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3 BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4 BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5 BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6 BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7 BAB 7 TIDAK BEBAS
8 BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9 BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10 BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11 BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12 BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13 BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14 BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15 BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16 BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17 BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18 BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19 BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20 BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21 BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22 BAB 22 TERASINGKAN
23 BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24 BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25 BAB 25 MASA LALU CACA
26 BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27 BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28 BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29 BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30 BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31 BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32 BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33 BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34 BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35 BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36 BAB 35 CACA HAMIL
37 BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38 BAB 37 CACA BERCERAI
39 BAB 38 POV DINA
40 BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41 BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42 BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43 BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44 BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)
Episodes

Updated 44 Episodes

1
BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2
BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3
BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4
BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5
BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6
BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7
BAB 7 TIDAK BEBAS
8
BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9
BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10
BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11
BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12
BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13
BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14
BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15
BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16
BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17
BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18
BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19
BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20
BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21
BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22
BAB 22 TERASINGKAN
23
BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24
BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25
BAB 25 MASA LALU CACA
26
BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27
BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28
BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29
BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30
BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31
BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32
BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33
BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34
BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35
BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36
BAB 35 CACA HAMIL
37
BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38
BAB 37 CACA BERCERAI
39
BAB 38 POV DINA
40
BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41
BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42
BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43
BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44
BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!